TINGKAT : II A
DAFTAR ISI
Halamanjudul
KATA PENGANTAR
Daftarisi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latarbelakang
b. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan
b. saran
Daftarpustaka
BAB I
PENDAHULUAN
gambaran epidemi poliomielitis. Atas jasa- jasa penemuan kedua sarjana ini, maka
Paul (1955) mengemukakan bahwa 40-50 tahun yang lalu di Eropa Utara
berubah menjadi 5-9 tahun dan kini di Swedia pada umur 7-15 tahun, bahkan
tersebut pada epidemi poliomyelitis ditemukan 90% pada anak dibawah umur 5
tahun ini disebabkan penduduk telah mendapatkan infeksi atau imunitas pada
masa anak.
WHO pada tahun 1988 yang mencanangkan bebas penyakit polio tahun 2000,
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari penyusunan makalah ini secara umum untuk
Adapun tujuan penulisan dari penyusunan makalah ini secara khusus adalah
sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1. Definisi
Poliomyelitis adalah radang akut pada sumsum tulang belakang karena virus,
dengan gejala demam, sakit leher, sakit kepala, muntah, kaku tengkuk dan
punggung, sering kali menyerang tanduk depan zat kelabu sumsum belakang.
predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti
motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan saraf tersebut akan
Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio
dan biasanya menyerang anak-anak dengan gejala lumpuh layuh akut (AFP=Acute
Flaccid Paralysis).
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
sel dan daerah tertentu pada susunan saraf. Tidak semua neuron yang terkena
mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali, dapat terjadi
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf kranial serta
nucleus rubra
6. Palidum
yaitu :
terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut yang dapat dibuktikan dengan
ditemukan 3 macam zat anti dalam serum seorang pasien. Epidemik yang luas dan
ganas biasanya disebabkan oleh virus tipe 1, epidemik yang ringan oleh tipe 3,
Virus ini dapat hidup dalam air untuk berbulan-bulan dan bertahun-tahun
dalam deep freezer. Dapat tahan terhadap banyak bahan kimia termasuk
dengan cara pengeringan atau dengan pemberian zat oksidator yang kuat seperti
walaupun virus juga terdapat pada sampah atau lalat. Masa inkubasi biasanya
antara 7-10 hari, tetapi kadang terdapat kasus dengan masa inkubasi 3-35 hari.
4. Manifestasi Klinis
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan
tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala,
Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri kepala,
nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase
ke-2 dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin
disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau
lebih kumpulan otot skelet atau kranial. Timbul paralysis akut pada bayi
ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk
Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak dengan atau tanpa gangguan
Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun, tremor dan kadang kejang.
kisaran 3-35 hari. Respon terhadap infeksi virus polio sangat bervariasi dan
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan saraf tertentu. Tidak semua
neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat
terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.
Polio akut disebabkan oleh asam ribonukleat kecil (RNA) virus dari kelompok
enterovirus dari keluarga picornavirus. Inti RNA beruntai tunggal dikelilingi oleh
protein kapsid tanpa amplop lipid, yang membuat virus polio tahan terhadap
pelarut lemak dan stabil pada pH rendah. Tiga antigen strain berbeda diketahui,
dengan tipe I akuntansi untuk 85% dari kasus penyakit lumpuh. Infeksi dengan
satu jenis tidak melindungi dari jenis lain, namun kekebalan untuk masing-masing
saluran pencernaan orofaringeal dan rendah selama 1-3 minggu pertama masa
inkubasi.. Virus dapat dikeluarkan dalam air liur dan kotoran selama periode ini,
pencernaan, virus mengalir ke kelenjar getah bening leher dan mesenterika dan
kemudian ke dalam aliran darah Hanya 5% dari pasien yang terinfeksi memiliki
keterlibatan sistem saraf selektif setelah viremia. Hal ini diyakini bahwa
replikasi di situs extraneural viremia mempertahankan dan meningkatkan
Virus polio memasuki sistem saraf dengan baik melintasi penghalang darah-
otak atau dengan transportasi aksonal dari saraf perifer. Hal ini dapat
thalamus, hipothalamus, motor inti batang otak dan sekitarnya formasi reticular,
inti vestibular dan cerebellum, dan neuron dari kolom anterior dan intermediat
otot atau bahkan atropi muncul bila kurang dari 10% dari neuron bertahan di
segmen kabel yang sesuai. Gliosis terjadi ketika inflamasi menyusup telah
mereda, tetapi neuron yang masih hidup yang paling menunjukkan pemulihan
penuh.
6. Komplikasi
terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau
beberapa otot, sering ditemukan. Kadang bagian dari otak yang berfungsi
yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan
dalam beberapa hari pertama, maka limfosit) dapat dicatat dalam CSF selama
periode sebelum timbulnya kelumpuhan pada polio akut. Kandungan protein CSS
mungkin meningkat sedikit dengan glukosa normal, kecuali pada pasien dengan
darah, dan budaya CSF. Serta studi virus dalam spesimen tinja sangat penting
untuk diagnosis penyakit polio. Selain itu, juga dapat dengan cara seperti di
bawah ini :
a) Recover virus dari tenggorokan mencuci pada minggu pertama dan budaya
b) Dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat diisolasi dari CSF atau serum,
9. Penatalaksanaan
secara teliti.
2) Selain diberi analgetik dan sedatif dapat dikombinasikan dengan kompres
4) Fisioterapi
5) Akupuntur
6) Interferon
dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat
paling sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat
terjadi paralysis pernapasan. Selain itu, adapun penatalaksanaan pada fase akut
b) Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard (papan penahan
pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap tungkai.
sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak
hilang.
10. Pencegahan
polio diberikan setelah bayi berumur satu bulan sebanyak empat kali. Imunisasi
polio I pada bulan pertama, imunisasi polio II pada bulan berikutnya, polio III
pada bulan ketiga dan terahir polio IV. Biasanya disertai dengan jenis imunisasi
lainnya seperti DPT, Hepatitis B, BCG dan pada usia 9 bulan dilengkapi dengan
harus memiliki sarana air bersih, sarana sanitasi seperti jamban, pembuangan air
rumah sehat dan lingkungan yang sehat maka akan dapat mencegah penyakit
bagian yang mana yang terkena. Bentuk spinal dengan paralisis pernapasan dapat
sekunder pada jalan napas. Otot-otot yang lumpuh dan tidak pulih kembali
bila otot yang terkena sekitar sendi, perubahan trofik oleh sirkulasi yang kurang
sempurna hingga mudah terjadi ulserasi. Pada keadaan ini, diberikan pengobatan
secara ortopedik.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
2) Paralisis
5) Brudzinky
b. Nyeri berhubungan dengan proses infeksi yang menyerang sistem saraf
kestabilan postur,
ü Evaluasi kemampuan
diberikan
ü Dapat meminimalisir
tremor dalam
melakukan
pergerakan
-
Nyeri b/d proses Setelah dilakukan
ü Kaji tanda-tanda nyeri
asuhan keperawatan
infeksi yang ü Kaji factor-faktor
selama 3x24 jam,
menyerang penyebab terjadinya
diharapkan klien
mengontrol nyeri,
ü Ajarkan tehnik
dengan kriteria hasil: manajemen nyeri
ü Menjelaskan factor
ü Kolaborasikan dalam
penyebab nyeri
pemberian analgesik
ü Mengikuti pengobatan
yang diberikan
ü Mengontrol nyeri
secara mandiri
asuhan
keperawatan
kurang dari ü Pantau masukan albumin
selama 3x24 jam,
kebutuhan tubuh dan protein
diharapkan
membaik, dengan
dengan anoreksia, pilihan makanan
kriteria hasil:
mual muntah ü Berikan
ü Mual muntah
kondisi/lingkungan yang
berkurang
ü Catat perubahan
signifikan terhadap
status gizi
TEORI DASAR PROMOSI KESEHATAN
A. PENGERTIAN
Aspek ekonomi hal ini dapat terwujud apabila seseorang memiliki suatu
dan keluarganya.
B. UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah suatu kegiatan memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
pada tingkat ini agar para penderita penyakit (penyakit kronis) tidak
tingkatan ini adalah agar kelompok seseorang yang baru sembuh sakit
akibat penyakitnya.
promosi kesehatan tingkat ini, untuk mencegah kelompok orang sehat dan
kelompok yang beresiko tinggi terhadap suatu penyakit agar tidak jatuh
terserang penyakit.
penyakit ringan.
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
D. SASARAN
dapat melakukan tindakan hidup bersih dan lingkungan yang sehat, ikut
o Lembaga pemerintah
Diharapkan dapat perduli dan mndukung upaya mengembangkan perilaku
bidang kesehatan.
o Institusi
• VISI :
kesehatannya.
• MISI :
1. Advokad
masalah.
2. Menjembatani
3. Memampukan
Yaitu cara untuk mencapai visi dan misi promosi kesehatan, diantaranya
yaitu:
a. Advokasi
kita inginkan.
b. Dukungan Sosial
masyarakat.
c. Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat.
F. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
policy)
pembangunan kesehatan.
sekolah yang sehat sangat tepat untuk berperilaku sehat bagi anak.
secara individual oleh para petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga
Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu cara yang digunakan
pendapat.
adalah :
umum.
dsb.
MASYARAKAT
internal terdiri dari faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal
politik, ekonomi.
kesehatan.
pelayanan kesehatan.
d) Keturunan (heredity) intervensi faktor keturunan adalah penasihat
Keempat faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan
predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti
motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan
Brunhilde, Lansing, dan Leon. Virus polio hanya menyerang sel-sel dan daerah
Selain itu, pada pasien dengan penyakit polio dapat dilakukan berbagai macam
yang dapat dilakukan pada pasien dengan poliomyelitis sesuai dengan tanda dan
gejala yang muncul. Karena penyebaran penyakit polio yang dapat melalui feses
dan makanan, maka kita dapat melakukan pencegahan pada posyandu dan
antara lain:
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada
makalah ini, sehingga penulis dapat memahami kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mosby
Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Jakarta :
EGC