NAMA KELOMPOK :
1. M. DIDIN (012SYE18)
2. MUGI ASRIANTI (015SYE18)
3. TRI MULLAELANI (024SYE18)
4. SITI AMINAH (022SYE18)
T. A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM PERSYARAFAN: POLIO” ini dengan baik.
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan
makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan menambah wawasan bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
KONSEP MEDIS...............................................................................................................4
1.1 Definisi.....................................................................................................................4
1.2 Etiologi.....................................................................................................................4
1.3 Tanda dan gejala......................................................................................................5
1.4 Pathway....................................................................................................................7
1.5 Klasifikasi................................................................................................................8
1.6 Pemeriksan penunjang..............................................................................................8
1.7 Penatalaksanaan.......................................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................11
KONSEP ASKEP............................................................................................................11
2.1 Pengkajian..............................................................................................................11
2.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................12
2.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................................12
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17
3.2 Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
3
BAB 1
KONSEP MEDIS
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
4
terlibatdalam pernapasan. Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus
virus,dibagi 3 yaitu:
a. Brunhilde
b. Lansing
c. Leon
Dapat hidup berbulan-bulan di dalam air, mati dengan pengeringan/oksidan. Masa
inkubasi : 7-10-35 hari.
5
Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri
kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-
kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam
atau masuk ke dalam fase 2 dengan nyeri otot.Khas untuk penyakit ini
dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi batang otak, ganglion
spinal dan kolumna posterior.
4. Poliomielitis paralitik
Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau
lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi
ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-
bentuk gejalanya antara lain :
a. Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher,
abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau
tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c. Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan
bentuk bulbar.
d. Bentuk ensefalitik: Dapat disertai dengan gejala delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kadang- kadang kejang.
6
1.4 Pathway
Kerongkongan
Hambatan
mobilitas fisik
ansietas
7
1.5 Klasifikasi
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Viral isolation
Polio virus dapat di deteksi secara biakan jaringan, dari bahan yang di
peroleh pada tenggorokan satu minggu sebelum dan sesudah paralisis dan
tinja pada minggu ke 2-6 bahkan minggu setelah gejala klinis.
b. Uji serologi
Uji serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita,
jika pada darah ditemukan zat antibodi polio diagnosis orang tersebut
terkena polio benar. Pemeriksaan pada fase akut dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan antibodi immunoglobulin M (IgM) apabila
terkena polio akan didapatkan hasil yang positif.
c. Cerebrospinal Fluid (CSF)
Cerebrospinal Fluid pada infeksi poliovirus terdapat peningkatan jumlah
sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama limfosit, dan terjadi
kenaikan kadar protein sebanyak 40-mg/100 ml (Paul, 2004).
8
2. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan ini hanya menunjang diagnosis poliomielitis lanjut.Pada anak
yang sedang tumbuh, di dapati tulang yang pendek, osteoporosis dengan
korteks yang tipis dan rongga medulla yang relative lebar, selain itu
terdapat penipisan epifise, subluksasio dan dislokasi dari sendi.
1.7 Penatalaksanaan
a. Medis
Tidak ada pengobatan yang spesifik , penanganaan dilakukan secara
simtomatis dan suportif. Pengobatan yang di lakukan secara umum dalam
mencegah penyakit tersebut yaitu:
a. Istrahat
b. Antipiretik (dosisnya 15-20 mg)
c. Analgesik (dosisnya 15-20 mg)
Diberikan secara oral
1. Poliomielitis abortif
Pengobatannya:
a. Cukup di berikan analgetika dan sedatifa
b. Diet adekuat
c. Istrahat sampai suhu tubuh normal
2. Poliomielitis non paralitik
Pengobatannya:
a. Sama seperti pada tipe abortif
b. Selain di beri analgetik dan sedatif dapat di kombinasi dengan
kompres hangat selama 15-30 menit, setiap 2-4 jam.
3. Poliomielitis parilitik
Pengobatannya:
a. Membutuhkan perawatan di rumah sakit
b. Istrahat total minimal 7 hari atau sedikitnya sampai fase akut di
lampaui
c. Selama fase akut kebersihan mulut di jaga
9
d. Fisioterapi di lakukan sedini mungkin sesudah fase akut mulai
dengan latihan pasif dengan maksud untuk mencegah terjadinya
deformitas
4. Poliomielitis bulbar
Pengobatannya:
a. Memerlukan inkubasi endotrakea
b. Menjaga saluran nafas
c. Menghindari aspirasi sekret yang tidak dapat di telan
b. Keperawatan
Penatalaksanaan untuk mencegah penularan klien perlu dirawat kamar
isolasi dengan perangkat lengkap kamar isolasi dan memerlukan pengawasan
yang teliti. Mengingat bahwa virus polio juga terdapat feses Klien maka bila
membuang feses harus betul-betul ke dalam
lobang WC dan disiram air sebanyak mungkin. Kebersihan WC/sekitarnya harus
diperhatikan dan dibersihkan dengan desinfektan.Masalah Klien yang perlu
diperhatikan bahaya terjadi
kelumpuhan, gangguan psikososial, dan kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai penyakit.
10
BAB II
KONSEP ASKEP
2.1 Pengkajian
A. Anamnesa
Sebagian besar (50-70%) penderita polio adalah balita dibawah usia tiga
tahun, terutama yang belum menjalani imunisasi polio. Namun, polio dapat
dialami oleh siapa saja tanpa batasan usia.
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama: demam, nyeri otot, kesulitan menelan, kesulitan
bernapas
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu : anak sering batuk pilek biasa dan
memiliki sistem imun yang lemah atau tidak pernah melakukan
vaksin polio
4. Riwayat penyakit keluarga : polio bukan penyakit genetika, teapi
jika dalam satu keluarga ada penderita polio kemungkinan semua
anggota keluarga dapat tertular karena penularan polio melalui rute
fekal-oral
C. Riwayat pemenuhan kebutuhan gordon
D. Pemeriksaan fisik
a. Nyeri kepala
b. Paralisis
c. Refleks tendon berkurang
d. Kaku kuduk
e. Brudzinky
11
2.2 Diagnosa Keperawatan
6. berikan tambahan
oksigen.
7. monitor suara
napas pasien untuk
12
mengetahui adanya
sekret
7. selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya kehangatan
tubuh
13
1. klien meningkat dalam rencana ambulasi
melakukan aktivitas fisik sesuai dengan
kebutuhan
2. pasien mengerti tujuan
dari peningkatan 3. ajakan pasien
mobilitas tentang tekhnik
ambulasi
3. memverbalisasikan
perasaan dalam 4. kaji kemampuan
meningkatkan kekuatan pasien dalam
dan kemampuan mobilisasi
berpindah
5. latih pasien dalam
4. pasien tidak dispneu pemenuhan
setelah melakukan kebutuhan ADLs
aktivitas secara mandiri sesuai
kemampuan
5. pasien dapat berpindah
dari satu tempat ketempat 6. damping pasien dan
lain bantu pasien dalam
mobilisasi
8. ajarkan pasien
bagaimana cara
merubah posisi yang
baik dan benar
14
klien dapat teratasi realita bahaya bagi
dengan kriteria hasil: anak dan keluarga
tingkat ansietas
1. klien mampu
mengidentifikasikan dan 3. identifikasi level
mengungkapkan gejala perubahan kecemasan
cemas
4. temani pasien
2. nadi dalam rentang untuk memberikan
normal keamanan dan
mengurangi takut
3. vital sign dalam
rentang normal 5. dorong keluarga
atau ibu pasien untuk
4. postur tubuh, ekspresi
selalu menemani anak
wajah, dan bahasa tubuh
dan tingkat aktivitas 6. bantu pasien
menunjukkan mengenal situasi yang
berkurangnya kecemasan menimbulkan
kecemasan
7. dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan takut
8. intruksikan dan
ajarkan klien
menggunakan teknik
relaksasi
9. sediakan informasi
yang akurat sesuai
kebutuhan jika
diminta oleh keluarga
15
10.kolaborasi
pemberikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
lingkungan anda, sanitasi lingkungan merupakan hal yang sepele namun
sangat penting. Apabila sanitasi lingkungan kita tidak dijaga, maka dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit tidak hanya penyakit
poliomielitis,
18
DAFTAR PUSTAKA
19