Disusun Oleh :
KELOMPOK III
1. Devsi Areva
2. Dewi Linda Setiani
3. Erika Paramytha
4. Sinta Agustin
5. Vera Saskia
6. Weno
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu kegiatan dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1 sebagai tugas yang harus diselesaikan. Makalah
juga menjadi salah satu aspek penilaian dalam nilai akhir yang digunakan sebagai
nilai tambah. Kami membuat makalah ini berdasarkan sistematika yang diberikan
Dosen Pembimbing dengan menggunakan Buku Panduan dan dari berbagai
literatur sebagai sumber referensi utama.
Oleh karena itu makalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam kegiatan belajar di lingkungan pendidikan kami.
Kritik dan saran yang membangun selalu diterima demi sempurnanya
makalah ini. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak dan instansi yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ..................................................................................................... 2
2.2 Etiologi ..................................................................................................... 2
2.3 Klasifikasi Osteomielitis .......................................................................... 3
2.4 Patofisiologi ............................................................................................. 4
2.5 Manifestasi Klinis .................................................................................... 4
2.6 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................... 5
2.7 Prinsip-prinsip Penatalaksanaan .............................................................. 5
2.8 Pencegahan .............................................................................................. 7
2.9 Asuhan Keperawatan ...............................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran
infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah
kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses
local. Abses tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan
demikian, penyampaian sel-sel imun dan antibiotic terbatas. Apabila infeksi
tulang tidak diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidak mampuan
permanen dapat terjadi (Corwin, 2001).
Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II; tetapi dapat pula ditemukan
pada bayi dan ‘infant’. Anak laki-laki lebih sering dibanding anak perempuan
(4:1). Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang panjang seperti femur, tibia,
radius, humerus, ulna, dan fibula.(Yuliani 2010). Prevalensi keseluruhan adalah 1
kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonatal adalah sekitar 1
kasus per1.000. Kejadian tahunan pada pasien dengan anemia sel sabit adalah
sekitar 0,36%. Insiden osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000
penduduk. Kejadian tertinggi pada Negara berkembang. Tingkat mortalitas
osteomielitis adalah rendah, kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis
berat yang mendasari. (Randall, 2011)
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah
dalam makalah ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Osteomielitis.
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan osteomielitis.
2. Untuk mengetahui penyebab osteomielitis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari osteomielitis
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari osteomielitis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien yang mengalami
osteomielitis.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang bagi klien dengan
osteomielitis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari
pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000).
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran
infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah
kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen) (Corwin, 2001).
2.2. ETIOLOGI
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus
aureus(70%-80%), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli,
Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
2.3.KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS
1. Osteomielitis menurut penyebarannya terbagi menjadi 2 yaitu ;
Osteomyelitis primer penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari fokus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
Osteomyelitis Sekunder terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat
dari bisul, luka, fraktur, dan sebagainya (Mansjoer, 2000).
2.4. PATOFISIOLOGI
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.
Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi :
Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi
resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubungan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat (stadium
2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan
lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau
lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah
terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang
sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar
ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat
dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih
sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah
mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh,
seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang
baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi
proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan
mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis
tipe kronis (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
3. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi
langsung
Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
4. Osteomyelitis kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami
periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus.
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endapan darah.
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh
bakteri Salmonella.
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan
radiologik, setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difus.
2.8. PENCEGAHAN
Pencegahan Osteomielitis adalah sasaran utamanya. Penanganan infeksi fokal
dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan
lunak dapat mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan
perhatikan terhadap lingkungan operasi dan teknik pembedahan dapat
menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.
Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang
memadai saat pembedahan dan Selama 24 sampai 48 jam setelah operasi akan
sangat membantu. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic akan menurunkan
insiden infeksi superficial dan potensial terjadinya osteomielitis (Smeltzer,
Suzanne C, 2002).
V. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Mengalami Peredaan Nyeri
Melaporkan berkurangnya nyeri
Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
Tidak mengalami ketidaknyamanan bila bergerak
2. Peningkatan mobilitas fisik
Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
Mempertahankan fungsi penuh ektremitas yang sehat
Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan aman
3. Tidak adanya infeksi
Memakai antibiotika sesuai resep
Suhu badan normal
Tidak ada pembengkakan
Tidak ada pus
Angka leukosit dan laju endap darah kembali normal
Biakan darah negative
4. Mamatuhi rencana terapeutik
Memakai antibiotika sesuai resep
Melindungi tulang yang lemah
Memperlihatkan perawatan luka yang benar
Melaporkan bila ada masalah segera
Makan diet seimbang dengan tinggi protein, vitamin C dan D
Mematuhi perjanjian untuk tindak lanjut
Melaporkan peningkatan kekuatan
Tidak melaporkan penigkatan suhu badan atau kekambuhan nyeri,
pembengkakan, atau gejala lain di tempat tersebut (Smeltzer, Suzanne C, 2002).
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena
penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering,
setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan hewan,
manusia atau penyuntikan intramusculus dapat menyebabkan osteomielitis
eksogen. Osteomielitis akut biasanya dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus,
jamur, dan mikro-organisme lain.
Osteomielitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk
abses local. Abses tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang,
dengan demikian, penyampaian sel-sel imun dan antibiotic terbatas. Apabila
infeksi tulang tidak diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidak
mampuan permanen dapat terjadi (Corwin, 2001).
3.2. SARAN
Penerapan asuhan keperawatan hendaknya lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA