PEMERIKSAAN URINE
Beberapa pemeriksaan yang menggunakan sampel urine adalah urinalisis (warna, penampilan, bau,
pH, berat jenis, protein, glukosa, keton,pemeriksaan mikroskopik : sel darah merah, sel darah
putih, serpihan,), urobilinogen dll.
Persiapan Alat : Botol steril /steril tertutup; Formulir lab; Etiket; Bengkok; Buku ekspedisi.
Persiapan Pasien :
Pasien diberitahu dan diberi penjelasan mengenai tujuan pengumpulan specimen dan cara-
cara pengumpulannya sesuai dengan spesimen yang akan diambil.
Tidak ada pembatasan makan dan minum
Apabila pengambilan urine pagi hari dianjurkan sebelum makan pagi. Dan specimen
disimpan dalam lemari es 6-8 jam.
Untuk pemeriksaan HCG anjurkan pasien untuk puasa cairan 8-12 jam
Pengambilan sampel
PEMERIKSAAN FESES
Beberapa pemeriksaan yang menggunakan sampel urine adalah urinalisis (warna, penampilan, bau,
pH, berat jenis, protein, glukosa, keton,pemeriksaan mikroskopik : sel darah merah, sel darah
putih, serpihan,), urobilinogen dll.
Persiapan Alat : Alat-alat untuk BAB/BAK; Tempat spesimen untuk pemeriksaan; 2 buah lidi;
Sarung tangan; Vaselin; Kapas lengkap; Bengkok; sampiran
Persiapan Pasien :
Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan pengambilan spesimen.
Beritahu pasien bahwa sesudah BAK ia harus BAB dalam pispot yang telah disediakan dan
usahakan feses jangan bercampur dengan air.
PEMERIKSAAN SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya tuberkulosis
pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis kronis dan bronkhiektasis.
Persiapan Alat : Tempat sputum yang tertutup; Botol tempat specimen; Formulir dan etiket
Persiapan Pasien :
Informed consent
Ajarkan teknik batuk efektif
Beritahu pasien khusus untuk pemeriksaan BTA pengumpulan sputum dilakukan pada pagi
hari setelah bangun tidur tanpa makan/minum dan selama 3 hari berturut-turut.
RONTGEN
Pemeriksaan Rontgen atau sinar X dilakukan bertujuan skrining. Pemeriksaan Rontgen meliputi
rontgen dada, jantung, abdomen, tengkorak, rangka.
Persiapan Alat : Alat-alat untuk BAB/BAK; Tempat spesimen untuk pemeriksaan; 2 buah lidi;
Sarung tangan; Vaselin; Kapas lengkap; Bengkok; sampiran
Persiapan Pasien :
Informed consent
- Jelaskan pada pasien tidak ada pembatasan untuk makan dan cairan.
- Jelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan sinar x biasanya memerlukan waktu 10-15
menit
- Jelaskan kepada klien bahwa kemungkinan diambil beberapa kali satu atau dua foto.
Dan pasien mungkin menunggu diruang tunggu
Untuk pasien perempuan, tanyakan apakah sedang hamil. Apabila sedang hamil maka
prosedur tidak dilakukan.
- Untuk pemeriksaan dada, jantung baju diturunkan sampai ke pinggang dan perhiasan
dilepas. Pasien harus menarik nafas dalam dan menahan nafas saat dilakukan
pemeriksaan.
- Untuk pemeriksaan abdomen baju dilepas dan diganti dengan baju kertas, posisi
terlentang .
Untuk pasien laki-laki testis harus dilindungi
- Untuk pemeriksaan tengkorak Lepaskan jepit rambut, kacamata dan gigi palsu
sebelum pemeriksaan. Berbagai posisi mungkin diperlukan sehingga dapat mengambil
foto sinar x dari berbagai area tulang tengkorak
- Untuk pemeriksaan rangka Imobilisasikan daerah yang dicurigai fraktur.
ULTRASONOGRAFI (USG)
Adalah suatu pemeriksaan diagnostic yang digunakan untuk untuk melihat struktur jaringan
tubuh atau analisa bentuk gelombang dari Doppler
Ultrasound dapat mendeteksi kelainan jaringan jaringan (massa, kista, edema, batu).
Jenis-jenis USG : AORTA ABDOMINAL; OTAK; ARTERI DAN VENA; KANDUNG EMPEDU
DAN DUCTUS EMPEDU; JANTUNG; GINJAL; HEPAR; UTERUS DAN PELVIS.
Persiapan Alat : Mesin USG; Jelly; Tissue; Formulir pemeriksaan
Persiapan Pasien :
Informed consent
Untuk pemeriksaan aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limfa dan pancreas pasien
dianjurkan puasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan.
Jelaskan kepada pasien bahwa prosedur membutuhkan waktu 10-30 menit.
Atur posisi pasien : berbaring terlentang
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk pemeriksaan obstetrik (pada kehamilan trimester I dan II, pelvis dan ginjal)
anjurkan pasien untuk minum 4 gelas dan tidak boleh berkemih sampai pemeriksaan
selesai dilakukan.untuk trimester III kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
LAPAROSKOPI
Laparoskopi adalah tindakan pemeriksaan dengan alat optic, yang dimasukkan kedalam ruangan
abdomen (perut).
Laparoskop untuk tindakan membantu diagnose (ketepatan) yang masih sulit dilakukan dari luar
artinya dengan pemeriksaan biasa. Kesulitan tersebut dapat dibantu dengan pemeriksaan
laparoskop, sehingga dapat terlibat kelainan atau penyakit yang berada di dalam rahim dan
jaringan sekitarnya. Sedangkan laparoskop untuk tujuan operasi dilakukan dengan dua sampai
empat fungsi, sehingga tindakan operasi dapat dilakukan
Persiapan Pasien :
Informed consent
• Pasien ditempatkan dalam posisi dorsolitotomi yang rendah dengan kedua kaki pasien
ditaruh pada tempat yang telah disediakan untuk memberikan akses vaginal
• Posisi trendelenbur seharusnya digunakan hanya jika setelah trokar yang utama telah
dimasukkan, karena posisi trendelenburg menyebabkan promontorium turun sehingga
pembuluh darah yang besar (bifurkasio aorta dan vena iliaka kiri) terdapat didalam
aksis pemasukan trokar.
CGT
Cardiotocography adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi
maupun tidak.
PENGENDALIAN INFEKSI DASAR
KEWASPADAAN STANDAR
- Diterapkan pada semua klien dan orang yang ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
- Rancangan untuk mengurangi resiko penularan mikroorganisme dirumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dari sumber infeksi
Komponen Utama
1. Mencuci Tangan
Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, secret dan barang-barang yang tercemar
Segera setelah membuka sarung tangan
Diantara kontak pasien
Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasive
Setelah menggunakan toilet
2. Handscoon
Bila kontak dengan darah, cairan dalam tubuh, secret, ekskresi, dan barang yang
tercemar.
Bila kontak dengan membranmukosa/ selaput lendir dan kulit yang tidak utuh.
3. Gown
Melindungi kulit dari kemungkinan terkena percikan ketika kontak dengan darah atau
cairan tubuh
Mencegah kontaminasi pakaian selama melakukan tindakan yang melibatkan kontak
dengan darah dan cairan tubuh
4. Linen
Tangani linen kotor dengan menjaga jangan terkena kulit atau membran mukosa
Jangan merendam/ membilas linen kotor diwilayah ruang perawatan
Jangan mengibaskan linen dan melekatkan linen kotor di lantai
Segera ganti linen yang tercemar/ terkena darah / cairan tubuh.
5. Benda Tajam
Hindari menutup kembali jarum yang sudah digunakan
Menghindari melepas jarum yang telah digunakan dari spuit sekali pakai.
Hindari membengkokan, menghancurkan, atau memanipulasi jarum dengan tangan.
Masukan instrument tajam kedalam wadah yang tahan tusukan dan tahan air.
6. Kebersihan Lingkungan
Bersihkan, Rawat dan Desinfeksi alat dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
secara rutin setiap hari
7. Resusitasi Pasien
Gunakan penghubung mulut untuk resusitasi mulut kemulut secara langsung
8. Penempatan Pasien
Isolasi pasien yang memiliki penyakit menular dalam ruangan terpisah/ khusus ( isolasi )
Komponen Utama
Menjaga kebersihan tangan dan pemakaian sarung tangan.
Menggunakan masker, pelindung pernapasan, pelindung mata, dan pelindung wajah.
Gaun (apron).
Pengelolaan linen dan pakaian kotor.
Penggunaan peralatan makan.
Pencegahan infeksi untuk pasien yang menderita penyakit yang menular melalui udara.
Pemrosesan peralatan yang aman
Perawatan Pasien dalam Ruang Isolasi
A. Persiapan dan pemiliharaan ruang isolasi
Lakukan tindakan pencegahan dengan memberi tanda peringatan pada pintu
Sediakan lembar catatan pada pintu masuk ruang isolasi, semua petugas dan
pengunjung yang masuk harus mengisi lembar catatan tersebut
Pastikan bahwa semua yang masuk ruangan memakai APD yang lengkap
Pindahkan perabot yang tidak penting, sebaiknya perabot yang ada harus mudah
dibersihkan dan tidak menahan kotoran tersembunyi atau basah
Kumpulkan linen seperlunya
Lengkap dengan tempat cuci tangan dan kebutuhan untuk cuci tangan yang cukup
Sediakan kantung sampah yang sesuai dengan ketentuan
Letakan wadah khusus anti bocor untuk benda tajam dalam ruangan.
Usahakan untuk tidak menggunakan alat pribadi dan letakan barang dalam
jangkauan pasien.
Sediakan alat yang diperlukan tersendiri untuk masing-masing pasien. Bila
terbatas, alat yang digunakan oleh pasien lain seluruh alat harus dibersihkan dan
didesinfeksi(sterilkan)sebelum digunakan.
Diluar pintu masuk ruangan sediakan tempat untuk menyimpan APD.
Sediakan peralatan kebersihan dan desinfeksi yang dibutuhkan dalam ruangan.
Bersihkan ruangan secara menyeluruh setiap hari.
Bersihkan peralatan makan dalam air sabun(panas)
B. Memasuki Ruangan
Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis alcohol.
Gunakan APD.
Masuk ruangan dan tutup pintu.
C. Meninggalkan Ruangan
Dipintu keluar, lepaskan APD sesuai urutan yakni sarung tangan, kacamata/
pelindung wajah, gaun.
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis alcohol
Tinggalkan ruangan
Lepaskan masker dengan memegang bagian belakang ( bukan bagian depan )
Petugas membersihkan diri ( mandi ) dan menggunakan pakaian dari luar.
INFEKSI NASOKOMIAL
hospital-acquired infection”
Infeksi yang didapat ketika penderita dirawat di rumah sakit:
Saat mulai dirawat tanda-tanda klinis (-).
Saat mulai dirawat tidak dalam MI.
Tanda-tanda klinis timbul sekurang-kurangnya 3 kali 24 jam sejak mulai perawatan.
Infeksi yang terjadi di RS,oleh mikoorganisme yang berasal dari RS,dapat terjadi selama
penderita dirawat atau setelah dipulangkan.Dapat terjadi pada penderita,tenaga kesehatan
atau pengunjung
Penyakit infeksi yang sedang dalam masa inkubasi ketika penderita masuk RS,bukan Infeksi
Nosokomial
3 Komponen Pada Infeksi Nasokomial :
Mikroorganisme penyebab
Cara penularan
Daya tahan Tubuh Pasien
Setiap orang dirumah sakit dapat merupakan sumber infeksi karena setiap orang membawa
kuman secara normal (kolonisasi)
Benda-bendapun dapat merupakan sumber infeksi seperti lingkungan, terutama benda yang
terkontaminasi dengaan kuman dari pasien yang terinfeksi atau dari tangan petugas kesehatan.
Kuman yang dapat menimbulkan infeksi kalau :
o Jumlahnya banyak
o Virulensinya tinggi
o Imunitas pasien rendah
Sumber Penyakit dan Cara Penularan
Endogen Lingkungan:
Transmisi diluar habitat normalnya. Air, larutan desinfektan
Kerusakan jaringan. Pseudomonas, Acinetobacter
Terapi antibiotika flora normal berkurang. Alat - alat
Eksogen/infeksi silang Makanan
Kontak langsung antar pasien Udara
Melalui udara / air dll
Petugas kesehatan (carrier)
Objek yang terkontaminasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi
1. Patogenitas kuman : Kesanggupan kuman untuk timbulkan penyakit
Staphylococcus aureus patogenitas tinggi
Streptococcus viridans patogenitas rendah
2. Virulensi kuman : Ukuran derajat penyakit yang ditimbulkan
Sakit ringan ?, Sakit berat ?, Mati ?
3. Dosis kuman : Dosis infeksi
Salmonella typhi 103 0 - 10 %
Salmonella typhi 107 50 %
Salmonella typhi 109 95 %
4. Daya tahan
Infeksi Nasokomial
1. Infeksi silang (cross infection)
2. Infeksi lingkungan (environmental infection)
3. Infeksi diri sendiri (self infection)
Transmisi
Kerentanan Penderita
Usia yang ekstrim bayi atau usia tua.
Penyakit kronis, radiasi, kemoterapi, trauma.
Alat invasif
Mikroorganisme Penyebab
1. Bakteri Komensal.
Flora normal mencegah kolonisasi patogen.
Daya tahan tubuh menurun atau pindah tempat normalnya infeksi
ex: E.coli (ISK). dll
2. Bakteri Patogen
Staphylococcus aureus
3. Virus: Influenza, Hepatitis B &C, varicella, rubella penting. HIV?
4. Jamur & parasit umumnya opotunistik.
Jamur :
C. albicans vagina, mulut. dll
Nocardia sp paru
C. neoformans otak, paru
H. capsulatum paru
Aspergilus sp paru
Parasit :
Toxoplama gondii tranplantasi jantung
Pneumocystis carinii transplantasi ginjal
Diagnosis Bakteriologik
Diagnosis bakteriologik yang tepat adalah sangat penting untuk menentukan antibiotika
yang tepat .
Tim PPIRS perlu mengetahui kuman infeksi nosokomial berasal dari mana sumbernya
Tindakan Pencegahan
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung diri
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai dengan baik
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar
Cuci Tangan Merupakan Aspek yang Penting
Ada 2 kategori organisme yang ada di
1. Organisme residen ( flora normal ): tidak hilang secara permanen
2. Organisme transient : mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif
Mengapa Kita Perlu Mencuci Tangan?
Penanganan pasien dengan kontak tangan
Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan tempat flora normal
patogen
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan Kita Harus Mencuci Tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
Tindakan Aseptik
Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan
jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain)
Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit
dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air
panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), zat kimia atau radiasi
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri
pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi
Desinfektam
Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5% : untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1% : Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2% :mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi
kimia
Fenol, klorin : tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi
baru lahir
Dekontaminasi
Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh
Pembersihan (Mencuci dan Membilas)
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda asing
dari kulit atau instrumen.
Parenteral Oral
1. Oral
Indikasi :
- Pasien harus dapat menelan
- obat dapat bertahan dalam lambung
Kontra indikasi:
- muntah-muntah
- Kuras/bilas lambung/usus
- pasien tidak sadar
2. Parenteral
- diabsorbsi cepat
- tak dapat ditarik/diurungkan bila sdh diinjeksikan hati-hati
Perlengkapan
Syringe : - plastik (disposible)
- kaca (re-use)
- Jenis (hypodermia, insulin & tuberkulin)
Jarum : - disposible/re-use harus tajam
- ukuran/nomer ssi dgn kebutuhan (1 ml : IC, SC)
Ampul/Vial : Kemasan obat parenteral steril
A. Intra cutan (IC) : Memasukkan obat pada lapisan kulit
- Skin test alergi
- Mantoux tes
- Vaksinasi
- Melalui kapiler diarea penyuntikan
- Tdk boleh di masase
- Diabsorbsi scr lambat
B. Sub cutan (SC) 45 o : Memasukkan obat dibawah kulit
- Vaksin
- Pre operasi medication
- Insulin/heparin
- Lokasi: deltoid, rectus femoris, abdomen bawah
C. Intra muskular (IM) 45 o - 90 o : Dimasukkan sampai ke otot.
- Diabsorbsi cepat daripada Sc karena suplay darah >>besar di otot. Otot dapat
menampung volume obat >>banyak dr pd SC.
- Lokasi : dorso gluteal, ventro gluteal, rectus femoris, vactus lateralis, deltoid,
post tricep
D. Intra Vena (IV)
- bila diperlukan efek yg cepat pada emergency
- bila obat dapat mengiritasi jaringan
- lokasi : Vena, Cephalic, Vena-Vena Accessory Cephalic, Vena radial, Vena Medial
Antebrachial, basilic vein, Vena Medican cubital, Vena Basilic, Vena Cephalic,
vena dorsal metacarpal.
- Karena efeknya cepat : berikan secara perlahan; amati reaksi pasien selama
pemberian obat; stop segera bila tumbuh reaksi yang tdk diinginkan
- Jenis : Continus infusion; Additional container; Intravenaus push/bolus
TERAPI TOPICAL
Keberhasilan Pengobatan Topikal Ditentukan Oleh :
Diagnosis yang tepat
Bahan aktif
Vehikulum
Cara pemberiannya
Vehikulum
Vehikulum : bahan dasar
Guna Vehikulum
1. Membawa bahan aktif obat
2. Mempertinggi penetrasi obat ke kulit
3. Meningkatkan absorbsi obat
4. Efek non spesifik : pendingin, proteksi, emolien, oklusif
Vehikulum yang digunakan sesuaikan
Stadium penyakit
Luas atau distribusi
Kedalaman lesi
lokasi
KOMPRES TERBUKA
Dasar : penguapan cairan kompres absorbsi eksudat/ pus kulit kering
CARA :
Kain kasa
Non iritasi, absorben
3 lapis Cairan Kompres :
Celup ke dalam air kompres, peras balutkan Jangan terlalu >>
pada kulit (tdk perlu ketat) Tidak menetes
Lakukan 3x 15’ -30’ / hari Jangan terjadi maserasi.
!!! Jangan digunakan kapas
BEDAK
TDD : talcum venetum + oxydum zinzicum INDIKASI
(seng oksida) 1. Dermatosis kering dan superfisial
Efek bedak 2. Mempertahankan bula / vesikel
Mendinginkan agar tidak pecah. seperti pd
Antipruritus : lemah varisela & H. zoster
Antiinflamasi : ringan KONTRA INDIKASI
Mengurangi gesekan pd kulit yang berlipat dermatitis dengan infeksi sekunder
Proteksi mekanis / penutup
SALEP
Bahan berlemak ~ spt lemak
Suhu kamar = mentega
Bahan dasar : - vaselin
- lanolin / minyak
GEL
Sediaan hidroklorid / hidrofilik
Suspensi dr bahan organik
Bahan-bahan
karbomer
+ dengan air GEL
metil selulosa perbandingan ttt
tragakan
KRIM
Minyak + cairan ( aqua ) Indikasi Krim
Kelainan agak eksudatif
Kering, superfisialis
emulgator Kelebihan krim dibandingkan salep :
Krim ada 2 macam : Nyaman
1. Cold Cream ( W/O ) : Oil >>> daya emolien >>> Daerah lipatan
2. Vanishing Cream ( O/W ) : Water >>> efek pendinginan >>> Kulit berambut
BEDAK KOCOK
Campuran bedak + air dan gliserin Indikasi :
Pemakaian : harus dikocok dulu Dermatosis yg kering
Gliserin : bahan pelekat Superfisial agak luas
Supaya tidak kental & tidak cepat kering : Miliaria
jumlah zat padat max 40 % Kontra indikasi :
gliserin 10 – 15 % Dermatitis madidans
Daerah berambut
BAHAN AKTIF
Sesuai indikasi; Terapi kausal atau simtomatik
Perhatikan : jenis bahan aktif, konsentrasi obat, kelarutan dengan vehikulum, cara aplikasi
frekuensi dan lama pemakaian, efek samping lokal/sistemik
Terapi kausal : Antibiotik, Antijamur, Antivirus, Antiparasit, Kortikosteroid
ANTIBIOTIKA
Basitrasin,kombinasi dgn neomisin dan polimiksin B, kuman positif-Gram
Eritromisin 2 %
Klindamisin konsentrasi 2 %
Gentamisin sulfat
Mupirocin Asam fusidat
ANTI JAMUR
Derivat imidazol : klotrimazol 1%, mikonazol 2%, ketokonazol 2%, ekonazol 1%, tiokonazol
1%, sertakonazol 2%
Golongan allilamin : naftitin 1%, butenafin 1%, terbinafin 1%
Golongan polyene : nystatatin
Golongan lain : tolnaftat 1%, haloprogin 1%, siklopiroksolamin 2%, vioform 3%, selenium
sulfida 2,5 %
Dasar : penguapan cairan kompres absorbsi eksudat/ pus kulit kering
CARA :
Kain kasa
Non iritasi, absorben
3 lapis
Celup ke dalam air kompres, peras balutkan
pada kulit (tdk perlu ketat)
Lakukan 3x 15’ -30’ / hari
KORTIKOSTEROID
Sering digunakan secara topikal. Waspadai penggunaan jangka panjang. Efek samping
Khasiat : - antiinflamasi
- antimitotik
- imunosupresan. talcum venetum + oxydum zinzicum (seng oksida)
Berdasarkan potensi terdapat 4 kategori :
- sangat kuat : betametason
- kuat : fluosinolon asetonid, triamsinolon asetonid
- sedang : hidokortison butirat
- lemah : hidrokortison
Aplikasi Klinis : Cara : pemakaian 2 – 3 x/hr sembuh
Lama Pemakaian :
Potensi lemah tdk lebih dr 4 – 6 minggu
Potensi kuat tdk lebih dr 2 minggu
Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan : - Daya kerja bahan aktif
- Cara pemberian dan pemakain
- Obat yg menimbulkan sensitisasi
- Sesuaikan dengan ekonomi penderita
- Faktor individu atau kecocokan penderita
- Pilihlah obat yang aman, efektif, bebas atau memiliki
efek samping minimal
MEDIKASI SUPOSITORIA
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan obat padat yang umumnya dimaksudkan untuk
dimasukkan kedalam rectum, vagina (ovula) dan jarang digunakan untuk uretra.
Mencetak Kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki.
Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam
sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
Mencetak Kompressi
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk
menghindari pemanasan setempat yang berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau
disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah
didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel