SINATRIA KRISDAYANTO
P1337420922074
5. Penatalaksanaan
1. Psikoterapi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena
berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke
masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain,
perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas yang terdiri dari:
a. Terapi aktivitas
1) Terapi seni
Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni
2) Terapi musik
Fokus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu
menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.
3) Terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh
4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif, meningkatkan
partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan
b. Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat, klien lain,
perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat
c. Terapi kelompok
1) Kelompok terapeutik
2) Terapi aktivitas kelompok
2. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat – obatan kimia, yaitu obat – obatan
psikotropika, yang dapat mempengaruhi bagian – bagian otak tertentu dan
menekan atau mengurangi atau menghilangkan gejala – gejala tertentu pada
penderita.
Macam –macam psikofarmaka (5):
a. Golongan anti psikotik
Digunakan untuk menghilangkan gejala psikotik seperti waham dan
halusinasi ,penghayatan diri.Untuk obat jenis konvesional biasanya hanya
mampu menghilangkan gejala psitip saja, tetapi obat jenis atipkal bisa
menghilangka gejala positip dan gejala negatip. Jenisnya meliputi
chlorpromazine (promagtil,largagtil), haloperidol (haldol2mg,5mg),
trifluoperazine (stelasin 2mg 5mg), perphenazine, fluphenazine,
thioridazine (meleril), pimozide, clozapine (clozaril), sulpirideh,
risperidone (persidal), quetiapine, olanzapine.
b. Golongan anti cemas
Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa cemas melalui
penguatan inhibitor GABA (gama acid amino biturat). Untuk terapi-terapi
seperti gangguan cemas umum, cemas karena stress, gangguan tidur,
phobia, cemas dengan kondisi medik, cemas karena tindakan medis,
gangguan kejang, hysteria. Jenisnya meliputi diazepam (valium, valisanbe,
validex), chlordiazepoxide (cetabrium), alprazolam (atarax, xanax),
clobazam, lorazepam (ativan), buspirone, hidroxyzine, bromazepam.
c. Golongan anti depresi
Untuk pengobatan gejala depresi seperti mutisme ,hipoaktif dan
disforik. Disamping itu bisa untuk mengobati keadaan panik, enurises,
pada anak dengan gangguan perhatian, bumilia narkolepsi dan obsesi
kumpulsif. Tiga jenis obat anti depresan yaitu golongan tricyclik,selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI), monoamine oksidase inhibitor.
Macam-macam anti depresan meliputi amitriptyline(trilin), imipramine,
clomipramine, fluoxentine(kalcetin), srtraline(fridep), amoxapine,
moclobenide, citalopram, duloxetine, venlafaxine, maprotilin,
fluvoxamine, mirtazapine, paroxetine, tianeptine, mianserine.
d. Golongan anti maniak
untuk menghilangkan gejala manik seperti logorhoe, hiperaktive
euphoria. Macam-macam anti maniak yaitu lithium carbonate,
carbazepine, haloperidol.
3. Psikosomatik
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall
secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang
dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
B. Pohon Masalah
Kesulitan komunikasi
berinteraksi dengan
orang
D. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Diri
3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
4. Deficit Perawatan Diri
5. Resiko Perilaku Kekerasan
6. Resiko Bunuh Diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
Tgl Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriterian evaluasi
Kerusakan interaksi TUK:
sosial: menarik diri Klien dapat melakukan
berhubungan hubungan sosial secara
dengan Harga Diri bertahap.
Rendah
TIK: Kriterian Evaluasi: 1.1 bina hubungan saling Hubungan saling percaya
1. Klien dapat - Klien dapat percaya: akan menimbulkan
membina mengungkapkan - sapa klien dengan ramah, kepercayaan klien pada
hubungan saling perasaanya. baik verbal maupun perawat sehingga akan
percaya. - Ekpresi wajah nonverbal. memudahkan dalam
bersahabat. - Perkenalkan diri dengan pelaksanaan tindakan
- Ada kontak mata. sopan. selanjutnya.
- Menunjukan rasa - Tanya nama lengkap
senang. klien dan nama panggilan
- Mau berjabat tangan. yang disukai klien.
- Mau menjawab salam. - Jelaskan tujuan
- Klien mau duduk pertemuan, jujur dan
berdampingan. menepati janji.
- Klien mau - Tunjukan sikap empati
mengutarakan masalah dan menerima klien apa
yang dihadapi. adanya.
- Beri perhatian pada klien.
1.2 beri kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaanya tentang
penyakit yang
dideritanya.
1.3 Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien.
1.4 Katakan pada klien
bahwa ia adalah seorang
yang berharga dan
bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya
sendiri.
2. Klien dapat - Klien mampu 2.1 diskusikan kemapuan dan Puji akan meningkatkan
mengidentifikasi mempertahankan aspek aspek positif yang harga diri klien.
kemampuan dan yang positif dimiliki klien dan beri
aspek positif yang pujian/reinforcement atas
dimiliki kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
2.2 Saat bertemu klien,
hindarkan pemberian
penilaian negatif.
Utamakan memberi
pujian yang relatif.
3. Klien dapat - Kebutuhan klien 3.1 diskusikan kemampuan Peningkatan kemampuan
menilai terpenuhi klien yang masih dapat mendorong klien untuk
kemampuan yang - Klien dapat melakukan digunakan selama sakit. mandiri.
dapat digunakan aktivitas terarah 3.2 Diskusikan juga
kemampuan yang dapat
dilanjutkan penggunaan
dirumah sakit dan di
rumah nanti.
4. Klien dapat - Klien mampu 4.1 rencanakan bersama Pelaksanaan kegiatan
menetapkan dan beraktivitas sesuai klien aktivitas yang dapat secara mandiri modal
merencanakan kemampuan dilakukan setiap hari awal untuk meningkatkan
kegiatan sesuai - Klien mengikuti terapi sesuai kemampuan: harga diri.
dengan aktivitas kelompok. kegiatan mandiri,
kemampuan yang kegiatan dengan bantuan
dimiliki minimal, kegiatan
dengan bantuan total.
4.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan toleransi
kondisi klien.
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan
(sering klien takut
melaksanakannya).
5. Klien dapat - Klien mampu 5.1 beri kesempatan klien Dengan aktifitas klien
melakukan beraktivitas sesuai untuk mencoba kegiatan akan mengetahui
kegiatan sesuai kemampuan yang direncanakan. kemampuanya.
kondisi sakit dan 5.2 Beri pujian atas
kemampuanya. keberhasilan klien.
5.3 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah.
6. Klien dapat - Klien mampu 6.1 beri pendidikan Perhatian keluarga dan
memanfaatkan melakukan apa ayang kesehatan pada keluarga perhatian keluarga akan
sistem pendukung diajarkan. tentang cara merawat dapat membantu
yang ada. - Klien mau memberikan klien harga diri rendah. meningkatkan harga diri
dukungan. 6.2 Bantu keluarga memberi klien.
dukungan selama klien
dirawat.
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
dirumah.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Harga Diri Rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
B. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
Tujuan :
a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya
harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian
terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga
diri dan pemecahan masalah yang efektif.
c. Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang
dimilikinya.
Tindakan Keperawatan :
a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendahpada
klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap
stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien)
b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif dengan cara :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.
2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri
yang positif yang terdahulu.
3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan
organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan
yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi
tujuan).
c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan
cara :
1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh
klien
2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih
dimilikinya
3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya
Strategi TindakanPelaksanaan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya.........., dari UNIMUS. Bagaimana keadaan
bapak hari ini ? bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapatbapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana
kalau 20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapakmiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapaklakukan? Bagaimana
dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah,
bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih
bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempattidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempattidur bapak”. Mari kita lihattempattidur
bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempattidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempattidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempattidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapaklakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan
bapakbapak(tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan
tempattidur ? Yach, tternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempattidur, yang sudah bapakpraktekkan
dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari
merapihkan tempattidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempattidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempattidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan
mengepel”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapakterus menerus menyalahkan diri sendiri
dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan
lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan
REFERENSI
Ircham R. Asuhan Keperawatan Jiwa. 2008. Diakses pada tanggal 25 September 2017 dari
http://asuhanjiwa.blogspot.com/2008/09/harga-diri-rendah.html
Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, Ana. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sundeen,
Stuart. 2002. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Yoedhas. 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http://
yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011.
Yosep, Barry. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.