Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“ISOLASI SOSIAL”

OLEH :
RINA SAPUTRI
20089014038

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

A. Definisi Isolasi Sosial


Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi
dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien
mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri tidak ada perhatian dan tidak sanggup
berbagi pengalaman (Balitbang 2007, dalam Herman 2011)
Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
Penarikan diri adalah suatu tindakan pelepasan diri baik dari perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
Penarikan diri sebagai pola tingkah laku.
Menarik diri merupakan hambatan sosial yang berhubungan dengan situasi
yang menyebabkan hubungan baik antar personal tidak adekuat, terlalu halus
perasaan (peka) terhadap kritikan, penolakan dan rasa malu.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Sentuhan,perhatian,kehangatan, dari keluarga yang menyebabkan
individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan klien tidak
adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga
Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga : sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga yang
tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak boleh). Situasi ini membuat
klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Dikota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan
hidup, sehingga tidak ada waktu bersosialisasi, situasi ini mendukung
perilaku menarik diri.
2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosiokultur
Menurunnya stabilitas unit keluarga. Berpisah dengan orang yang
berarti dalam kehidupannya, missal karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Sehingga memunculkan
stress.
C. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Solitude - Kesepian - Manipulasi


- Otonomi - Menarik diri - Impulsif
- Kebersamaan - Ketergantungan - Narkisme
- Saling ketergantungan
Gambar 1. Rentang respon Sosial
1. Rentang Respon Adaptif
a. Menyendiri ( Solitute)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan
sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah
selanjutnya.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide-ide, pikiran perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan
Merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
2. Rentang respon antara adaptif dan maladaptif
a. Kesepian
Merupakan kondisi klien yang sendiri tanpa teman.
b. Menarik diri
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
c. Ketergantungan
Terjadi apabila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
3. Rentang respon maladaptif
a. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan social yang terdapat pada individu
yang menganggap orang lain sebagai objek, hubungan terpusat pada
pengendalian dan individu berorientasi pada diri sendiri atau pada
tujuan, bukan berorientasi pada orang lain.
b. Impulsif
Yaitu suatu keadaan dimana klien tidak mampu merencanakan suatu,
tidak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk dan tak
dapat diandalkan.
c. Narkisme
Merupakan suatu keadaan dimana harga diri klien rapuh, secara terus
menerus berusaha mendapatkan penghargaan pujian, sikap
egosentris, pencemburu dan marah jika orang tidak mendukung.
D. Tanda dan gejala
Tanda-tanda pasien mengalami isolasi sosial, diantaranya :
1. Kurang spontan, apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Menolak berhubungan
6. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
Batasan karakteristik lainnya seperti :
1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri
3. Tidak melakukan kontak mata
4. Meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap ke pintu
5. Menyatakan secara verbal atau memperlihatkan ketidaknyamanan dalam
situasi-situasi sosial
6. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, keluarga, atau orang lain
7. Terkadang mendekati perawat untuk berinteraksi, namun kemudian
menolak untuk berespon terhadap penerimaan perawat terhadap dirinya
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Haloperidol (HPD)
1) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada reseptor pasca
sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan system ekstra
piramidal.
3) Efek samping
Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan jantung.
b. Trihexipenidyl (THP)
1) Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis dan
idiopatik
2) Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti kolinergik
lainnya.
3) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, binggung,
takikardi, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat, psikoneurosis,
dan obstruksi saluran cerna.
c. Risperidone
1) Indikasi
Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau mengurangi
gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
2) Efek samping
Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah, takikardi.
3) Kontra indikasi
Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson, epilepsi.
2. Terapi somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien, tetapi
target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah meliputi
pengikatan, ECT, isolasi, dan fototerapi
a. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk melindungi
cedera fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang
(Grandmal) dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3 joule)
melalui electrode yang ditempelkan di bebrapa titik pada pelipis
kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
c. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di
ruangan tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi
klien, orang lain, dan lingkungan dari bahaya potensial yang mungkin
terjadi.
d. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan klien
pada sinar terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan dengan
posisi klien duduk, mata terbuka, pada jarak 1,5 meter di depan klien
diletakkan lampu setinggi mata.
3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara lain:
a. Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi yang
didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus terapi
aktifitas kelompok adalah membuat sadar diri (self-
awereness),peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan,
atau ketiganya.
b. Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan yaitu
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan,
memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat, menciptakan
lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang ada dalam
masyarakat.
c. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi
modalitas lain atau berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi,
gerak, dan musik.
d. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman
klien dalam suatu drama. Drama ini memberi kesempatan pada klien
untuk menyadari perasaan, pikiran, dan perilakunya yang
mempengaruhi orang lain.
e. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan penderita
dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di
lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan. Upaya
terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner.

F.Pohon Masalah

Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial : Menarik Diri Defisit Perawatan Diri

Mekanisme Koping Tidak Efektif

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


G. Akibat Yang Di Timbulkan
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau
mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.Halusinasi
merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya stimulus
sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah
halusinasi pendengaran.
H. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Data subyektif:
a. Pasien mengatakan malas berinteraksi
b. Pasien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya.
c. Pasien mengatakan curiga dengan orang lain.
d. Pasien mengatakan mendengar suara-suara/melihat bayangan.
e. Pasien mengatakan orang lain tidak selevel
f. Pasien mengatakan merasa tak berguna.
2. Data obyektif:
a. Pasien tampak menyendiri.
b. Pasien tampak mengurung diri.
c. Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Pasien tampak mematung.
e. Pasien tampak mondar mandir tanpa arah.
I. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri ( Prioritas )
2. Risiko tinggi perubahan sensori persepsi : halusinasi
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
J. Rencana Keperawatan

Tgl No. Dx. Keperawatan Perencanaan


Dx Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Kerusakan Interaksi TUM :
1. Setelah …x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Sosial : Menarik Klien dapat berinteraksi dengan
Diri.
menunjukkan tanda-tanda  Beri salam setiap berinteraksi.
orang lain.
percaya pada perawat :  Perkenalkan nama, nama panggilan
TUK 1 :  Wajah cerah, tersenyum. perawat, dan tujuan perawat
Klien dapat membina hubungan  Mau berkenalan. berinteraksi.
saling percaya.  Ada kontak mata.  Tanyakan dan panggil nama kesukaan
 Bersedia menceritakan klien.
perasaan.  Tunjukkan sikap empati, jujur dan
 Bersedia mengungkapkan menepati janji setiap kali berinteraksi.
masalahnya.  Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien.
 Buat kontrak interaksi yang jelas.
 Dengarkan dengan penuh perhatian,
ekspresi perasaan klien.

TUK 2 : 2. Setelah …x interaksi klien 2.1. tanyakan pada klien tentang :


Klien mampu dapat menyebutkan minimal  Orang yang tinggal serumah /
menyebutkan penyebab menarik satu penyebab menarik diri teman sekamar klien.
diri. dari :  Orang yang paling dekat dengan
 Diri sendiri. klien di rumah / di ruang
 Orang lain. perawatan.
 Lingkungan.  Apa yang membuat klien dekat
dengan orang tersebut.
 Orang yang tidak dekat dengan
klien dirumah / di ruang perawatan.
 Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut.
 Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain.
2.2. Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.

TUK 3 : 3. Setelah …x interaksi dengan 1.1. Tanyakan pada klien tentang :


Klien mampu menyebutkan klien dapat menyebutkan  Manfaat hubungan sosial.
keuntungan berhubungan sosial keuntungan berhubungan  Kerugian menarik diri.
dan kerugian menarik diri. sosial, misalnya : 1.2. Diskusikan bersama klien tentang
 Banyak teman. manfaat berhubungan sosial dan kerugian
 Tidak kesepian. menarik diri.
 Bisa diskusi. 1.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
 Saling menolong. mengungkapkan perasaannya.
Dan kerugian menarik diri,
misalnya:
 Sendiri.
 Kesepian.
 Tidak bisa diskusi.
TUK 4 : 4. Setelah …x interaksi, klien 1.1. Observasi perilaku klien saat
Klien dapat melaksanakan dapat melaksanakan berhubungan sosial.
hubungan sosial secara bertahap. hubungan sosial secara 1.2. Beri motivasi dan bantu klien untuk
bertahap dengan : berkenalan / berkomunikasi dengan :
 Perawat.  Perawat lain.
 Klien lain.  Klien lain.
 Kelompok.  Kelompok.
1.3. Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi.
1.4. Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi.
1.5. Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat.
1.6. Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
TUK 5 : 5. Setelah …x interaksi klien 1.1. Diskusikan dengan klien tentang
Klien mampu menjelaskan dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
perasaannya setelah berhubungan perasaannya setelah dengan :
sosial. berhubungan sosial dengan :  Orang lain.
 Orang lain.  Kelompok.
 Kelompok. 1.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
TUK 6 : 6.1 Setelah … x pertemuan, 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga
Klien mendapat dukungan keluarga dapat menjelaskan sebagai pendukung untuk mengatasi
keluarga dalam memperluas tentang : perilaku menarik diri.
hubungan sosial.  Pengerian menarik diri. 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
 Tanda dan gejala menarik membantu klien mengatasi perilaku
diri. menarik diri.
 Penyebab dan akibat 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang :
menarik diri.  Pengerian menarik diri.
 Cara merawat klien  Tanda dan gejala menarik diri.
menarik diri.  Penyebab dan akibat menarik diri.
6.2 Setelah … x pertemuan,  Cara merawat klien menarik diri.
keluarga dapat 1.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik
mempraktekkan cara diri.
merawat klien menarik diri. 1.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan.
1.6 Beri motivasi keluarga agar membantu
klien untuk bersosialisasi.
1.7 Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di rumah
sakit.
TUK 7 : 7.1 Setelah … x interaksi, klien 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien dapat memanfaatkan obat menyebutkan : manfaat dan kerugian tidak minum
dengan baik.  Manfaat minum obat. obat, nama, warna, dosis, cara, efek
 Kerugian tidak minum terapi dan efek samping penggunaan
obat. obat.
 Nama, warna, dosis, efek 7.2 Pantau klien saat penggunaan obat.
terapi, dan efek samping 7.3 Beri pujian jika klien menggunakan
obat. obat dengan benar.
7.2 Setelah … x interaksi klien 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum
mendemonstrasikan obat tanpa konsultasi dengan dokter.
penggunaan obat dengan 7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
benar. kepada dokter / perawat jika terjadi
7.3 Setelah … x interaksi, klien hal-hal yang tidak diinginkan.
menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter.
K. Implementasi Keperawatan
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi
L. Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengungkapkan masalahnya
b. Pasien dapat berkenalan dengan orang lain
c. Kontak mata (+)
d. Pasien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
e. Jadwal kegitatan pasien terisi

M. Intervensi Berdasarkan SP Pasien dan Keluarga

Pasien Keluarga
SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2. Berdikusi dengan pasien tentang manfaat keluarga dalam merawat pasien.
berinteraksi dengan orang lain 2. Menjelaskan pengertian,tanda dan
3. Berdiskusi dengan pasien tentang gejala isolasi social yang dialami pasien
kerugian tidak berinteraksi dengan orang beserta proses terjadinya.
lain 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
4. Berdiskusi dengan pasien tentang dengan isolasi social
kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain
5. Memasukkan ke jadwal kegiatan pasien
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktikan cara
pasien (SP 1) merawat pasien dengan isolasi social.
2. Memberikan kesempatan kepada pasien 2. Melatih keluarga melakukan cara
mempratikan cara berkenalan dengan satu merawat langsung pada pasien isolasi
orang sosial
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
bercakap-cakap dengan orang lain
sebagian salah satu kegiatan harian
SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Membantu keluarga membuat jadwal
pasien aktivitas dirumah termasuk minum obat
2. Memberikan kesempatan kepada pasien (perencanaan pulang)
berkenalan dengan dua orang atau lebih 2. Menjelaskan tindakan tindak lanjut
3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan pasien setelah pulang.
harian
DAFTAR
PUSTAKA

Anna, Budi Keliat. (2015). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Herman, Ade. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Medical Book.

Nurjanah, Intansari. (2014). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:


Momedia.

Perry, Potter. (2015) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun. (2014). Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta: CV Sagung Seto.

Stuart, GW. (2015). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai