Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENYAKIT POLIO PADA ANAK”


Disusun Untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak

Dosen : Zaitun, APP, MPH

Disusun oleh KELOMPOK 3 :

1. Istiyanah P2.06.20.2.18.018

2. Masliha P2.06.20.2.18.022

3. M. Farras Afkarul Huda P2.06.20.2.18.024

4. Salma Ash Shalihah P2.06.20.2.18.032

5. Zia Ulhaq P2.06.20.2.18.040

Kelas : 2A KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA WILAYAH CIREBON

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Jalan Pemuda, Nomor 38 telp. 245739 Cirebon

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun
sebagai tugas dari mata Keperawatan Anak dengan judul “Penyakit Polio pada Anak”
Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Zaitun, APP, MPH selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Anak yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
diri kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan
kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Cirebon, 18 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Definisi ............................................................. 3
B. Etiologi ............................................................... 3
C. Masa Inkubasi .............................................................. 4
D. Epidemiologi ............................................................... 4
E. Tanda dan Gejala ............................................................... 5
F. Jenis Imunisasi ............................................................... 6
G. Penanganan Penyakit ............................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus polio pertama kali pada 1580 – 1350 SM, Inskripsi Mesir kuno
menggambarkan pendeta muda dengan kaki sebelah kiri yang memendek dan mengecil,
telapak kaki pada posisi equinus, yang merupakan gambaran keadaan klinik lumpuh
layu. Total kasus kumulatif tahun 2018 sebanyak 50 kasus, 12 kasus WPV1 di
Afganistan, 3 Kasus WPV1 di Pakistan, 13 kasus cVDPV2 di Republik Demokratik
Kongo, 8 Kasus cDVDPV2 di Nigeria, 5 kasus cVDPV di Somalia dan 9 kasus cVDPV1
di Papua New Guinea. Jumlah kumulatif kasus polio tahun 2017 hingga tahun 2018
sebanyak 168 kasus. (Sumber: http://polioeradication.org/polio-today/polio-now/this-
week/ per tanggal 4 September 2018).

Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air
dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua
puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia.
Tapi pada 1988 muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya
1.266 kasus polio yang dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut
hanya terjadi di enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah
berakhir.
Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama satu
dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun
pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit
ini. (Lebih lanjut baca "Polio: cerita dari Jawa Barat) Menurut analisa, virus tersebut
dibawa dari sebelah utara Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di
Indonesia dan menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan
kelumpuhan dan kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat
apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global
tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera tersebar ke seluruh pelosok
negeri dan bahkan ke Negara-negara tetangga terutama daerah yang angka cakupan
imunisasinya masih rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak
pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi
pengekspor virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru
saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi
global.

B. Rumusan Masalah
Apa yang di dengan maksud penyakit polio?

C. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian polio.


2. Agar mahasiswa mengetahui etiologi polio.
3. Agar mahasiswa mengetahui masa inkubasi polio.
4. Agar mahasiswa mengetahui epidemologi polio.
5. Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala penyakit polio.
6. Agar mahasiswa mengetahui jenis imunisasi polio.
7. Agar mahasiswa mengetahui penanganan penyakit polio.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke
tubuh melalui mulut , menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralisis).

Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang
bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-
1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu
anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin, Virus polio
liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan
virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

B. Etiologi

Virus polio termasuk famili Picornavirus dan genus Enterovirus merupakan virus
kecil dengan diameter 20-32 nm, berbentuk sferis dengan ukuran utamanya RNA yang terdiri
dari 7.433 nukleotida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan
empedu.

Virus tidak rusak beberapa hari dalam temperatur 2°C-8°C, tahan terhadap gliserol,
eter, fenol l%o dan bermacam-macam deterjen tetapi mati pada suhu 50o-55oc selama 30
menit, bahan oksidatcr, formalin kiorin dan sinar ultraviolet

Secara serologi virus dibagi 3 tipe yaitu :

1. Tipe 1 brunhilde : sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas


2. Tipe II lansing : kadang kadang menyebabkan kasus yang sporadik
3. Tipe III leon : tidak menimbulkan imunitas silang

C. Masa Inkubasi
Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 3-35 hari. Manusia
merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar
manusia melalui rute oro-fekal. Penularan melalui secret faring dapat terjadi bila keadaan
higine sanitasinya baik sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan oro-fekal.
Makanan dan bahan lain yang tercemar dapat menularkan virus, walaupun jarang terjadi.

Pada akhir inkubasi dan masa awal gejala, para penderita polio sangat poten untuk
menularkan penyakit. Setelah terpakjan dari penderita, virus polio dapat ditemukan pada
secret tenggorokan 36 jam kemudia dan masih bisa ditemukan sampai satu minggu, serta
pada tinja dalam waktu 72 jam sampai 3-6 minggu.
Gejala awal biasanya terjadi selama 1-4 hari, yang kemudian menghilang. Gejala lain
yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan, rasa tidak enak di perut, demam ringan, lemas,
dan nyeri kepala ringan. Gejala klinis yang mengarahkan pada kecurigaan serangan virus
polio adalah adanya demam dan kelumpuhan akut. Kaki biasanya lemas tanpa gangguan saraf
perasa. Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai bawah, asimetris, dan dapat menetap
selamanya yang bisa disertai gejala nyeri kepala dan muntah. Biasanya terdapat kekakuan
pada leher dan punggung setelah 24 jam.
Kelumpuhan sifatnya mendadak dan layuh, sehingga sering dihubungkan dengan
lumpuh layuh akut (AFP, acute flaccid paralysis), biasanya menyerang satu tungkai, lemas
sampai tidak ada gerakan. Otot bisa mengecil, reflex fisiologi dan reflex patologis negative.

D. Epidemiologi
 Agent : Virus polio (genus enterovirus) tipe 1, 2 dan 3, virus ini hanya hidup di usus
manusia, dan mati bila dibakar dengan sinar ultra violet atau cairan pemutih pakaian
 Host : Manusia, anak-anak dibawah usia 5 tahun rentan virus polio
 Environment : Sanitasi yang kurang baik (tidak ada toilet, buang air besar sembarangan)
E. Tanda dan Gejala Penyakit

Penyakit polio tidak menunjukkan gejala Beberapa orang dapat mengalami


gejala flu 3-21 hari setelah mereka terinfeksi. Gejala tersebut dapat berupa demam
(suhu tubuh di atas 38C), sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit perut, nyeri otot,
merasa sakit atau lemah. Gejala ini biasanya menghilang dalam seminggu. pada
beberapa kasus, virus polio dapat menyerang saraf tulang belakang dan dasar otak. Ini
akan menyebabkan kelumpuhan, yang muncul dalam beberapa jam atau hari.
Kelumpuhan biasanya tidak permanen, dan membaik dalam beberapa minggu atau
bulan. Namun pada beberapa kasus, gejala tersebut tetap muncul, bahkan menjadi fatal
jika kelumpuhan juga dialami otot pernapasan.
1. Gejala polio non-paralisis (tanpa kelumpuhan)
a) Demam
b) Sakit Tenggorokan
c) Sakit Kepala
d) Muntah
e) Kelelahan
f) Sakit punggung
g) Sakit leher atau kaku leher
h) Nyeri atau kaku pada lengan dan kaki
2. Gejala polio paralitik (menyebabkan kelumpuhan
Ini adalah penyakit polio yang berat namun langka. Tanda dan gejala awal dari
polio ini mirip dengan gejala dari polio non-paralitik, seperti demam dan sakit
kepala. Yang membedakan adalah gejala tambahan seperti:
a) Kehilangan reflex
b) Otot terasa sangat nyeri dan lemah
c) Tungkai lemas dan lumpuh (flaccid paralysis)
3. Sindrom post-polio
Sindrom ini merupakan kumpulan dari gejala dan tanda yang dialami bertahun-
tahun setelah sembuh dari polio. Gejala yang dialami dapat berupa:
a) Nyeri atau kelemahan otot yang memberat
b) Kelelahan
c) Pengecilan otot (atrofi)
d) Kesulitan bernapas atau menelan
e) Gangguan pernapasan saat tidur, misalnya sleep apnea (henti napas
sementara saat tidur)
f) Penurunan toleransi terhadap dingin

F. Jenis Imunisasi
Ada 4 jenis vaksin Polio, yaitu :
1) Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan
perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan
penularan virus. Vaksin ini diberikan secara oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di
usus dan diekskresikan, dapat menyebar ke orang lain dalam kontak dekat.
2) Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), sebelum pengembangan
tOPV, OPV Monovalen (mopVs) dikembangkan pada awal tahun 1950an. Vaksin
polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV,
namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV
Monovalen untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan
lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe
yang lain.
3) Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral
Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV
hanya mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang
sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang
lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV
trivalen, namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
4) Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio
Oral Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin
terhadap virus Polio. Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV
terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe
tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang
untuk ketiga serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April 2016
dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang hanya
mengandung virus dilemahkan vaksin tipe 1 dan 3.
G. Penanganan Penyakit
Penyakit poliomyelitis adalah infeksi akut dan menular. Virus poliomeilitis dapat
ditemukan dalam tubuh pada rongga orofaring dan feses pasien poliomyelitis. Penularan
melalui udara atau kontak langsung, lalat juga merupakan perantara dari penyebaran virus
tersebut. Untuk mencegah penularan pasien perlu dirawat dikamar isolasidengan perangkat
lengkap dan perlu pengawasan yang teliti. Mengingat virus polio juga terdapat pada feses
pasien maka bila membuang feses harus betul-betul kedalam lobang wc dan disiram air
sebanyak mungkin. Kebersihan wc/sekitarnya harus diperhatikan dan dibersihkan dengan
desinfekktan .
Belum ada pengobatan antivirus yang spesifik untuk penyakit polio sampai saat ini.
Pleconalir, satu antivirus yang aktif secara invitro terhadap picornavirus telah dicoba di
beberapa pusat penelitian di dunia. Untuk mengurangi jumlah virus serta meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dapat diberikan zat imunoglobuline. Pada prinsipnya ditujukan pada
pencegahan terjadinya cacat agar anak dapat tumbuh senormal mungkin
a. Poliomielitris abortif
o Cukup diberikan analgetika dan sedatifa
o Diet adekuat
o Isirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaliknya Dicegah akivitas
yang berlebihan selama 2 bulan dan 2 bulan kemudian diperiksa neuroskletal
secara teliti.
b. Poliomielitis non paralitik:
o sama seperti tipe abortif
o selain diberi analgetika dan sedatif dapat dikombinasi denganj kompers hangat
selama 15 - 30 menit,setiap 2-4 jam.
c. Poliomielitis paralitik
o Membutuhkan perawatan di rumah sakit
o Istirahat total minimal 7 hari atau sedikitnya fase akut dilampaui
o Selam fase akut kebersihan mulut dijaga
o Perubahan posisi penderita dilakukan dengan penyangga perseendian
tanpa menyentuh otot dan hindari gerakan memeluk punggung
o Fisioterapi, dilakukan sedini mingkin sesuCah fase akut, mulai dengan
latihan pasif dengan maksud untuk mencegah terjadinya deformitas
o Akupuntur dilakukan sedini mungkin
o lnterferon dilakukan sedini mungkin, untuk mencegah terjadinya paralitik
progresif
d. Poliomielitis bentuk bulbar
o Perawatan khusus terhadap paralisis palaum, seperti pemberian makanan
dalam bentuk padat atau semisolid
o Selama fase akut dan berat, dilakukan drainasepostural dengan posisi kaki
o lebilr tinggi (20 -25 )8, muka pada satu posisi untuk mencegah terjadinya
aspirasi, pengisapan lendirdilakukan secara teratur dan hati - hat, kalau
perlu trakeostomi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-
Paralisis, Polio Paralisis Spinal,Polio Bulbar. Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit
kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare.
Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan
kelumpuhan yang permanen.
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah 2012. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : EGC


Buku rujukan 2002. Eradiknsi polio di Indonesia, Dep. Kesehatan RI dan WHO

http://www.unicef.org/indonesia/id/health_nutrition_3136.html di akses tanggal 18 Februari


2020

Anda mungkin juga menyukai