Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Siska Iskandar,MAN

NAMA : RIZKI NUR AKBAR

NIM : 202201025

PRODI: D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAPTA BAKTI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2024


LAPORAN PENDAHULUAN

MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
A. Konsep Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag
tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti: Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam. (Yoedhas, 2010).
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri. (Carpenito, Lynda Juall-
Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri negatif
mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita – cita.
(Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

2. Etiologi
Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang yaitu :
a. Faktor predisposisi Menurut (Fitria 2009, p. 6) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah
kronik adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis.

b. Faktor presipitasi Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. (Fitria,2009, p.6)

3. Patopsikologis
Harga diri rendah muncul apabila lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuanya. 10 Proses terjadinya harga diri rendah disebabkan karena sering disalahkan pada masa
kecil, jarang diberi pujian atas keberhasilanya. Individu pada saat mencapai masa remaja keberadaanya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di
sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. (Keliat, dkk. (2011, p. 76)

4. Rentang respons harga diri rendah


Rentang Respon
Respon Adaftif Respons Maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan pikiran/Delusi


Persepsi Akurat Ilusi Halusinasi
Emosi Konsisiten Reaksi emosi berlebihan Berespon Emosi
Perilaku Sesuai Perilaku aneh/tidak biasa Isolasi Sosial

5. Tanda dan Gejala


Tanda dan dan gejala harga diri rendah
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :
a) Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima.
c) Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d) Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya. (Yosep, 2009)

5. Pencegahan
a. Meningkatkan Harga Diri
b. Identifikasi pikiran, perasaan, gejala fisik, dan perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah
c. Dengarkan monolog diri Anda
d. Temukan secara pasti perasaan Anda tentang diri sendiri
e. Carilah tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan harga diri rendah
f. Periksa perilaku Anda untuk melihat apakah harga diri rendah memengaruhi hidup
Anda
g. Identifikasi pikiran-pikiran negatif Anda
h. Jangan menjadi orang yang mengomel, meremehkan, atau mengejek
i. Hindari menjadi seorang generalis
j. Lawan dorongan untuk menjadi seorang pembanding.

6. Mekanisme koping
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2015) adalah:
a. Jangka pendek
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-obatan, kerja
keras, nonton TV terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman, politik).
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga kontes popularitas).
4. Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan obat)
b. Jangka panjang
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat

7. Pohon Masalah
Menurut (Yosep, 2014, p. 264) pohon masalah pasien harga diri rendah yaitu :
Isolasi Sosial (Effect)

Harga Diri Rendah (Core Problem)

Koping Tidak Efektif (Causa)

8. Penatalaksanaan
a. Psikofarmaka
(1) Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
a) Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya
berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi, gangguan perasaan dan
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dam melakukan kegiatan rutin.
b) Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem ekstra
piramidal.
c) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris, ketergantungan
obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan CNS Depresi.
d) Efek samping
1. Sedasi
2. Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut kering,
kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).
3. Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindrom
parkinsontremor, bradikinesia rigiditas).
4. Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomasti).
5. Metabolik (Jaundice)
6. Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka pan
(2) Halloperidol ( HP ): 3 x 5 mg
a) Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia, pengendalian
hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
b) Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai antipsikosis kuat
dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif, skizofrenia dan sindrom
paranoid. Di samping itu halloperidol juga mempunyai daya anti emetik yaitu
dengan menghambat sistem dopamine dan hipotalamus. Pada pemberian oral
halloperidol diserap kurang lebih 60–70%, kadar puncak dalam plasma dicapai
dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4 jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan
ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar diekskresikan bersama urine dan
sebagian kecil melalui empedu.
c) Kontra indikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif terhadap
halloperidol, dan keadaan koma.
d) Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi ekstapiramidal
seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi gangguan percernaan
dan perubahan hematologik ringan, akatsia, dystosia, takikardi, hipertensi, EKG
berubah, hipotensi ortostatik, gangguan fungsi hati, reaksi alergi, pusing,
mengantuk, depresi, oedem, retensio urine, hiperpireksia, gangguan akomodasi.
(3) Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
a) Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstra piramidal berkaitan
dengan obat-obatan antipsikotik.
b) Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan kedua
neurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat
asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamin dan kelebihan
asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptor asetilkolin disekat pada sinaps untuk
mengurangi efek kolinergik berlebih.
c) Kontra indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau antikolonergik lain, glaukoma, ulkus peptik
stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak di bawah 3
tahun, kolitis ulseratif.
d) Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,
disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan, amnesia,
sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, hipertensi, takikardi,
palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria, dermatitis lain. Pada
gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah, distres epigastrik, konstipasi,
dilatasi kolon, ileus paralitik, parotitis supuratif. Pada perkemihan seperti retensi
urine, hestitansi urine, disuria, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi.
Pada psikologis seperti depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.

b. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi
karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik.
Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005)

1. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)


ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2005)

2. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan
sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori,
therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok
sosialisasi (Keliat dan Akemat,2005). Dari empat jenis therapy aktivitas
kelompok diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan
konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi
persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy
yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman
atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.(Keliat
dan Akemat,2005).

9. Analisis Data
No Data Masalah
1 Subjektif : Harga diri rendah
1. Biasanya pasien pernah di kronis
tolak di lingkungan
2. Biasanya pasien tidak di hargai
di lingkungan
3. Biasanya pasien pernah
mengalami trauma masa lalu
4. Adanya stigma di masyarakat,
rasa malu dan penyelahan dari
lingkungan sosial yang di
alami keluarga atau pasien.
5. Biasanya di keluarga pasien
sudah ada yang mengalami
gangguan jiwa
6. Biasanya pasien kurang
percaya diri terhadap dirinya
terutama pada bagian
tubuhnya.
Data Objektif :
1. Biasanya mendapatkan pengucilan
dari lingkungan.
2. Biasanya kontak mata tidak fokus,
seperti saat di ajak berbicara selalu
menunduk.

10. Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria hasil
1 Harga diri 1. Penilaian diri Intervensi utama (manajemen perilaku)
rendah kronis positif meningkat Observasi
2. Perasaan a. Indetifikasi harapan untuk
memiliki mengendalikan perilaku
kelebihan atau
kemampuan Terapeutik
positif meningkat a. Diskusikan tanngung jawab
3. Penerimaan terhadap perilaku
penilaian positif b. Jadwalkan
terhadap diri kegiatan
sendiri terstruktur
meningkat c. Ciptakan dan pertahankan
4. Minat mencoba lingkungan dan kegiatan
hal baru perawatan konsisten setiap
meningkat dinas.
5. Berjalan d. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
menampakkan kemampuan
wajah meningkat e. Batasi jumlah pengunjung
6. Postur tubuh f. Bicara dengan nada rendah dan
menampakkan tenang.
wajah meningkat g. Lakukan kegiatan pengalihan
7. Konsentrasi terhadap sumber agitasi
meningkat h. Cegah perilaku pasif dan agresif
8. Tidur meningkat i. Beri penguatan positif terhadap
9. Kontak mata keberhasilan mengendalikan
meningkat perilaku
10. Gairah aktivitas j. Lakukan pengekangan fisik
meningkat sesuai dengan indikasi
11. Aktif meningkat k. Hindari bersikap menyudutkan
12. Percaya diri dan menghentikan pembicaraan
berbicara l. Hindari sikap mengancam dan
meningkat berdebat
13. Perilaku asertif m. Hindari berdebat atau menawar
meningkat batas perilaku yang telah
14. Kemampuan ditetapkan
membuat Edukasi
keputusan Informasikan keluarga bahwa keluarga
meningkat sebagai dasar pembentukan kognitif
15. Perasaan malu
menurun
16. Perasaan bersalah
menurun

Anda mungkin juga menyukai