NAPZA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 8
Nama kelompok :
1. Risky anisah fitri lubis
2. riky handayani siregar
3. roma Amelia jambak
4. sarah hafsari nasution
5. siska rahmadani harahap
6. siti tri leliana lubis
7. sri wahyuni jambak
8. sumaiyah nst
PENDAHULUAN
Seringkali Kita mendengar para remaja yang terlibat dalam kasus narkoba (narkotika/naza/napza),
baik si remaja sebagai pecandu maupun selaku pengedar barang maksiat itu. Namun dalam prakteknya
dilapangan, sangatlah sulit untuk mampu mengidentifikasi remaja yang melakukan penyalahgunaan
narkotika dan alkohol maupun seseorang pecandu, sehingga diperlukan suatu teknik/trik khusus agar
mampu mengenalinya. Karena itulah perlu diketahui tentang tanda-tanda pada remaja yang kita curigai
kemungkinan apakah mereka terlibat penyalahgunaan napza, hal ini disarikan bersumber dari CDCP
(Centers For Disease Control And Prevention)
Obat atau zat yang sering disalah gunakan adalah obat alkohol, Benzodiazepin, Mariyuana,
Amfetamin, Kokain, Opium, Heroin, Morpin dll.
Semua jenis obat tersebut dapat mengakibatkan gangguan mental yang disebabkan oleh efek
langsung dari dari zat tersebut terhadap susunan saraf pusat.
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh
penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku,
memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan
pendidikannya. Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang bersifat patologis, yang menyebabkan
remaja mengalami sakit yang cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu
menghentikannya. Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi cukup berat ditandai dengan adanya
ketergantungn fisik yaitu toleransi dan sindroma putus zat.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode research library yaitu pengambilan
sumber dari buku-buku yang ada kaitannya dengan pembahasan atau studi pustaka.
D. SISTEMTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Narkoba yang juga sering disebut NAPZA adalah singkatan dari Narkotika dan obat-obatan terlarang
yang sering disalahgunakan. Penyalahgunaan obat adalah: Pemakaian di luar indikasi medik, tanpa
petunjuk/resep dokter, pemakaian sendiri secara relatif teratur sekurang-kurangnya selama satu bulan.
Seringkali Kita mendengar para remaja yang terlibat dalam kasus narkoba (narkotika/naza/napza),
baik si remaja sebagai pecandu maupun selaku pengedar barang maksiat itu. Namun dalam prakteknya
dilapangan, sangatlah sulit untuk mampu mengidentifikasi remaja yang melakukan penyalahgunaan
narkotika dan alkohol maupun seseorang pecandu, sehingga diperlukan suatu teknik/trik khusus agar
mampu mengenalinya. Karena itulah perlu diketahui tentang tanda-tanda pada remaja yang kita curigai
kemungkinan apakah mereka terlibat penyalahgunaan napza, hal ini disarikan bersumber dari CDCP
(Centers For Disease Control And Prevention).
Jika Anda menemukan minimal enam (6) tanda dari masing-masing kategori ciri-ciri dibawah ini yang
tampak pada remaja Anda dalam suatu periode waktu tertentu, maka segera berbicara kepada remaja
tersebut dan mencari bantuan seseorang ahli untuk menghindari remaja yang mencandu tersebut
terperosok lebih dalam lagi.
B. ETIOLOGI
Obat atau zat yang sering disalah gunakan adalah obat alkohol, Benzodiazepin, Mariyuana,
Amfetamin, Kokain, Opium, Heroin, Morpin dll.
Semua jenis obat tersebut dapat mengakibatkan gangguan mental yang disebabkan oleh efek
langsung dari dari zat tersebut terhadap susunan saraf pusat.
C. FAKTOR PENDUKUNG
a. Faktor predisposisi
Alasan pengguna NAPZA ini berbeda-beda dengan latar belakang individu dan lingkungan.
b. Faktor individu
Ø Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba.
Ø Penilaian diri negatif ( Low self esteem) seperti merasa kurang mampu dalam pelajaran, pergaulan,
penampilan diri dan status sosial ekonomi yang rendah.
Ø Identifikasi diri yang kabur akibat proses identifikasi denga orang tua/pasangan hidup yang berjalan
kurang baik.
c. Faktor lingkungan
Ø Tendensi keluarga.
Ø Penyakit kronis.
e. Faktor psikologis
Ø Gangguan kepribadian: anti sosial (resiko relatif 19,9%).
Ø Harga diri rendah: depresi (resiko relatif: 18,8%), faktor social, ekonomi.
Ø Disfungsi keluarga.
Ø Orang/ remaja yang mengalami gangguan idetitas diri, kecenderungan homoseksual, krisis identitas,
menggunakan zat untuk menyatakan kejantanannya.
Ø Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan dan penyalahgunaan zatadiktif: ganja, alkohol.
Ø Norma kebudayaan.
Ø Lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah yang terdapat banyak pengedar (mudah didapat:
resiko relatif 80 %).
g. Stressor presipitasi
Ø Pernyataan untuk mandiri dan dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan ( resiko relatif
untuk terlibat NAZA: 81,3%.
Seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan tertekan, dan ketertekanan itu dapat merupakan
faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahgunaan / ketergantungan NAZA, kondisi keluarga
yang tidak baik itu adalah :
Ø Keluarga yang tidak utuh : orang tua meninggal, orang tua cerai, dll.
i. Tingkah laku
Ø Kurang perhatian.
Ø Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran menurun, koma dan dapat menimbulkan kematian..
Ø Ephoria ringan.
Ø Sikap bermusuhan.
Ø Kadang bersikap murung, berdiam.
Ø Agresi.
Ø Terkantuk-kantuk.
Ø Bicara cadel.
Ø Hiperaktif.
Ø Iritabilitas.
Ø Sangat tegang.
Ø Gelisah, insomnia.
Ø Halusinasi, ilusi
Ø Kewaspadaan meningkat.
a. Mekanisme koping.
ü Proyeksi merupakan tingkah laku untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
g. Data khusus
Ø Sering menggunakan.
Ø Pemakai situasional, pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu (ketegangan, kesedihan atau
kekecewaan) .
Ø Ketergantungan (Dependence), telah terjadi toleransi dan gejala putus zat bila pemakai zat dihentikan
atau dikurangi.
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh
penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku,
memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan
pendidikannya. Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang bersifat patologis, yang
menyebabkan remaja mengalami sakit yang cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak
mampu menghentikannya. Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi cukup berat ditandai dengan
adanya ketergantungn fisik yaitu toleransi dan sindroma putus zat.
Rentang respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan yang berat. Indikator dari
rentang respon berdasarkan perilaku yang ditampakkanoleh remaja dengangangguan penggunaan zat
adiktif.
Menguunakan zat od saat berkumpul bersama-sama dengan teman sebaya, yang bertujuan untuk
rekreasi bersama teman sebaya.
Orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara individual, sudah merupakan
kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan diri atau
mengatasi masalah yang dihadapinya. Biasanya digunakan pada saat sedang konflik, stress, frustasi.
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah
berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan social dan pendidikan.
Ø Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan
fisik ditandai oleh adanya toleransi dan sindroma putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah
suatu kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti
menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga menimbulkan gejala
pemutusan zat.
1. Perubahan fisik:
Ø Badan kurus.
Ø Tanpak mengantuk.
2. Perubahan perilaku:
Ø Emosi labil.
Ø Takut sinar/air.
Ø Menyendiri.
Ø Bohong/mencuri.
Ø Menjual barang.
Ø Halusinasi.
Ø Paranoid.
Ø Berbicara kacau
Ø Akibat kelebihan pemakaian akan menyebabkan : nafas tersengal-sengal, kulit lembab dan dingin,
pupil mata mengecil, denyut nadi cepat dan lemah , kesadaran menurun danbisa berkibat lebih parah
sampai meninggal dunia.
Ø Gejala putus obat seperti gelisah, sukar tidur, mengigau, tertawa tidak wajar .
Ø Lebih waspada, bergairah, eporia, pupil mata meebar, denyut nadi meningkat, susah tidur nafsu
makan hilang
Ø Kelebihan pemakaian mengakibatkan gelisah, suhu badan naik, suka berhayal, tertawa tidak wajar
sampai bisa menimbulkan kematian
Ø suka berhayal
Komplikasi dari penyalahgunaan zat: Selain gangguan otak, dapat menyebabkan gangguan hati, usus,
seks, kelainan bayi (bila hamil), dan resiko kena kanker. Pencegahan:
1. Ketahuilah bahwa obat tersebut sangat berbahaya dan jangan sekali-kali mencoba.
2. Bina hubungan yang harmonis dengan orang tua sehingga perilaku kita lebih terkontrol.
4. Konsultasilah kepada petugas kesehatan bila anad memiliki masalah kesehatan termasuk
gangguan pikiran.
5. Pengobatan pasien yang mengalami ketergantungan obat tergantung dari tingkat keparahan atau
berat-ringan tingakat ketergantungan. Penyembuhannya memerlukan waktu yang relatif lama dan
membutuhkan biaya yang yang besar.
Perawat harus mengetahui masalah yang berkaitan dengan penggunaan NAPZA agar dapat
memberikan perawatan kepada klien secara efektif. Perawat mungkin ingin membantu tetapi terhalang
oleh persepsi bahwa pengguna NAPZA adalah orang yang sulit untuk diajajk bekerjasama dan malas.
Alkoholisme adalah fenomena dari etiologi yang kompleks melibatkan banyak faktor mental, physical,
genetik, dan lingkungan.
Perawat harus memahami perasaan seseorang tentang alkohol sehingga perawat dapat bekerja
secara efektif. Perawat jiwa juga membantu dalam mendampingi klien NAPZA dan keluarga dalam
melaksanakan terapi. Serta memberikan pendidikan kesehatan agar klien bisa berkomunikasi efektif dan
berpersepsi positif.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Fisik.
Secara keseluruhan, efek masing-masing golongan NAPZA pada fungsi fisiologis memiliki banyak
kesamaan. Data yang mungkin ditemukan pada klien yang menggunakan NAPZA antara lain : nyeri,
gangguan pola tidur, menurunnya selera makan, konstipasi, diare, perilaku seks melanggar norma, tidak
merawat diri, potensial komplikasi.
2. Emosional.
Perasaan gelisah (takut diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya. Potensial
mengalami gangguan mental dan perilaku. Dengan tambahan gejala-gejala emosional yang terdapat
pada masing-masing NAPZA.
3. Sosial.
Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien adalah teman pengguna zat, anggota keluarga lain,
pengguna zat di lingkungan sekolah atau kampus.
4. Intelektual.
Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu untuk berhenti, aktivitas sekolah
atau kuliah yang menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti..
Tujuan : klien mampu berkonsentrasi dan meningkatkan daya pikir ke hal-hal positif.
5. Spiritual.
Kegiatan keagamaan kurang atau tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubahan
perilaku mis., mencuri, berbohong.
6. Keluarga.
Ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan ekonomi
keluarga oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak efektif, dukungan moril terhadap klien tidak
terpenuhi.
Tujuan : keluarga mampu merawat klien sampai akhirnya mampu mengantisipasi terjadinya
kekambuhan (relapse).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Alkohol
2. Halusinogen.
daya ingat.
3. Stimulan.
4. Depresan.
Kriteria hasil:
Intervensi:
Identifikasi tingkat gejala putus alkohol, misalnya tahap I diasosiasikan dengan tanda/gejala
hiperaktivitas (misalnya tremor, tidak dapat beristirahat, mual/muntah, diaforesis, takhikardi,
hipertensi); tahap II dimanifestasikan dengan peningkatan hiperaktivitas ditambah dengan
halusinogen; tingkat III gejala meliputi DTs dan hiperaktifitas autonomik yang berlebihan
dengan kekacauan mental berat, ansietas, insomnia, demam.
Pantau aktivitas kejang. Pertahankan ketepatan aliran udara. Berikan keamanan lingkungan
misalnya bantalan pada pagar tempat tidur.
Periksa refleks tenton dalam. Kaji cara berjalan, jika memungkinkan
Bantu dengan ambulasi dan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
Kolaborasi
A. KESIMPULAN
Narkoba yang juga sering disebut NAPZA adalah singkatan dari Narkotika dan obat-obatan terlarang
yang sering disalahgunakan. Penyalahgunaan obat adalah: Pemakaian di luar indikasi medik, tanpa
petunjuk/resep dokter, pemakaian sendiri secara relatif teratur sekurang-kurangnya selama satu bulan.
Obat atau zat yang sering disalah gunakan adalah obat alkohol, Benzodiazepin, Mariyuana,
Amfetamin, Kokain, Opium, Heroin, Morpin dll. Sedangan faktor pendukungnya terdiri dari: Faktor
(presdiposisi, individu, lingkungan, biologis genetic, psikologis, sosial kultur).
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh
penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku,
memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan
pendidikannya.
Tanda-tanda umum pengguna NAPZA adalah: perubahan fisik dan prilaku. Sedangkan tnada-tanda
klinis daripengguna NAPZA adalah: menghambat fungsi saraf, penyalahgunaan yang berefek stimultan,
penyalahgunaan yang berefek halusinasi.
Komplikasi dari penyalahgunaan zat: Selain gangguan otak, dapat menyebabkan gangguan hati, usus,
seks, kelainan bayi (bila hamil), dan resiko kena kanker. Perawat harus mengetahui masalah yang
berkaitan dengan penggunaan NAPZA agar dapat memberikan perawatan kepada klien secara efektif.
B. SARAN
sebagai tenaga kesehatan khususnya kita harus terus memberikan penyuluhan tentang
penyalahgunaan obat-obat NAPZA. karena masyarakat awam masih menganggap bahwa obat-obat
NAPZA ini tidak berbahaya, pada kenyataannya banyak remaja di Indonesia khususnya yang meninggal
dikarenakan obat-obat yang termasuk dalam golongan NAPZA. selain itu juga kita harus menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan penyalahgunaan obat-obat NAPZA secara baik dan benar.