Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyebab terbesar kematian ibu adalah perdarahan. Walaupun proporsinya
cenderung mengalami penurunan, tetapi dampaknya sangat besar. Perdarahan
bisa dialami ibu nifas diantaranya karena kontraksi rahim yang tidak adekuat.
Kontraksi rahim pada ibu nifas bisa ditingkatkan melalui proses menyusui.
Kegiatan menyusui akan membantu rahim berkontraksi secara normal dan
mengurangi jumlah darah yang hilang. Wanita yang melakukan inisiasi dini dan
menyusui secara terus menerus dapat mencegah terjadinya perdarahan setelah
melahirkan. (Ilda & Metti, 2019)
Menyusui telah terbukti mampu melindungi bayi dari serangan penyakit
bayi selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Air susu ibu merupakan
makanan terbaik bagi bayi dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan
bayi. Tetapi ternyata penelitian di Australia pada tahun 2010 melaporkan bahwa
ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif hanya kurang dari 15% , tentunya
hal ini menjadi kondisi yang sangat memprihatinkan bagi dunia.(Nasriyah &
Tristanti, 2019)
World Health Organization menyebutkan secara global, tingkat menyusui
tetap lebih rendah dari apa yang diperlukan untuk melindungi kesehatan wanita
dan anak-anak. Pada tahun 2013-2018, 43% bayi baru lahir memulai menyusui
dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Hanya 41% bayi dibawah usia 6 bulan
yang disusui secara eksklusif. Sementara 70% wanita terus menyusui bayinya
setidaknya satu tahun, pada usia dua tahun tingkat menyusui menurun hingga
45%. Target kolektif untuk tingkat global ini pada tahun 2030 adalah 70% untuk
inisiasi menyusui pada jam pertama, 70% untuk menyusui eksklusif, 80% pada
satu tahun, dan 60% pada dua tahun. Oleh karena itu, upaya-upaya negara-
negara untuk mencapai target angka menyusui harus ditingkatkan.(Scorecard
WHO, 2019)

1
2

Berdasarkan laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018


menunjukkan bahwa pola pemberian ASI eksklusif pada anak umur 0-5 bulan di
Indonesia sebesar (50%). Berdasarkan karakteristiknya jumlah bayi 0-5 bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif lebih tinggi di wilayah perkotaan dibandingkan
perdesaan, masing-masing (40,7%) dan (33,6%). (Riset Kesehatan Dasar, 2018)

Di Sumatera Selatan didapatkan data bahwa cakupan pemberian ASI di


Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 (61%), kemudian pada tahun 2016
(59%), dan pada tahun 2017 sebesar (60%). (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan, 2017)

Menurut data dari Dinas Kesehatan kota Palembang di dapatkan data bahwa
cakupan pemberian ASI di Kota Palembang pada tahun 2015 sebesar (72%),
kemudian pada tahun 2016 sebesar (68%), dan pada tahun 2017 sebesar (72%).
(Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2017)

ASI memiliki keunggulan dan keistimewaan sebagai sumber nutrisi


dibandingkan sumber nutrisi lainnya. Namun, dalam pemberian ASI sering kali
mengalami kegagalan. Penyebab utama kegagalan pemberian ASI adalah adanya
masalah pada payudara. Salah satunya putting susu lecet. Penyebab putting lecet
yang sangat dominan dengan persiapan menyusui terutama pada teknik
menyusui dan perawatan payudara.

Hasil penelitian yang dilakukan Coca et al (2008) didapatkan masalah yang


paling sering dialami oleh ibu menyusui adalah puting susu lecet. Sekitar 57,4%
ibu yang menyusui mengalami puting lecet/nyeri dan paling banyak dialami oleh
ibu primipara sebanyak 54,9%. Masalah puting susu lecet ini 95% terjadi pada
wanita yang menyusui bayinya dengan posisi tidak benar. Kesalahan dari teknik
menyusui dikarenakan posisi bayi yang menyusu tidak sampai areola hanya pada
puting susu saja. Kesalahan lain juga bisa disebabkan saat ibu menghentikan
proses menyusui kurang hati-hati (Maryunani, 2009).
3

Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui yang
disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi
retak dan pembentukan celah-celah. Sebanyak 57% ibu yang menyusui
dilaporkan pernah menderita puting susu lecet. World Health Organization
(WHO) memperkirakan seiap tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi meninggal dunia
karena tidak diberi ASI secara ekslusif (Risneni, 2015).

Menurut Dewi, dkk (2011) bahwa penanganan puting susu lecet diantaranya
: cari penyebab puting lecet, selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI
tetap dikeluarkan dengan tangan olesi puting dengan ASI sebelum dan setelah
menyusui, posisi menyusui harus benar, pergunakan bra yang menyangga, bila
terasa sangat sakit boleh meminum obat pengurang rasa sakit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi masalah pokok yaitu : Bagaimana gambaran hasil penerapan tekhnik
menyusui yang benar untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum?

1.3 Tujuan Studi Kasus


1.3.1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penerapan tekhnik
menyusui yang benar untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
1.3.2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan Penelitian ini agar mahasiswa
mampu dalam :
1) Mengidentifikasi penelitian/artikel Penerapan tekhnik menyusui yang
benar untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
2) Menganalisis hasil penelitian Penerapan tekhnik menyusui yang benar
untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
3) Merumuskan rekomendasi hasil Penelitian penerapan tekhnik menyusui
yang benar untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
4

1.4 Manfaat Studi Kasus


1.4.1. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
a. Bagi rumah sakit, hasil penelitian ini sebagai dasar pengembangan
standar/pedoman Penerapan tekhnik menyusui yang benar untuk
mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
b. Pedoman kerja bagi perawat dalam melaksanakan penerapan tekhnik
menyusui yang benar untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post
partum

1.4.2. Secara keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
a. Evidance Base Nursing Practice Penerapan tekhnik menyusui yang benar
untuk mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum
b. Data dasar bagi pengembangan studi atau penelitian yang
mengembangkan metode Penerapan tekhnik menyusui yang benar untuk
mengatasi puting susu lecet pada ibu post partum

Anda mungkin juga menyukai