Anda di halaman 1dari 42

Agus Nurdin

1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan radiologi
3. Analisis cairan lambung
4. Endoskopi
5. Biopsi hati
6. Pemeriksaan urine dan feses
 Diagnosis penyakit
 Penyebab
 Prognosisi

Tugas perawat:
 Menyiapkan spesimen
 Menyiapkan kondisi pasien ; puasa
No Test Nilai normal
1 Pemeriksaan darah lengkap
Hb Pria ; 13,4 – 17,g gr %
Wanita ; 12 - 15,4 gr %

HT Pria ; 42 - 53 %
Wanita ; 38 -46 %
leukosit
• PMN 38 – 70
•Kosinofil 1–5
•Basofil 0–2
•Monosit 1–8
•Limfosit 15 – 45

2 Protombin time 11 – 12,5 dtk


3 Kalsium 9 – 10,5 mg/dl
Protasium (K) 3,5 – 5 MeQ/I
No Test Nilai normal
4 Protein serum
Total 6 – 8 gr/dl
Albumin 3,5 – 5 gr/dl
Alpha globulin 0,1 – 1 gr/dl
Betha globulin 0,7 – 1,2 gr/dl
Anomia 30 – 70 Mg/100ml
5 Ekskresi empedu
Bilirubin direk (terkonjungasi) 0,1 - 0,4 Mg/100ml
Bilirubin indirek (tak terkonjungasi) 0,1 – 0,5 Mg/100 ml
Bilirubin total 0,2 – 0,9 Mg/100ml
6 Enzim serum
Amilase 60 – 180 Unit/100ml
Lipase < 1,5 Unit
Kolesterol 150 – 180 Mg/100ml
7 Enzim serum
SGOT 5 – 40 Unit/ml
SGPT 5 – 35 Unit/ml
LDH 90 – 200 Unit/ml
Alkali Fosfatase 2 – 3 Unit
1. Pemeriksaan barium meal
Suatu cara pengambilan gambar kontras pd
gaster & usus halus meliputi; ukuran, bentuk
dan letaknya.
Persiapan:
1. Pasien dipuasakan 6-7 jam sblm pemeriksaan
2. Beri obat pencahar mlm hr 1-2 tb
3. Pagi hr slbm pemeriksaan lakukan lavemen
4. Berikan penjelsan pd pasien dan keluarga;
 Prosedur yg akan dilakukan
 Lama pemeriksaan 30-45 mnt
 Sensasi selama pemeriksaan
 Perubahan warna feses setelah pemeriksaan
1. Pasien diberi minum barium 250 cc pd posisi
berdiri di depan flat film
2. Pemotretan dg berbagai posisi sesuai
permintaan
3. Setelah prosedur anjurkan pasien BAB
4. Dilakukan photo ulang utk melihat adanya
barium yg tersisa

Setelah prosedur
1. Pasien diberi makan & minum bila tdk ada
keluhan mual, muntah dan kembung
2. Observasi warna feses apakah semua barium
sudah keluar
3. Bila sangat perlu dpt diberi obat pencahar
sesuai program
 Stenosis pilorus
 Gastric refluks
 Volvulus usus
 Benda asing
 Polip
 Divertikuli
 Tumor
 Sindroma malabsorbsi
 Ulserasi
 Peradangan mukosa
Suatu cara pengambilan gambar kontras pd kolon
meliputi; ukuran, bentuk dan letak kolon
Persiapan:
1. Sehari sebelum pemeriksaan pasien makan
lunak, bebas serat
2. Malam hr pasien puasa selama 6-8 jam
3. Malam hr beri obat pencahar suppositoria
4. Pagi hr lakukan huknah tinggi
5. Memberikan penjelasan pd pasien dan keluarga
 Prosedur yg akan dilakukan
 Lama pemeriksaan 30-45 mnt
 Perubahan feses setelah pemeriksaan
1. Posisi pasien SIM kanandipasang tube yg
ujungnya terdpt balon
2. Barium dimasukan 300-400 cc kemudian balon
diisi udara agar barium taertahan
3. Lakukan fluosroskopi utk meliput penyebaran
barium didlm kolon
4. Balon dikempiskan, tube dilepas bila prosedur
selesai
5. Anjurkan paseien BAB
6. Dilakukan pemotretan utk melihat apakah
barium sudah keluar
7. Bersihkan pasien dari sisa barium di daerah
anus
1. Pasien diberi makan dan minum
2. Observasi apakah ada masa yg keluar
bersama feses
3. Bila perlu pasien diberi obat pencahar
sesuai program
 Polip kolon
 Stenosis
 Obstruksi
 Tumor
 Divertikuli
 Fistula
 Inflamasi
 hernia
Suatu teknik radiologi kontras utk
menvisualisasi esofagus sehingga dpt
diketahui kelainan pd esofagus.

Prosedur sama dg barium meal, bedanya


barium lebih pekat
Tindakan utk mengeluarkan isi atau cairan
lambung utk mengkaji tingkat keasaman
lambung dlm keadaan puasa & dg
perangsangan (stimulus)

Persiapan;
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam puasakan
2. Tdk menggunakan obat anti kolinergik satu
hr sebelumnya
3. Tdk merokok min 8 jam sblm pemeriksaan
 Prosedur pemeriksaan dan tujuannya
 Sensasi selama pemeriksaan
 Lama prosedur 60 mnt

5. Siapkan NGT set dan bbrp tabung reaksi


1. Pasang NGT
2. Anjurkan pasien rileks sblm tube dimasukan
3. Anjurkan pd pasien utk tdk menelan saliva (saliva
bersifat buffer)
4. Hisap cairan lambung dan beri tanda pd tabung
“cairan lambung puasa”
5. Memberikan histamin sub kutan sesuai program
terapi, observasi efek samping obat:
- td, nadi, panas kulit, gatal, muntah, dan diare
6. 15 kemudian aspirasi cairan lmbg sebanyak 30 cc
masukan ke tbg II, tulis cairan lmb terstimulasi II
dan III
7. Kemudian diperiksa keasamannya dg lakmus
8. Tube diklem dan diangkat
 Sediakan tissue utk menyeka mata dan
hidung
 Beri makan dan minum
Suatu cara utk melihat secara langsung (visualisasi)
organ-organ dlm tubuh.

1. Endoskopi saluran cerna atas;


Indikasi;
 Kasus saluran cerna atas yg tdk sembuh dg terapi
intensif
 Perdarahan sal cerna atas
 Adanya obstruksi sal cerna
 Kecurigaan adanya keganasan
 Menentuklan jenis keganasan dg biopsi ataau
penyikatan
 Hsl foto rongen tdk jelas atau mencurigakan
 Follow up setelah terapi medis atau perdarahan
1. Absolut
 Pasien tdk kooperatif
 Status asmatikus
 Dekompensasi kordis
 Shock

2. Relatif
 Febris > 38’C
 Pharingitis
 Kelainan tulang serviko-torakal
 Infeksi akut, pneumoni, peritonitis
 Tumor mediastinum
 Keracunan zat korosif
 Lesi kecil dpt dideteksi
 Dpt membedakan jaringan parut atau tukak
aktif
 Dpt membedakan tukak ganas dan yg tdk
 Dpt dilakukan biopsi utk menentukan
keganasan
 Dpt dilakukan penyikatan utk pemeriksaan
sitologi
 Dpt menentukan lokasi perdarahan
Indikasi;
1. Kasus yg tdk sembuh dg terafi intensif
2. Hetamokezia yg tdk disebabkan oleh
hemoroid
3. Menentukan jenis radang kolon
4. Follow up setelah operasi
5. Foto rontgen menunjukan penyempitan atau
gambaran tdk jelas
 Absolut
1. Kehamilan tr III
2. Abdomen akut

 Relatif
1. Kolon toksik dan dilatasi akut pd kolitis
ulceratif
2. Divertikulitis akut
3. Kolitis radiasi berat
4. Aneurisma aorta abdominalis
5. Ggn kardiovaskuler
1. Esophagoskopi
2. Gastroskopi
3. Enteroskopi
4. Anuskopi
5. Kolonoskopi
6. Sigmoidoskopi
7. Duodenoskopi
Visualisasi lsg ke dlm lambung melalui insersi
gastroskopi fiberoptik utk tujuan
mengidentifikasi kelainan pd lambung

Persiapan:
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam sblm
pemeriksaan
2. Gigi palsu dan kacamata dilepas
3. Anjurkan pasien BAB & BAK sblm
pemeriksaan
 Tujuan dan prosedur pemeriksaan
 Tdk berbicara selama prosedur
 Lama prosedur + 15 mnt
 Sensasi selama pemeriksaan; rasa tertekan,
nyeri ditenggorokan dan suara serak bbrp hr
1. Pasien posisi duduk atau tidur dg kepala
ekstensi
2. Anestesi lokal dg spray atau gurgle/kumur
3. Pemberian valium parenteral bila perlu
4. Gastroskop dimasukan melalui mulut
5. Udara ditiupkan melalui skop utk melihat
mukosa
6. Biopsi dilakukan bila perlu, jaringan
ditempatkan diatas preparat
7. Bila telah selesai, skop dilepas dan pasien
diminta utk segera duduk dan bernapas dlm
dan meludah
 Puasa sampai refleks gag kembali (2-4jam)
 Monitor keadaan umum tiap 15 mnt 2 jam
pertama
 Monitor adanya sesak napas; disphagi,
demam, nyeri abdomen dan perdarahan
 Jaga keamanan pasien sampai efek sedasi
hilang
Visualisasi langsung pd organ/kolon melalui
insersicolonoskop fiber optik dg tujuan
mengidentifikasi kelainan kolon

Persiapan;
1. Puasa 6-8jam sebelum pemeriksaan
2. Minum cairan putih (air putih) selama 3 hr sblm
pemeriksaan
3. Pemberian laxatif 1-3 hr
4. Memberikan pendidikan kesehatan:
 Prosedur tindakan, tujuan, posisi
 Sensasi selama pemeriksaan (rasa tertekan)
 Lama prosedur ½ - 1 jam
 Pemberian premedikasi valium
 Posisi pasien SIM kanan
 Memasukan stop sampai sekum
 Memasukan udara utk memperjelas
visualisasi mukosa
 Bila perlu, biopsi dikerjakan
 Bersihkan daerah anus
 Observasi feses utk mengetahui adanya
perdarahan atau kelainan lain
 Kaji apakah ada nyeri abdomen
 Monitor tanda-tanda vital
 Beri makan dan minum
 Jaga keamanan pasien sampai sedasi hilang
Suatu tindakan mengambil jaringan hepatik utk
pemeriksaan.

Persiapan;
1. Pasien puasa 2-4 jam sblm pemeriksaan
2. Pemeriksaan darah;
waktu perdarahan, waktu pembekuan, gol
darah, crossmath
3. Beri suntikan vit K utk mencegah
perdarahan
4. Beri obat sedatif
 Daerah abdomen debersihkan dg anti septik
 Posisi pasien terlentang dg kedua tangan
dikeataskan
 Insersi dg jarum yg dirancang khusus utk
mengambil sejumlah kecil potongan jaringan
utk diperiksa
 Upayakan klien tdk bergerak karena
pergerakan akan merobek selaput hati
 Pasien diistirahatkan (8-24 jam)
 Tidur mirring kanan bbrp jam dg
menempatkan bantal pd abdomen supaya
menekan hati
 Pd jam pertama pantau ttv tiap jam selama
24 jam
 Melaporkan tanda perdarahan; nadi cepat,
tekanan darah turun, kulit dingin lembab dan
tanda peritonitis; peningkatan suhu dan nyeri
 Memberi analgetik sesuai program
Pemeriksaan urine
Persiapan;
Bahan pemeriksaan urine; urine pagi dan baru

Pelaksanaan ;
1. Pemeriksaan makroskopik; warna, bau,
kekeruhan, keasaman dan BJ
2. Pemeriksaan mikroskopik; eritrosit, leukosit,
epitel, kristal, silinder
3. Pemeriksaan kimiawi; albumin, reduksi,
urobilin, bilirubin, benda keton dan benzidin
 Persiapan;
bahan feses tdk bercampur urine dan feses
sewaktu
 Pelaksanaan ;
1. pemeriksaan makroskopik; konsistensi,
warna, bau, lendir, darah, sisa makanan, parasit
2. Pemeriksaan mikroskopik: sisa makanan
(metabolisme), amoeba/protozoa, eritrosit,
leukosit dan telur cacing
3. Pemeriksaan kimiawi; darah samar (GIT),
sterkobiklin/bilirubin.

Anda mungkin juga menyukai