Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 82

PERBEDAAN LAMA PERSALINAN PADA PRIMIGRAVIDA DAN


MULTIGRAVIDA
Ishmah Fatriyani1, Esti Nugraheny2
12
Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Bantul Yogyakarta
ishmah@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang mencapai 305/100.000 kelahiran hidup,
yang salah satu penyebabnya yaitu kasus persalinan lama atau partus lama. Sehingga dapat
menyebabkan Morbiditas dan menyumbang angka kematian ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan lama persalinan kala I fase laten, kala I fase aktif, dan kala II pada
primigravida dan multigravida. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan
pendekatan retrospektif dengan jumlah populasi 189 responden. Jumlah sampel yang digunakan 175
responden dengan teknik pengambilam sampel Purposive Sampling. Tempat penelitian ini di
Puskesmas Bambanglipuro bantul Yogyakarta. Instrument yang digunakan berupa rekam medis,
dengan perhitungan data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil : Diketahui rata-rata lama persalinan
kala I fase laten pada primigravida terjadi dalam waktu 228 menit (3,8 jam) dengan pembukaan satu
cm per 76 menit (1,2 jam), sedangkan pada multigravida terjadi selama 69 menit (1,15 jam) dengan
pembukaan satu cm per 23 menit (0,3 jam). Pada kala I fase aktif pada primigravida terjadi selama 232
menit (3,8 jam) dengan pembukaan satu cm per 33 menit (0,55 jam), sedangkan pada multigravida
terjadi dalam waktu 165 menit (2,75 jam) dengan pembukaan satu cm per 23,5 menit (0,39 jam). Pada
kala II pada primigravida terjadi dalam waktu 21 menit (0,35 jam), dan pada multigravida terjadi dalam
waktu 11 menit (0,18 jam). Kesimpulan: diketahui bahwa pada ibu primigravida lama persalinan kala
I dan II terjadi dalam waktu rata-rata 481 menit (8,01 jam), dan pada multigravida terjadi dalam waktu
rata-rata 245 menit (4,08 jam).

Kata Kunci : Lama persalinan, Kala I, Fase Laten, Fase Aktif, Kala II

ABSTRACT

Introduction: The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reaches 305 / 100,000 live births, one
of which is the case of prolonged labor or prolonged labor. So that it can cause Morbidity and
contribute to maternal and infant mortality. This study aims to determine the differences in the duration
of labor for the first stage of the latent phase, the first stage of the active phase, and the second stage
of labor in primigravidas and multigravidas. Methods: This study is a descriptive study using a
retrospective approach with a population of 189 respondents. The number of samples used was 175
respondents withtechnique purposive sampling. The place of this research is in Puskesmas
Bambanglipuro Bantul, Yogyakarta. The instrument used is a medical record, with data calculation
using a frequency distribution. Results: It is known that the average latent phase of labor in
primigravida occurs within 228 minutes (3.8 hours) with an opening of one cm per 76 minutes (1.2
hours), while in multigravidas it occurs for 69 minutes (1,15 hours) with an opening of one cm per 23
minutes (0.3 hours). In the first stage, the active phase in primigravida occurs for 232 minutes (3.8
hours) with an opening of one cm per 33 minutes (0.55 hours), while in multigravidas occurs within
165 minutes (2.75 hours) with an opening of one cm per 23.5 minutes (0.39 hours). Stage II in
primigravida occurs within 21 minutes (0.35 hours), and in multigravidas occurs within 11 minutes
(0.18 hours). Conclusion: It is known that for primigravida mothers the duration of labor for stage I
and II occurs in an average time of 481 minutes (8.01 hours), and in multigravidas occurs in an average
time of 245 minutes (4.08 hours).

Keywords : Duration of labor, Stage I, Latent Phase, Active Phase, Stage II

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 83

PENDAHULUAN Pemberian air susu ibu (ASI) pada


Pemberian Air Susu Ibu (ASI) bayi merupakan cara terbaik bagi
Eksklusif di dunia masih rendah. peningkatan kualitas sumber daya manusia
Berdasarkan data dari United Nations sejak dini yang akan menjadi penerus
Children’s Fund (UNICEF) pada tahun bangsa. ASI merupakan satu-satunya
2015 hanya 39% bayi di bawah 6 bulan yang makanan yang sempurna dan terbaik bagi
mendapatkan ASI Eksklusif di seluruh bayi karena mengandung unsur-unsur gizi
dunia, angka tersebut mengalami yang dibutuhkan oleh bayi untuk
peningkatan pada tahun 2017 yaitu 40% pertumbuhan dan perkembangan bayi guna
(UNICEF, 2017). mencapai pertumbuhan dan perkembangan
Di Indonesia jumlah cakupan bayi yang optimal. Dengan memberikan
pemberian ASI eksklusif adalah 54,0%. ASI, maka itu berarti ibu telah memberikan
Mengacu pada target renstra pada tahun kekebalan tubuh bagi bayinya (Marmi,
2017 yaitu 42%, maka secara nasional 2012).
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi ASI memiliki banyak manfaat
usia kurang dari enam bulan sudah mencapai karena merupakan makanan yang
target (Kemenkes RI, 2017). mengandung gizi seimbang untuk bayi, serta
Menurut Dinas Kesehatan mengandung zat kekebalan yang mampu
Yogyakarta tahun 2017, cakupan pemberian mengurangi resiko bayi terjangkit penyakit.
ASI eksklusif di Yogyakarta pada tahun Zat kekebalan tubuh tersebut adalah
2017 sebesar 74,9%. Kondisi ini mengalami immunoglobulin, dimana zat kekebalan
peningkatan dibandingkan pada tahun 2016 yang tidak dimiliki oleh susu formula adalah
yaitu 54,9%. Kondisi pemberian ASI kolostrum yang hanya diproduksi sampai
Eksklusif terus meningkat dari tahun 2011 hari kelima pasca persalinan. Pemberian
sampai tahun 2017. Pada tahun 2011 sebesar cairan dan makanan lain selain ASI saat usia
35,5%, tahun 2012 39,7%, tahun 2013 bayi kurang dari 6 bulan akan meningkatkan
46,4%, tahun 2014 50,6%, tahun 2015 resiko masuknya bakteri penyebab diare
52,9%, tahun 2016 54,9% dan tahun 2017 (Marmi, 2013).
74,9% (Dinkes Yogyakarta, 2017). Bagi seorang ibu nifas, menyusui
Menurut Dinas Kesehatan Bantul merupakan salah satu tugas perkembangan
tahun 2017, cakupan pemberian ASI yang harus dilaluinya. Meskipun tidak
Eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2017 semua ibu dapat melakukannya dengan baik
sebesar 74,27%. Kondisi ini mengalami dikarenakan berbagai kondisi, salah satunya
penurunan bila dibandingkan dengan tahun karena ibu harus bekerja (Rejeki, 2008).
2016 sebesar 75,73%. Untuk wilayah Padahal, ASI memiliki banyak manfaat
Kecamatan Bantul pencapaian pemberian diantaranya adalah mencegah diare dan
ASI Eksklusif sebesar 73% (Dinkes Bantul, pneumonia yang merupakan dua penyakit
2017). penyebab kematiaan terbesar pada anak di
Pemberian ASI eksklusif dunia (WHO, 2010). Hasil studi dari 42
didefinisikan sebagai pemberian ASI saja negara menunjukkan bahwa ASI Ekslusif
pada bayi tanpa diberikan tambahan cairan memiliki dampak terbesar terhadap
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air penurunan angka kematian yaitu 13%,
teh, air putih, atau tambahan makanan padat dibanding dengan intervensi kesehatan
seperti pisang, pepaya, biskuit, bubur susu, masyarakat lainnya (Roesli, 2008).
bubur biskuit, dan tim. Pengertian lain dari Mengingat pentingnya pemberian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini ASI bagi tumbuh kembang yang optimal
mungkin setelah bayi lahir sampai berumur baik fisik maupun mental dan
6 bulan tanpa diberikan makanan atau kecerdasannya, maka perlu perhatian agar
minuman lain (Marmi, 2012). dapat terlaksana dengan benar. Pemerintah
mengeluarkan aturan dalam Peraturan

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 84

Pemerintah Republik Indonesia Nomo 33 sebanyak 86% bayi mendapatkan makanan


Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu berupa susu formula, makanan padat, atau
Ekslusif pada pasal 6 berbunyi “Setiap ibu campuran antara ASI dan susu formula
yang melahirkan harus memberikan ASI (Lestari, 2009).
ekslusif kepada bayi yang dilahirkannya” Harus dipahami bahwa memberikan
(Kemenkes RI, 2015). Program Peningkatan ASI kepada bayi, bukan saja memberikan
Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan
Eksklusif mempunyai dampak yang luas untuk ibu. Banyak manfaat yang bisa
terhadap status gizi ibu dan bayi. Untuk diperoleh bagi ibu maupun bayinya
mendukung pemberian ASI eklusif, maka dengan pemberian ASI khususnya ASI
World Health Association (WHO) Eksklusif. Salah satu keunggulan ASI
mencanangkan Pekan ASI Sedunia (PAS) adalah terdapat lebih dari 100 jenis zat gizi
yang dilaksanakan setiap tahun pada awal yang tidak terdapat dalam susu sapi yang
bulan Agustus. Dalam mendukung PAS diperlukan untuk pertumbuhan dan
2016, Kementerian Kesehatan perkembangan kecerdasan anak.
menyelenggarakan lomba Dengan ASI, Sedangkan bagi ibu dapat menurunkan
Baduta Sehat, Ibu Bekerja Produktif yang resiko perdarahan dan anemia serta
diikuti oleh perwakilan dari beberapa menunda terjadinya kehamilan berikutnya
propinsi di Indonesia. Melalui lomba (Marmi, 2013).
tersebut, diharapkan dapat memotivasi ibu
bekerja untuk tetap bersemangat METODE PENELITIAN
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi Penelitian ini merupakan penelitian
yang kita cintai (Kemenkes RI, 2017). deskriptif dengan pendekatan waktu
Namun pada kenyataannya, program retrospektif. Populasi dalam penelitian ini
yang telah dicanangkan belum sepenuhnya adalah ibu nifas di Puskesmas Bantul II
berhasil dilaksanakan di Indonesia. Upaya Yogyakarta yang berjumlah 50 orang yang
meningkatkan perilaku menyusui pada ibu diambil dari data bulan Juli-Desember 2018.
yang memiliki bayi khususnya ASI Sampling menggunakan teknik purposive
eksklusif masih dirasa kurang. sampling, dan besar sampel dihitung
Permasalahannya ada pada sosial budaya, menggunakan sampel minimal 30 orang.
motivasi, pelayanan kesehatan dan Instrumen yang digunakan dalam
kesadaran akan pentingnya ASI, yang penelitian adalah kuesioner. Kuesioner ini
tergantung dari tingkat pendidikan, digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan, dan kepercayaan (Kartikasari, pengetahuan ibu nifas dalam pemberikan
2008). ASI Eksklusif dengan skala Guttman yang
Meskipun menyusui bayi sudah berisi pernyataan-pernyataan yang bersifat
menjadi budaya Indonesia, namun praktek positif (favorable) dan negatif
pemberian air susu ibu (ASI) masih buruk. (unfavorable).
Tingkat kesadaran masyarakat untuk Kriteria Inklusi:
memberikan air susu ibu (ASI) kepada 1. Semua ibu nifas yang melakukan
bayinya masih sangat memprihatinkan. kunjungan ulang di Puskesmas
Data lain yang mendukung pernyataan di Bantul II tahun 2019 yang bersedia
atas dilaporkan oleh Kementerian Negara menjadi responden.
Pemberdayaan Perempuan bahwa hanya 2. Ibu nifas yang bisa membaca dan
14% ibu di tanah air yang memberikan menulis.
air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya Kriteria Ekslusi:
sampai 6 bulan. Rata-rata bayi di Indonesia 1. Ibu nifas yang mengalami masalah
hanya menerima ASI eksklusif kurang dari seperti IUFD.
2 bulan. Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif sangat rendah dan diketahui

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 85

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik ∑ %


1. Karakteristik Responden Total 175 100.0
Karakteristik responden pada Presentasi
penelitian ini dikelompokkan berdasarkan Kepala 175 100
usia, tinggi badan, paritas, presentasi janin, Bokong 0 0
dan lamanya persalinan yang diuraikan Total 175 100
sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukkan bahwa
sebagian besar ibu hamil multigravida
Karakteristik ∑ % melahirkan di Puskesmas Bambanglipuro
Paritas sebanyak 103 orang (58,9%), sebagian besar
Primigravida 72 41.1 ibu melahirkan berumur 20-35 tahun
Multigravida 103 58.9 sebanyak 160 orang (91,4%), sebagian besar
Total 175 100.0 ibu melahirkan dengan tinggi badan lebih
Umur dari 150 cm sebanyak 128 orang (73,1%),
<20 tahun 2 1.1 dan seluruh ibu hamil yang melahirkan di
20-35 tahun 160 91.4 Puskesmas Bambanglipuro dengan
>35 tahun 13 7.4
presentasi kepala sebanyak 175 orang
Total 175 100.0
(100%).
TB
<150 cm 47 26.9
≥150 cm 128 73.1

2. Lama Persalinan Kala I Fase Laten


Tabel 2 Distribusi Lama Persalinan Kala I Fase Laten
60-210 211-360 361-480
menit menit menit Mean Median Modus
Paritas
(menit) (menit) (menit)
∑ % ∑ % ∑ %
Primigravida 21 29.2 48 66.7 3 2.9 228 225 240
Multigravida 103 100.0 0 0.0 0 0.0 69 60 90

Tabel 2 menunjukkan bahwa lama persalinan kala I fase laten pada primigravida
sebagian besar terjadi dalam rentang waktu 211-360 menit sebanyak 48 orang (66,7%),
sedaangkan lama persalinan kala I fase laten pada multigravida sebagian besar terjadi dalam
rentang waktu 60-120 menit sebanyak 103 orang (100%).
3. Lama Persalinan Kala I Fase Aktif
Tabel 3 Distribusi Lama Persalinan Kala I Fase Aktif
45-190 191-335 336-480
menit menit menit Mean Median Modus
Paritas
(menit) (menit) (menit)
∑ % ∑ % ∑ %
Primigravida 28 38.9 31 43.1 13 18.1 232 225 120
Multigravida 63 61.2 40 38.8 0 0.0 165 150 90

Tabel 3 menunjukkan bahwa lama persalinan kala I fase aktif pada primigravida
sebagian besar terjadi dalam rentang waktu 191-335 menit pada primigravida sebanyak 31
orang (41,3%), sedangkan lama persalinan kala I fase aktif pada multigravida sebagian besar
terjadi dalam rentang waktu 45-190 menit sebanyak 63 orang (61,2%).

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 86

4. Lama Persalinan Kala II


Analisis lama persalinan kala II ibu bersalin di Puskesmas Bambanglipuro Bantul
sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Lama Persalinan Kala II
5-20 21-50 51-60
menit menit menit Mean Median Modus
Paritas
(menit) (menit) (menit)
∑ % ∑ % ∑ %
Primigravida 42 58.3 29 40.3 1 1.4 21 20 10
Multigravida 98 95.1 5 4.9 0 0.0 11 10 5

Tabel 4 menunjukkan bahwa lama persalinan kala II pada primigravida sebagian


besar terjadi dalam rentang waktu 5-20 menit sebanyak 42 orang (58,3%), pada multigravida
sebagian besar terjadi dalam rentang waktu 5-20 menit sebanyak 98 orang (95,1%).

Berdasarkan hasil penelitian kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35


menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tahun ibu melahirkan pada primigravida
hamil multigravida. Berdasarkan teori dapat terjadi resiko seperti perineum
diketahui bahwa persalinan pada kaku dan tidak elastis, hal tersebut akan
multigravida akan mengalami persalinan menghambat lama persalinan pada kala
kala I fase laten selama 4,5 jam dengan II dan dapat meningkatkan resiko pada
pembukaan satu cm per 90 menit (1,5 janin. Faktor umur dapat menjadi
jam), lebih cepat dibandingkan dengan penyebab terjadinya berbagai
primigravida yang lama persalinan kala komplikasi yang terjadi pada kehamilan
I fase laten mencapai satu cm per 160 dan persalinan, antara lain penyebab
menit (2,5 jam). Pada multigravida lama kelainan his, atonia uteri, plasenta previa
persalinan kala I fase aktif terjadi selama dan yang lainnya (Prawirohardjo, 2010).
8,5 jam dengan pembukaan satu cm per Berdasarkan hasil penelitian
72,8 menit (1,2 jam), lebih cepat menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
dibandingkan dengan primigravida yang hamil di Puskesmas Bambanglipuro
lama persalinan kala I fase aktif melahirkan dengan ukuran tinggi badan
mencapai 10 jam dengan pembukaan lebih dari 150 cm sebanyak 128 orang
satu cm per 85,7 menit (1,4 jam). Pada (73,1%).
multigravida lama persalinan kala II Berdasarkan teori ibu yang
terjadi selama 1,5 jam sampai maksimal memiliki tinggi badan kurang dari 150
2 jam, lebih cepat dibandingkan dengan cm maka dikategorikan sebagai
primigravida yang mengalami perawakan pendek dan memiliki resiko
persalinana kala II dengan lama lebih tinggi untuk mengalami kesulitan
persalinan 0,5 jam sampai maksimal persalinan akibat panggul sempit,
satu jam (Prawirohardjo, 2010). memiliki kemungkinan 2,4 kali
Berdasarkan hasil penelitian mengalami CFD (Cephalopelvic
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu Disporpotion) atau disporposi antara
hamil yang melahirkan di Puskesmas kepala bayi dengan panggul yang
Bambanglipuro berumur 20-35 tahun menyebabkan kesulitan bila persalinan
sebanyak 171 orang (91,4%). dilakukan normal. Seringkali
Berdasarkan teori usia 20-35 tahun penyebabnya adalah kemacetnya bahu
merupakan usia yang sehat yang mana bayi saat melalui jalan lahir (distosia
pada usia tersebut organ reproduksi bahu) pada ibu dengan panggul sempit
sudah matang, dapat menekan resiko (Prawirohardjo, 2010).
gangguan kesehatan baik pada ibu Berdasarkan hasil penelitian
maupun janin, sedangkan pada usia yang menunjukkan bahwa seluruh ibu hamil

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 87

yang melahirkan di Puskesmas dengan pembukaan satu cm per 90 menit


Bambanglipuro Bantul dengan (1,5 jam).
presentasi kepala sebanyak 175 orang Hasil penelitian ini sesuai
(100%). Berdasarkan teori presentasi dengan penelitian yang dilakukan oleh
kepala merupakan posisi terbaik untuk Halimatussakdiah di RS Pemerintah
prestasi keberhasilan persalinan Banda Aceh dengan hasil penelitian
spontan, posisi ini memungkinkan janin yang menyatakaan bahwa lama
dengan mudah melewati pintu panggul persalinan kala I fase laten pada
ibu dan hamper sebagian besar harapan primigravida terjadi pada rata-rata
untuk lahir secara spontan terpenuhi, waktu 3,5 sampai empat jam dengan
dibandingkan dengan presentasi bokong pembukaan satu cm per 75 menit (1,25
yang merupakan kelainan letak atau jam) namun pada multigravida terdapat
posisi janin, yang dapat melahirkan sedikit perbedaan dengan selisih rata-
dengan waktu yang lebih lama dari rata 21 menit, pada penelitian yang
persalinan dengan presentasi kepala, dilakukan oleh Halimatussakdiah
bahkan dapat dilakukan operasi Caesar memiliki waktu rata-rata waktu satu
apabila ibu maupun janin dalam faktor sampai 1,5 jam dengan pembukaan satu
resiko (Prawirohardjo, 2010). cm per 30 menit (0,5 jam)
Lama persalinan kala I fase laten (Halimatussakdiah, 2017). Hal ini
lama pada primigravida sebagian besar kemungkinan terjadi karena kala I fase
terjadi dalam rentang waktu 211-360 laten terjadi pada awal permulaan his,
menit sebanyak 48 orang (66,7%), sehingga pada kala I fase laten dapat
sedaangkan lama persalinan kala I fase terjadi lebih cepat dan mungkin lebih
laten pada multigravida sebagian besar lambat, dan setiap ibu yang bersalin
terjadi dalam rentang waktu 60-120 memiliki kekuataan his yang berbeda-
menit sebanyak 103 orang (100%). Pada beda (Wulandari, 2011).
persalinan kala I fase laten pada Lama persalinan kala I fase aktif
primigravida memiliki rata-rata waktu pada primigravida sebagian besar terjadi
persalinan selama 228 menit, sedangkan dalam rentang waktu 191-335 menit
pada multigravida 69 menit. Sehingga pada primigravida sebanyak 31 orang
pada penelitian ini diketahui bahwa (41,3%), sedangkan lama persalinan
selisih waktu rata-rata pada multigravida kala I fase aktif pada multigravida
159 menit lebih cepat dibandingkan sebagian besar terjadi dalam rentang
dengan primigravida. waktu 45-190 menit sebanyak 63 orang
Hasil penelitian diketahui bahwa (61,2%). Pada persalinan kala I fase aktif
lama persalinan kala I fase laten pada pada primigravida memiliki rata-rata
primigravida terjadi selama rata-rata 228 waktu persalinan selama 232 menit (3,8
menit dengan pembukaan satu cm setiap jam), sedangkan pada primigravida 165
76 menit (1,2 jam), sedangkan pada menit (2.7 jam). Sehingga pada
multigravida terjadi dengan rata-rata penelitian ini diketahui bahwa selisih
waktu 69 menit dengan pembukaan satu waktu rata-rata pada multigravida 67
cm per 23 menit (0,3 jam) hasil ini tidak menit lebih cepat dibandingkan dengan
sesuai dengan teori dari Prawirohardjo primigravida.
(2010) yang menyatakan bahwa lama Hasil penelitian diketahui bahwa
persalinan kala I fase laten terjadi dalam lama persalinan kala I fase laten pada
waktu selama delapan jam pada primigravida terjadi selama rata-rata 232
primigravida dengan pembukaan satu menit (3,8 jam) dengan pembukaan satu
cm per 160 menit (2,5 jam) dan pada cm setiap 33 menit (0,55 jam),
multigravida terjadi selama 4,5 jam sedangkan pada multigravida terjadi
dengan rata-rata waktu 165 menit (2,75

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 88

jam) dengan pembukaan satu cm per diketahui bahwa selisih waktu rata-rata
23,5 menit (0,39 jam) hasil ini tidak pada multigravida 10 menit lebih cepat
sesuai dengan teori dari Prawirohardjo dibandingkan dengan primigravida.
(2010) yang menyatakan bahwa lama Hasil penelitian ini tidak sesuai
persalinan kala I fase aktif terjadi dalam dengan teori dari Prawirohardjo (2010)
waktu selama 10 jam pada primigravida yang menyatakan bahwa rata-rata lama
dengan pembukaan satu cm per 85,7 persalinan pada primigravida yaitu 50
menit (1,4 jam) dan pada multigravida menit sampai maksimal dua jam,
terjadi selama 8,5 jam dengan sedangkan pada multigravida memiliki
pembukaan satu cm per 72,8 menit (1,2 rata-rata 20 menit sampai maksimal satu
jam). jam. Hasil penelitian ini juga tidak
Namun hasil penelitian ini sesuai sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Halimatussakdiah yang dilakukan
Halimatussakdiah di RS Pemerintah di RS Pemerintah Banda Aceh pada
Banda Aceh dengan hasil penelitian tahun 2017 dengan hasil penelitian lama
yang menyatakaan bahwa lama persalinan rata-rata pada primigravida
persalinan kala I fase laten pada 30 menit dan 15 menit pada
primigravida terjadi pada rata-rata multigravida. Hal ini kemungkinan
waktu 3,5 sampai empat jam dengan karena terdapat hal-hal yang
pembukaan satu cm per 30 menit (0,5 mempengaruhi ibu mengenai kesiapan
jam) namun pada multigravida terdapat ibu dalam menghadapi persalinan,
sedikit perbedaan dengan selisih rata- seperti latihan relaksasi, cara mengejan
rata 60 menit, pada penelitian yang yang benar, posisi persalinan, dukungan
dilakukan oleh Halimatussakdiah dari suami dan keluarga, yang dapat
memiliki waktu rata-rata waktu satu memotivasi ibu hingga ibu merasa
sampai 1,5 jam dengan pembukaan satu percaya diri dan melancarkan proses
cm per 15 menit (0,25 jam) persalinan (Halimatussakdiah, 2010).
(Halimatussakdiah, 2017). Hal ini Hal ini kemungkinan terjadi karena ibu
kemungkinan terjadi karena frekuensi yang sudah mempunyai pengalaman
dan lama kontraksi uterus akan cara mengejan yang benar, posisi
meningkat secara bertahap, biasanya persalinan, dan adanya his yang adekuat
terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 saat pembukaan terdeteksi lengkap
menit (Manjoer & Arif, 2009), posisi ibu diikuti pecahnya ketubah, kemudian
selama kala I fase laten juga dapat tidak adanya hambatan selama proses
memberikan pengaruh turunnta kepala persalinan kala II seperti adanya lilitan
bayi sehingga dapat mempengaruhi tali pusat (Murray & Huelsmann, 2013).
pertambahan jumlah pembukaan serviks Hasil penelitian ini menunjukkan
(Chopra, 2006). bahwa pada persalinan primigravida
Lama persalinan kala II pada kala I fase laten terjadi dalam waktu
primigravida sebagian besar terjadi rata-rata 228 menit (3,8 jam), pada
dalam rentang waktu 5-20 menit multigravida lama kala I fase laten
sebanyak 42 orang (58,3%), pada terjadi dalam waktu rata-rata 69 menit
multigravida sebagian besar terjadi (1,15 jam), berbeda dengan teori
dalam rentang waktu 5-20 menit sebelumnya dari Prawirohardjo (2010)
sebanyak 98 orang (95,1%). Pada lama bahwa lama persalinan kala I fase laten
persalinan kala II pada primigravida pada primigravida terjadi selama 480
memiliki rata-rata waktu 21 menit (0,35 menit (8 jam) dan pada multigravida
jam), sedangkan pada multigravida terjadi selama 270 menit (4,5 jam).
memiliki rata-rata waktu 11 menit (0,18
jam). Sehingga pada penelitian ini

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 89

Hasil penelitian lama persalinan KESIMPULAN


kala I fase aktif pada primigravida Karakteristik ibu hamil yang
terjadi dalam waktu rata-rata 232 menit melahirkan di Puskesmas Bambanglipuro
(3,8 jam), pada multigravida lama kala I sebagian besar ibu hamil multigravida
fase aktif terjadi dalam wakt rata-rata sebanyak 103 orang (58,9%), sebagian besar
165 menit (2,75 jam), berbeda dengan ibu melahirkan berumur 20-35 tahun
teori sebelumnya bahwa lama persalinan sebanyak 160 orang (91,4%), sebagian besar
kala I fase aktif terjadi dalam waktu 600 ibu melahirkan dengan tinggi badan lebih
menit (10 jam) pada primigravida, dan dari 150 cm sebanyak 128 orang (73,1%),
510 menit (8,5 jam) pada multigravida. dan seluruh ibu hamil yang melahirkan di
Hasil penelitian menunjukkan Puskesmas Bambanglipuro dengan
bahwa lama persalinan kala II pada presentasi kepala sebanyak 175 orang
primigravida terjadi dalam waktu rata- (100%).
rata 21 menit (0,35 jam), pada Lama persalinan kala I fase laten
multigravida terjadi dalam waktu rata- pada primigravida dan multigravida yang
rata 11 menit (0,18 jam), berbeda dengan melahirkan di Puskesmas Bambanglipuro,
teori sebelumnya bahwa lama kala II pada primigravida rata-rata lama persalinan
pada primigravida terjadi dalam waktu kala I fase laten 228 menit (3,8 jam) setara
rata-rata 50 menit sampai maksimak dua dengan satu cm memakan waktu 76 menit
jam, dan pada multigravida terjadi (1,2 jam), sedangkan pada multigravida
dalam waktu rata-rata 20 menit sampai rata-rata lama persalinan kala I fase laten 69
maksimal satu jam. dan multigravida menit (1,1 jam) setara dengan satu cm
terdapat pergeseran pada lama memakan waktu 23 menit (0,38 jam).
pembukaan, pada primigravida kala I Lama persalinan kala I fase aktif
fase laten pembukaan terjadi setiap satu pada primigravida dan multigravida yang
cm per 2,5 jam menjadi satu cm per 1,4 melahirkan di Puskesmas Bambanglipuro,
jam pada kala I fase aktif, sedangkan pada primigravida rata-rata lama persalinan
pada multigravida kala I fase laten kala I fase aktif 232 menit (3,8 jam) setara
pembukaan terjadi setiap 1,5 cm per jam dengan satu cm memakan waktu 33,1 menit
menjadi 1,2 cm per jam pada kala I fase (0,55 jam), sedangkan pada multigravida
aktif. rata-rata lama persalinan kala I fase aktif
165 menit (2,7 jam) setara dengan satu cm
memakan waktu 23,5 menit (0,39 jam).
Kurva Lama persalinan kala II pada
12 primigravida dan multigravida yang
Pembukaan (cm)

10 melahirkan di Puskesmas Bambanglipuro,


8 pada primigravida rata-rata lama persalinan
6 kala II 21,8 menit (0,35 jam), sedangkan
4 pada multigravida rata-rata lama persalinan
2 kala II 11 menit (0,1 jam).
0
0 5 10 15 20
DAFTAR PUSTAKA

Waktu (jam) Bantul, D. (2017). Profil Kesehatan Bantul


2017.
Ket : : Kurva Friedman Hutomo, C. S. (2009, Agustus). Hubungan
: Kurva Hasil Penelitian Antara Paritas Dengan Kejadian
Ruptur Perineum Spontan DI RSUD
Kota Surakarta. KTI, 1.

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH
JURNAL ILMU KEBIDANAN Volume 6 Nomor 2, Juni 2020 90

Halimatussakdiah, (2017). Lamanya Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan.


Persalinan Kala I dan II Pada Ibu Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Multipara Dengan Apgar Score Bayi Sarwono Prawirohardjo.
Baru Lahir
Kemenkes, R. (2016). Profil kesehatan
Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kemenkes RI.
Liu, D. (2008). Manual Persalinan (Labour
Ward Manual) Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Manjoer, & Arif. (2009). Kapita Selekta
Kedokteran Volume 1. Jakarta:
Media Aesculapius.
Manuaba, C. (2008). Gawat-Darurat
Obstetri-Ginekologi & Obstetri-
Ginekologi Sosial untuk Profesi
Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. (2012). Intranatal care Asuhan
Kebidanan Pada Persalinan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Murray, L. M., & Huelsmann, M. G. (2013).
Persalinan & Melahirkan : Praktik
berbasis Bukti. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Pasiowan, S., Lontaan, A., & Rantung, M.
(2015). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Robekan jalan
Lahir Pada Ibu Bersalin. Jurnal
Ilmiah Bidan Volume 3 No.1.
Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.
Setiowati, W. (2017). Hubungan Antara
Paritas Dengan Kejadian Rupture
Perineum. Jurnal Darul Azhar Vol.4
No.1, 38.
Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2013).
Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.
Suradi, R., & Yanuarso, B. P. (2000). Sari
Pediatri. Metode Kanguru Sebagai
Pengganti Inkubator, Untuk Bayi
Berat Lahir Rendah, 29-35.
Suririnah. (2008). Buku Pintar Kehamilan &
Persalinan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan : Volume 1. Jakarta:
EGC.

(JIK) JURNAL ILMU KEBIDANAN p-ISSN 2407-6872 e-ISSN 2579-4027


AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

Anda mungkin juga menyukai