Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

POLIO

“Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak”

Disusun oleh : Kelompok 4


1. Mardiyana P07220118082
2. Marizka Nur A P07220118085
3. Mahesa Candra A P07220118093
4. M. Akbar Naim P07220118094
5. Najla Nuwairah P07220118095
6. Nanda Yorika P07220118096
7. Nur Apsari P07220118097
8. Octaviana N P07220118098
9. Putri Cahyaty P07220118099
10.Rica Nur S P07220118100

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS C
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Melalui
makalah ini,kita dapat mengetahui tentang " POLIO "

Pembuatan makalah ini menggunakan metode data-data kami peroleh dari


beberapa sumber dan pemikiran yang kami gabungkan menjadi sebuah
makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kami menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.


Oleh sebab itu,saya membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun,agar makalah ini akan semakin baik sajiannya.

Balikpapan, 12 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN TEORI ............................................................................. 3

A. Pengertian Polio ........................................................................................ 3


B. Gejala Klinik .............................................................................................. 3
C. Stadium Akut ............................................................................................. 3
D. Stadium Subakut ........................................................................................ 4
E. Jenis Polio .................................................................................................. 4
F. Mekanisma Penyebaran ............................................................................ 6
G. Pencegahan ……………………………………………………………….7

BAB III : PENUTUP......................................................................................... ..8

A. Kesimpulan ............................................................................................ ..8


B. Saran……………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh.Virus ini menular
melalui air dan kotoran manusia.Sifatnya sangat menular dan selalu
menyerang anak balita.Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000
anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia.Tapi pada 1988 muncul Gerakan
Pemberantasan Polio Global.Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang
dilaporkan muncul di seluruh dunia.Umumnya kasus tersebut hanya terjadi
di enam Negara.Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah
berakhir.
Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama
selama satu dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang
disandang selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan
di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. (Lebih lanjut baca "Polio: cerita dari
Jawa Barat) Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara
Nigeria.Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan
menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi.Polio bisa mengakibatkan
kelumpuhan dan kematian.Virusnya cenderung menyebar dan menular
dengan cepat apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita
polio secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan
segera tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke Negara-negara
tetangga terutama daerah yang angka cakupan imunisasinya masih rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus
tersebut. Banyak pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan
menjadikan Indonesia menjadi pengekspor virus ke Negara-negara lain,
khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru saja terjadi di Indonesia
dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi global.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian polio.
2. Jenis – jenis polio.
3. Mekanisme penyebaran polio.
4. Langkah pencegahan polio.

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Sebagai tugas orientasi mahasiswa baru.
2. Agar calon mahasiswa baru dapat mengetahui hal – hal yang
berhubungan dengan penyakit polio.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang
dinamakan poliovirus(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi
saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem
saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralisis).

B. Gejala Klinik.
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian
besar (90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection,
sedangkan 5% menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan
sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik.
Bagi penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh,
30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan
berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa menimbulkan kematian.
Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.
Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah
5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia
penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun.

C. Stadium akut
sejak ada gejala klinis hingga dua minggu-- ditandai dengan suhu
tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit
kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan
sakit.Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di
medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan
deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan

3
menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai
(78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan
bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.

D. Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan)


ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau
kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri
otot ringan.Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu
sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan
pulihnya kekuatan otot lemah.Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam
waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun,
diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau
dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan
otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.

E. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit
perut, lesu, dan sensitif.Terjadi kram otot pada leher dan punggung,
otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan
pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat
menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita
dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan
paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio
menyerang usus, virus ini akan diserap oleh
pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh
tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf
motorik -- yang mengontrol gerakan fisik.Pada periode inilah

4
muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak
memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan
menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan
batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat --
menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang
biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan
syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan
regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan
bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada
kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebutacute
flaccid paralysis (AFP).Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat
menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot
padatoraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3. Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami
sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf
motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang
mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan
bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan
dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori
yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu
proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan
lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung,
usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan
leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat
menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang
menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan
mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi
kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah
bernapas' ke paru-paru.Penderita juga dapat meninggal karena
kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam

5
sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi
perlakuan trakeostomiuntuk menyedot cairan yang disekresikan
sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit
dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi'
(iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara
menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau
tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan
udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian
udara terpompa keluar masuk paru-paru.Infeksi yang jauh lebih
parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75%
tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan
hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat
bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang
bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio
paralisis tidak bersifat permanen.Penderita yang sembuh dapat
memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.

F. Mekanisme Penyebaran
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan
tenggorokan) atau tinja penderita infeksi.Penularan terutama terjadi
langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut)
atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut).Fekal-oral
berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari
tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya.Sementara itu, oral-
oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia
sehat lainnya.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka
terhadap formaldehide dan larutan chlor.Suhu tinggi cepat mematikan virus,
tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun.
Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada
kelembapan suhu dan mikroba lainnya.Virus itu dapat bertahan lama pada

6
air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber
penularan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio
dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas.Salah
satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat
ini adalah manusia.

G. Pencegahan
Dalam World Health Assembly 1988 yang diikuti sebagian besar
negara di dunia, dibuat kesepakatan untuk melakukan eradikasi polio
(Erapo) tahun 2000.Artinya, dunia bebas polio pada 2000. Program Erapo
pertama yang dilakukan adalah melakukan imunisasi tinggi dan
menyeluruh. Kemudian, diikuti Pekan Imunisasi Nasional yang dilakukan
Depkes 1995, 1996, dan 1997.Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai
rekomendasi WHO adalah sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8
minggu.
Kemudian, diulang usia 1,5 tahun, dan 15 tahun. Upaya ketiga adalah
survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai
lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya
untuk memastikan karena polio atau bukan.
Tindakan lain adalah melakukan mopping-up. Yakni, pemberian
vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak
usia di bawah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Masih terdapat Negara – Negara di dunia yang mempunyai virus polio
liar yang akan menjadi ancaman bagi Negara – Negara yang rentan (
cakupan imunisai rendah ).
2.Cakupan imunisasi polio masih belum merata di beberapa desa.
3. Tiga factor resiko utama terjadinya KLB yaitu :
a. Tingkat imunitas masyarakat rendah.
b. Sanitasi yang tidak baik.
c. Adanya kemudahan transportasi.
B. Saran
1. Meningkatkan komitmen politik dalam upaya kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kehandalan infrastruktur kesehatan.
3. Meningkatkan peran seluruh masyarakat, professional maupun media
dalam mensukseskan upaya Indonesia menghentikan penyebaran virus
polio.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
ahmad. (2010, 11 13). makalah-polio. Retrieved from
http://makalahcentre.blogspot.com:
http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-polio.html

Idris.2010.Makalah polio.Yogyakarta:Rineka cipta

9
No.Form : Form.Pudir I.25
Tgl. Terbit :15 Sept’ 11
Revisi : 00

Nama :…...................................
DAFTAR TILIK IMUNISASI POLIO NIM :......................................

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :
1. Ya : Langkah dikerjakan dengan benar (Nilai 1)
2. Tidak : Langkah tidak dikerjakan (Nilai 0)
T/S : Tindakan / langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.

DAFTAR TILIK IMUNISASI POLIO


KASUS 1 KASUS 2 KASUS
NO TUGAS/KEGIATAN
Y T Y T Y
Sikap danPerilaku Mahasiswa
1 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2 Bersikap sopan pada saat pemeriksaan
3 Tanggap terhadap reaksi pasien
4 Sabar dan teliti pada saat melakukan pemeriksaan
Isi/Content
5 PERSIAPAN
Menyiapkan alat:
a. Vaksin polio tetes
b. Pipet (penetes) vaksin polio
c. Bengkok
d. Kursi
6 Mencuci tangan
7 Menyiapkan bayi/pasien
8 Mengatur posisi bayi tidur terlentang di pangkuan ibunya dan
memegangnya erat-erat
PERSIAPAN VAKSIN POLIO
9 Membuka tutup metal
10 Membuka tutup karet
11 Mengambil pipet (penetes) dari kantongnya dan memasang
pipet ke flakon usahakan tangan jangan menyentuh ujung flakon
12 Sisa vaksin harus dibuang dan tidak boleh dipakai untuk hari
berikutnya
PENATALAKSANAAN PENETESAN
13 Membuka mulut anak,dengan cara:
a. Menggunakan 2 jari tekanlah pipi anak sehingga mulutnya
terbuka
b. Atau dengan cara memencet hidung anak maka mulutnya
akan terbuka

10
14 Meneteskan langsung dari penetes di atas lidah anak sebanyak
2 tetes
15 Membereskan dan merapikan alat-alat yang telah digunakan
16 Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan
mengeringkan dengan lap kering
17 Melakukan pendokumentasian tentang imunisasi yang telah
dilakukan di status pasien
Tekhnik
18 Melaksanakan tindakan secara sistematis dan berurutan
19 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
20 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
21 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score
Nilai : Σ score x 100
21
Tanggal
Paraf Pembimbing
Keterangan :

Komentar / saran :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..............................................................................

Mahasiswa Pembimbing / CI

(................................................) (................................................)

11

Anda mungkin juga menyukai