Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SAKIT

DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL


(POLIOMYELITIS)
Dosen Pembimbing :
Adin Mu’afiroh ST.,Ns,.M.Kep
Disusun Oleh :
1.Ahmad Rofiq Wahyu K (P27820720049)
2.Alfi Lutfiya (P27820720050)
3.Nada Bulan Pertiwi (P27820720075)
4.Naris Wari Maswaiyah Q (P27820720076)
5.Shintia Febby Aschaina (P27820720085)
Konsep Teori Poliomyelitis Pada Anak
1. Definisi
Poliomyeilitis atau sering disebut polio adalah penyakit akut yang menyerang sistem saraf
perifer yang disebabkan oleh virus polio.Gejala utama penyakit ini adalah kelumpuhan.
Kelumpuhan biasanya dapat menetap setelah 60 hari yang akan menyebabkan kecacatan. (Widoyono,
2011).
Poliomielitis merupakan penyakit infeksi akut oleh sekelompok virus ultramikroskop yang
bersifat neurotrofik yang awalnya menyerang saluran pencernaan dan pernafasan yang kemudian
menyerang susunan saraf pusat melalui peredaran darah (Huda, 2016).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Poliomielitis adalah penyakit
infeksi akut disebabkan oleh poliovirus (PV) pada anak dibawah 15 tahun yang menyerang susunan saraf
pusat dan ditandai dengan kelumpuhan.
2. Etiologi
Menurut Widoyono (2011), Virus Polio termasuk genus
enterovirus.Di alam bebas virus polio dapat bertahan hingga 48 jam pada
musim kemarau dan 2 minggu pada musim hujan. Di dalam usus
manusia virus dapat bertahan hidup sampai 2 bulan. Virus polio tahan
terhadap sabun, detergen, alkohol, eter, kloroform, tetapi virus ini
akan mati dengan pemberian formaldehida 0,3%, klorin, pemanasan,
dan sinar ultraviolet.Poliomyelietis dapat disebabkan oleh virus yaitu
sebagai berikut:
a.Tipe I Brunhilde : Sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas
b.Tipe II Lansing : Kadang menyebabkan kasus yang sporadik
c.Tipe III Leon : Epidemi ringan
Virus tersebut dapat hidup berbulan –bulan di dalam air, mati dengan pengeringan
atau oksidan. Virus tersebut hanya menyerang sel –sel dan daerah susunan syaraf tertentu.
Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali
dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3 –4 minggu sesudah timbul gejala.
Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis yaitu:
a.Medula spinalis terutama kornu anterior
b.Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti –inti saraf kranial serta
formasioretikularis yang mengandung pusat vital
c.Sereblum terutama inti –inti virmis
d.Otak tengah “ midbrain ” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang –kadang
nucleus rubra
e.Talamus dan hipotalamus
f.Palidum
g.Korteks serebri, hanya daerah motorik
3. Manisfestasi Klinis

Penyakit poliomyelitis paling banyak pada anak –anak di bawah 5 tahun dan juga bisa pada remaja.
Kemungkinan gejala dicurigainya poliomyelitis pada anak adalah panas disertai dengan sakit kepala,
sakit pinggang, kesulitan menekuk leher danpunngung, kekuatan otot yang diperjelas dengan tanda
head drop, tanpa tripod saat duduk, tanda tanda spinal, tanda brudzinskyatau kering. Infeksi virus polio
dapat diklasifikasikan menjadi minor illnesses (gejala ringan, seperti: asmtomatis/silent infection dan
poliomyelitis abortif) dan major illnesses (gejala berat, baik paralitik, maupun non-paralitik)

a.Minor Illnesses(Gejala Ringan)


1Sangat ringan atau bahkan tanpa gejala
2Nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak diperut, gangguan gastrointestinal, demam
ringan, perasaan lemas, dan nyeri kepala terjadi selama 1-4 hari, kemudian menghilang dan jarang
lebih dari 6hari. Selama waktu itu virus bereplikasi pada nasofaring dan saluran cerna bagian
b.Major Illnesses(Gejala Berat)
Poliomielitis non-paralitik Gejala klinis sama dengan poliomyelitis abortif,
hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih berat. Gejala-gejala ini timbul 1-2 hari,
kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam
atau masuk dalam fase kedua dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini adalah
adanya nyeri atau kaku otot belakang leher, tubuh dan tungkai dengan
hipertonia mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan
kolumna posterior. Bila anak berusaha duduk dari posisi tidur, maka ia akan
menekuk kedua lutut ke atas sedangkan kedua tangan menunjang kebelakang
pada tempat tidur (Tripod sign) dan terlihat kekakuan otot spinal oleh spasme,
kaku kuduk terlihat secara pasif dengan Kernig dan Brudzinsky yang positif.
2. Poliomielitis paralitik Gejala poliomielitis paralitik sama dengan yang terdapat
pada poliomyelitis non-paralitik disertai kelemahan satu atau lebihkumpulan otot
skelet atau kranial, dan timbul paralisis akut. Pada bayi ditemukan paralisis
vesika urinaria dan atonia usus. Secara klinis dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk sesuai dengan tingginya lesi pada susunan saraf yang terkena
c.Bentukspinal Gejala kelemahan/paralysis/paresis otot leher, abdomen,
tubuh, diafragma, toraks dan terbanyak ekstremitas bawah. Tersering otot
besar, pada tungkai bawah otot kuadrisep femoris, pada lengan otot deltoideus,
dan sifat paralisis adalah asimetris. Refleks tendon mengurang/menghilang
serta tidak terdapat gangguan sensibilitas.
d.Bentuk bulbar Terjadi akibat kerusakan motorneuron pada batang otak sehingga
terjadi insufisiensi pernafasan, kesulitan menelan, tersedak, kesulitan makan,
kelumpuhan pita suara dan kesulitan bicara. Saraf otak yang terkena adalah saraf V, IX,
X, XI dan kemudian VII.
e.Bentuk bulbospinal Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan bentuk
bulbar
f..Bentuk ensefalitik Dapat disertai gejala delirium, kesadaran yang menurun,
tremordan kadang-kadangkejang.
4. Patofisiologi
Virus biasanya memasuki tubuh melalui rongga orofaring, berkembang biak
dalam saluran pencernaan (traktus digestivus), kelenjar getah bening regional dan
sistem (retikuloendotelial). Dalam keadaan ini timbul:
a.Perkembangan virus. Tubuh bereaksi dengan membentuk tipe antibodi
spesifik
b.Bila pembentukan zat anti dalam tubuh mencukupi dan cepat maka virus akan
dinetralisasikan sehingga timbul gejala klinik yang ringan, atau tidak terdapat
sama sekali dan timbul imunitas terhadap virus tersebut
c.Bila proliferasi virus tersebut lebih cepat dari pembentukan zat anti, maka akan
timbul viremia dan gejala klinik, kemudian virus akan terdapat dalam feses untuk
beberapa minggu lamanya.
Berlainan dengan virus lain yang menyerang susunan syaraf, maka
neuropatologi poliomyelitis biasanya patognomonik. Virus hanya menyerang sel-sel
dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua neuron yang terkena mengalami
kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi. penyembuhan
fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah yang biasanya
terkena poliomyelitis adalah:
a.Medula spinalis terutama kornu anterior
b.Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti –inti saraf kranial serta
formasioretikularis yang mengandung pusat vital
c.Sereblum terutama inti –inti virmis
d.Otak tengah “ midbrain ” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang–kadang
nucleus rubra
e.Talamus dan hipotalamus
f.Palidum
g.Korteks serebri, hanya daerah motorik.
Bergantung pada beratnya penyakit. Pada bentuk paralitik sesuai dengan bagian yang
mana yang terkena. Bentuk spinal dengan paralisis pernafasan dapat ditolong
dengan bantuan pernafasan buatan. Tipe bulbar prognosisnya buruk, kematian
biasanya karena kegagalan fungsi pusat pernafasan atau infeksi sekunder pada
jalan nafas. Otot-otot yang lumpuh dan tidak pulih kembali menunjukan paralisis
tipe flasitd dengan Antonia, refleksi dan degenerasi. Komplikasi residual paralisis
tersebut ialah kontraktur terutama sendi subluksasi bila otot yang terkena sekitar sendi,
perubahan trofik oleh sirkulasi yang kurang sempurna hingga mudah terjadi ulserasi.
Pada keadaan ini diberikan pengobatan secara ortopedik
5. Pathway
6. Tanda dan Gejala
Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka telah
terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan
sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Meskipun demikian, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan
menyebabkan infeksi pada orang lain.
Gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu polio yang
tidak menyebabkan kelumpuhan (nonparalisis) dan polio yang
menyebabkan kelumpuhan (paralisis). Berikut adalah gejala kedua jenis
polio tersebut:
a.Polio nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala
polio ini muncul 6-20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan. Gejala berlangsung
selama 1-10 hari, dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala tersebut meliputi:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Radang tenggorokan
4. Muntah
5. Otot terasa lemah
6. Kaku di bagian leher dan punggung
7. dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai
b.Polio paralisis
Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat menyebabkan
kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio
paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun dalam waktu 1 minggu, akan muncul
gejala berupa:
1. Hilangnya refleks tubuh
2. Ketegangan otot yang terasa nyeri
3. Tungkai atau lengan terasa lemah
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Huda (2016) pemeriksaan penunjang terdiri dari:
a.Pemeriksaan Lab:
Pemeriksaan darah tepi periferCairan serebrospinal
Pemeriksaan serologic
Isolasi virus polio2.
b.Pemeriksaan radiology
c.Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan kerusakandi daerah kolumna anterior
d.Pemeriksaan likuor memberikan gambaran sel dan bahan mikia (kadar gula dan
protein)
e.Pemeriksaan Histologik corda spinalis dan batang otak untuk menentukkan
kerusakan yang terjadi pada sel neuron
8. Penatalaksanaan
Pengobatan pada penderita polio tidak spesifik. Pengobatan ditujukkan untuk
merdakan gejala dan pengobatan spotif untuk meningkatkan stamina penderita.
(Widoyono,2011)Menurut Reeves dalam Huda (2016).
penatalaksanaan pengobatan pada penderita poliomyelitis adalah simptomatis dan
suportif. Adapun penatalaksanaan menurut klasifikasi poliomyelitis yaitu sebagai
berikut:
a..Infeksi tanpa gejala
Istirahat total
b..Infeksi abortif
Istirahat sampai beberapa hari setelah temperatur norma. Kalau perlu dapat
diberikan nalgetik, sedatif. Jangan melakukan aktivitas selama 2 minggu, 2 bulan
kemudian dilakukan pemeriksaan neuromuskuloskeletal untuk mengetahui
adanya kelainan
c.Non Paralitik
Sama dengan tipe abortif. Pemberian analgetik sangat efektif bila diberikan bersamaan
dengan pembalut hangat selama 15-30 menit setiap 2-4 jam dan kadang –kadang
mandi air panas juga dapat membantu. Sebaiknya diberikan foot board, papan
penahan pada telapak kaki, yaitu agar kaki terletak pada sudut yang sesuai
terhadap tungkai. Fisioterapi dilakukan 3-4 hari setelah demam hilang.
Fisioterapi bukan mencegah atrofi otot yang timbul sebagai akibat denervasi sel
kornu anterior, tetapi dapat mengurangi deformitas yang terjadi

d.Paralitik
Harus di rawat di rumah sakit karena sewaktu –waktu dapat terjadi paralisis
pernafasan, dan untuk ini harus diberikan pernafasan mekanis. Bila rasa sakit
telah hilang dapat dilakukan fisioterapi pasif dengan menggerakkan kaki/tangan.
Jika terjadi paralisis kandung kemih maka diberikan stimulan parasimpatetik
seperti bethanechol (Urecholine) 5-10 mg oral atau 2,5-5mg/SK.
Konsep Asuhan Keperawatan Poliomyeilitis
1. Pengkajian

1 Kaji Riwayat Pengkajian


a.Identifikasi Pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,tenpat
lahir, asal dan suku bangsa, agama, nama orang tua, pekerjaan orangtua dan penghasilan
orang tua (Wong,2009).
Biasanya anak yang sering terkena penyakit polio adalah yang berusia di bawah 15
tahun (Widoyono,2011).
Biasanya anak yang terkena risiko virus poliomyelitis pada daerah endemis dan
kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah
b.Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang: Keluhan Utama:
keluargampasien biasanya mengeluh aktivitasanaknya terganggu karena kelemahan,
kelelahan, serta kelumpuhanyang sifatnya mendadak dan layuh. Riwayat
Keluhan Utama:
Awalnya keluarga pasien mengeluhsemakin hari berat badan anaknyaberkurang disertai
dengan keluahan tidak nafsu makan, mual muntah, kelemahan, kelelahan, serta
kelumpuhan. Keluhan yang biasanya dikeluhkan pasien pada saat pengkajian:
Keluarga pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini anaknya rewel 3 disertai
sakit kepala.
Keluarga mengatakan bahwa pasien demam sudah 3 hari yang lalu.b.Riwayat
c. Penyakit Terdahulu:
Riwayat penyakit yang pernah diderita anak, biasanya sebelumnya
anakbelum pernah mengalami penyakit poliomyelitis.
d. Riwayat Penyakit Keluarga:
Apabila terdapat keluarga yang menderita polio,
biasanyakemungkinan besar keluarga yang lain dapat terserang polio
dengan mudah.
f. Riwayat Imunisasi
Biasanya anak yang terkena polimyelitis, riwayat imunisasinya tidak
lengkap.
d.Tumbuh Kembang Anak
Biasanya ketika anak terkena penyakit poliomyelitis tumbuh kembangnya
terganggu, terutama tumbuh kembang anak pada peningkatan ukuran tubuh yaitu,
tinggii badan dan berat badan.
e.Riwayat Nutrisi Anak
Biasanya mengalami nafsu makan menurun, berat badan menurun, mual dan muntah,
dan kesulitan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia).
f.Riwayat Eliminasi Anak
Biasanya sering sembelit saat BAB Usus mengalami gangguan fungsi. Urine yang
keluar sedikit (retensi urin).
g.Riwayat Nyeri/Keamanan Anak
Biasanya akan mengeluh nyeri dan kejang otot, sakit kepala, gatal (pruritus), serta
sensasi yang abnormal.
Gejala:
nyeri kepala dengan intensitas yang berbeda biasanya lama.
Tanda:
wajah menyeringai, respon menarik dari rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak
bisa istirahat / tidur.
2. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum:
Biasanya keadaan umumanak dengan polioya itu lemah
b.Kesadaran:
Biasanya kesadaran anak menurun
c.Tanda–tanda vital
Tekanan darah:
Tekanan darah anak kemungkinan akan meningkat
Denyut nadi:
Denyut nadi anak kemungkinan akan meningkat.
Suhu:
Biasanya anak mengalami hipertermi
Pernapasan:
Pernapasan anak biasanya meningkat
Berat Badan:
BB anak biasanya turun karena anoreksia.
Kepala Bibir
anak tampak pucat
Ektermitas
Biasanya pada anak poliomyelitis terdapat kelumpuhan pada ektermitas bawah
D. Pemeriksaan Diagnostik
Biasanya pasien poliomyelitis hanya cukup dilakukan pemeriksaan fisik.

2. Diagnosa Keperawatan
1.Defisit nutrisi urang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dengan anoreksia, mual dan
muntah (D.0019)
2.Hipertermia berdasarkan dengan proses infeksi (D.0130)
3.Nyeri akut berdasarkan dengan proses infeksi yang menyerang syaraf (D.0077)
4.Gangguan mobilitas fisik derdasarkan dengan paralysis (D.0054)
5.Ansietas pada anak dan keluarga berdasarkan dengan kondisi penyakit (D.0054)
3. Intervensi
NO DiagnosaKeperawatan Tujuan Intervensi

1 (D.0019) Diharapkan perubahan Identifikasi status


nutrisi anak nutrisiIdentifikasikan
membaikdengan Kriteria makanan yang
hasil:Mual dan muntah disukaiIdentifikasi
berkurangNafsu makan kebutuhan kalori dan jenis
membaik(L.03030) nutrisiMonitor asupan
keperawatanBerikan
makanan tinggi kalori dan
tinggi proteinMonitor berat
badan(1.03119)

2 Berdasarkan dengan proses Diharapkan suhu tubuh Monitor suhu sutuhHindari


infeksi(D.0130) anak Kembali normal:Suhu pemberian antipirektik atau
tubuh membaik:36,5°C – aspirinBasahi dan kipasi
37,5°C(L.14134) permukaan tubuh(1.15506)
3 (D.0077) Diharapkan anaktidak tampak Identifikasi skala nyeriJelaskan
nyeriKriteria hasil:Keluhan strategi meredakan
nyeri menurunGelisah nyeriAnjurkan Teknik
menurunSikap protektif nonfarmakologis untuk
menurun(08066) mengurangi rasa
nyeriKolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu(1.08238)
4 (D.0054) Diharapkan anak mampu Identifikasikan toleransi fisik
melakukan aktivitas lain melakukan pergerakanFasilitasi
dengan kriteria aktivitas mobilisasi dengan alat
hasil:Pergerakan ekstremitas bantu pagar tempat
meningkatKekuatan otot tidurLibatkan keluarga untuk
meningkatKelemahan fisik membantu pasien dalam
menurun(L.05042) meningkatkan pergerakan
(1.05173)
5 Ansietas pada anak dan Diharapkan Kecemasan pada Ciptakan lingkungan tenang
keluarga berdasarkan dengan anak dan keluarga menurun dan tanpa gangguan dengan
kondisi penyakit.(D.0054) dengan. Kriteria hasil:Vebrasi pencahayaan dan suhu rang
kebingungan nyaman, jka perluGunakan
menurunVerbalisasi khawatir nada suara lembut dengan
akibat kondisi yang dihadapi irama lambat dan
menurunPerilaku gelisah beriramaAnjurkan rileks dan
menurun(L.09093) merasakan sensasi
relaksasiDomenstrasikan dan
latih tehnik relaksasi (Tarik
napas dalam)(1.09326)
4. Implementasi
Menurut PPNI (2017) Tindakan keperawatan adalah prilaku atau
aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan.Implementasi merupakan
suatu Tindakan keperawatan oleh perawat yang sesuai dengan intervensi
yang sudah direncanakan. Ada beberapa hal yang harus diperhatiakn
dalam melakukan implementasi kepada anak–anak, yaitu harus adanya
trans supaya si anak dapat kooperatif dan komunikasi efektif dan libatkan
orangtua si anak dalam melakukan implementasi.
Evaluasi
Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan
efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung,
2011).Adapun evaluasi keperawatan dalam kasus polio pada anak, anak
harus menunjukan kriteria hasil sebagai berikut:
a.Anak meningkat nafsu makannyadan imun tubuh anak membaik.
b.Suhu badan anak sudah dalam rentang normal
c.Anak sudah dapat mengontrol rasa nyeri dan rasa terhadap nyeri sudah
mulai berkurang
d.Anak dapat melakukan pergerakan sehingga dapat mengikuti latihan
yang diberikan
e.Anak sudah merasa tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya.
Kesimpulan
Poliomielitis adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh poliovirus (PV) pada
anak dibawah 15tahun yang menyerang susunan saraf pusat dan ditandai dengan
kelumpuhan. Penularan virus polio terutama melalui jalur fekal-oral dan membutuhkan
kontak yang erat. Prevalensi infeksi tertinggi terjadi pada seseorang yang tinggal
serumah dengan penderita. Biasanya bila salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka
yang lain juga terinfeksi. Kontaminasi tinja pada jari tangan, alat tulis, mainan anak,
makanan dan minuman, merupakan sumber utama infeksi (Afie, 2009). Sampai, saat ini
tidak ada obat untuk mengobati penyakit ini, tetapi tersedia vaksin yang aman dan
efektif untuk mencegah penyakit ini. Karenanya, upaya yang paling penting dalam
mengatasi penyakit ini adalah dengan memberikan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Oktri Maulidyana, Maret 26, 2016. ASKEP POLIOMIELITIS


https://pdfcoffee.com/askep-polio-14-pdf-free.html
Rudianto Ahmad, Februari 25, 201. Askep Polio
https://www.scribd.com/doc/256910224/Askep-Polio
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai