Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANKLE FOOT ORTHOSIS

POST POLIO PARALYSIS

Pengampu :Muhibbah Fatati, S.Tr.Kes

Disusun oleh :

1. Dika Ayu Budiyati (P27227017141)

2. Nur Fitri Ramadhai (P27227017151)

3. Yuliana Sulistyowati (P27227017170)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ORTOTIK PROSTETIK

JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Polio – Post Polio Paralysis”

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan tmbahan pengetahuan kepada kita


semuatentangPolio.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Amin.

Karanganyar, Februari 2019

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar... ................................................................................................................ 1

Daftar... .............................................................................................................................. 2

Bab 1 Pendahuluan

1. LatarBelakang... ............................................................................................... 3
2. Rumusan Masalah............................................................................................3
3. Tujuan... ........................................................................................................... 3

Bab 2 Pembahasan

1. Pengertian Poliomyelitis .................................................................................. 4


2. Penyebab Poliomyelitis .................................................................................... 5
3. Tanda dan Gejala Poliomyelitis ....................................................................... 6
4. Macam-macam Poliomyelitis........................................................................... 7
5. Post Polio Paralysis ......................................................................................... 8

Bab 3 Penutup

1. Kesimpulan… ................................................................................................. 14
2. Saran… ........................................................................................................... 14

Daftar Pustaka... ................................................................................................................ 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Poliomyelitis atau penyakit polio adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi
salah satu dari tiga jenis virus polio.Virus ini menyebar melalui kontak dengan makanan,
air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja) atau sekresi tenggorokan dari
orang yang terinfeksi.
Pada tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan bahwa Indonesia
bebas dari penyakit polio.Hal ini karena keberhasilan program vaksinasi polio sebagai
langkah pencegahan yang efektif.
Gejala polio dapat bervariasi mulai dari yang ringan, seperti flu hingga yang berat yaitu
kelumpuhan yang mengancam nyawa.Dalam satu sampai dua persen dari kasus, polio
mempengaruhi saraf, mengakibatkan kelumpuhan lengan, kaki atau diafragma (otot
mengendalikan pernapasan). Setengah dari mereka yang bertahan hidup akan
mengalami kelumpuhan permanen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Polio ?
2. Apa yang menyebabkan Polio ?
3. Apa saja tanda dan gejala Polio ?
4. Apa saja macam-macam Polio ?
5. Apa itu Post Polio Paralysis ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:
a) Mahasiswa mampu mengetahui Polio.
b) Mahasiswa mampu mengetahui hal-hal yang menyebabkan polio.
c) Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala polio.
d) Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam polio.
e) Mahasiswa mampu mengetahui Post Polio Paralysis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Polio

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus.Agen pembawa penyakit ini adalah sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV). Proses terjangkitnya virus polio adalah dengan cara masuk ke tubuh melalui
mulut, dalam air atau makanan yang telah terkontaminasi dari orang yang sudah
terjangkit polio.
Virus tersebut berkembang biak didalam usus dan dikeluarkan oleh orang yang
terjangkit melalui tinjanya, yang kemudian dapat meneruskan virus itu kepada orang-
orang lain. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalur ke sistem saraf pusat
sehingga menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Singkatnya Polio dapat menular disebabkan kontak langsung dengan penderita,
terkena kotoran, air liur dll. Diperkirakan 95% orang yang terinfeksi virus polio tidak
memiliki gejala (mungkin hanya diare ringan atau masalah seperti flu).Sedangkan 5%
lainnya terserang gejala flu sangat berat dan kelumpuhan otot.
Paralysis terkadang bersifat sementara, dan dalam beberapa kasus kelumpuhan sangat
buruk sehingga mempengaruhi otot yang mengontrol pernapasan. Anak-anak yag
menderita polio kemungkinan dapat pulih sedangkan orang dewasa bisa jadi
berdampak lebih parah atau menyebabkan kematian.

5
2. Penyebab Polio

Penyakit polio disebabkan oleh polio virus yang umumnya masuk melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus
tersebut.Sama halnya seperti cacar, polio hanya menjangkiti manusia.Dalam tubuh
manusia, virus polio menjangkiti tenggorokan dan usus.Selain melalui kotoran, virus
polio juga bisa menyebar melalui tetesan cairan yang keluar saat penderitanya batuk
atau bersin.Dalam beberapa kondisi, infeksi virus ini dapat menyebar ke aliran darah
dan menyerang sistem saraf.
Imunisasi atau pemberian vaksin polio dapat meminimalisasi terjangkit virus
polio.Anak-anak, wanita hamil dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah,
sangat rentan terkena virus polio jika di daerah mereka tidak mengikuti program
imunisasi atau tidak memiliki sistem sanitasi yang bersih dan baik.Orang-orang yang
belum divaksinasi akan memiliki tingkat risiko terjangkit polio yang tinggi jika
melakukan atau mengalami hal-hal seperti berikut ini.
- Tinggal serumah dengan penderita polio.
- Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
- Bepergian ke daerah di mana polio masih kerap terjadi.
- Telah melakukan operasi pengangkatan amandel.

6
3. Tanda dan Gejala Polio

Tanda-tanda dan gejala polio akan berbeda tergantung pada tingkat infeksi. Tanda dan
gejala dapat dibagi menjadi polio lumpuh dan non-lumpuh. Dalam polio non-
lumpuh yang mana terdapat disebagian besar individu yang terinfeksi polio, pasien
tetap asymptomatic atau hanya mengembangkan gejala seperti flu ringan, termasuk
kelelahan, tidakenak badan, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan
muntah.Gejala, jika ada, mungkin hanya bertahan selama 48-72 jam, meskipun
biasanya mereka berlangsung selama satu hingga dua minggu.Polio lumpuh terjadi di
sekitar 2% dari orang yang terinfeksi virus polio dan merupakan penyakit yang jauh
lebih serius.Gejala muncul sebagai akibat dari sistem saraf dan infeksi sumsum tulang
belakang dan peradangan. Gejala dapat mencakup:
a. Kelainan sensasi,
- Sesak nafas,
- Kesulitan menelan,
- Retensi urin,
- Sembelit,
- Mengeluarkan air liur,
- Sakit kepala,
- Perubahan suasana hati,
- Sakit otot dan kejang, danKelumpuhan.

Kira-kira 5% -10% pasien yang mengembangkan polio lumpuh sering meninggal


akibat dari kegagalan pernapasan, karena mereka tidak dapat
bernapas dengansendiri.Itulah sebabnya mengapa sangat penting bahwa

7
pasien harus menerima evaluasi medis tepat dan pengobatan. Sebelum era vaksin dan
penggunaan ventilator modern, pasien akan ditempatkan dalam sebuah "ironlung"
(ventilator bertekanan negatif, yang mana digunakan untuk mendukung pernapasan
pasien yang menderita polio kelumpuhan).

4. Macam-macam Polio

Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis,
dan sindrom pasca-polio.
a. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan
kelumpuhan.Gejalanya tergolong ringan.Berikut ini adalah gejala polio non-
paralisis yang umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.
- Muntah - Sakit tenggorokan
- Lemah otot - Sakit kepala
- Demam - Kaki, tangan, leher, dan
- Meningitis punggung terasa kaku dan
- Merasa letih sakit
b. Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan dapat menyebabkan
kelumpuhan.Polio paralisis bisa dibagi berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit,
seperti batang otak, saraf tulang belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti
sakit kepala dan demam. Gejala polio paralisis biasanya terjadi dalam jangka
waktu sepekan, di antaranya adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan
lengan terasa terkulai atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat
cepat atau bahkan dalam hitungan jam saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang
kelumpuhan hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan mungkin

8
bisa terhambat atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis
darurat.

c. Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun
sebelumnya pernah menderita penyakit polio. Gejala yang sering terjadi di
antaranya:
- Sulit bernapas atau menelan.
- Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
- Persendian atau otot makin lemah dan terasa sakit.
- Kelainan bentuk kaki atau pergelangan.
- Depresi atau mudah berubah suasana hati.
- Gangguan tidur dengan disertai kesulitan bernapas.
- Mudah lelah.
- Massa otot tubuh menurun (atrophia).
- Tidak kuat menahan suhu dingin.

5. Post Polio Paralysis


Post-polio paralysis termasuk dalam sindrom paska polio. Sindrom ini terjadi pada
orang berusia 30 hingga 40 tahun yang sebelumnya menderita polio. Gejala yang
dialami penderita ini adalah:
- kelemahan pada otot dan sendi secara bertahap serta nyeri pada otot dan sendi
- mudah lelah walaupun dengan aktivitas fisik minimal
- berkurangnya masa otot
- sulit bernapas atau sulit menelan
- gangguan tidur yang disertai dengan sulit bernapas
- sulit menahan suhu dingin

Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit
kepala dan demam. Gejala polio paralisis biasanya terjadi dalam jangka waktu sepekan,
di antaranya adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai
atau lemah, dan kehilangan refleks tubuh.

Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat
atau bahkan dalam hitungan jam saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan
hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan mungkin bisa terhambat
atau tidak berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis daruratKebanyakan
orang merasakan gejala tersebut perlahan-lahan dan progresif. Penyebab dari terjadinya

9
sindrom paska polio tidak diketahui dengan pasti. Risiko terjadinya sindrom ini lebih
besar jika mengalami infeksi polio yang cukup parah sebelumnya, usia remaja atau
dewasa ketika terinfeksi, dan mengalami masa penyembuhan yang lama ketika
terinfeksi sebelumnya. Penanganan yang dianjurkan oleh dokter ditujukan untuk
mengatasi gejala yang dialami penderita yang dapat berupa obat pereda nyeri,
fisioterapi, terapi bicara, atau obat untuk mengatasi gangguan tidur.

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk
anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun
strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen,kurang dari satu penderita dari
200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan
terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler
darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus rnenyerang saraf tulang
belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul
gejala seperti flu- Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum
divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang
belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat --
menyebar sepanjang serabut saraf. seiring dengan berkembang biaknya virus dalam
sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak
memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan
bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas -kondisi ini disebut acute flaccid paralysis
(AFP).Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi penyakit polio 3-6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
Paparan virus polio pada seseorang dapat menimbulkan bentuk klinik:
1. Inapparent infection, tanpa gejala klinik ( yang terbanyak terjadi (72%)
2. Infeksi klinik ringan, sering terjadi (24%) dengan gejala panas, lemas, pusing,
muntah, tenggorakan sakit dan gejalan kombinasi.
3. Abortive Poliomyelitis jarang terjadi (4%) didahului dengan panas, malaise, pusing,
muntah, dan sakit perut.

10
4. Paralyic Poliomyelitis, dimulai dari gejala seperti pada infeksi klinlk ringan,
diselang dengan periode 1-3 hari tanpa gejala lalu disusul dengan nveri otot, kaku
otot dan demam.
5. Post polio syndrome (PPS) yaitu bentuk manifestasi lambat (15-40 tahun) setelah
infeksi polio dengan gejala klinik polio paralitik yang akut. Gejala yang muncul
adalah nyeri otot luar biasa, paralisis baru. Patogenesis belum jelas namun bukan
akibat infeksi yang persisten.

Kecacatan Akibat Polio


Pada penderita Post Polio Paralysis (PPP) mengalami kecacatan-kecacatan yang di
ikuti dengan kelumpuhan pada tungkai bawah maupun yang lainya. Kecacatan itu
antara lain :
a. Hip Adduction Contracture
Hip Adduction Contracture adalah suatu kondisi dimana Femur mengalami
kontraktur dalam posisi adduksi, hal ini mengurangi LGS dari penderita dan
juga menyulitkan mobilitas penderita, apa bila situasi ini tidak segera dikoreksi
akan menyebabkan Rigid kontraktur dan akan semakin merugikan.
b. Knee Flexion contracture
Sama halnya dengan dengan kondisi Hip Adduction Contracture, kondisi ini
juga menyebabkan kerugian bagi penderita khususnya dalam hal kestabilian
penderita.
c. Illiotibialband Contracture
Adalah suatu kondisi dimana ligament Illiotibial yang berada di lateral femur
dan membentang antara Hip hingga kruris. Kondisi ini merugikan karena posisi
femur kontraktur dalam posisi eksternal rotasi flexy.
d. Long C Curve Scoliosis
Kondisi ini merupakan akibat dari kompensasi Leg Lengh Disrepancy yang
sudah menahun.Dimana salah satu akibat dari Post polio adalah LLD.
e. Pelvic Obliquity

11
Orthotic Management
Penanganan post polio dengan ortosis sangatlah penting demi mencegah
deformitas maupun kerugian yang lainnya. Berikut adalah penganganan penderita
post polio khususnya pada kelayuhan extremitas bawah :
a. AFO

AFO digunakan pada penderita post polio yang khusunya mengalami drop
foot pada ankle dan juga mengoreksi Pes cavus pada foot yang biasanya
menyertai penderita post polio. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk
mengoreksi deformitas-deformitas lainya pada regio foot. AFO juga sangat
membantu dalam fase jalan Push Off saat gait cycle.

b. KAFO

KAFO digunakan dimana articulatio Genu juga mengalami deformitas berupa


hiper ekstension dikarenakan otot Quadricep mengalami kelayuhan sehingga
patela tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga mengalami deformitas.Kafo
digunakan untik immobilisasi yang berlebihan.

12
Pencegahan Polio

Meskipun telah dinyatakan sebagai negara bebas polio oleh WHO, tidak menutup
kemungkinan bahwa virus ini masih bisa muncul kembali di Indonesia. Hal ini dapat terjadi
apabila orang yang terjangkit polio dari negara lain memasuki Indonesia, dan menularkan
virus ini kepada orang lainnya.
Maka dari itu, langkah pencegahan melalui vaksinasi masih sangat penting dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio seumur hidup, terutama pada
anak-anak.
Anak-anak harus diberikan empat dosis vaksin polio tidak aktif, yaitu pada saat mereka
berusia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 – 18 bulan, dan yang terakhir adalah pada usia antara 4 - 6
tahun.
Vaksin polio dengan virus tidak aktif memiliki kemungkinan mendekati 100 persen untuk
secara efektif mencegah polio setelah tiga kali penyuntikan, dan aman bagi orang yang sistem
kekebalan tubuhnya lemah. Efek samping yang umumnya terjadi setelah pemberian suntikan
adalah rasa sakit dan kemerahan pada titik penyuntikan.
Orang dewasa yang harus mendapatkan serangkaian vaksin polio adalah mereka yang belum
pernah divaksinasi atau status vaksinasinya tidak jelas.
Dosis vaksinasi polio pada orang dewasa adalah dua dosis pertama dengan jarak waktu antara
4-8 bulan, dan dosis ketiga antara 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua. Selain itu,
vaksinasi pada orang dewasa juga dapat dilakukan jika akan berpergian ke negara dengan
kasus polio aktif atau berinteraksi dengan penderita polio.
Sebagian orang yang diberikan vaksin polio bisa mengalami alergi. Reaksi alergi yang
mungkin terjadi dan biasanya muncul setelah beberapa menit hingga beberapa jam adalah
pusing, lemas, tenggorokan bengkak, sulit bernapas, pucat, serak, biduran, dan jantung
berdetak kencang. Segera temui dokter jika mengalami gejala alergi setelah suntikan.

13
Pengobatan Polio
Pengobatan pada penderita polio tidak spesifik. Pengobatan ditujukan untuk meredakan
gejala dan pengobatan suportif untuk meningkatkan stamina penderita.Perlu diberikan
pelayanan fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga agar tidak terjadi atrofi
otot.Perawatan ortopedik tersedia bagi mereka yang mengalami kelumpuhan
menetap.Pengendalian penyakit yang paling efektif adalah pencegahan melalui vaksinasi dan
surveilans A I P.
- Rehabilitasi
Dilakukan dengan beristirahat dan menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan
anggota badan yang terkena harus benar-benar nyaman.Jika organ pernapasan terkena, alat
pernapasa terapi fisik mungkin diperlukan.Jika kelumpuhan atau kelemahan berhubung
pernapasan diperlukan perawatan intensif.
- Prognosis
Penyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus kelumpuhan
mengakibatkan kurang lebih 50-80 % kematian yang disebabkan oleh polio.Selain itu karena
belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan polio.Pemberian vaksin juga masih
kurang efektif untuk mencegah polio, karena banyak orang yang telah diberi vaksin polio
tetapi masih terkena penyakit ini.

Pengobatan Poliomielitis paralitik


Pengobatan bertujuan untuk mengelola efek dari penyakit. Pilihan terapi suportif meliputi:
 Membutuhkan perawatan di rumah sakit
 Istirahat total minimal 7 hari atau sedikitnya fase akut dilampaui
 Selam fase akut kebersihan mulut dijaga
 Perubahan posisi penderita dilakukan dengan penyanggapersendiantanpa menyentuh otot
dan hindari gerakan memeluk punggung
 Fisioterapi, dilakukan sedini mingkin sesudah fase akut, mulaidenganlatihan pasif dengan
maksud untuk mencegah terjadinya deformitas

 lnterferon dilakukan sedini mungkin, untuk mencegah terjadinya paralitikprogresif.

14
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Jadi dari pembahasan mengenai poliomyelitis didapati bahwa poloi merupakan
penyakit yang sangat menular pada balita yang disebabkan Virus RNA kecil yang
bernama Polio Virus.Penanganan prefentif pada balita biasanya berupa vaksin
OPV (Oral polio virus) guna membangun kekebalan lebih lanjut.Penyakit ini
menular lewat jalur pencernaan dari makanan yang terkontaminansi virus polio
maupun dari kelenjar lendir penderita lainya.Penanggulangan Post polio paralisis
oleh ortotist pada kasus Lower extremity adalah berupa penggunaan AFO maupun
KAFO yang tujuanya membangun stabilitas dan mencegah deformitas lebih
lanjut.

II. SARAN
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini belum sepenuhnya sempurna.
Untuk itu dapat kiranya ,memberikan kritik dan saran mengenai laporan ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history,
efficacy, and long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global
Vaccine Institute.8.
2. M.D, Paul E. Peach.2004. Poliomyelitis. Warm Springs ; GA 31830.
3. Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease.
USA : McGraw-Hill Companies, Inc
4. Modul AFO dan Poltekkes Kemenkes Surakarta
5. http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/polio.html
6. http://www.virology.wisc.edu/virusworld/images/p1m-polio1.jpg
7. http://potalinfo.blogspot.com/2013/03/7-wabah-yang-membunuh-jutaan-manusia.html
8. http://theultrasoundsite.co.uk/wp-content/uploads/2013/11/tibantpic.jpg
9. http://www.aidmymuscle.com/_img/quadriceps-muscle-strain.jpg
10. http://www.lollylegs.com/images/hamstrings.jpg
11. https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/06/23/makalah-poliomyelitis/
12. http://makalahkitablog.blogspot.com/2015/12/poliomyelitis-polio.html
13. http://kuspito.org
14. http://wikipedia.org.id

16

Anda mungkin juga menyukai