BAB I
PENDAHULUAN
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan
ke putting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan
pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan
terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
dilakukan dengan usaha bayi sendiri segera setelah ia lahir. IMD dapat dilakukan dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap pada dada atau perut ibu tanpa terhalang oleh
kain, selama minimal satu jam dimulai segera setelah bayi lahir. Dengan demikian
terjadi kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu (skin-to-skin contact), sehingga
secara alami sang bayi akan mulai aktif merangkak untuk mencari payudara ibu (breast
crawl) dan akan menemukan puting susu lalu segera menyusu. Peristiwa menakjubkan
ini tentu saja memerlukan dukungan dari seluruh anggota keluarga maupun tim
kesehatan yang membantu proses persalinan dengan menciptakan suasana yang tenang,
nyaman bagi ibu serta bayi, dan juga kesabaran bagi keberhasilan bayi menemukan
kepada bayi segera setelah lahir, dengan cara meletakkan bayi di perut ibu, kemudian
diberikan bayi untuk menemukan puting susu ibu dan menyusui hingga puas, proses ini
di lakukan paling kurang 1 jam (60 menit) pertama segera bayi lahir (Syafrudin dkk,
2011). Manfaat dari IMD yaitu apabila terjadi kontak kulit dan hendakan kepala bayi ke
dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu ibu dan sekitarnya, emutan, jilatan bayi,
pada puting ibu, merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Hormon oksitosin ini
52
sangat membuat rahim ibu untuk berkontraksi sehingga merangsang pengeluaran
WHO melaporkan bahwa pada tahun 2017, 51% dari setiap 1.000 kelahiran
disusui dalam satu jam pertama kehidupan. Pada tahun 2018, angka pemberian IMD per
1000 kelahiran meningkat 60% dibandingkan capaian 100%. Semoga bisa mencapai
Pada tahap awal menyusui, bidan tidak menunggu sampai bayi benar-benar
menyusui, tetapi sebatas membantu persalinan. Setelah bayi lahir, bidan meletakkan bayi
di dada ibu, dan ketika bayi menangis, bayi langsung dibawa keluar untuk dimandikan
Organitation (WHO), memperkirakan 78 juta bayi atau 3 dari 5 tidak disusui dalam 1
jam pertama kehidupan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit dan kematian. Data
diantaranya yaitu pemberian makanan atau minuman bukan Air Susu Ibu (ASI) dan
dalam kualitas perawatan kepada ibu dan Bayi Baru Lahir. Penelitian sebelumnya
mengatakan bahwa Bayi Baru Lahir yang menyusui antara 2 dan 23 jam memiliki resiko
kematian 33% lebih besar dibandingkan dengan Bayi yang menyusu dalam waktu 1 jam
2017 untuk Bayi Baru Lahir <1 jam sebesar 51,32% dan untuk Bayi ≥ 1 jam sebesar
3,4% dan ASI Eksklusif sampai 6 bulan sebesar 35,37% dan ASI Eksklusif 0-5 bulan
sebesar 46,74%. Sumatera Utara berada pada urutan nomor 7 paling rendah cakupan
IMDnya. Cakupan IMD pada Bayi Baru Lahir <1 jam Di Sumatera Utara sebesar 38,37
% dan pada BayI Lahir ≥ 1 jam Di Sumatera Utara 3,47% ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
Di Sumatera Utara tahun 2017 sebesar 10,37% dan ASI Eksklusif 0-5 bulan 25,71%.
bayi dengan usia 0-6 bulan, bayi yang mendapatkan IMD adalah (53,39%), pada tahun
2021 bayi yang mendapatkan IMD naik sebanyak (57,83%). Sedangkan pada tahun 2022
bayi yang usia 0-6 bulan ,mendapatkan IMD yaitu (57,17%) (Dinas Kesehatan Provinsi
digalakkan oleh bidang kesehatan untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
anak (Graziose et al., 2018). Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi dan
makanan yang paling sempurna, mengandung hampir semua nutrisi dengan komposisi
yang memenuhi kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
(Pollard, 2016). Pemberian ASI diatur dalam PP Nomor 33 Tahun 2012 yang mengatur
bahwa pemberian ASI eksklusif dilakukan sejak lahir sampai batas usia 6 bulan dengan
mengemukakan bahwa menyusui adalah cara termurah dan paling efektif sebagai
penyelamat hidup anak dalam sejarah kesehatan manusia. Diharapkan ibu dapat
menyusui anaknya secara eksklusif minimal 6 bulan tanpa ada pemberian cairan/asupan
selain ASI. Ironisnya kurang dari setengah anak di dunia menikmati kesempatan emas
ASI tentu saja sangat bermanfaat yaitu bayi dapat memperoleh kekebalan,
perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibu, mengurangi perdarahan,
mempertahankan zat besi, protein dan zat lainnya, ASI ekslusif juga dapat mengurangi
risiko alergi, penyakit pernapasan, diare dan obesitas pada anak (Salamah & Prasetya,
2019).
ASI mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi anak dari infeksi dan
kemudian hari (Zahara, 2021). Apabila bayi tidak diberi ASI eksklusif akan berdampak
buruk bagi bayi. (Muslimah et al., 2020) Dampak yang ditimbulkan jika bayi tidak
54
diberikan ASI eksklusif yaitu akan memberikan kontribusi terhadap kematian bayi dan
3.94 kali lebih besar memiliki risiko kematian karena diare daripada bayi yang diberi
ASI eksklusif, sebab status gizi yang buruk mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan
hidup bayi. (Kemenkes, 2010). Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat daripada bayi
yang diberi susu formula (Salamah & Prasetya, 2019). ASI mengandung banyak nutrisi
penting yang tidak dapat digantikan oleh susu yang di produksi secara industri (Ford et
al., 2020).
masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya. Hal ini
disebabkan kemampuan bayi untuk mengisap ASI kurang sempurna sehingga secara
proses alami dari bayi untuk menyusui sejak dilahirkan. Selama ini, penolong persalinan
selalu memisahkan bayi dari ibunya segera setelah lahir, untuk di bersihkan, untuk
ditimbang, ditandai dan diberikan pakaian. Ternyata, proses ini sangat terganggu proses
alami bayi untuk menyusui dan kebanyakan ibu tidak mengetahui bahwa membiarkan
bayi menyusui sendiri segera setelah lahiran atau yang biasa disebut IMD bermanfaat
(Khasanah,2011).
Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2020. dengan judul Faktor-Faktor yang
Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2020 penelitian ini merupakan
pendekatan. Jumlah populasi yang digunakan adalah 30 orang dengan teknik total
sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu nifas di wilayah kerja puskesmas Butar kecamatan Butar kabupaten
Tapanuli Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, kemudian data diolah
dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-
square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada
55
hubungan antara jenis tenaga kerja dengan hasil Fisher's Exact Test dengan tingkat
kepercayaan 95% dan df = 1 diperoleh x2 hitung (0,597) < x2 tabel. (3,841), ada
hubungan dukungan suami. Fisher's Exact Test dengan tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05) dan df = 1 diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05), ada hubungan dukungan tenaga
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Asyma pada tahun 2019 dengan judul
Fakto- faktor yang berhubungan terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
pada ibu bersalin di rumah sakit TNI AL jala ammari tahun 2019 Penelitian ini
Study dengan cara menggunakan data primer yaitu data di ambil langsung dengan
membagikan kuesioner kepada reponden yang telah bersalin di Rumah Sakit TNI AL
Jala Ammari untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) pada ibu bersalin di Rumah
Sakit TNI AL Jala Ammari dengan jumlah populasi sebanyak 31 orang dan jumlah
sampel sebanyak 31 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Dari hasil uji
statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh untuk variabel pengetahuan ibu
nilai p = 0,004 < α = 0,05 artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap
pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) pada ibu bersalin di Rumah Sakit TNI AL Jala
Ammari Tahun 2019 dan untuk variabel dukungan keluarga p = 1,000 > α = 0,05 artinya
tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu
dini (IMD) pada ibu bersalin di Rumah Sakit TNI AL Jala Ammari Tahun 2019.
Kesimpulan yang di dapat dari dua variabel yaitu pengetahuan ibu dan dukungan
keluarga adalah bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap pelaksanaan
inisiasi menyusuvdini (IMD) dan ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap
pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) pada ibu bersalin di Rumah Sakit TNI AL Jala
ibu post partum yang ada di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan, didapatkan 3
orang ibu post partum tidak mengetahui tentang IMD dan tidak mendukung atau
menolak untuk melakukan IMD, sedangkan 2 orang megatakan tidak melakukan IMD
karena tidak adanya dukungan dari keluarga. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti
dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Rumah Sakit Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
Menyusui Dini (IMD) di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan
Tahun 2023.
sikap ibu dan dukungan keluarga tentang IMD di Rumah Sakit Imelda
Menyusu Dini (IMD) Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun
2023.
Dini (IMD) di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2023.
57
d. Untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan Pelaksanaan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi semua tenaga
Dapat dijadikan sebagai bahan Referensi dan sebagai bahan acuan bagi peneliti
dini (IMD).
o Peneliti Penelitian
Kabupaten df = 1 diperoleh x2
pengetahuan df = 2,
diperoleh x2 hitung
dukungan suami.
dengan tingkat
kepercayaan 95% (α =
0,05) dan df = 1
diperoleh nilai p =
hubungan dukungan
df = 2 diperoleh x2
tabel x2 (5,991).
hubungan antara
dukungan keluarga
terhadap pelaksanaan
bersalin di Rumah
Kesimpulan yang di
dan dukungan
pengetahuan ibu
terhadap pelaksanaan
inisiasi menyusuvdini
hubungan antara
dukungan keluarga
terhadap pelaksanaan
bersalin di Rumah
utara kesehatan
berhubungan secara
bermakna dengan
secara bermakna
dengan Inisiasi
(p=0,027), di Wilayah
Kerja Puskesmas
Kakaskasen
Kecamatan Tomohon
multivariat
menunjukkan bahwa
sikap merupakan
dominan berhubungan
dengan Inisiasi
cross nilai p
variabel dukungan
petugas kesehatan
n OR=4.8 : 95%
memiliki hubungan
bermakna secara
dengan inisiasi
tempat melahirkan
p=0,007 OR=16,4;
tenaga kesehatan
p=0.001 : OR=4.4 :
9.68. Terdapat
hubungan yang
signifikan secara
antara tempat
persalinan dan
dukungan tenaga
kesehatan dengan
64
inisiasi menyusu dini.
Diharapkan penelitian
selanjutnya
melibatkan variabel
dukungan
suami/keluarga
dengan kohort
prospektif untuk
menguji hubungan
antara inisiasi
pemberian ASI
eksklusif.
65
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan dengan usaha bayi sendiri segera setelah ia lahir. IMD dapat dilakukan dengan
meletakkan bayi dalam posisi tengkurap pada dada atau perut ibu tanpa terhalang oleh
kain, selama minimal satu jam dimulai segera setelah bayi lahir. Dengan demikian
terjadi kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu (skin-to-skin contact), sehingga
secara alami sang bayi akan mulai aktif merangkak untuk mencari payudara ibu (breast
crawl) dan akan menemukan puting susu lalu segera menyusu. Peristiwa menakjubkan
ini tentu saja memerlukan dukungan dari seluruh anggota keluarga maupun tim
kesehatan yang membantu proses persalinan dengan menciptakan suasana yang tenang,
nyaman bagi ibu serta bayi, dan juga kesabaran bagi keberhasilan bayi menemukan
Inisiasi menyusu dini merupakan suatu prosedur langkah awal yang harus
dilakukan antara ibu dan bayi. Inisiasi menyusu dini dilakukan dengan cara membiarkan
kulit ibu melekat pada kulit bayi (skin to skin) segera setelah persalinan (Riksani, 2012).
Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia telah diketahui oleh sebagian
besar masyarakat. Program Inisiasi Menyusu Dini telah diatur dalam perundang
Indonesia. Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini belum optimal karena faktor
66
internal ibu dan bayi serta faktor eksternal yaitu dukungan suami dan keluarga serta
IMD sangat penting untuk meningkatkan angka keberhasilan ASI eksklusif yang
nantinya akan menekan angka kematian bayi pada usia kurang dari 28 hari (neonatal).
Manfaat IMD bagi ibu untuk memberikan rasa tenang, memicu produksi hormon
oksitosin, menekan risiko perdarahan, dan sebagai jalinan kasih sayang dengan sang
anak. Sedangkan bagi bayi manfaatnya untuk menekan angka kematian bayi, sebagai
sistem kekebalan tubuh pertama kali, dan sebagai penghangat di awal kelahiran. Angka
meningkat, dan juga angka kematian bayi masih tinggi akibat infeksi yang mengarah
kepada rendahnya angka IMD itu sendiri. (Muhammad Jundi Nasrullah, 2021)
Manfaat Inisiasi menyusu dini bagi ibu dan bayi menurut (Aprillia et al., 2010)
antara lain:
a) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang Jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih
b) Sentuhan, jilatan, usapan pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran
hormon oksitosin
pelepasan plasenta
1) Ibu disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat yang berbahan
kimiawi. Jika ibu menggunakan obat yang berbahan kimiawi terlalu banyak,
dikhawatirkan akan mencemari ASI kepada bayi yang akan menyusu dalam
proses IMD.
2) Para petugas kesehatan yang membantu ibu dalam menjalani proses melahirkan
menjelaskan terlebih dahulu kepada ibu dan suami atau keluarga sebelum proses
3) Suami atau keluarga harus mendampingi ibu sampai proses IMD selesai, tidak
hanya mendampingi saat proses persalinan saja. Dengan mengajak suami atau
keluanrga membantu ibu secara aktif melakukan IMD dan meningkatkan rasa
4) Setelah lahir, bayi tidak perlu dimandikan dan ditimbang dahulu. Bayi
menghilangkan Vernix (kulit putih) pada mulut dan hidung bayi dibersihkan
karena Vernix membuat nyaman kulit bayi serta tali pusat diikat.
5) Bayi ditengkurangkap didada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulitnya, dan mata bayi setinggi puting payudara. Dan jika perlu ibu dan bayinya
diselimuti.
6) Bayi yang ditengkurangkap di dada atau perut ibu untuk mencari sendiri puting
karena pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting
payudara ibunya. Dalam hal ini, sebaiknya ibu menyentuh bayinya untuk
merangsang bayi.
68
7) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting payudara ibunya, ibu perlu dukungan
dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusui. Posisi ibu yang
berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa saja yang dilakukan
oleh bayi. Sebaiknya dirambahkan bantal yang cukup tinggi dibagian kepala ibu.
8) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu
setidaknya selama 1 jam, bisa menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, dan tetap
biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan sampai setidak nya 1 jam. Jika dalam 1
jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting,
tetapi jagan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam
lagi kepada bayi untuk mencari puting payudara ibunya. Setelah selesai
9) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung. Rawat gabung memungkinkan
menyusu tidak boleh dijadwal. Dan rawat gabung juga meningkatkan ikatan
1) Tahap Pertama
30 menit pertama masa IMD merupakan tahap istirahat bayi di perut atau
dada ibunya karena segerah setelah lahir, dia belum siap untuk minum. Setelah
di letakkan di dada ibunya, biasanya bayi haya akan diam selama 20-30 menit,
dan ternyata hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir keadaannya setelah
troma melahirkan.
2) Tahap Kedua
Pada tahap kedua, bayi akan mengeluarkan suara, gerakan mengisap, dan
mengenali arah atau sumber puting berdasarkan indera penciumnya. Bayi akan
69
menjilati punggung tangannya karena bau ketuban yang masih terdapat
ditangannya sama dengan bahu pada payudara ibunya sehingga bayi akan
3) Tahap Ketiga
Ketika bayi dalam tahap ketiga, maka sebelum bayi mulai merangkak ke
arah dada ibu, bayi akan mengeluarkan air liur terlebih dahulu. Hal tersebut
tandanya bahwa bayi sudah mengenali bau puting ibunya, dan artinya makanan
4) Tahap Keempat
Setelah mengetahui dari mana arah makanannya berasal, bayi pun akan
mulai bergerak merangkak, dan kakinya akan menekan perut ibu untuk bergerak
ke arah payudara. Gerakan ini bukanlah gerakan tanpa makna karena kaki bayi
pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya diatas rahim. Gerakan tersebut
bertujuan menghentikan pendarahan ibu. Dan lama proses ini tergantung pada
bayi.
5) Tahap Kelima
ibunya bayi akan melakukan pijatan yang akan melancarkan pengeluaran ASI
6) Tahap Keenam
dalam rahim.
7) Tahap Ketujuh
70
Bayi mulai mengecap-ngecap bibir, lalu mengecap, dan menjilati
atau Areola. Hal ini adalah cara alami yang dilakukannya dalam mengumpulkan
tubuhnya.
8) Tahap Kedelapan
hidup) alaminya. Jika kita tidak memberikan kesempatan pada bayi yang baru
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu
1) Bayi Kedinginan
Proses inisiasi menyusu dini wajib segera diterapkan pada saat setelah
membersihkan bayi. Proses harus berlangsung dengan skin to skin antara kulit
ibu dengan bayinya, karena bayi yang baru lahir akan mengalami perubahan
perawatan yang diberikan dan diterima. Kulit seorang ibu yang melakukan
persalinan digunakan sebagai incubator sebab lebih hangat daripada kulit ibu
suhu bayi yang baru, sebab bayi yang baru lahir rentan kehilangan panas.
Sehingga proses inisiasi menyusu dini wajib segera dilakukan untuk mencegah
bayi yang baru saya lahir mengalami hipotermi. (Sitepu & Simanungkalit, 2019)
Bayi berada dalam suhu aman jika melakukan kontak kulit dengan sang
ibu, suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi
lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi
kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi.
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah
lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu, libatkan ayah atau keluarga
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau
6) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus
dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi.
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit
72
bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir, penimbangan dan
Pada 1-2 jam pertama kelahirannya bayi sangat siaga (alert), setelah itu
bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup
ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih
untuk bonding.
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum
Menurut (Roesli, 2012) Inisiasi menyusu dini berperan dalam pencapaian tujuan
Goals (MDGs).
enam bulan dan lama menyusui. Jika seluruh bayi yang lahir di indonesia dalam
c. Biaya pembelian susu formula selama enam bulan untuk bayi ini: 4,8 juta x
d. Setiap bayi memerlukan sekitar Rp 5,8 juta dalam enam bulan. Biaya ini
lebih dari 100% pendapatan buruh yang hanya Rp 1.000.000 per bulan.
Bagi anak usia dua tahun, sebanyak 500 cc ASI ibunya mampu
memenuhi kebutuhan kalori 31%, protein 38%, vitamin A 45%, dan vitamin C
95%. ASI masih memenuhi kebutuhan kalori 70% untuk bayi 6-8 bulan, 55%
untuk bayi 9- 11 bulan, dan 40% untuk bayi 12-23 bulan. Keadaan ini akan
kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini.
masih menyusunya bayi usia enam bulan adalah 59% dan bayi usia 12 bulan
adalah 38%. pada bayi yang tidak diberi kesempatan inisiasi menyusu dini,
persentase yang masih menyusunya hanya 19% untuk bayi usia enam bulan dan
8% untuk bayi usia 12 bulan. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini akan
delapan kali lebih berhasil dalam menyusu eksklusif. Berarti bayi yang diberi
kesempatan inisiasi menyusu dini akan lebih mungkin disusui sampai usia 2
Sekitar 40% kematian balita terjadi pada usia bayi baru lahir (dibawah
satu bulan).
a. Menurut The world Health Report 2005 dalam Roesli 2012, angka kematian
kematian bayi adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup, berarti sama halnya
dengan:
2) Seolah satu pesawat jumbo jet penuh berisi bayi di Indonesia setiap hari
jatuh.
5) Menurut The World Health Report 2005 dalam Roesli 2012, angka
berkembang risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika
bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia di bawah dua bulan, angka
1. Sekitar 40% kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi.
Inisiasi Menyusu dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. Berarti
mengadakan kontak kulit dengan ibu setidaknya satu jam akan menurunkan
kematian bayi baru lahir sebanyak 22%. Berarti 8.8% menurunkan angka
kematian balita.
Menyusui eksklusif enam bulan dan tetap diberi ASI sampai 11 bulan saja
kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui. Karena faktor kelancaran ASI
bukan hanya inisiasi menyusu dini, tapi frekuensi menyusui, kondisi ibu
harus rileks, nutrisi ibu, pemberian susu formula, dan perawatan payudara
maka makin banyak ASI yang diproduksi Oleh karena itu, peran tenaga
dapat menurunkan kematian balita sebanyak 6%. Berarti dengan IMD, ASI
eksklusif enam bulan, diteruskan pemberian ASI sampai 11 bulan dan MP-
Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah dan fasilitasi IMD belum
belum lengkap dan belum komprehensif. Juga ditemukan bahwa IMD belum secara
analisis ini masih terlepas dari konteksnya baik konteks individu, keluarga,
kurang transparan, lambat dan kurang partisipatoris. Belum ada pemetaan pemeran
(aktor) yang jelas terutama pengaturan kewenangan dan tanggung jawab yang
Kegagalan inisiasi menyusu dini dapat berpengaruh pada produksi ASI ibu
karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi ASI akan dilepaskan jika
dirangsang dengan isapan bayi pada puting ibu saat menyusui. Sementara itu bayi
tetap membutuhkan ASI sebagai nutrisi dan juga meningkatkan imunitas tubuhnya.
Apabila tidak terjadi keseimbangan antara Produksi ASI dengan kebutuhan ASI
yang diperlukan oleh bayi, maka akan berakibat kegagalan program ASI eksklusif 6
bulan pada bayi. Jika seorang ibu menemui kesulitan dalam menyusui maka ibu
tersebut dapat meminta bantuan pada seorang wanita yang dia percayai.
A. Pengetahuan
tahu yang merupakan salah satu sifat yang pada umumnya dimiliki oleh
semua orang. Tahu akan sesuatu diartikan bahwa memiliki pengetahuan dan
(Kholid, 2012).
bahwa bayi baru lahir tidak mungkin dapat menyusui sendiri. Ibu berfikir
untuk mendapatkan ASI yang pertama kalinya, ibu harus membantu bayi
77
dengan memasukan (Roesli, 2008). Pengetahuan merupakan faktor utama
adekuat tentang IMD maka ibu akan memiliki tambahan kepercayaan diri
optimal. Apabila pengetahuan yang dimiliki ibu tidak adekuat maka ibu
akan kurang percaya diri dalam menyusu bayinya sehungga bayi tersebut
bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran atau yang biasa disebut
mengenali IMD diyakini sebagai salah satu faktor yang penting untuk
Oleh karena itu, pemberian informasi mengenai IMD pada ibu perlu
dilakukan agar ibu dapat memahami pentingnya IMD dan membantu ibu
memberikan Inisiasi Menyusu Dini. Hal ini terjadi karena semakin tinggi
78
pengetahuan akan semakin mudah juga untuk memberikan informasi dan
ibu nifas tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagian besar dikategorikan
masih kurang khususnya aspek manfaat dan kandungan ASI. Oleh karena
2. Pengukuran Pengetahuan
dengan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76- 100% dari
seluruh pertanyaan;
b. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56- 75% dari
seluruh pertanyaan;
Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar 40-50% dari seluruh
pertanyaan
B. Sikap
Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang tampak. Azwar (1995)
dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap
meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi,
akan dilakukan ibu tersebut. Jika ibu yang telah memperoleh informasi dan
telah mengetahui manfaat IMD tidak akan menolak jika bayinya jika di
informasi sebelumnya baik pada saat ANC maupun pada saat akan
2. Pengukuran Sikap
a. Pengertian
bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik,
b. Tingkatan
berikut:
dihadapi.
berdasarkan keyakinannya.
c. Pembentukan
tersebut.
(1) Faktor Internal. Faktor yang berasal dari dalam individu. Dalam
diterima.
(2) Faktor Eksternal Faktor ini berasal dari luar individu, berupa
d. Pengukuran
Tabel 2.1
1 Sangat Setujuh 4
2 Setujuh 3
3 Netral 2
4 Tidak Setujuh 1
(Natoatmodjo, 2014)
C. Dukungan
Menurut Ely dkk (2008) dukungan merupakan informasi dari orang lain
bahwa dia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri, serta merupakan
bagian dari komunitas dan kewajiban bersama. Dapat juga di artikan sebagai
informasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tungkah
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberi
Keluarga menurut Bailon dan Maglaya yang di kutip oleh Nasrul Efendi
(1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama yang lain, dan di
Dukungan keluarga yang penting adalah suami atau yang di kenal dengan
menyusui(Roesli,2012).
2. Bentuk Dukungan
a) Dukungan Instrumental
b) Dukungan Informasional
c) Dukungan Emosional
(nasir 2011)
85
Inisiasi Menyusu Dini maka ditunjukkan kerangka teori pada skema 2.2 sebagai berikut :
Pengetahuan ibu
Sikap ibu
Dukungan keluarga
Petugas Kesehatan
Motivasi Petugas
86
Ket :
Di Teliti :
Tidak Diteliti :
Skema2.1 KerangkaTeori
Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-
teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari
variabel-variabelserta hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Dengan adanya
(Notoatmodjo,2014)
2.4 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap
88
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan jln.
Bilal No.24 Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.
3.3.1 Populasi
(Machfoedz, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di
Wilayah Kerja Rumah Sakit Imelda Medan dari bulan januari s/d Juni 2023 di
Wilayah Kerja Rumah Sakit Imelda Medan yaitu berjumlah 627 responden.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat
1) Kreteria Inklusi
2) Kreteria Ekslusi
IMD.
Besar sampel dalam penelitian ini dengan penggunaan rumus Isac & Michael
yaitu:
S = Za2.N.p.q
d2(N-1)+Za2..p.q
Keterangan:
N = Jumlah populasi
q = 1 – p = 1- 0,49 = 0,551
n = Jumlah sampel
= 595.6
7.21
90
= 82.6
n = 83 sampel
Berdasarkan perhitungan diatas, dari jumlah populasi sebesar 627 ibu, jumlah
Sampling adalah sebagai berikut adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Alasan menggunakan teknik purposive sampling adalah karena tidak semua
sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang telah penulis lakukan. Oleh karena
atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok
(Hidayat, 2014). Sumber data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer
1. Data Primer
91
Pengumpulan data primer pada penelitian ini berasal dari wawancara langsung dan
pelaksanaan IMD.
2. Data Skunder
Data sekunder diperoleh dari dari laporan RSU Imelda Medan digunakan untuk
meliputi gambaran umum lokasi penelitian di wilayah kerja RSU Imelda Medan.
penentuan skor untuk alat ukur serta persiapan administrasi. Namun sebelum
penelitian dilakukan ada hal lain yang harus dilakukan diantaranya adalah :
4) Membuat alat ukur yang dipakai dalam penelitian, alat ukur penelitian ini
3) Pengambilan data yang meliputi Data primer meliputi pengetahuan ibu, sikap
wawancara dengan alat ukur kuesioner. Untuk mengukur sikap Ibu dan
melaksanakan
tentang ide, kata-kata yang digunakan agar orang lain memahami maksudnya sesuai
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel
Independent
penghabat. 2013)
mendukung atau 35
menolak (Natoatmodjo,
2010)
keluarga dalam
pemberian Inisiasi
kepada ibu
Variabel
Dependent
Lubuk Jambi
94
3.8.1 Pengolahan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih
ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan
secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan
nomor-nomor pernyataan.
c. Entry
Data yang telah di Entry diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data
tersebut bersih dari kesalahan. Jika data yang sudah dimasukkan ternyata
tidak lengkap, maka sampel dianggap gugur dan diambil sampel baru
95
e. Processing
yang sesuai.
a. Uji Validitas
Validitas instrumen adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
yang digunakan dalam uji instrument adalah teknik korelasi “Pearson Product
Keterangan :
x = skor pertanyaan
y = skor total
N = jumlah responden
valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel dan dikatakan tidak valid
jika r hitung lebih kecil dari r tabel (0,444) dengan tingkat kemaknaan 5%
(Arikunto, 2013).
pertanyaan valid (nilai r hitung < nilai r tabel). Nilai r tabel untuk 15
tabel)
pertanyaan valid (nilai r hitung < nilai r tabel). Nilai r tabel untuk 15
tabel)
pertanyaan valid (nilai r hitung < nilai r tabel). Nilai r tabel untuk 15
tabel)
b. Uji Reliabilitas
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
97
menggunakan alat ukur yang sama. Pertanyaan yang sudah valid dilakukan
uji reliabilitas dengan cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r
hasil adalah alfa yang terletak di awal output dengan tingkat kemaknaan 5%
(0,05) sehingga item kuesioner dikatakan valid jika r alpha lebih besar dari
konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel. Teknik uji reliabilitas yang
berikut:
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka kuesioner atau angket
2. Sementara jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka kuesioner atau
2. Pada pertanyaan tentang Sikap ibu diperoleh nilai cronbach alpha sebesar
c. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Rumus :
Keterangan :
P : Persentase
N : Jumlah sampel
tidak IMD. Pada Sikap responden sebagian besar 60.4% negatif. Pada
2. Analisa Bivariat
square dengan ρ (signifikan) pada α = 0,05. Dari uji akan diperoleh nilai
ρ.
maka Ho gagal ditolak, maka artinya tidak ada hubungan yang bermakna
99
antara kedua variabel. Setelah dilakukan analisis bivariat pada penelitian
ini
ρ value = 0.000 dan untuk dukungan keluaraga ρ value 0.006 dari hasil
BAB IV
jln. Bilal No.24 Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota
Rumah sakit Imelda awal mula pembentukan Yayasan Imelda adalah sebuah
klinik bersalin kecil yang bernama klinik bersalin Imelda, berdiri pada tahun 1979
dijalan Bilal No. 103, Medan. Klinik bersalin ini sedemikian majunya, sehingga
oleh pendirinya dr Rosa Dalima bersama suaminya dr H.R.I. Ritonga, Msc., klinik
bersalin ini di kembangkan menjadi sebuah rumah sakit umum yang bernama
Rumah Sakit Imelda, berdiri pada tahun 1986. Perlu pula dijelaskan pada sejarah ini
bahwa nama IMELDA adalah nama dari anak kedua dari pasangan pendiri yayasan
ini, yang saat pendirian yayasan tersebut menyatakan cita-citanya untuk menjadi
Dokter. Klinik bersalin yang kecil ini pula berubah menjadi sebuah gedung di jalan
Bilal 103 A, sekarang no.24. Saat ini, rumah sakit ini telah pula berkembang pesat.
Pada tahun 2004 Rumah Sakit Imelda mendapat kesempatan dari Departemen
Tenaga Kerja untuk menjadi rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia (RS.IPI). Tahun
demi tahun berbagai perkembangan terjadi di rumah sakit ini mulai dari kapasitas
diperlukan untuk pemberian pelayanan prima yang sesuai dengan motto rumah
sakit. Perkembangan di RS IPI juga terkait dengan peningkatan jumlah pasien yang