Anda di halaman 1dari 8

Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal

Vol 2 No 2 Tahun 2019


e-ISSN 2580-3093
PENGARUH KONSELING TENTANG BREAST
CARE TERHADAP TEKNIK BREAST CARE YANG
BENAR PADA IBU MENYUSUI DI RS AURA SYIFA
KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2016
Tiara Yumafita1, Miftahul M2,Weni Tri P 3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret tiarayumafita8@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel: Perawatan payudara atau breast care dilakukan dikarenakan mempunyai manfaat
Tanggal di Publikasi: meningkatkan produksi ASI pada Ibu Menyusui juga dapat memelihara kebersihan
Kata kunci: payudara agar terhindar dari infeksi serta mencegah terjadinya pembengkakakan
Konseling pada payudara. Berdasarkan laporan dari Survey dan Kesehatan Indonesia (SDKI,
Breast Care 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak
Menyusui menyusui bayinya karena terjadi pembekakan payudara.Tujuan Penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh konseling tentang breast care terhadap tehnik
breast care yang benar pada ibu menyusui di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri.
Penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test
post-test desain. Populasi semua ibu nifas dan menyusui hari pertama sampai hari
ke 5 di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri, sampel sebanyak 20 responden teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data primer
menggunakan lembar observasi dan hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik
wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perlakuan konseling
tentang Breast Care responden dengan Tehnik Breast Care dalam kategori kurang
ada 12 responden dari 20 responden yang diambil, Setelah perlakuan konseling
tentang Breast Care responden dengan Tehnik Breast Care dalam kategori baik
ada 9 responden dan 5 responden dengan kategori sangat baik. Jadi mayoritas
responden setelah adanya konseling tentang Breast Care dengan tehnik Breast
Care dalam kategori baik. Uji statistik menunjukan hasil nilai
0,05 H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan
keterampilan tehnik perawatan payudara sebelum dan sesudah dilakukan
konseling tentang breast care di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun 2016.

14
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
informasi tentang pentingnya dan manfaat
PENDAHULUAN serta tehnik dilakukan breast care pada ibu
Menyusui merupakan proses yang menyusui.
alamiah. Orang tua terutama ibu perlu Oleh karena itu sangat penting untuk
memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk memberikan informasi dan mengajarkan cara
hamil, melahirkan dan menyusui anaknya. melakukan breast care yang benar serta
Breast care merupakan salah satu bagian manfaat dilakukannya breast care dalam
penting yang harus diperhatikan sebagai rangka untuk memberikan bekal pada ibu
persiapan untuk menyusui, hal ini karena menyusui agar tidak terjadi masalah ASI sulit
payudara merupakan organ penghasil ASI keluar, puting susu lecet, ataupun infeksi pada
yaitu makanan pokok bagi bayi baru lahir payudara.
sehingga perawatannya harus dilakukan sedini Menurut Saryono dan Roischa banyak ibu
mungkin. yang menyusui mengeluh bayinya tak mau
Perawatan payudara atau breast care menyusu, hal ini dapat disebabkan oleh faktor
dilakukan dikarenakan mempunyai beberapa teknis seperti puting susu yang masuk atau
manfaat diantaranya selain meningkatkan posisi yang salah. Adapun sebab tersebut dapat
produksi ASI pada Ibu Menyusui juga dapat diatasi dengan melakukan perawatan
memelihara kebersihan payudara agar payudara/ breast care yang benar dan teratur.
terhindar dari infeksi, serta mencegah Selain puting susu yang masuk, indikasi
terjadinya bendungan ASI atau perawatan payudara ini dilakukan pada
pembengkakakn payudara (Saryono dan payudara yang tidak mengalami kelainan dan
Roischa, 2014). payudara yang mengalami kelainan seperti
Berdasarkan laporan dari Survey dan bengkak dan lecet.
Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia Payudara yang mengalami kelainan seperti
lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di dunia bengkak dan lecet biasanya terjadi pada ibu
(38%) didapati tidak menyusui bayinya karena yang tidak melakukan perawatan payudara
terjadi pembekakan payudara, dan di indonesia atau melakukan perawatan payudara dengan
memiliki target cakupan ASI pada tahun 2014 tehnik yang tidak benar. Menurut Suryono dan
sebesar 80 %, sedangkan cakupan pemberian Roischa (2014) akibat dari perawatan
ASI ekslusif di Indonesia sebesar 52,3 %, payudara yang tidak benar dapat
artinya belum mencapai target. mengakibatkan Obstructed duct yaitu keadaan
Di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih
disebutkan bahwa cakupan pemberian ASI saluran susu/ duktus laktiferus yang dapat
secara Eksklusif adalah sebesar 74,0 %. disebabkan oleh beberapa hal misalnya
Berdasarkan laporan dari Dinas Kabupaten tekanan jari pada payudara waktu melakukan
Kediri cakupan pemberian ASI secara perawatan payudara dan menyusui, pemakaian
eksklusif sebesar 79,19 % pada tahun 2014 BH yang terlalu ketat, dan komplikasi pada
(Kemenkes RI, 2015). payudara bengkak, nyeri, memerah/ mastitis.
Studi pendahuluan pada bulan April 2016 Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses
mengenai Pengaruh Konseling tentang Breast payudara yaitu ibu tampak sakit lebih parah,
Care terhadap Tehnik Breast Care yang Benar payudara lebih mengkilap, benjolan tidak lagi
pada Ibu Menyusui di RS Aura Syifa sekeras pada mastitis, tetapi mengandung
Kabupaten Kediri terhadap 10 (100%) orang cairan atau pus. Jika sudah terjadi abses maka
ibu menyusui didapatkan hasil ibu yang payudara yng sakit tidak boleh disususkan ,
melakukan breast care yang benar yaitu 3 mungkin juga perlu tindakan bedah (Nugroho.
(30%) orang, itu dikarenakan kurangnya T, 2011).

15
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
Abses payudara merupakan salah satu METODE PENELITIAN
infeksi payudara akibat peradangan payudara, Jenis penelitian ini merupakan
untuk menghindari infeksi payudara perlu penelitian pre-eksperimen. Pre-eksperimen
dilakukan perawatan payudara. Indikasi belum merupakan eksperimen sungguh-
perawatan payudara ini dilakukan pada sungguh karena masih terdapat variabel luar
payudara yang tidak mengalami kelainan dan yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
yang mengalami kelainan seperti bengkak, variabel dependen (Sugiyono, 2014).
lecet, dan puting interved (puting tidak Model rancangan penelitian ini
menonjol/ masuk ke dalam). Perawatan menggunakan one group pretest-posttest.
payudara pada ibu menyusui dilakukan 2 kali Rancangan ini tidak menggunakan kelompok
sehari pagi dan sore sejak hari kedua pasca pembanding (kontrol), tetapi paling tidak
persalinan (Saryono dan Pramitasari, 2009). sudah dilakukan observasi pertama (pretest)
Ibu menyusui membutuhkan bantuan dan yang memungkinkan peneliti dapat menguji
informasi serta dukungan agar merawat perubahan yang terjadi setelah adanya
payudara pada saat menyusui bayinya. eksperimen (Notoatmodjo, 2010).
Ibu menyusui harus memiliki pengetahuan
yang baik terutama dalam merawat
O1 X O2
payudaranya karena merupakan aset bagi
dirinya dan lebih khusus untuk menyusui Gambar 4.1 One - Group Pretest - Posttest
anaknya. Menyusui dan merawat payudara Design
merupakan suatu rangkaian yang dapat
memperbanyak produksi ASI , sehingga bayi Keterangan :
mendapatkan ASI yang cukup , hal ini harus O1 : pretest (sebelum diberi promosi kesehatan
dimiliki oleh ibu menyusui. Seiring dengan )
perkembangan zaman , terjadi pula O2 : post test (setelah diberi promosi kesehatan
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi )
yang demikian pesat. Ironisnya pengetahuan X : Perlakuan
yang lama yang mendasar seperti menyusui Populasi pada penelitian ini adalah semua
dan merawat payudara justru kadang ibu nifas dan menyusui hari pertama sampai
terlupakan. hari ke 5 di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri
Oleh karena itu sangat penting untuk populasi yang didapat selama penelitian.
memberikan informasi dan mengajarkan cara Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
melakukan breast care (perawatan payudara) dari ibu nifas yang menyusui di RS Aura Syifa
yang benar serta manfaat dilakukannya breast Kabupaten Kediri yang memenuhi kriteria
care dalam rangka untuk memberikan bekal inklusi dan eksklusi.
pada ibu menyusui agar tidak terjadi masalah Adapun Kriteria inklusi pada penelitian
ASI sulit Keluar, puting susu lecet, ataupun ini adalah : Ibu nifas 1- 5 hari dan menyusui
infeksi pada payudara. dan Bersedia menjadi responden. Kriteria
Dari sinilah yang dapat menarik perhatian eksklusi ini dalam penelitian ini adalah : Ibu
penulis untuk melakukan penelitian . yang tidak bersedia menjadi responden dan bu
Berdasarkan survey yang telah penulis lakukan yang memiliki komplikasi masa nifas.
, bahwa penulis menjumpai masih kurangnya Besar sampel dalam penelitian ini
informasi ibu mengenai breast care dan sebanyak 20 responden, yang diperoleh dari
kemampuan ibu menyusui untuk melakukan rumus Infinite. Pengambilan sampel dalam
breast care yang benar. penelitian ini menggunakan non probability
sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling, yaitu dengan cara

16
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
memilih sampel sesuai dengan kriteria yang responden yaitu 12 responden (60.0%)
telah ditentukan peneliti, sehingga sampel memiliki pendidikan SMA.
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya. C. Karakteristik Responden Berdasarkan
Variabel bebas (independen) merupakan Pekerjaan Ibu
variabel yang mempengaruhi atau menjadi Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi
sebab berubahnya atau timbulnya variabel Karakteristik Responden
terikat (sugiyono, 2014). Variabel bebas dalam Berdasarkan Pekerjaan Ibu di RS
penelitian ini yaitu konseling tentang breast Aura Syifa Kabupaten Kediri
care. Variabel terikat dalam penelitian ini Tahun 2016
yaitu tehnik breast care yang benar. Presentase
Pekerjaan Frekuensi
(%)
HASIL IRT 12 60.0
A. Karakteristik Responden Berdasarkan
PNS 1 5.0
Usia
Wiraswasta 7 35.0
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia di RS Total 20 100.0
Aura Syifa Kabupaten Kediri (sumber: Data Primer, Tahun 2016)
Presentase Tabel 5.3 diatas dapat
Usia Frekuensi diinterpretasikan bahwa sebagian besar
(%)
< 20 tahun 1 5.0 responden dengan yaitu 12 responden (60,0%)
20-35 tahun 15 75.0 memiliki pekerjaan IRT.
>35 tahun 4 20.0
D. Karakteristik Responden Berdasarkan
Total 20 100.0
Paritas
(Sumber: Data Primer, Tahun 2016)
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Tabel 5.1 diatas dapat
Responden Berdasarkan Paritas Ibu
diinterpretasikan bahwa sebagian besar
di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri
responden yaitu 15 responden (75.0%)
Tahun 2016
memiliki usia 20-35 tahun.
Presentase
Paritas Frekuensi
(%)
B. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Ibu Primipara 8 40.0
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Multipara 10 50.0
Karakteristik Responden Grademultipara 2 10.0
Berdasarkan Pendidikan Ibu di RS
Total 20 100.0
Aura Syifa Kabupaten Kediri
Tahun 2016 (sumber: Data Primer, Tahun 2016)
Presentase
Pendidikan Frekuensi Tabel 5.4 diatas dapat
(%)
diinterpretasikan bahwa setengahnya yaitu 10
SD/SMP 5 25.0
responden (50,0%) dengan ibu paritas
SMA 12 60.0
multipara.
PT 3 15.0
Total 20 100.0
E. Keterampilan Ibu dalam Melakukan
(sumber: Data Primer, Tahun 2016) Breast Care Sebelum dilakukan
Tabel 5.2 diatas dapat Konseling pada Ibu Menyusui di RS
diinterpretasikan bahwa sebagian besar

17
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun pada Ibu Menyusui di RS Aura Syifa
2016 Kabupaten Kediri Tahun 2016
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi
Keterampilan Ibu dalam Melakukan Keterampilan Ibu dalam Melakukan
Breast Care Sebelum Diberikan Breast Care Setelah Diberikan
Konseling pada Ibu Menyusui di RS Konseling pada Ibu Menyusui di RS
Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun
2016. 2016.
Teknik Teknik
Presentase Presentase
Breast Frekuensi Breast Frekuensi
(%) (%)
Care Care
Kurang 12 60.0 Kurang 1 5.0
Cukup 5 25.0 Cukup 5 25.0
Baik 3 15.0 Baik 9 45.0
Sangat Sangat 5 25.0
0 0.0
Baik Baik
total 20 100.0 total 20 100.0
sumber: Data Primer, Tahun 2016) (sumber: Data Primer, Tahun 2016)
Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat
diinterpretasikan bahwa keterampilan ibu diinterpretasikan bahwa keterampilan ibu
dalam melakukan breast care dengan teknik dalam melakukan breast care denga teknik
breast care yang benar sebelum diberikan breast care yang benar setelah diberikan
konseling sebagian besar responden yaitu 12 konseling sebagian besar responden yaitu 9
responden (60.0%) memiliki keterampilan responden (45.0%) memiliki keterampilan
kurang. baik dan 5 responden (25.0%) memiliki
keterampilan sangat baik.

F. Keterampilan Ibu dalam Melakukan


Breast Care Setelah dilakukan Konseling
Analisa Pengaruh Konseling tentang breast care terhadap tekik breast care yang Benar pada
Ibu Menyusui di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun 2016
Tabel 5.7 Analisa Pengaruh Konseling tentang breast care terhadap teknik breast care yang
Benar pada Ibu Menyusui di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri Tahun 2016
Sesudah diberikan Konseling Tentang
Brest Care
Total
Sangat
Kurang Cukup Baik
Baik
Sebelum Kurang F 1 5 6 0 12
dilakukan % 5.0% 25.0% 30.0% 0.0% 60.0%
Konseling cukup F 0 0 3 2 5
Tentang % 0.0% 0.0% 15.0% 10.0% 25.0%
Breast Baik F 0 0 0 3 3
Care % 0.0% 0.0% 0.0% 15.0% 15.0%
Total F 1 5 9 5 20
% 5.0% 25.0% 45.0% 25.0% 100.0%

18
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
ρ = 0.000 α = 0.05
(sumber: Data Primer, Tahun 2016) untuk tumbuh menjadi manusia yang
sehat secara fisik, tetapi juga cerdas,
Berdasarkan Tabel 5.7 sebagian mempunyai emosi yang lebih stabil,
besar responden (60%) memiliki perkembangan spiritual yang positif,
keterampilan kurang sebelum konseling serta perkembangan sosial yang lebih
dan sebagian besar responden (45.0%) baik.
dan (25.0%) memiliki keterampilan Ibu menyusui harus memiliki
tentang breast care baik dan sangat baik pengetahuan yang baik terutama dalam
setelah diberikan konseling mengenai merawat payudaranya karena
breast care. Berdasarkan data tersebut merupakan aset bagi dirinya dan lebih
terlihat adanya pengaruh konseling khusus untuk menyusui anaknya.
tentang breast care terhadap teknik Menyusui dan merawat payudara
breast care yang benar pada Ibu merupakan suatu rangkaian yang dapat
Menyusui. memperbanyak produksi ASI , sehingga
Hasil uji wilcoxon menunjukkan bayi mendapatkan ASI yang cukup , hal
bahwa ρ = 0,000 (ρ < α = 0.05) maka H0 ini harus dimiliki oleh ibu menyusui.
ditolak dan H1 diterima, sehingga ada Oleh karena itu sangat penting untuk
pengaruh Konseling tentang breast care memberikan informasi dan mengajarkan
terhadap teknik breast care yang benar cara melakukan Breast Care (perawatan
pada ibu menyusui. payudara) yang benar serta manfaat
dilakukannya Breast Care dalam rangka
PEMBAHASAN untuk memberikan bekal pada ibu
menyusui agar tidak terjadi masalah ASI
A. Identifikasi Keterampilan Ibu Dalam sulit keluar, puting susu lecet, ataupun
Melakukan Breast Care Dengan infeksi pada payudara.
Teknik Yang Benar Sebelum
Diberikan Konseling Di RS Aura B. Identifikasi Keterampilan Ibu Dalam
Syifa Kabupaten Kediri Tahun 2016. Melakukan Breast Care Dengan
Berdasarkan hasil penelitian di RS Teknik Yang Benar Setelah
Aura Syifa Kabupeten Kediri pada Ibu Diberikan Konseling Di RS Aura
Menyusui 0-5 hari, sebelum dilakukan Syifa Kabupaten Kediri Tahun 2016.
konseling sebagian besar responden Berdasrkan hasil penelitian di RS
dengan tehnik Breast Care dalam Aura Syifa Kabupeten Kediri pada Ibu
kategori kurang ada 12 responden, Menyusui 0-5 hari, Setelah perlakuan
kemudian dalam kategori cukup ada 5 konseling tentang Breast Care
responden, dan dalam kategori baik ada responden dengan Tehnik Breast Care
3 responden. Jadi mayoritas responden dalam kategori kurang ada 1 responden,
sebelum adanya konseling tentang kemudian dalam kategori cukup ada 5
Breast Care dengan Tehnik Breast Care responden, dan dalam kategori baik ada
dalam kategori kurang. 9 responden dan 5 responden dengan
Menyusui adalah proses alamiah. kategori sangat baik. Jadi mayoritas
Menyusui akan menjamin bayi tetap responden setelah adanya konseling
sehat dan memulai kehidupannya tentang Breast Care dengan tehnik
dengan cara yang paling sehat. Breast Care dalam kategori baik.
Menyusui sebenarnya tidak hanya Konseling merupakan suatu proses
memberikan kesempatan kepada bayi untuk membantu individu mengatasi

19
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
hambatan-hambatan perkembangan Di RS Aura Syifa Kabupaten Kediri
dirinya dan untuk mencapai Tahun 2016.
perkembangan yang optimal Berdasarkan Tabel 5.7 didapatkan
kemampuan pribadi yang dimilikinya, Hasil Penelitian pada ibu menyusui hari
proses tersebut dapat terjadi setiap ke 1-5 di RS Aura Syifa Kabupaten
waktu (Insano, 2010).dimana konseling Kediri Tahun 2016 bahwa sebelum
merupakan suatu bantuan yang dilakukan konseling sebagian besar
diberikan sebagai interaksi langsung responden dengan tehnik Breast Care
agar mampu menyelesaikan masalah dalam kategori kurang ada 12
yang dihadapinya dan juga mampu responden, kemudian dalam kategori
mengembangkan potensi yang cukup ada 5 responden, dan dalam
dimilikinya. kategori baik ada 3 responden. Jadi
Tidak sedikit ibu akan mengeluh mayoritas responden sebelum adanya
seperti adanya pembengkakan payudara konseling tentang Breast Care dengan
akibat penumpukan ASI karena Tehnik Breast Care dalam kategori
pengeluaran yang tidak lancar atau kurang.
pengisapan oleh bayi. Pembengkakan ini Setelah perlakuan konseling
akan menyebabkan rasa nyeri yang tentang Breast Care responden dengan
sangat pada ibu bahkan tidak jarang ibu Tehnik Breast Care dalam kategori
akan merasa demam. Oleh karena itu, kurang ada 1 responden, kemudian
untuk menghindari agar kondisi dalam kategori cukup ada 5 responden,
semacam itu tidak terjadi maka dan dalam kategori baik ada 9 responden
diperlukan perawatan payudara. dan 5 responden dengan kategori sangat
Untuk mencegah terjadinya baik. Jadi mayoritas responden setelah
bendungan ASI maka konseling dan adanya konseling tentang Breast Care
latihan serta motivasi petugas kesehatan dengan tehnik Breast Care dalam
tentang perawatan payudara disamping kategori baik. Hasil uji wilcoxon
itu dukungan keluarga juga sangat menunjukkan bahwa ρ = 0,000 (ρ< α =
dibutuhkan . Berdasarkan hasil 0.05)maka H0 ditolak dan Ha diterima.
penelitian oleh ummu Qonatun (2013) Hasil Penelitian pada ibu menyusui
bahwa terjadininya bendungan ASI menunjukkan Sebelum konseling masih
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah bayak ibu melakukan kesalahan dengan
satunya perilaku ibu dalam perawatan tehnik Breast Care, bahkan masih ada
payudara yang sebagian besar ibu yang tidak mengerti sama sekali.
berperilaku kurang sebagaimana Seperti tidak tahu Membersihkan puting
seseorang yang mempunyai kesadaran dengan melakukan gerakan memutar
untuk ikut serta dalam penyuluhan atau dari dalam keluar, Melakukan
suatu kegiatan akan lebih mudah pengurutan dari pangkal kearah putting
menerima informasi dan menerapkan dengan tangan mengepal, dan paling
perilaku yang baik, sebaliknya orang banyak adalah tidak Memakai BH yang
yang mempunyai kesadaran kurang. dapat menopang payudara. Setelah
konseling ibu sudah mulai memahami
C. Analisa Pengaruh Konseling Tentang dan tahu bagimana teknik Breast Care
Breast Care Terhadap Teknik Breast yang benar.
Care Yang Benar Pada Ibu Menyusui Dari uraian diatas dapat kita
simpulkan bahwa konseling tentang

20
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 2 No 2 Tahun 2019
e-ISSN 2580-3093
breast care atau perawatan payudara
mempengaruhi tehnik breast care yang DAFTAR PUSTAKA
benar pada ibu menyusui.
Kemenkes RI. (2015). Profil
KESIMPULAN DAN SARAN Kesehatan Indonesia Nugroho,
Taufan. (2011).
A. KESIMPULAN SI dan Tumor Payudara.
Berdasarkan tujuan penelitian Yogyakarta: Nuha Medika
yang diharapkan maka dapat ditarik Saryono, & Pramitasari, RD. (2009).
Perawatan Payudara.
kesimpulan bahwa teknik breast care
Yogyakarta. Mitra Cendekia.
sebelum konseling tentang breast care
Saryono, & Pramitasari, RD. (2014).
pada ibu menyusui sebagian besar dalam
Perawatan Payudara.
kategori kurang, teknik breast care Yogyakarta: Nuha Medika.
setelah konseling tentang breast care Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
pada ibu menyusui hampir setengah Pendidikan. Bandung: Alfabeta
breast care dalam kategori baik, Qonitun, U. (2012). Gambaran
terdapat pengaruh konseling tentang Perilaku Ibu Dalam Menyusui
breast care terhadap teknik breast care Terhadap Bendungan ASI Pada
yang benar pada ibu menyusui di RS Ibu Nifas Di Polindes Barokah
Aura Syifa Kabupaten Kediri dengan Kecamatan Jatirogo Kabupaten
nilai ρ = 0,000. Tuban. (1). Stikes NU Tuban
(diakses pada tanggal 28
B. SARAN Februari tahun 2016).
Bedasarkan hasil observasi yang
telah peneliti lakukan maka dapat
peneliti sarankan bagi peneliti
selanjutnya hendaknya menambah
pengetahuan dengan cara meng Up-Date
ilmu- ilmu terbaru khususnya mengenai
breast care, bagi responden yang masih
kurang baik dalam tehnik Breast Care
sebaiknya tidak malu untuk bertanya
kepada bidan atau petugas kesehatan,
serta bersedia melakukan breast care
secara mandiri di rumah, bagi institusi
pendidikan diharapkan hasil penelitian
ini digunakan sebagai bahan kajian dan
referensi perpustakaan, bagi tempat
penelitian diharapkan untuk terus
menjaga baiknya pelayanan kepada
pasien khususnya dalam memberikan
informasi mengenai pentingnya
dilakukan breast care pada ibu
menyusui.

21

Anda mungkin juga menyukai