PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jamur kulit merupakan insiden no 3 dari seluruh kasus penyakit kulit setelah
penyakit infeksi oleh bakteri dan penyakit kulit karena alergi. Salah satu
gangguan kulit yang sering diderita oleh kebanyakan orang adalah masalah
seperti pada kepala, lipat paha, sedangkan pada sela jari kaki dan telapak kaki
yang lebih dikenal sebagai Tinea pedis atau ringworm of the foot . Tinea pedis
atau sering disebut athelete foot adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada
sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis sering menyerang pada orang
dewasa yang bekerja ditempat basah, seperti tukang cuci, petani atau orang
1
yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya tentara. ( Perdoski: 3:
2002)
tinggi. Kondisi lingkungan yang seperti inilah dapat menjadi pemicu jamur
keringat berlebih ditambah lagi dengan pemakaian sepatu boot dan kaus kaki
yang tertutup dalam jangka waktu lama serta kebersihan perseorangan yang
terjadinya tenia pedis. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas disela-sela
jari kaki karena pemakaian sepatu dan kaus kaki, juga akan merangsang
penyakit. Semakin bertambahnya usia seseorang akan menurun pula daya tahan
peranan yang penting pada infeksi jamur, yaitu insiden penyakit jamur lebih
sering terjadi pada sosial ekonomi rendah. Hal ini berkaitan dengan status gizi
2005).
2
Diperkirakan 10% dari jumlah penduduk di banyak negara menderita
penyakit ini. Frekuensi tinea pedis di Eropa dan Amerika Utara berkisar 15-
30% dan pada beberapa masyarakat tertentu lebih tinggi, misalnya buruh
tambang (sampai 70%) dan atlit. Pada sebuah penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Aryanti (2005) ditemukan 24,35% kejadian Tinea pedis pada
petani. Hal ini disebabkan karena pemakaian sepatu tertutup dalam waktu yang
lama yang dapat menjadi faktor resiko tumbuhnya jamur Tinea pedis dan
B: 2002)
menderita.
B. Rumusan Masalah
3
“Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat tentang penyakit tinea pedis di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
tahun 2014.
4
5. Diketahuinya gambaran masyarakat dalam mengobati penyakit tinea
tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
3. Untuk peneliti
penelitian lapangan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kita ketahui tentang kebenaran yang ada disekitar kita tanpa harus menguji
(karena pengaruh dari penguasa), model peran (belajar dari orang yang
dijadikan panutan), instuisi (didapat dari alam bawah sadar), dan reasoning
(berbagai alasan).
Menurut (Efendi, 2009: 101). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang didasari oleh
6
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan,yakni:
bagi dirinya).
baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan
sebagai berikut:
a. Tahu (know)
7
Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
organisasi tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
8
1. Pengalaman
seseorang.
2. Tingkat pendidikan
3. Keyakinan
negatif.
4. Fasilitas
buku.
5. Penghasilan
informasi.
9
6. Sosial budaya
sesuatu.
5. Pengukuran pengetahuan
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
1. Pengertian
Tinea pedis atau ringworm of the foot adalah infeksi dermatofita pada
kaki, terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan
infeksi jamur yang paling sering terjadi. Penyebabnya yang paling sering
bawah jari dan sela-sela jari lain. (C, Smetzer & G, Bare: 2002: 1866)
Pada umumnya, jamur tumbuh pada kulit kaki karena faktor kelembaban.
Hal itu disebabkan kaki yang berkeringat, kaos kaki kurang dijaga
jamur Tinea pedis, terutama pada orang yang sering memakai sepatu
10
Bentuk klinis dapat terjadi bertahun-tahun, tanpa keluhan berarti. Bahkan
baru merasa terganggu ketika muncul bau tak sedap dari kulit kaki mereka
yang dapat menunjukan gejala mulai dari yang ringan (bintil-bintil merah
yang perih) hingga yang lebih berat seperti nyeri dan demam. (C, Smetzer &
Tinea pedis yang mempunyai nama lain Athlete’s foot, ring worm of the
foot atau kutu air, (padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang jamur
yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab).
Beberapa faktor lain penyebab tinea pedis adalah pemakaian sepatu tertutup
pecahnya kulit karena mekanis, dan paparan terhadap jamur. (C, Smetzer &
Selain itu pemakaian kaus kaki dengan bahan yang tidak dapt menyerap
Tinea pedis terdiri dari beberapa macam tipe klinis, dan yang paling
11
a. Bentuk interdigitalis yang merupakan kelainan berupa maserasi,
terlihat putih, dapat berbentuk fisura dan sering tercium bau yang tidak
terutama pada tumit, telapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Lesi
dapat berupa bercak dengan skuama putih agak mengkilap, melekat dan
c. Bentuk vasikular subakut yaitu kelainan timbul pada daerah sekitar jari
kemudian meluas kepunggung kaki atau telapak kaki, disertai rasa gatal
yang disebut koloret. Bila terjadi infeksi ini akan memperberat keadaan
resiko seperti kaus kaki yang digunakan, hendaknya dapt menyerap keringat
dan diganti tiap hari. Kaki harus bersih dan kering . hindari memakai sepatu
tertutup, sepatu sempit, sepatu olah raga, dan sepatu plastik, terutama yang
Kaki dan sela jari dijaga agar selalu kering, terutama sesudah mandi dapt
diberikan bedak dengan atau tanpa anti jamur. Penggunaan bedak anti jamur
12
juga dapat ditaburkan dalam sepatu atau kaus kaki agar dapat mengurangi
sepatu jika ke fasilitas umum seperti wc umum, kolam renang. (C, Smetzer
sela jari. Obat-obat anti jamur juga bisa diberikan secara topikal (dioles),
ada pula yang tersedia dalam bentuk oral (obat minum). Jenis obat luar
(salep) seringkali digunakan jika lesi kulit tidak terlalu luas. Salep harus
dioleskan pada kulit yang telah bersih, setelah mandi atau sebelum tidur
selama 2 minggu, meskipun lesinya telah hilang. (C, Smetzer & G, Bare:
2002: 1877)
cukup luas, selain obat topikal perlu ditambahkan obat oral , misalnya
5. Perawatan
Pada penyakit ini tidak ada perawatan khusus, hanya saja pemberian obat
lingkungan yang panas, iritasi oleh baju, orang sakit yang berbaring lama,
friksi lipatan kulit pada orang gemuk, imunitas rendah karena itu dapat
13
menerangkan perjalan penyakitnya, pemilihan obat yang tepat dapat
6. Pencegahan
Astuti, 2010)
1. Mencuci kaki dan sela jari dengan menggunakan sabun dan air yang
3. Menjaga agar kaki selalu kering terutama pada sela-sela jari kaki
berlebih dalam hal ini khususnya sepatu tertutup dalam waktu yang lama.
Dapat digunakan sepatu dari bahan vinyl yang dapat menyerap keringat.
6. Memakai kaus kaki dari bahan yang dapat menyerap keringat serta
14
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
15
B. Definisi Operasional
16
Hasil ukur : 0 : Kurang baik (jika score < median)
17
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat yang tinggal
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
3. Besar sampel
18
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan
N = besar populasi
n = besar sampel
dimana:
N = (120)
d = 10% (0,1)
120
n=
1+ 120(0,1)²
120
n=
1+ 120(0,01)
120
n=
1+ 1,2
120
n=
2,2
n = 54
19
4. Tehnik pengambilan sampel
individu.
C. Pengumpulan Data
b. Data sekunder, yaitu data yang didapat dari Desa Kamarora tentang
2. Cara Pengukuran
D. Pengolahan Data
20
3. Tabulating : Menyusun data yang diperoleh berdasarkan variabel yang
diteliti.
keperluan analisis.
E. Analisa Data
F. Penyajian Data
Untuk penyajian data dari hasil penelitian ini, peneliti menggunakan cara
penyajian dengan bentuk gambar sedemikian rupa dengan teks atau naskah
G. Etika Penelitian
21
Sebelum melakukan penelitian maka akan di edarkan lembar persetujuan
untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
22
23