Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi merupakan gold period atau masa keemasan. Masa bayi

berlangsung dari 0-12 bulan yang berlangsung sangat singkat dan tidak dapat

diulang kembali, sehingga masa bayi merupakan saat terpenting dalam

pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. Bayi adalah individu yang

lemah dan memerlukan proses adaptasi, sehingga apabila bayi tidak

mengalami proses adaptasi maka bayi akan mengalami kesulitan yang akan

berpengaruh pada perkembangan bayi, tingkah laku yang tidak teratur, bahkan

dapat menyebabkan kematian pada bayi sebagai dampak yang paling fatal.

Sensasi dari sentuhan pada awal kehidupannya untuk beradaptasi dengan

lingkungannya. Pemberian rangsangan berupa sentuhan pada bayi akan

berpengaruh pada perkembangan psikososial yang positif. Air Susu Ibu (ASI)

juga merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi yang dapat

mempercepat perkembangan berat badan bayi (Gusti Agung at al, 2019).

Menurut World Health Orgnizaztion (WHO tahun 2017) memperkirakan

42,5% Angka Kematian Bayi Balita per 1000 Kelahiran hidup (under-Five

Mortality). WHO mengemukakan bahwa sasarannya pada tahun 2030,

mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak anak

dibawah usia 5 tahun, dengan semua negara bertujuan untuk mengurangi

1
kematian neonatal sehingga setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup dan

kematian balita setidaknya mencapai 25 per 1000 KH (WHO, 2017).

Hasil laporan Global Media Analysis yang dilakukan oleh CARMA

International untuk UNICEF. Menunjukkan bahwa isu kurang gizi

(undernutrition) mendapat perhatian yang meningkat secara global. Isu

menyusui mendapat perhatian yang lebih rendah dibandingkan isu kurang gizi

(UNICEF, 2013). Perlu adanya upaya mendorong dalam peningkatan

pemberian ASI. Menurut WHO (2017), setiap tahun, sekitar 2,6 juta bayi

tidak bertahan sampai satu bulan pertama mereka. Laporan UNICEF dirilis

bersamaan dengan peluncuran kampanye global dengan motto Every Child

Alive. Lebih dari 80 persen kematian bayi yang baru lahir dapat dicegah

melalui upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian

pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan Kunjungan

Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam kunjungan ini (Manajemen

Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling perawatan bayi

baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0

injeksi (Depkes RI,2017).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan

bayi dan dapat mempercepat perkembangan berat badan bayi. Menyusui

merupakan proses fisiologis untuk memberikan nutrisi pada bayi secara

optimal. ASI eksklusif dapat melindungi bayi dan anak terhadap penyakit

2
berbahaya dan mempererat ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak

(WHO,2010).

Banyak faktor yang mempengaruhi proses laktasi terutama teknik

menyusui, frekuensi, durasi dang gizi ibu menyusui. Jika teknik menyusui

baik maka proses laktasi berjalan dengan lancar namun banyak ibu menyusui

bayinya dikarenakan salah managemen laktasi terutama dengan teknik

menyusuinya. Kesalahan tata laksana laktasi ini mengakibatkan timbulnya

rasa sakit pada puting sehingga ibu berhenti melakukan proses laktasi. Selain

itu, kesalahan tata laksana juga mengakibatkan jumlah ASI yang dikonsumsi

bayi tidak optimal. Frekuensi menyusui juga merupakan hal yang

berpengaruh pada peningkatan berat badan bayi, semakin tinggi frekuensi

menyusu maka bayi mendapat gizi yang lebih optimal sehingga berat

badannya meningkat (Sari, 2016).

Pinatitj,at al (2019) yang menyatakan ada hubungan antara durasi

meyusui dengan kejadian gizi kurang, pernyataan Almatsier (2002) yang

menyatakan durasi menyusui yang baik >15 menit dan pernyataan ini juga

didukung oleh WHO pada tahun 2011 yang menyatakan durasi menyusui

penting untuk pertumbuhan bayi agar bayi mendapatkan gizi yang sempurna

pada ASI yang terdapat dalam forcemilk (ASI awal) dan hindmilk (ASI

akhir). Durasi yang lama dalam menyusui akan mendapatkan gizi yang

lengkap dari ASI karena mendapat ASI yang awal sampai ASI akhir.

Banyaknya bayi yang mengalami T atau berat badannya tidak naik sebagian

3
besar disebabkan oleh durasi yang singkat, karena ASI yang didapat hanya

ASI awal dan tidak sampai ASI akhir sehingga bayi banyak yang tidak

mendapat gizi yang optimal sehingga banyak yang berat badanya tidak naik,

jika kondisi ini diteruskan maka akan berakibat buruk pada bayi dan beresiko

mengalami gizi kurang dan gizi buruk (Pinatitj,at al (2019), dalam jurnal

Hazen Aziz,2021).

Menurut Rini (2015) dalam jurnal Chalchi Ruhita (2020) Lama menyusui

tiap bayi berbeda sesuai dengan pola hisap bayi. Pola menyusu bayi juga

berbeda pada tingkatan umur. Bayi sebaiknya menyusu 10 menit pada

payudara pertama, karena daya hisap masih kuat dan 20 menit pada payudara

lain karena daya hisap bayi sudah mulai melemah. Selama periode baru lahir,

waktu menyusui bayi 20-45 menit, durasi menyusui juga berpengaruh

terhadap ejeksi ASI saat menyusui, ketika bayi tidak dapat menyusu, stimulus

untuk produksi ASI sangat diperlukan (Rini (2015) dalam jurnal Chalchi

Ruhita,2020)

Pijat bayi adalah sentuhan yang diberikan lewat kulit bayi sebagai upaya

untuk memberi rangsangan yang bermakna kasih sayang. Salah satu manfaat

dari pijat bayi adalah merangsang ujung – ujung syaraf bayi yang

berhubungan dengan reflek hisap bayi menjadi kuat. Jika reflek isap bayi kuat

pada putting susu dan syaraf – syaraf pada glandula pituitaria posterior untuk

mengeluarkan oksitosin dari pituitaria posterior. Dengan rangsangan yang

kuat, maka volume oksitosin yang dikeluarkan akan lebih banyak. Semakin

4
banyak volume oksitosin yang dikeluarkan, maka kemampuan untuk

merangsang pengeluaran ASI sangat kuat. Sehingga ASI yang keluar semakin

banyak, diikuti dengan produksi yang terus menerus, maka kebutuhan bayi

terpenuhi secara maksimal (Mandriwati 2013).

Pijat bayi mudah dipelajari dengan beberapa kali latihan, disamping

murah karena hanya memerlukan minyak/baby oil, juga banyak manfaatnya.

Dampak positif dari pijat bayi antara lain: menurunkan kadar hormone stress,

peningkatan kadar zat daya tahan tubuh (immunoglobin), memperbaiki

sirkulasi darah, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,

meningkatkan nafsu makan, mengubah gelombang otak yang dapat membuat

bayi tidur lelap, meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel,

meningkatkan kenaikan berat badan dan mengeratkan ikatan batin antara bayi

dengan orang tua (bonding), meningkatkan volume ASI (Fitriani (2007)

Fitriahadi,2016).

Menurut Subakti (2008) dalam jurnal Farida Y (2018) salah satu manfaat

pijat bayi adalah meningkatkan nafsu makan. Peningkatan nafsu makan ini

ditambah dengan peningkatan nervus vagus/saraf pengembara (system saraf

otak yang bekerja untuk daerah leher ke bawah sampai dada dan rongga perut)

dalam menggerakkan sel peristaltic (sel di saluran pencernaan yang

menggerakkan dalam saluran pencernaan). Dengan demikian, bayi cepat lapar

atau ingin makan karena pencernaanya semakin lancer (Subakti (2008) dalam

jurnal Farida Y,2018).

5
Hasil penelitian Happy Marthalena (2019) yang dilakukan di PMB E,

rata-rata frekuensi menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 7.3 kali per hari

dan ratarata frekuensi menyusu setelah dipijat adalah 11.6 menit. Sedangkan,

rata-rata durasi menyusu pada bayi sebelum dipijat adalah 21.50 menit per

hari dan rata-rata durasi menyusu setelah dipijat adalah 39.00 menit. Hasil uji

statistik frekuensi menyusu menunjukkan nilai p= 0,000 karena <0.05 maka

H0 ditolak. Hasil uji statistik durasi menyusu diperoleh nil2ai p= 0,002,

karena hasil uji yang <0.05 maka H0 ditolak. Hasil uji multivariate aa

pengaruh yang signifikan ari variabel inependen dan pada semua variabel

dependen, nilai p-value menunjukkan <0.05. Ada pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan frekuensi dan durasi menyusu pada bayi usia 1-6 bulan (Happy

Marthalena,2019).

Hasil Survey awal yang dilakukan peneliti pada bulan januari 2022

didapatkan jumlah Ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sambirejo sebanyak 224 bayi dan pencapaian ASI Ekslusif hanya

80% dari banyaknya bayi. Sedangkan hasil wawancara pada seluruh Bidan

yang mempunyai praktik di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Masih

banyak bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif karena tingkat pengetahuan ibu

yang kurang tentang pijat bayi yang bisa meningkatkan nafsu makan pada

bayi dan di praktik bidan juga hanya beberapa bidan yang mempunyai

sertifikat dan melaksanakan pijat bayi. Selain itu juga dilakukan wawancara

kepada orang tua bayi, Ibu beranggapan bahwa bayi menangis berarti lapar,

6
dan ibu merasa waktu pemberian ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga bayi membutuhkan makanan tambahan, pola asuh yang kurang tepat

seperti: penanggung jawab masalah bayi adalah sang nenek, yang menentukan

cara (metode) terkait menyusui bayi (kapan, seberapa sering dan lamanya

menyusui) (Profil Puskesmas Sambirejo).

Berdasarkan uraian Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan pernyataan

Apakah ada Pengaruh Pijat Bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada

bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

Apakah ada Pengaruh Pijat Bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu pada

bayi umur 0-6 bulan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu

pada umur bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sambirejo Tahun

2022

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran karakteristik responden berdasarka umur dan

jenis kelamin responden.

b. Diketahui gambaran karakteristik orang tua responden berdasarkan

pendidikan dan pekerjaan .

7
c. Diketahui frekuensi menyusu bayi umur 0-6 bulan sebelum dan setelah

dilakukan pijat bayi.

d. Diketahui durasi menyusu bayi umur 0-6 bulan sebelum dan setelah

dilakukan pijat bayi.

e. Diketahui pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi dan durasi menyusu

pada bayi umur 0-6 bulan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademik

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

referensi dan menjadi sumber bacaan dalam menerapkan ilmu

pengetahuan khususnya untuk mengetahui manfat pijat bayi yang

berpengaruh terhadap durasi menyusu pada bayi.

2. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman secara langsung sebagai

pegangan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini.

3. Bagi Tempat Penelitian Program

Dapat menjadi salah satu referensi sebagai pendukung program ASI

Ekskklusif untuk masyarakat yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas

Sambirejo.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan gambaran dan masukan

sebagai pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini.

8
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil Beda


penelitian
1. Happy Pijat Bayi Quasi Eksperimental Hasil penelitian yang Sampel,
Marthalena Terhadap Design dengan dilakukan di PMB E, Tempat
, 2019 Peningkatan pendekatan Non rata-rata frekuensi dan Waktu
Frekuensi Dan Equevalen Control menyusu pada bayi penelitian.
Durasi Group sebelum dipijat adalah
Menyusu Pada 7.3 kali per hari dan
Bayi ratarata frekuensi
menyusu setelah dipijat
adalah 11.6 menit.
Sedangkan, rata-rata
durasi menyusu pada
bayi sebelum dipijat
adalah 21.50 menit per
hari dan rata-rata durasi
menyusu setelah dipijat
adalah 39.00 menit. Hasil
uji statistik frekuensi
menyusu menunjukkan
nilai p= 0,000 karena
<0.05 maka H0 ditolak.
Hasil uji statistik durasi
menyusu diperoleh nil2ai
p= 0,002, karena hasil uji
yang <0.05 maka H0
ditolak. Hasil uji
multivariate aa pengaruh
yang signifikan ari
variabel inependen dan
pada semua variabel
dependen, nilai p-value
menunjukkan <0.05. Ada
pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan
frekuensi dan durasi
menyusu pada bayi usia
1-6 bulan
2. Nikmah Pengaruh Pijat Penelitian ini rerata durasi menyusu Sampel,
Jalilah Bayi Terhadap menggunakan metode sebelum pijat bayi adalah Tempat
dkk, Durasi kuantitatif, 162 dengan standar dan Waktu
2020 Menyusu Rancangan deviasi 45.656, penelitian
PreEksperime one sedangkan durasi

9
group pretest posttest menyusu setelah pijat
design. bayi adalah 219 dengan
standar deviasi 56.065
dari 10 responden yang
diteliti.
hasil analisis pengaruh
pijat bayi terhadap durasi
menyusu pada bayi Di
Klinik Nining Pelawati
Lubuk Pakam
menggunakan uji paired
sample t-test dan
didapatkan hasil nilai p-
value = 0,016 < 0,05.
Maka dapat disimpulkan
ada pengaruh yang
signifikan antara
sebelum dan sesudah
pijat bayi terhadap durasi
menyusu pada bayi di
klinik Nining Pelawati
Tahun 2020
3. Farida Y, Pengaruh Pijat Penelitian ini Hasil penelitian Sampel,
Dkk Bayi Terhadap merupakan penelitian diperoleh data bahwa ada Tempat
2018 Peningkatan analitik dengan jenis pengaruh antara pijat dan Waktu
Frekuensi Dan penelitian yang bayi dengan frekuensi penelitian
Durasi digunakan yaitu menyusu pada bayi
Menyusu Pada Quasy experimenntal dengan nilai P (0,000)
Bayi Usia 1 – (eksperimen semu) dan tidak ada pengaruh
3 Bulan berupaya antara pijat bayi dengan
mengungkapkan durasi menyusu pada
hubungan sebab bayi ( P value 0,563 ).
akibat antara variabel
bebas (prediktor)
denagn variabel
tergantung (efek)
dalam periode waktu
tertentu.

10

Anda mungkin juga menyukai