Anda di halaman 1dari 22

INTRODUCTION REPORT AND IMPLEMENTATION STRATEGY

PSYCHIATRIC NURSING CARE IN LOW SELF-ESTEEM PATIENT

SINATRIA KRISDAYANTO

P1337420922074

NERS PROFESSIONAL STUDY


NURSING DEPARTMENT
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
A. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Nita Fitria, 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima
lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry Yosep,
2009).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010). Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah
penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak
percaya pada diri sendiri.
2. Penyebab/ Etiologi
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara (Ircham, 2008):
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada
klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi harga diri rendah adalah penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik. Tergantung pada orang tua dan
ideal diri yang tidak realistik. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak,
tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.
Faktor presipitasi
a. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau
posisi
b. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
c. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
d. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
e. Perkembangan transisi
Perubahan norma dengan nilai yang tak sesuai dengan diri
f. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
g. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur
pengobatan dan perawatan.
3. Tanda dan Gejala:
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)Perasaan malu
terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker
1. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
2. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
3. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
4. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
5. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4. Akibat
Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan
mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain (isolasi
diri). Hal yang lebih parah adalah ketika klien dengan harga diri yang rendah
disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan (resiko
bunuh diri).

5. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena
berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke
masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas yang terdiri dari:
a. Terapi aktivitas
1) Terapi seni
Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni
2) Terapi musik
Fokus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu
menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.
3) Terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif, meningkatkan
partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan
b. Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat, klien lain,
perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat
c. Terapi kelompok
1) Kelompok terapeutik
2) Terapi aktivitas kelompok
2. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat – obatan kimia, yaitu obat – obatan
psikotropika, yang dapat mempengaruhi bagian – bagian otak tertentu dan
menekan atau mengurangi atau menghilangkan gejala – gejala tertentu pada
penderita.
Macam –macam psikofarmaka (5):
a. Golongan anti psikotik
Digunakan untuk menghilangkan gejala psikotik seperti waham dan
halusinasi ,penghayatan diri.Untuk obat jenis konvesional biasanya hanya
mampu menghilangkan gejala psitip saja, tetapi obat jenis atipkal bisa
menghilangka gejala positip dan gejala negatip. Jenisnya meliputi
chlorpromazine (promagtil,largagtil), haloperidol (haldol2mg,5mg),
trifluoperazine (stelasin 2mg 5mg), perphenazine, fluphenazine,
thioridazine (meleril), pimozide, clozapine (clozaril), sulpirideh,
risperidone (persidal), quetiapine, olanzapine.
b. Golongan anti cemas
Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa cemas melalui
penguatan inhibitor GABA (gama acid amino biturat). Untuk terapi-terapi
seperti gangguan cemas umum, cemas karena stress, gangguan tidur,
phobia, cemas dengan kondisi medik, cemas karena tindakan medis,
gangguan kejang, hysteria. Jenisnya meliputi diazepam (valium, valisanbe,
validex), chlordiazepoxide (cetabrium), alprazolam (atarax, xanax),
clobazam, lorazepam (ativan), buspirone, hidroxyzine, bromazepam.
c. Golongan anti depresi
Untuk pengobatan gejala depresi seperti mutisme ,hipoaktif dan
disforik. Disamping itu bisa untuk mengobati keadaan panik, enurises,
pada anak dengan gangguan perhatian, bumilia narkolepsi dan obsesi
kumpulsif. Tiga jenis obat anti depresan yaitu golongan tricyclik,selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI), monoamine oksidase inhibitor.
Macam-macam anti depresan meliputi amitriptyline(trilin), imipramine,
clomipramine, fluoxentine(kalcetin), srtraline(fridep), amoxapine,
moclobenide, citalopram, duloxetine, venlafaxine, maprotilin,
fluvoxamine, mirtazapine, paroxetine, tianeptine, mianserine.
d. Golongan anti maniak
untuk menghilangkan gejala manik seperti logorhoe, hiperaktive
euphoria. Macam-macam anti maniak yaitu lithium carbonate,
carbazepine, haloperidol.
3. Psikosomatik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall
secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang
dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
B. Pohon Masalah

Resiko tinggi menciderai diri


orang lain dan lingkungan. AKIBAT
(PK dan Suicide)
AKIBAT

Marah dan frustasi


Deficit Perawatan Diri
dengan kondisi yang
dialami

Malas Beraktifitas Perubahan Persepsi


AKIBAT
Sensori: Halusinasi

Kesulitan komunikasi
berinteraksi dengan
orang

Isolasi Diri AKIBAT

Menarik diri dan tak


mau berinteraksi sama
sekali dengan orang lain

Harga Diri Rendah


CORE
Kronis

Inefektif Koping Keluarga


Inefektif koping individu Penyebab
C. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. Data Obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam.
b. Data Subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas.
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang perlu dikaji :
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Deficit Perawatan Diri
Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif :
Klien mengatakan malas melakukan aktifitas apapun
b. Data obyektif :
Klien nampak kotor, bau, pakaian tidak rapi, rambut acak-acakan
4. Resiko Perilaku Kekerasan
Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif
Klien mengatakan merasa jengkel dan marah dengan kondisi yang dialami
sekarang
b. Data obyektif ;
Klien tampak melotot, mengepalkan tangan, bicara dengan nada keras
5. Resiko Bunuh Diri
Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif :
Klien mengatakan sudah merasa frustasi dan putus asa dengan semua yang
dialaminya, dank lien mengatakan ingin mati saja.
b. Data obyektif :
Klien nampak melukai dirinya sendiri, dan suka memegang benda tajam

D. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Diri
3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
4. Deficit Perawatan Diri
5. Resiko Perilaku Kekerasan
6. Resiko Bunuh Diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
Tgl Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriterian evaluasi
Kerusakan interaksi TUK:
sosial: menarik diri Klien dapat melakukan
berhubungan hubungan sosial secara
dengan Harga Diri bertahap.
Rendah
TIK: Kriterian Evaluasi: 1.1 bina hubungan saling Hubungan saling percaya
1. Klien dapat - Klien dapat percaya: akan menimbulkan
membina mengungkapkan - sapa klien dengan ramah, kepercayaan klien pada
hubungan saling perasaanya. baik verbal maupun perawat sehingga akan
percaya. - Ekpresi wajah nonverbal. memudahkan dalam
bersahabat. - Perkenalkan diri dengan pelaksanaan tindakan
- Ada kontak mata. sopan. selanjutnya.
- Menunjukan rasa - Tanya nama lengkap
senang. klien dan nama panggilan
- Mau berjabat tangan. yang disukai klien.
- Mau menjawab salam. - Jelaskan tujuan
- Klien mau duduk pertemuan, jujur dan
berdampingan. menepati janji.
- Klien mau - Tunjukan sikap empati
mengutarakan masalah dan menerima klien apa
yang dihadapi. adanya.
- Beri perhatian pada klien.
1.2 beri kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaanya tentang
penyakit yang
dideritanya.
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien.
1.4 Katakan pada klien
bahwa ia adalah seorang
yang berharga dan
bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya
sendiri.
2. Klien dapat - Klien mampu 2.1 diskusikan kemapuan dan Puji akan meningkatkan
mengidentifikasi mempertahankan aspek aspek positif yang harga diri klien.
kemampuan dan yang positif dimiliki klien dan beri
aspek positif yang pujian/reinforcement atas
dimiliki kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
2.2 Saat bertemu klien,
hindarkan pemberian
penilaian negatif.
Utamakan memberi
pujian yang relatif.
3. Klien dapat - Kebutuhan klien 3.1 diskusikan kemampuan Peningkatan kemampuan
menilai terpenuhi klien yang masih dapat mendorong klien untuk
kemampuan yang - Klien dapat melakukan digunakan selama sakit. mandiri.
dapat digunakan aktivitas terarah 3.2 Diskusikan juga
kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaan
dirumah sakit dan di
rumah nanti.
4. Klien dapat - Klien mampu 4.1 rencanakan bersama Pelaksanaan kegiatan
menetapkan dan beraktivitas sesuai klien aktivitas yang dapat secara mandiri modal
merencanakan kemampuan dilakukan setiap hari awal untuk meningkatkan
kegiatan sesuai - Klien mengikuti terapi sesuai kemampuan: harga diri.
dengan aktivitas kelompok. kegiatan mandiri,
kemampuan yang kegiatan dengan bantuan
dimiliki minimal, kegiatan
dengan bantuan total.
4.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien.
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan
(sering klien takut
melaksanakannya).
5. Klien dapat - Klien mampu 5.1 beri kesempatan klien Dengan aktifitas klien
melakukan beraktivitas sesuai untuk mencoba kegiatan akan mengetahui
kegiatan sesuai kemampuan yang direncanakan. kemampuanya.
kondisi sakit dan 5.2 Beri pujian atas
kemampuanya. keberhasilan klien.
5.3 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah.
6. Klien dapat - Klien mampu 6.1 beri pendidikan Perhatian keluarga dan
memanfaatkan melakukan apa ayang kesehatan pada keluarga perhatian keluarga akan
sistem pendukung diajarkan. tentang cara merawat dapat membantu
yang ada. - Klien mau memberikan klien harga diri rendah. meningkatkan harga diri
dukungan. 6.2 Bantu keluarga memberi klien.
dukungan selama klien
dirawat.
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
dirumah.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya
harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian
terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif.
c. Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang
dimilikinya.
Tindakan Keperawatan :
a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendahpada
klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap
stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri
yang positif yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan
organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan
yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi
tujuan).
c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan
cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh
klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih
dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya

Strategi TindakanPelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya.........., dari UNIMUS. Bagaimana keadaan
bapak hari ini ? bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapatbapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”

”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana
kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapakmiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapaklakukan? Bagaimana
dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah,
bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih
bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempattidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempattidur bapak”. Mari kita lihattempattidur
bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempattidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempattidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempattidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapaklakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan
bapakbapak(tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan
tempattidur ? Yach, tternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempattidur, yang sudah bapakpraktekkan
dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari
merapihkan tempattidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”

”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempattidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempattidur sore kemarin/ tadi
pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di
dapur” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke
dapur!” KERJA :
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapakambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian
Bapakbersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah
diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih
sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah
selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya

TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”

”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempattidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan
mengepel”

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan


dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah
dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada
pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
4) Pasien atas kemampuannya
5) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
7) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat
demonstrasikan sebelumnya
8) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat


pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan
kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawatBapak? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihattidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus
menerus seperti itu, Bapakbisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t
jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?” “Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempattidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu
dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual.
tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian
agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya”. ”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya
kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah
sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan


masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawatkeluarga BapakIbu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada
Bapak.” ”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluargaBapak. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluargaBapak juga ingin merawatBapak agar Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga
Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang
telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawattadi kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal
Bapakselama di rumah”

”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor


KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama
Bapakdirawat dirumah sakittolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun
jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapakterus menerus menyalahkan diri sendiri
dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”

TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan
lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan
REFERENSI

Ircham R. Asuhan Keperawatan Jiwa. 2008. Diakses pada tanggal 25 September 2017 dari
http://asuhanjiwa.blogspot.com/2008/09/harga-diri-rendah.html
Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, Ana. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sundeen,
Stuart. 2002. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Yoedhas. 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http://
yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011.
Yosep, Barry. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai