Anda di halaman 1dari 17

PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN BAHAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Jl. Murakata No.4 Telp. 445/ /AKRE- 445/ /AKRE-


1 / 17
(0517) 41004 41118 PPI/RSUD/201 PPI/RSUD/2017
Fax.(0517) 41287 7
Barabai 71314
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Plt.Direktur
30 Mei 2017 RSUD H. Damanhuri Barabai
PROSEDUR
OPERASIONAL Tanggal Revisi :

drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007

Pengertian Penanganan Bahan Pemeriksan Laboratorium adalah persiapan-


persiapan yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium dan
penanganan bahan sebelum pemeriksaan laboratorium.

Tujuan Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang andal


dan akurat.
Kebijakan Petugas laboratorium bertanggung jawab memberikan penyuluhan
kepada penderita tentang persiapan-persiapan yang diperlukan
untuk pemeriksaan laboratorium.
Prosedur 1. Pemeriksaan Kimia Klinik
1.1 Pemeriksaan : Protein Total, Albumin, Kreatinin, Urea
/ Urea Nitrogen, Asam Urat, Kalium, Natrium,
Kalsium, Fosfor, Bilirubin Total dan Direk, Fosfatase
alkali, Kholinesterase, SGOT, SGPT, GGT, LDH, CPK,
CKMB, HBDH, GLDH, Amilase
Penderita puasa 10 12 jam
Pemeriksaan waktu pagi
Penentuan pada serum dari darah vena
Darah ditampung pada tabung kering bersih tanpa
antikoagulan
Darah harus dikirim ke laboratorium dalam waktu tidak
lebih dari 2 jam.

1.2 Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa


Penderita puasa 10 12 jam
Pemeriksaan waktu pagi
Pemeriksaan pada darah penuh ( whole blood ) :
a. Penampung berisi campuran EDTA + NaF
(disediakan di laboratorium)
b. Darah kapiler sebanyak ml (10 tetes) dimasukkan
ke dalam penampung dan dicampur merata.
c. Tabung berisi darah harus dikirim ke
laboratorium dalam waktu tidak lebih dari 5 jam.
Pemeriksaan pada serum :
Darah vena 3 ml dimasukkan ke dalam tabung bersih
kering (waktu lebih dari setengah jam akan
menurunkan kadar glukosa).

1.3. Pemeriksaan Glukosa Darah 2 Jam sesudah makan ( 2


jam pp )
Darah diambil tepat 2 jam sesudah makan
Cara penampungan dan pengiriman sama dengan
diatas.

1.4. Pemeriksaan Glukosa Acak ( Random Blood Glucose )


Darah dapat diambil setiap saat diperlukan tanpa
persiapan
Cara penanganan dan pengiriman sama dengan diatas.

1.5. Pemeriksaan Kolesterol total, Trigliserida, Kolesterol-


HDL, Kolesterol LDL
Penderita puasa 10 jam12 jam (mulai jam 10 malam
jam 8 pagi )
Pemeriksaan waktu pagi
Darah ditampung dalam tabung bersih kering
Darah dalam tabung dikirim ke laboratorium.

1.6. Penanganan Urine untuk Pemeriksaan Urine Rutin


Urine pertama waktu pagi (urine bangun tidur pagi)
Urine ditampung pada penampung bersih kering.
Dikirim ke laboratorium dalam waktu tidak lebih dari
2 jam (pengiriman lebih lama akan menimbulkan
perubahan hasil).

Keterangan :
Cara-cara pengambilan, penampungan dan pengiriman
diluar hal yang dijelaskan diatas harap dikonsultasikan
kepada dokter jaga Patologi Klinik

1.7. Persiapan Penderita


Hepatitis :
Tidak perlu persiapan khusus, keadaan puasa lebih
baik.
Urin sewaktu atau urin pagi dapat diperiksa, untuk
urobilinogen urin sore lebih jelas hasilnya.Urin harus
diperiksa dalam jangka waktu kurang dari 4 jam.
Darah vena sebanyak 10 ml diambil secara
biasa/standar tanpa antikoagulan, ditunggu 1-2 jam
lalu dipusing dan serumnya dipisahkan untuk
diperiksa. Bila pemeriksaan tidak dapat diselesaikan
maka serum disimpan di lemari es .
( pada 2-10oC selama 3 hari, pada suhu 20oC dapat
disimpan dalam jangka waktu lebih lama dengan syarat
dicairkan sekali saja.

Diabetes Mellitus :
Glukosa sewaktu : tidak perlu persiapan khusus, darah
boleh diambil setiap waktu ( bahan segar ).
Bahan yang diambil serum, darah kapiler

Hiperlipidemia :
Kadar lemak dan gambaran lipoprotein plasma berubah
ubah karena sangat dipengaruhi oleh jenis makanan,
merokok, minum alkohol, perubahan posisi ( postur )
dan stress. Untuk mengevaluasi dengan baik hasil
pemeriksaan beruntun (misalnya evaluasi pengobatan)
perlu diperhatikan standar pengambilan bahan
pemeriksaan.
Penderita harus dalam keadaan puasa 12 jam dan tidak
diberi infus. Kadar trigliserida sangat dipengaruhi oleh
makanan berlemak sedangkan kadar kolesterol sifatnya
lebih stabil.
Penderita harus makan dengan kebiasaan makannya dan
berat badannya tetap selama dua minggu sebelum
pemeriksaan.Penderita tidak dalam pengobatan, kecuali
jika pemeriksaan ditujukan untuk menilai pengobatan
.
Anemia :
Pemeriksaan laboratorium untuk mencari penyebab
anemia perlu persiapan, seperti pemeriksaan saturasi
transferin. Pemeriksaan saturasi transferin memerlukan
bahan darah beku 5 ml yang diambil pagi hari, karena
hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan variasi diurnal.
Hasil sore hari lebih rendah dari pagi hari.
Pemeriksaan laboratorium lain tidak memerlukan
persiapan.
Bahan pemeriksaan lain yang diperlukan adalah darah
EDTA, urine, tinja, sumsum tulang yang
pemeriksaannya dilakukan segera.
Darah EDTA 2 ml untuk pemeriksaan darah lengkap :
Hb, leukosit, trombosit, retikulosit, LED (Laju Endap
Darah), hematokrit dan hapusan darah tepi.
Darah beku 5 ml untuk pemeriksaan saturasi transferin,
Feritin, Tes Coomb.
Darah samar bahan yang dipakai : urine 5 ml, tinja, hasil
muntahan.
Evaluasi sumsum tulang : punksi yang mengandung
partikel sumsum tulang.
Infeksi Saluran Kemih :
Urin bersih porsi tengah :
- Wanita : penderita yang masih sadar dan dapat
menolong dirinya sendiri, disuruh mencuci daerah
vulva dengan menggunakan sabun antiseptik, lalu
Sesudah itu, sambil melebarkan labia majora dengan
ketua jari, pasien berkemih, urine porsi pertama
dibuang, sambil berkemih terus, urin porsi tengah
ditampung sebanyak 50 ml dalam botol steril dan
sisanya tidak ditampung. Kepada pasien diberi
tahukan bahwa labia majora harus direnggangkan agar
urine tidak menyentuh labia majora sebab hal ini
dapat menyebabkan kontaminasi pada urin sehingga
mengganggu interpretasi hasil.

- Pria : daerah glans penis dicuci dengan sabun


antiseptik dan dibilas dengan air mengalir. Sesudah itu
pasien berkemih, urin porsi pertama tidak ditampung,
sambil berkemih terus, urin porsi tengah ditampung
dan sisanya tidak ditampung.

Urine aspirasi supra pubik


Pasien diminta minum banyak dan tidak berkemih
sampai kandung kemih penuh. Sesudah itu dilakukan
tindakan punksi kandung kemih. Bahaya yang dapat
timbul pada cara ini ialah infeksi dan perdarahan.
Urine yang ditampung dalam urine bag
Cara pengambilan bahan pemeriksaan ini biasanya
dilakukan pada bayi yang belum dapat disuruh
berkemih dan tidak dapat diketahui kapan ia akan
berkemih. Caranya ialah dengan memasang urine
bag pada daerah kelamin luar (genetalia eksternal)
sampai ke perineum. Cara ini sering mengalami
kontaminasi dari kuman-kuman yang ada disekitar
rektum sehingga interpretasinya perlu lebih hati-hati.
Urine hasil aspirasi pada dauer kateter.
Cara pengambilan seperti ini dilakukan pada pasien
menggunakan dauer kateter. Caranya dengan
melakukan tindakan se-steril mungkin pada daerah
proksimal kateter, kemudian dilakukan punksi pada
daerah kateter tersebut

Tuberkulosis Paru

Bahan yang diambil sputum, syarat bagi penderita :


berkumur-kumur sebanyak 3 kali dengan mengganti
air kumur setiap kali. Bial sputum kental dan sukar
keluar, dapat diberi obat-obat mukolitik pada malam
hari.
Kelainan Perdarahan :
Pemeriksaan dikerjakan sebelum penderita diberi
transfusi atau obat-obatan.
Pemeriksaan agregasi trombosit penderita harus bebas
dari obat-obatan yang mengganggu fungsi trombosit
selama 2 minggu kecuali pemeriksaan untuk monitoring
efek terapi, dan sebaiknya darah diambil dalam keadaan
puasa sebab kekeruhan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan agregasi trombosit.
Antikoagulan yang dipakai :
- Natrium sitrat 0,109 M ( perbandingan 1 : 9 ) untuk
pemeriksaan : PT, APTT, TT, fibrinogen, agregasi
trombosit, D dimer, dan faktor pembekuan.
- EDTA dengan kadar 1 mg/ml darah untuk hitung
trombosit dan pemeriksaan hematologi lain.
- Natrium oksalat 0,1 M ( perbandingan 1 : 9 ) untuk
pembuatan plasma adsorb dengan barium sulfat
dipergunakan untuk pemeriksaan TGT.
2. Pemeriksaan Imunologi
2.1.Pemeriksaan HBs Ag, HCV, dan Ig G/Ig M
Pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat.
Pemeriksaan pada serum darah vena (minimal
diperlukan 2 ml vena untuk keseluruhan pemeriksaan
tersebut diatas)
Darah ditampung pada tabung bersih dan kering.
Tabung berisi darah sebaiknya segera dikirim ke
laboratorium
Terapi heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan HBs
Ag.
3. Pemeriksaan Hematologi
3.1.Pemeriksaan Hematologi Rutin
Darah tepi rutin
Faal Hemostasis rutin
3.2.Pemeriksaan Hematologi Khusus
Kadar besi serum, G6PD, uji hemolitik, evaluasi hapusan
darah, evaluasi hapusan sumsum tulang, penentuan sel LE,
pemeriksaan hemostasis khusus (FDP, D-Dimer, kadar
fibrinogen, uji parakoagulan, titrasi heparin, uji agregasi
trombosit)
3.3.Sampel Darah Pemeriksaan Hematologi
Bila kebutuhan darah, 1 ml atau pada neonatus / bayi /
anak kecil, dilakukan pengambilan darah kapiler atau
yang disebut sampel darah tusuk kulit.
Bila kebutuhan > 1 ml atau pada orang dewasa / anak
besar dilakukan pengambilan darah vena.
3.4. Pemberian Identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan
hal yang penting, baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir
hasil pemeriksaan.
Anemia :
Pemeriksaan laboratorium untuk mencari penyebab
anemia perlu persiapan, seperti pemeriksaan saturasi
transferin. Pemeriksaan saturasi transferin
memerlukan bahan darah beku 5 ml yang diambil pagi
hari, karena hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan
variasi diurnal. Hasil sore hari lebih rendah dari pagi
hari.
Pemeriksaan laboratorium lain tidak memerlukan
persiapan.
Bahan pemeriksaan lain yang diperlukan adalah darah
EDTA, urine, tinja, sumsum tulang yang
pemeriksaannya dilakukan segera.
Darah EDTA 2 ml untuk pemeriksaan darah lengkap :
Hb, leukosit, trombosit, retikulosit, LED (Laju Endap
Darah), hematokrit dan hapusan darah tepi.
Darah beku 5 ml untuk pemeriksaan saturasi
transferin, Feritin, Tes Coomb.
Darah samar bahan yang dipakai : urine 5 ml, tinja,
hasil muntahan.
Evaluasi sumsum tulang : punksi yang mengandung
partikel sumsum tulang.

Infeksi Saluran Kemih :


Urin bersih porsi tengah :
Wanita : penderita yang masih sadar dan dapat
menolong dirinya sendiri, disuruh mencuci daerah
vulva dengan menggunakan sabun antiseptik, lalu
Sesudah itu, sambil melebarkan labia majora dengan
ketua jari, pasien berkemih, urine porsi pertama
dibuang, sambil berkemih terus, urin porsi tengah
ditampung sebanyak 50 ml dalam botol steril dan
sisanya tidak ditampung. Kepada pasien diberi
tahukan bahwa labia majora harus direnggangkan agar
urine tidak menyentuh labia majora sebab hal ini
dapat menyebabkan kontaminasi pada urin sehingga
mengganggu interpretasi hasil.

Pria : daerah glans penis dicuci dengan sabun


antiseptik dan dibilas dengan air mengalir. Sesudah itu
pasien berkemih, urin porsi pertama tidak ditampung,
sambil berkemih terus, urin porsi tengah ditampung
dan sisanya tidak ditampung.

Urine aspirasi supra pubik


Pasien diminta minum banyak dan tidak berkemih
sampai kandung kemih penuh. Sesudah itu dilakukan
tindakan punksi kandung kemih. Bahaya yang dapat
timbul pada cara ini ialah infeksi dan perdarahan.
Urine yang ditampung dalam urine bag
Cara pengambilan bahan pemeriksaan ini biasanya
dilakukan pada bayi yang belum dapat disuruh berkemih
dan tidak dapat diketahui kapan ia akan berkemih.
Caranya ialah dengan memasang urine bag pada
daerah kelamin luar (genetalia eksternal) sampai ke
perineum. Cara ini sering mengalami kontaminasi dari
kuman-kuman yang ada disekitar rektum sehingga
interpretasinya perlu lebih hati-hati.

Pada surat pengantar / formulir permintaan


pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara
lengkap :
Tanggal permintaan.
Tanggal dan jam pengambilan.
Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin,
alamat ) atau identitas spesimen.
Identitas pengirim ( nama, alamat, nomor telepon ).
Diagnosis / keterangan klinik.
Obat-obatan yang telah diberikan dan lama
pemberian.
Jenis spesimen.
Lokasi pengambilan spesimen.
Volume spesimen.
Pemeriksaan Laboratorium yang diminta.
Nama pengambil spesimen.
Transpor media/pengawet yang digunakan.

Label wadah spesimen yang akan dikirim ke


laboratorium harus memuat :
Tanggal pengambilan spesimen.
Identitas pasien dan identitas spesimen.
Jenis spesimen.
Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium
harus memuat :
Tanggal pengambilan spesimen.
Nomor / kode spesimen.

Formulir hasil harus memuat :


Tanggal pemeriksaan.
Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin,
alamat ) dan identitas spesimen.
Nomor / kode laboratorium.
Hasil pemeriksaan.
Satuan nilai hasil pemeriksaan.
Nilai rentang parameter.
Keterangan lain yang dianggap perlu, misalnya
- penjelasan mengenai persiapan pasien yang
tidak mungkin dilaksanakan.
- penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku
untuk spesimen tersebut.
Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium
dikeluarkan
Tanda tangan penanggung jawab laboratorium.
Pada waktu pemberian identitas mungkin dapat
terjadi kekeliruan, terutama pada laboratorium
dengan jumlah pasien atau spesimen yang banyak.

3.5. Penerimaan Spesimen


Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa
kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan
permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat kondisi
spesimen tersebut pada saat diterima.
Hal-hal yang perlu dicatat yaitu volume, warna,
kekeruhan, bau, konsistensi dan lain-lain.
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat
hendaknya ditolak.

3.6. Pengambilan Spesimen


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
3.6.1. Waktu pengambilan
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada
pagi hari terutama untuk pemeriksaan kimia klinik,
hematologi dan imunologi karena umumnya nilai
normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada
beberapa pemeriksaan yang waktu pengambilan
spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan
penyakit dan fluktuasi harian, misalnya :
Demam Tifoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik
dilakukan pada minggu I atau II, sedangkan
biakan urin atau tinja dilakukan pada minggu II
atau III.
Untuk pemeriksaan Widal dilakukan pada fase akut
dan komvalesen.
Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman.
Spesimen harus diambil sebelum pemberian
antibiotika.
Pemeriksaan Gonorrhoe
Untuk menemukan kuman gonorrhoe,
pengambilan sekret uretra sebaiknya dilakukan
2jam sebelum buang air kecil.
Pemeriksaan mikrofilaria
Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam
darah, pengambilan darah sebaiknya dilakukan
pada waktu senja dan menjelang tengah
malam.
Pemeriksaan tuberkulosis
Dahak diambil pada pagi hari segera setelah
pasien bangun tidur memungkinkan
ditemukan kuman M. tuberkulosis lebih besar
dibandingkan dengan dahak sewaktu.
Pemeriksaan enzim-enzim jantung
Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan segera
setelah serangan akut jantung kemudian diikuti
secara serial.
3.6.2. Volume spesimen
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi
kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta
atau dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume
spesimen yang dibutuhkan untuk beberapa peme-
riksaan spesimen yang berasal dari manusia,
3.6.3. Cara pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen harus dilaksanakan oleh tenaga
yang trampil dengan cara yang benar, agar spesimen
tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
3.6.4. Lokasi pengambilan spesimen
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih
dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :
Spesimen untuk pemeriksaan yang
menggunakan darah vena umumnya diambil dari
V. cubiti daerah siku.
Spesimen darah arteri umumnya diambil dan A.
radialis di pergelangan tangan atau A femoralis
di daerah lipat paha.
Spesimen darah kapiler diambil dan ujung jari
tangan III atau IV bagian tepi atau pada daerah
tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping
telinga pada bayi.
Spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus
diambil di tempat yang sedang mengalami
infeksi.

3.6.5. Peralatan untuk pengambilan spesimen


Secara umum peralatan yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat :
Bersih dan kering
Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat
yang ada pada spesimen.
Dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan
harus menggunakan peralatan yang steril,
sedangkan pengambilan spesimen yang bersifat
invasif harus menggunakan peralatan yang steril
dan sekali pakai buang.

3.7. Wadah Spesimen


Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
Terbuat dari gelas atau plastik.
Tidak merembes.
Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
Besar wadah disesuaikan dengan volume
spesimen.
Bersih.
Kering.
Tidak mempengaruhi sifat-sifat zat
dalamspesimen.
Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang
mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, maka perlu digunakan botol berwarna
coklat ( aktinis ).
Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
kuman, wadah harus steril.
Untuk wadah spesimen urin, sputum, tinja
sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut
lebar.

3.8. Pengawet Spesimen


Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa
bahan pengawet atau antikoagulan.
Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi
persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah
kadar zat yang akan diperiksa.

3.9 Pengiriman Spesimen


Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain,
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman
spesimen antara lain :
Kecepatan
Diupayakan menggunakan alat transportasi yang
tercepat.
Tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Kemasan harus sesuai dengan syarat keselamatan
kerja.
Kemasan diberi label yang bertuliskan Bahan
pemeriksaan infeksius atau Bahan Pemeriksaan
Berbahaya.
Suhu
Spesimen yang memerlukan suhu dingin dapat
menggunakan es, sedangkan yang memerlukan
beku dapat menggunakan es kering.
Pada beberapa jenis pemeriksan mikrobiologi perlu
mengunakan transpor media, terutama bila
memerlukan waktu yang lama.
Kualitas transpor media perlu diperhatikan :
Untuk mencegah agar transpor media tidak cepat rusak,
maka sebaiknya transpor media disimpan dalam lemari
es, kecuali alkalis air pepton pekat dan kaldu empedu.
Transpor media yang telah rusak akan mengalami
perubahan sebagai berikut :
volume menjadi susut mengering/mengkerut
terjadi perubahan warna
terjadi kekeruhan

3.10 Penyimpanan Spesimen


Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen
dapat berubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara
lain
Terjadinya kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
Terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup pada
spesimen.
Terjadinya penguapan.
Pengaruh suhu.
Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang
akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain
Disimpan pada suhu kamar
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair
untuk pemeriksaan vibrio cholera.
Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC 8oC.
Penyimpanan spesimen lebih dari sehari harus dalam
lemari es dengan suhu -20 C.
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum atau lisat. Persyaratan penyimpanan beberapa
spesimen berasal manusia untuk beberapa
pemeriksaan laboratorium.

3.11 PengolahanSpesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifligasi,
destruksi, homogenisasi dan sebagainya. Pengetahuan
mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena
pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas
spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil
pemeriksaan.

3.12.Tempat-tempat melakukan tusuk kulit


Dewasa / anak besar :
Jari-jari tangan (phalanx distal pada permukaan palmar),
terutama pada jari tengah dan jari manis bila perlu dapat
pada ibu jari, tetapi tidak pada jari kelingking.
Bayi kurang dari 1 tahun : Pada tumit
Untuk mendapatkan aliran darah yang lancar, biasanya
perlu menghangat-kan area yang akan diperlukan
pengambilan darah, dengan cara :

- Menyelimutkan / membungkus area tersebut


- dengan handuk hangat ( tidak lebih dari 40oC ) selama
3 menit.
- Merendam tangan ( pada anak yang lebih besar /
dewasa ) dalam air hangat selama 3 menit.

Disinfeksi :
Dengan alkohol 70%, tidak dianjurkan menggunakan
povidone iodine (betadine) karena dapat menyebabkan
kenaikan semu hasil pemeriksaan kalsium, asam urat,
fosfor dan bilirubin.

3.13. Penampungan Darah Cara Tusuk Kulit


Tetesan darah yang keluar pertama kali dihapus, tetesan
darah selanjutnya ditampung. Sebaiknya sample darah porsi
awal didahulukan untuk pemeriksaan darah lengkap (DL)
untuk menghindari terjadinya penggumpulan trombosit.
Ada 2 jenis penampungan :
Penampungan dengan pengenceran langsung
Untuk sample darah < 100 ul, cara penampungan ini perlu
ketrampilan untuk mendapatkan hasil pengenceran yang
akurat.
Penampungan dengan pengenceran menyusul
Untuk sample darah > 1 ml, sehingga pada alat
penampung sudah mengandung antikoagulansia kering
(EDTA ) yang jumlahnya sesuai dengan volume darah
yang ditampung.
Bahaya Teknik Tusuk Kulit
Terutama bila dilakukan pada neonatus / bayi, dimana
pembuluh-pembuluh darah kulit terletak sedalam 0,35 1,6
mm dibawah kulit dan kira-kira sedalam 2,4 mm dibawah
kulit terdapat tulang. Perlu dihindari penusukan yang terlalu
dalam untuk menghindari terjadinya osteochondritis ataupun
nodul-kalsifikasi yang terjadi akibat terbawanya fragmen
oleh lanset yang masuk ke dalam jaringan yang lebih dalam.

3.14. Sample Darah Vena


Cara ini adalah cara yang umum dan ideal karena jumlah
sample darah yang dapat diambil lebih leluasa.
Vena harus superfisial, cukup besar dan fiksasinya
cukup baik.
Pembendungan vena tidak boleh lebih dari 1 menit
untuk menghindari hemokonsentrasi.
Sebelum memindahkan sample darah dari semprit ke
tempat penampung, jarum semprit harus dilepas terlebih
dahulu untuk menghindari terjadinya hemolisis.
3.15.Pemeriksaan Darah Tepi Rutin
Hb, PCV, Jumlah Lekosit, Hitung Jenis Lekosit, Laju
Endap Darah
Pengambilan sample darah untuk pemeriksaan darah tepi
rutin :
Sewaktu ( setiap saat )
Tanpa puasa
Sample yang diperlukan keseluruhan pemeriksaan darah
tepi rutin adalah 2 ml
Darah dimasukkan ke dalam botol penampung yang
berisi antikoagulan EDTA dengan perbandingan 1 ml
darah : 1 mg EDTA secara perlahan-lahan dengan
sebelumnya melepas terlebih dahulu jarum sempritnya.
Campur secara merata darah dengan antikoagulan
dengan membalikkan tabung dengan hati-hati. Untuk
pemeriksaan setiap macam pemeriksaan, kecuali
pemeriksaan Laju Endap Darah (misal Hb saja / jumlah
lekosit saja / pemeriksaan hitung jenis saja) bisa
dilakukan pengambilan sample darah dengan cara
penampungan pengenceran langsung.
Segera kirim sample darah ke laboratorium setelah
diberi label untuk jati diri penderita.

3.16. Pemeriksaan Hematologi Khusus


Beberapa pemeriksaan disini memerlukan penanganan dan
persiapan sampling khusus, dalam hal ini dianjurkan untuk
mengadakan konsultasi dengan dokter Patologi Klinik.

3.17. Penyediaan spesimen di Unit Kerja Hematologi


3.17.a. Darah EDTA
Bahan Antikoagulan : Garam EDTA ( kristal ), K lebih
baik daripada Na karena garam-K lebih larut, dosis
EDTA, 1 mg untuk 1 ml darah (kurang lebih 1,25 1,75
mg/ml darah)
EDTA mempunyai efek Kelasi ( chelating effect )
terhadap molekul Kalsium dalam darah.
EDTA sebaiknya dilapiskan tipis pada botol / tabung
penampung untuk mempercepat kelarutan EDTA dalam
darah.
Persiapan botol EDTA : disiapkan botol-botol / tabung-
tabung bersih dan kering dengan volume 5 ml. Tiap botol
EDTA disiapkan untuk menampung 2-3 ml darah ( tiap
botol mengandung 3 4 mg EDTA ).
Menyiapkan larutan kerja EDTA : buat larutan kerja
EDTA 8% ( 8 gram EDTA / 100 ml ), dan isi botol-botol /
tabung-tabung sejumlah yang diperlukan, masing-masing
dengan 1 ( satu ) tetes ( sesuai dengan 4 mg EDTA )
larutan kerja EDTA, kemudian keringkan botol-botol /
tabung-tabung tersebut dalam penangas. Setelah kering,
botol / tabung ini sudah siap dipakai untuk menampung 2-
3 ml darah.
Darah EDTA dipakai rutin untuk
pemeriksaan hematologi rutin (darah
lengkap = Complete Blood Count,
Hapusan darah tepi) dan tidak
direkomendasikan untuk pemeriksaan
Darah EDTA dipakai rutin untuk pemeriksaan hematologi
rutin (darah lengkap = Complete Blood Count, Hapusan
darah tepi) dan tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan
koagulasi.

3.17.b. Darah Heparin


Heparin dipakai dengan dosis 15 2,5 IU/ml darah, baik
untuk pemeriksaan Tes Fragilitas Osmotik.
Heparin tidak dapat digunakan untuk pembuatan hapusan
darah tepi karena memberikan latar belakang warna
kebiruan pada Romanowsky, dan sebaiknya juga tidak
digunakan pada Hitung lekosit karena lekosit dengan
heparin akan cenderung menggumpal.
Heparin bekerja menetralkan trombin melalui hambatannya
pada interaksi faktor-faktor pembekuan darah melalui
keberadaan dari Antitrobin-III (AT-III).

3.17.c. Serum
Serum diperoleh dengan menampung darah kedalam
tabung bersih dan kering tanpa antikoagulan dan darah
tersebut dibiarkan membeku dengan mendiamkannya 1-2
jam pada suhu 37oC, dan dipusingkan untuk memisahkan
bekuan darah dari serumnya.
Apabila dibutuhkan serum berikut sel darah yang intak,
dapat dipersiapkan darah defibrinasi ( defibrinate-blood )
yaitu dengan cara menampung darah ( tanda koagulan )
kedalam labu/erlenmeyer yang telah berisi beberapa manik-
gelas ( glass beads ); kemudian labu/ erlenmeyer tersebut
digoyangkan ritmis selama kurang lebih 5 10 menit atau
sampai suara denting manik gelas yang semula terdengar
menjadi hilang.
Selanjutnya darah-defibrinasi ini ditampung kedalam
tabung bersih dan kering dan dipusingkan, maka akan
terpisah serum dari sel-sel darah yang intak ( packed cell).
Serum di Unit Kerja Hematologi biasanya dibutuhkan
untuk pemeriksaan Serum Iron, TIBC dan Ferritin,
sedangkan darah defibrinasi diperlukan untuk pemeriksaan-
pemeriksaan pada beberapa jenis anemia hemolitik.

4. Pemeriksaan Mikrobiologi
4.1. Petunjuk Umum
Di dalam petunjuk umum pemeriksaan bakteriologi, yang
dapat diterapkan secara umum ialah tahap pengambilan
bahan pemeriksaan. Penyimpanan serta pengiriman
diperinci dalam petunjuk khusus. Pengambilan bahan
pemeriksaan bakteriologi hendaknya memenuhi beberapa
syarat, yaitu :
a) Bahan diambil sebelum pemberian antibiotika atau
kemoterapeutika.
Dalam keadaan terlanjur diberi, maka sebaiknya
memberitahukan ke laboratorium jenis dan takaran serta
lama pemberian obat.

b) Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang


tepat. Saat dan tempat dipilih dengan mempertimbangkan
kemungkinan terbesar mendapatkan kuman-kuman.
c) Pengambilan dilakukan dengan cara dan alat sedemikian
rupa sehingga cemaran tidak terjadi ( cara aseptik ).
d) Bahan pemeriksaan diambil dalam jumlah yang cukup
untuk pemeriksaan yang diminta.
e) Formulir pemeriksaan hendaknya diisi dengan lengkap.

4.2. Petunjuk Khusus


4.2.a. Urine
Waktu penampungan air seni sebaiknya pagi hari (
early morning specimen ), atau 4 jam setelah kencing
terakhir.
Tempat penampungan ialah tabung steril bertutup.
Tempat pengambilan dapat dengan cara penampungan
porsi tengah yang bersih ( Clean voided mid stream ),
pungsi suprapubik atau dengan kateter.
Jumlah air seni yang dibutuhkan antara 1-2 ml bila
diambil dengan pungsi suprapubik atau 10 ml bila
diambil dengan porsi tengah yang bersih atau kateter
Bahan yang diperoleh segera dikirim ke laboratorium.
Bila tertunda dapat disimpan dalam lemari es suhu 4
derajat Celcius selama 24 jam, atau ditambahkan
pengawet asam borat ( 0,1 gram asam borat untuk 10
ml urine ).

4.2.b. Darah
Waktu pengambilan darah untuk biakan kuman dipilih
sesuai dengan perjalanan penyakit.
Tempat penampungan bahan disediakan sepasang
media yang berisi media cair Tryptic Phosphate Broth
( TPB ) atau Trypticase Soy Broth (TSB) untuk kuman
aerob, dan media Fluid Thioglycolate ( FTG ) atau
Cooked Meat Medium ( CMM ) untuk kuman an-
aerob. Masing-masing media diisi dengan 5 ml 10
ml darah untuk 10% volume media.

4.2.c. Nanah
Pengambilan nanah (pus) caranya dapat
dikelompokkan menjadi 2 cara, yaitu :
Pengambilan nanah dari tempat yang tertutup
misalnya dari abses, rongga tubuh ( rongga pleura,
rongga sendi dan lain sebagainya ). Bahan diambil
dengan cara pungsi aspirasi, dengan semprit steril.
Pengambilan nanah dari tempat yang terbuka atau
yang berhubungan dengan udara, misalnya dari luka
terbuka.
Bahan diambil dengan cara hapusan dengan lidi
kapas steril. Bahan yang diambil dengan cara, segera
dikirim ke laboratorium. Diusahakan sedikit
mungkin bahan kontak dengan udara yaitu : menutup
jarum pada semprit dengan tutup karet bekas tutup
botol obat suntik. Bahan yang diambil dengan cara b,
dimasukkan kedalam media transport Stuart dan
segera dikirim ke laboratorium. Bila pengiriman
tertunda, supaya disimpan dalam suhu kamar.

4.2.d. Tinja
Pengambilan bahan pada pagi hari dan atau pada tinja
yang baru keluar ( Freshly passed stool ). Bila tinja bisa
diperoleh maka pengambilan dengan hapusan rektum
kurang dianjurkan. Tinja yang diperoleh ditampung
didalam tabung atau botol gelas steril dan segera dikirim
ke laboratorium. Bila diambil dengan hapusan rektum,
dikirim dalam media transport Carry Blair. Jumlah
bahan yang diperlukan sebanyak 10 gram atau
sebesar ibu jari kaki orang dewasa.

4.2.e. Dahak
Dahak ( sputum ) diperoleh dari penderita dengan cara
batuk spontan, dengan ekspektoran, aspirasi cairan
lambung atau aspirasi transtrakeal. Penderita diberi
petunjuk agar yang ditampung adalah benar-benar
dahak dan bukan air liurnya. Pengambilan dilakukan
pada pagi hari ( early morning sputum ), dan ditampung
dalam cawan petri steril. Bahan segera dikirim ke
laboratorium, penundaan tidak dianjurkan oleh karena
penambahan pengawet tidak ada.

4.2.f. Liquor Serebrospinalis


Pengambilan dengan punksi, dilakukan sewaktu-waktu
sebanyak 2 4 ml. Penampung dapat berupa tabung /
botol gelas steril bertutup alur (screw capped) atau
tabung berisi media pemupuk Dextrose Ascitic Fluid
(DAF). Pengiriman ke laboratorium sesegera mungkin
(selagi masih hangat). Penyimpanan tidak dianjurkan.

Unit Terkait
Teknisi laboratorium yang betugas di Unit Kerja Sampling, Kimia
Klinik, Hematologi, Mikrobiologi, Imunologi.

Anda mungkin juga menyukai