PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi merupakan gold period atau masa keemasan. Masa bayi
berlangsung dari 0-12 bulan yang berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
mengalami proses adaptasi maka bayi akan mengalami kesulitan yang akan
berpengaruh pada perkembangan bayi, tingkah laku yang tidak teratur, bahkan
dapat menyebabkan kematian pada bayi sebagai dampak yang paling fatal.
berpengaruh pada perkembangan psikososial yang positif. Air Susu Ibu (ASI)
juga merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi yang dapat
42,5% Angka Kematian Bayi Balita per 1000 Kelahiran hidup (under-Five
mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak anak
1
kematian neonatal sehingga setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup dan
menyusui mendapat perhatian yang lebih rendah dibandingkan isu kurang gizi
pemberian ASI. Menurut WHO (2017), setiap tahun, sekitar 2,6 juta bayi
tidak bertahan sampai satu bulan pertama mereka. Laporan UNICEF dirilis
Alive. Lebih dari 80 persen kematian bayi yang baru lahir dapat dicegah
pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan Kunjungan
Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling perawatan bayi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan
optimal. ASI eksklusif dapat melindungi bayi dan anak terhadap penyakit
2
berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak
(WHO,2010).
menyusui, frekuensi, durasi dang gizi ibu menyusui. Jika teknik menyusui
baik maka proses laktasi berjalan dengan lancar namun banyak ibu menyusui
rasa sakit pada puting sehingga ibu berhenti melakukan proses laktasi. Selain
itu, kesalahan tata laksana juga mengakibatkan jumlah ASI yang dikonsumsi
menyusu maka bayi mendapat gizi yang lebih optimal sehingga berat
menyatakan durasi menyusui yang baik >15 menit dan pernyataan ini juga
didukung oleh WHO pada tahun 2011 yang menyatakan durasi menyusui
penting untuk pertumbuhan bayi agar bayi mendapatkan gizi yang sempurna
pada ASI yang terdapat dalam forcemilk (ASI awal) dan hindmilk (ASI
akhir). Durasi yang lama dalam menyusui akan mendapatkan gizi yang
lengkap dari ASI karena mendapat ASI yang awal sampai ASI akhir.
Banyaknya bayi yang mengalami T atau berat badannya tidak naik sebagian
3
besar disebabkan oleh durasi yang singkat, karena ASI yang didapat hanya
ASI awal dan tidak sampai ASI akhir sehingga bayi banyak yang tidak
mendapat gizi yang optimal sehingga banyak yang berat badanya tidak naik,
jika kondisi ini diteruskan maka akan berakibat buruk pada bayi dan beresiko
mengalami gizi kurang dan gizi buruk (Pinatitj,at al (2019), dalam jurnal
Hazen Aziz,2021).
Menurut Rini (2015) dalam jurnal Chalchi Ruhita (2020) Lama menyusui
tiap bayi berbeda sesuai dengan pola hisap bayi. Pola menyusu bayi juga
payudara pertama, karena daya hisap masih kuat dan 20 menit pada payudara
lain karena daya hisap bayi sudah mulai melemah. Selama periode baru lahir,
terhadap ejeksi ASI saat menyusui, ketika bayi tidak dapat menyusu, stimulus
untuk produksi ASI sangat diperlukan (Rini (2015) dalam jurnal Chalchi
Ruhita,2020)
Pijat bayi adalah sentuhan yang diberikan lewat kulit bayi sebagai upaya
untuk memberi rangsangan yang bermakna kasih sayang. Salah satu manfaat
dari pijat bayi adalah merangsang ujung – ujung syaraf bayi yang
berhubungan dengan reflek hisap bayi menjadi kuat. Jika reflek isap bayi kuat
pada putting susu dan syaraf – syaraf pada glandula pituitaria posterior untuk
kuat, maka volume oksitosin yang dikeluarkan akan lebih banyak. Semakin
4
banyak volume oksitosin yang dikeluarkan, maka kemampuan untuk
merangsang pengeluaran ASI sangat kuat. Sehingga ASI yang keluar semakin
banyak, diikuti dengan produksi yang terus menerus, maka kebutuhan bayi
Dampak positif dari pijat bayi antara lain: menurunkan kadar hormone stress,
bayi tidur lelap, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel,
meningkatkan kenaikan berat badan dan mengeratkan ikatan batin antara bayi
Fitriahadi,2016).
Menurut Subakti (2008) dalam jurnal Farida Y (2018) salah satu manfaat
pijat bayi adalah meningkatkan nafsu makan. Peningkatan nafsu makan ini
otak yang bekerja untuk daerah leher ke bawah sampai dada dan rongga perut)
atau ingin makan karena pencernaanya semakin lancer (Subakti (2008) dalam
5
Hasil penelitian Happy Marthalena (2019) yang dilakukan di PMB E,
rata-rata frekuensi menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 7.3 kali per hari
dan ratarata frekuensi menyusu setelah dipijat adalah 11.6 menit. Sedangkan,
rata-rata durasi menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 21.50 menit per
hari dan rata-rata durasi menyusu setelah dipijat adalah 39.00 menit. Hasil uji
karena hasil uji yang <0.05 maka H0 ditolak. Hasil uji multivariate aa
pengaruh yang signifikan ari variabel inependen dan pada semua variabel
dependen, nilai p-value menunjukkan <0.05. Ada pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 1-6 bulan (Happy
Marthalena,2019).
Hasil Survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan januari 2022
didapatkan jumlah Ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Sambirejo sebanyak 224 bayi dan pencapaian ASI Ekslusif hanya
80% dari banyaknya bayi. Sedangkan hasil wawancara pada seluruh Bidan
banyak bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif karena tingkat pengetahuan ibu
yang kurang tentang pijat bayi yang bisa meningkatkan nafsu makan pada
bayi dan di praktik bidan juga hanya beberapa bidan yang mempunyai
sertifikat dan melaksanakan pijat bayi. Selain itu juga dilakukan wawancara
kepada orang tua bayi, Ibu beranggapan bahwa bayi menangis berarti lapar,
6
dan ibu merasa waktu pemberian ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi membutuhkan makanan tambahan, pola asuh yang kurang tepat
seperti: penanggung jawab masalah bayi adalah sang nenek, yang menentukan
cara (metode) terkait menyusui bayi (kapan, seberapa sering dan lamanya
Apakah ada Pengaruh Pijat Bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada
B. Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Pijat Bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada umur bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo Tahun
2022
2. Tujuan Khusus
7
c. Diketahui frekuensi menyusu bayi umur 0-6 bulan sebelum dan setelah
d. Diketahui durasi menyusu bayi umur 0-6 bulan sebelum dan setelah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
2. Bagi Peneliti
Sambirejo.
8
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
9
group pretest posttest menyusu setelah pijat
design. bayi adalah 219 dengan
standar deviasi 56.065
dari 10 responden yang
diteliti.
hasil analisis pengaruh
pijat bayi terhadap durasi
menyusu pada bayi Di
Klinik Nining Pelawati
Lubuk Pakam
menggunakan uji paired
sample t-test dan
didapatkan hasil nilai p-
value = 0,016 < 0,05.
Maka dapat disimpulkan
ada pengaruh yang
signifikan antara
sebelum dan sesudah
pijat bayi terhadap durasi
menyusu pada bayi di
klinik Nining Pelawati
Tahun 2020
3. Farida Y, Pengaruh Pijat Penelitian ini Hasil penelitian Sampel,
Dkk Bayi Terhadap merupakan penelitian diperoleh data bahwa ada Tempat
2018 Peningkatan analitik dengan jenis pengaruh antara pijat dan Waktu
Frekuensi Dan penelitian yang bayi dengan frekuensi penelitian
Durasi digunakan yaitu menyusu pada bayi
Menyusu Pada Quasy experimenntal dengan nilai P (0,000)
Bayi Usia 1 – (eksperimen semu) dan tidak ada pengaruh
3 Bulan berupaya antara pijat bayi dengan
mengungkapkan durasi menyusu pada
hubungan sebab bayi ( P value 0,563 ).
akibat antara variabel
bebas (prediktor)
denagn variabel
tergantung (efek)
dalam periode waktu
tertentu.
10