1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan radiologi
3. Analisis cairan lambung
4. Endoskopi
5. Biopsi hati
6. Pemeriksaan urine dan feses
Diagnosis penyakit
Penyebab
Prognosisi
Tugas perawat:
Menyiapkan spesimen
Menyiapkan kondisi pasien ; puasa
No Test Nilai normal
1 Pemeriksaan darah lengkap
Hb Pria ; 13,4 – 17,g gr %
Wanita ; 12 - 15,4 gr %
HT Pria ; 42 - 53 %
Wanita ; 38 -46 %
leukosit
• PMN 38 – 70
•Kosinofil 1–5
•Basofil 0–2
•Monosit 1–8
•Limfosit 15 – 45
Setelah prosedur
1. Pasien diberi makan & minum bila tdk ada
keluhan mual, muntah dan kembung
2. Observasi warna feses apakah semua barium
sudah keluar
3. Bila sangat perlu dpt diberi obat pencahar
sesuai program
Stenosis pilorus
Gastric refluks
Volvulus usus
Benda asing
Polip
Divertikuli
Tumor
Sindroma malabsorbsi
Ulserasi
Peradangan mukosa
Suatu cara pengambilan gambar kontras pd kolon
meliputi; ukuran, bentuk dan letak kolon
Persiapan:
1. Sehari sebelum pemeriksaan pasien makan
lunak, bebas serat
2. Malam hr pasien puasa selama 6-8 jam
3. Malam hr beri obat pencahar suppositoria
4. Pagi hr lakukan huknah tinggi
5. Memberikan penjelasan pd pasien dan keluarga
Prosedur yg akan dilakukan
Lama pemeriksaan 30-45 mnt
Perubahan feses setelah pemeriksaan
1. Posisi pasien SIM kanandipasang tube yg
ujungnya terdpt balon
2. Barium dimasukan 300-400 cc kemudian balon
diisi udara agar barium taertahan
3. Lakukan fluosroskopi utk meliput penyebaran
barium didlm kolon
4. Balon dikempiskan, tube dilepas bila prosedur
selesai
5. Anjurkan paseien BAB
6. Dilakukan pemotretan utk melihat apakah
barium sudah keluar
7. Bersihkan pasien dari sisa barium di daerah
anus
1. Pasien diberi makan dan minum
2. Observasi apakah ada masa yg keluar
bersama feses
3. Bila perlu pasien diberi obat pencahar
sesuai program
Polip kolon
Stenosis
Obstruksi
Tumor
Divertikuli
Fistula
Inflamasi
hernia
Suatu teknik radiologi kontras utk
menvisualisasi esofagus sehingga dpt
diketahui kelainan pd esofagus.
Persiapan;
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam puasakan
2. Tdk menggunakan obat anti kolinergik satu
hr sebelumnya
3. Tdk merokok min 8 jam sblm pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan dan tujuannya
Sensasi selama pemeriksaan
Lama prosedur 60 mnt
2. Relatif
Febris > 38’C
Pharingitis
Kelainan tulang serviko-torakal
Infeksi akut, pneumoni, peritonitis
Tumor mediastinum
Keracunan zat korosif
Lesi kecil dpt dideteksi
Dpt membedakan jaringan parut atau tukak
aktif
Dpt membedakan tukak ganas dan yg tdk
Dpt dilakukan biopsi utk menentukan
keganasan
Dpt dilakukan penyikatan utk pemeriksaan
sitologi
Dpt menentukan lokasi perdarahan
Indikasi;
1. Kasus yg tdk sembuh dg terafi intensif
2. Hetamokezia yg tdk disebabkan oleh
hemoroid
3. Menentukan jenis radang kolon
4. Follow up setelah operasi
5. Foto rontgen menunjukan penyempitan atau
gambaran tdk jelas
Absolut
1. Kehamilan tr III
2. Abdomen akut
Relatif
1. Kolon toksik dan dilatasi akut pd kolitis
ulceratif
2. Divertikulitis akut
3. Kolitis radiasi berat
4. Aneurisma aorta abdominalis
5. Ggn kardiovaskuler
1. Esophagoskopi
2. Gastroskopi
3. Enteroskopi
4. Anuskopi
5. Kolonoskopi
6. Sigmoidoskopi
7. Duodenoskopi
Visualisasi lsg ke dlm lambung melalui insersi
gastroskopi fiberoptik utk tujuan
mengidentifikasi kelainan pd lambung
Persiapan:
1. Pasien dipuasakan 6-8 jam sblm
pemeriksaan
2. Gigi palsu dan kacamata dilepas
3. Anjurkan pasien BAB & BAK sblm
pemeriksaan
Tujuan dan prosedur pemeriksaan
Tdk berbicara selama prosedur
Lama prosedur + 15 mnt
Sensasi selama pemeriksaan; rasa tertekan,
nyeri ditenggorokan dan suara serak bbrp hr
1. Pasien posisi duduk atau tidur dg kepala
ekstensi
2. Anestesi lokal dg spray atau gurgle/kumur
3. Pemberian valium parenteral bila perlu
4. Gastroskop dimasukan melalui mulut
5. Udara ditiupkan melalui skop utk melihat
mukosa
6. Biopsi dilakukan bila perlu, jaringan
ditempatkan diatas preparat
7. Bila telah selesai, skop dilepas dan pasien
diminta utk segera duduk dan bernapas dlm
dan meludah
Puasa sampai refleks gag kembali (2-4jam)
Monitor keadaan umum tiap 15 mnt 2 jam
pertama
Monitor adanya sesak napas; disphagi,
demam, nyeri abdomen dan perdarahan
Jaga keamanan pasien sampai efek sedasi
hilang
Visualisasi langsung pd organ/kolon melalui
insersicolonoskop fiber optik dg tujuan
mengidentifikasi kelainan kolon
Persiapan;
1. Puasa 6-8jam sebelum pemeriksaan
2. Minum cairan putih (air putih) selama 3 hr sblm
pemeriksaan
3. Pemberian laxatif 1-3 hr
4. Memberikan pendidikan kesehatan:
Prosedur tindakan, tujuan, posisi
Sensasi selama pemeriksaan (rasa tertekan)
Lama prosedur ½ - 1 jam
Pemberian premedikasi valium
Posisi pasien SIM kanan
Memasukan stop sampai sekum
Memasukan udara utk memperjelas
visualisasi mukosa
Bila perlu, biopsi dikerjakan
Bersihkan daerah anus
Observasi feses utk mengetahui adanya
perdarahan atau kelainan lain
Kaji apakah ada nyeri abdomen
Monitor tanda-tanda vital
Beri makan dan minum
Jaga keamanan pasien sampai sedasi hilang
Suatu tindakan mengambil jaringan hepatik utk
pemeriksaan.
Persiapan;
1. Pasien puasa 2-4 jam sblm pemeriksaan
2. Pemeriksaan darah;
waktu perdarahan, waktu pembekuan, gol
darah, crossmath
3. Beri suntikan vit K utk mencegah
perdarahan
4. Beri obat sedatif
Daerah abdomen debersihkan dg anti septik
Posisi pasien terlentang dg kedua tangan
dikeataskan
Insersi dg jarum yg dirancang khusus utk
mengambil sejumlah kecil potongan jaringan
utk diperiksa
Upayakan klien tdk bergerak karena
pergerakan akan merobek selaput hati
Pasien diistirahatkan (8-24 jam)
Tidur mirring kanan bbrp jam dg
menempatkan bantal pd abdomen supaya
menekan hati
Pd jam pertama pantau ttv tiap jam selama
24 jam
Melaporkan tanda perdarahan; nadi cepat,
tekanan darah turun, kulit dingin lembab dan
tanda peritonitis; peningkatan suhu dan nyeri
Memberi analgetik sesuai program
Pemeriksaan urine
Persiapan;
Bahan pemeriksaan urine; urine pagi dan baru
Pelaksanaan ;
1. Pemeriksaan makroskopik; warna, bau,
kekeruhan, keasaman dan BJ
2. Pemeriksaan mikroskopik; eritrosit, leukosit,
epitel, kristal, silinder
3. Pemeriksaan kimiawi; albumin, reduksi,
urobilin, bilirubin, benda keton dan benzidin
Persiapan;
bahan feses tdk bercampur urine dan feses
sewaktu
Pelaksanaan ;
1. pemeriksaan makroskopik; konsistensi,
warna, bau, lendir, darah, sisa makanan, parasit
2. Pemeriksaan mikroskopik: sisa makanan
(metabolisme), amoeba/protozoa, eritrosit,
leukosit dan telur cacing
3. Pemeriksaan kimiawi; darah samar (GIT),
sterkobiklin/bilirubin.