Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN ANAK

“IMUNISASI POLIO”

KELOMPOK 12 :
INKA MELFINA PRANALE
ROSA TRISNA
LORENZA FERINA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ( DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur di haturkan atas ke Hadirat Allah S. W. T, karena atas rahmat-Nya


kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak yang berjudul “Imunisasi
Polio” ini.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan dosen, juga untuk memperluas pengetahuan
parapembaca khususnya kelompok kami sendiri sebagai penyusun makalah.
Kami telah berusaha yang terbaik dalam penulisan makalah ini, namun kami
sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang
kami buat. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini akan lebih baik kedepannya. Harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Bengkulu, Februari 2019

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Pengertian Poliomyelitis......................................................................... 3
B. Pengertian Imunisasi Polio...................................................................... 5
C. Efek Samping Pemberian Imunisasi Polio.............................................. 6
D. mengurangi resiko efek samping Imunisasi Polio................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 8
E. Kesimpulan.............................................................................................. 8
F. Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit
lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.

Beberapa jenis Imunisasi diantaranya Imunisasi BCG, TBC, Hepatitis B,


DPT, TT, DT, Campak, Polio, dll.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Poliomyelitis?
2. Apa pengertian Imunisasi Polio?
3. Apakah efek samping dari pemberian Imunisasi Polio?
4. Bagaimana cara mengurangi resiko efek samping Imunisasi Polio?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas yang
diberikan juga untuk lebih mengetahui tentang Imunisasi Polio, Poliomyelitis,
gejala penyakit Poliomyelitis, pemberian Imunisasi Polio, efek samping dari

1
pemberian Imunisasi Polio, dan cara mengurangi resiko efek samping
Imunisasi Polio.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POLIOMYELITIS
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus polio tipe
1, 2, atau 3. Secara klinis menyerang anak di bawah umur 15 tahun
menyebabkan seseorang menderita lumpuh layu akut (Acute flaccid
paralysis/ AFP). Penyakit ini adalah penyakit yang menular, penularannya
sendiri melalui melalui kotoran manusia (feses/ tinja) yang terkontaminasi
oleh virus polio.
Gejala jika seseorang terjangkit Poliomyelitis diantaranya demam, nyeri
otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama. Pada tahap lanjut
Poliomelitis bisa menyebabkankematian jika otot organ vital seperti jantung
dan paru-paru terinfeksi dan tidak segera ditangani menyebabkan
kelumpuhan pada organ tersebut sehingga fungsinya terganggu.
Berikut beberapa jenis-jenis Virus Polio, yaitu :
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu,
dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa
lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada
batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan
kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita
akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan
terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan
diserap oleh pembuluh darah kapiler pada dinding usus dan diangkut
seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf
motorik yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul
gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan
atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh

3
bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan
mempengaruhi sistem saraf pusat-menyebar sepanjang serabut saraf.
Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus
akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki
kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan
bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acuteflaccid
paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat
menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada)
dan abdomen (perut), disebut Quadriplegia.
3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami
sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf
motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim
sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf
trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air
mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran;
saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai
fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang
mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang
mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan
kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio
bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat
bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf
kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru.
Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan;
korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan
yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun
trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan
'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah

4
dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung.
Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau
tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian
udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah
pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung
usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio
jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan.
Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub
kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen.
Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati
normal.

Penyakit Poliomyelitis ini dapat di cegah dengan pemberian vaksin polio


yang bisa didapatkan saat imunisasi dasar pada anak.

B. IMUNISASI POLIO
Imunisasi Polio adalah imunisasi yang dilakukan dengan cara
memberikan vaksin. Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang telah
dilemahkan atau dimatikan atau antigen mikroorganisme yang diberikan
untuk mencegah atau mengatasi penyakit infeksi (Depkes RI, 2016).
Vaksin Polio terbuat dari Virus Polio yang telah dilemahkan sehingga
akhirnya dapat digunakan. Cara kerja Vaksin Polio ini adalah dengan masuk
kedalam tubuh, sehingga tubuh akan bereaksi dengan cara mengaktifkan
kekebalan tubuh/ antibodi melawan virus. Tubuh dengan antibodi yang telah
hapal menjadi kebal dengan virus tersebut secara otomatis akan dapat
melawan virus yang sama jika suatu saat virus datang lagi.
Imunisasi dengan Vaksin Polio dibagi menjadi dua, yaitu Oral Polio
Vaccine (OPV) dan Inactive Polio Vaccine (IPV).

5
1. Oral Polio Vaccine (OPV)
a. Deskripsi
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah
dilemahkan.
b. Cara pemberian dan dosis
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali
(dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4
minggu.
2. Inactive Polio Vaccine (IPV)
a. Deskripsi
IPV adalah Vaksin Polio yang berbentuk suspensi injeksi yang
tersedia dalam kemasan vial.
b. Cara pemberian dan dosis
 Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam,
dengan dosis pemberian 0,5 ml.
 Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut-turut 0,5 ml harus
diberikan pada interval satu atau dua bulan.
 IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6, 10, dan 14, sesuai
dengan rekomendasi dari WHO.
 Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2
suntikan berturut-turut dengan interval satu atau dua bulan.

C. EFEK SAMPING IMUNISASI POLIO


Imunisasi Polio mempunyai beberapa efek samping, namun efek samping
ini cukup jarang terjadi terutama pada pemberian OPV. Efek samping IPV
berupa reaksi lokal pada tempat penyuntikan diantaranya nyeri, kemerahan,
indurasi, dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan
dan bisa bertahan selama satu atau dua hari.
Efek samping yang lebih serius antara lain seperti demam bahkan sampai
menyebabkan Virus Polio aktif dan menimbulkan gejala saat vaksin diberikan
pada tubuh dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah.

6
D. MENGURANGI RESIKO EFEK SAMPING IMUNISASI POLIO
Efek samping Imunisasi Polio ini sendiri tidak akan terjadi jika
pemberian vaksin dilakukan pada saat daya tahan tubuh dalam keadaan yang
baik. Untuk itu perlu di perhatikan hal berikut, diantranya :
1. Sedang menderita demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif.
Bila terjadi demam maka harus tunggu sampai demam sembuh
2. Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.
3. Alergi terhadap Streptomycin.
4. Pemberian ASI yang cukup pada anak karena didalam ASI terdapat zat
Antipoliomyelitis.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus polio tipe
1, 2, atau 3. Secara klinis menyerang anak di bawah umur 15 tahun
menyebabkan seseorang menderita lumpuh layu akut (Acute flaccid
paralysis/ AFP).
Imunisasi Polio adalah imunisasi yang dilakukan dengan cara
memberikan vaksin. Vaksin Polio terbuat dari Virus Polio yang telah
dilemahkan sehingga akhirnya dapat digunakan.
Efek samping Imunisasi Polio ini sendiri tidak akan terjadi jika
pemberian vaksin dilakukan pada saat daya tahan tubuh dalam keadaan yang
baik.

B. SARAN
Untuk lebih memahami tentang Imunisasi Polio hendaknya kita tidak
hanya bergantung pada satu sumber saja, carilah sumber-sumber pengetahuan
yang lain seperti buku, jurnal, maupun internet.

8
DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2018). “Imunisasi Polio”. http//www.depkes.go.id (diakses pada 19


Februari 2019)

Kemenkes (2016). “imunisasi”. http// Bppsdmk.kemkes.go.id (diakses pada 20


februari 2019)

Kemenkes (2015). “Buku Ajar Imunisasi”. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai