Anda di halaman 1dari 3

Anatasia 11608008

Cryptococcus neoformans

A. Klasifikasi

Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Subphylum : Basidiomycotina
Class : Urediniomycetes
Order : Sporidiales
Family : Sporidiobolaceae
Genus : Filobasidiella (Cryptococcus)
Species : Filobasidiella neoformans (Cryptococcus neoformans)

B. Deskripsi

Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi yang dapat hidup pada
tumbuhan, hewan, dan manusia. C. neoformans biasanya tumbuh sebagai ragi
(uniselular), bereplikasi dengan budding, dan memiliki kapsul yang sebagian besar
tersusun atas polisakarida. Secara mikroskopik, kapsul ini dapat terlihat jelas
menggunakan tinta India. Partikel-partikel dari pigmen tinta tidak memasuki kapsul dan
menimbulkan zona berbentuk lingkaran (halo) di sekitar sel ragi. Ukuran diameter
yeast ±4-6 μm dengan kapsul berukuran 1-30 μm.

Figure 1. India ink preparation of CSF showing a


typical yeast cell of C. neoformans surrounded by a
characteristic wide gelatinous capsule

Pada kondisi tertentu (di alam maupun di


laboratorium), C. neoformans dapat tumbuh sebagai jamur yang berfilamen.

Figure 2. Siklus hidup C. neoformans


Anatasia 11608008

C. Manifestasi Klinik & Penyakit yang Ditimbulkan

Pada manusia, jamur yang bersifat oportunistik ini menyebabkan penyakit jamur
sistemik yang disebut cryptococcosis (Torula histolitica). Cryptococcosis merupakan
penyakit kronik, subakut – akut pada paru-paru, dan dapat menyebar ke CNS, tulang,
mata, dan kulit. Cryptococcus neoformans dapat ditemukan pada kotoran burung
(terutama merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized human).
Jamur ini paling dikenal sebagai penyebab utama meningitis jamur dan merupakan
penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas pasien dengan gangguan imunitas (7-
10% dari pasien yang mengidap AIDS akan terinfeksi C. neoformans. Infeksi ini akan
semakin parah jika limfosit CD4 pasien berada di bawah 200/mm3).

Gejala awal meningitis yang disebabkan oleh C. neoformans adalah demam dan sakit
kepala (gejala yang paling umum). Infeksi juga dapat terjadi pada kutan (terjadi pada
15% dari penderita) yang mengindikasikan memburuknya kondisi pasien. Lesi
umumnya terbentuk dari papula-papula kecil yang berkembang menjadi borok, bisul,
eritema, dan celluitis. Pada paru-paru, infeksi pertama biasanya melalui inhalasi
sehingga terbentuk fokus primer yang biasanya asimptomatik dan sembuh spontan.
Dari fokus primer ini dapat terjadi penyebaran hematogen ke tulang, organ-organ
viseral dan otak. Infeksi otak dapat menimbulkan penyakit yang progresif dan fatal.

Figure 3. X-ray showing pulmonary


cryptococcal infection [right upper lobe] Figure 4. Ulcerated skin lesion
in an HIV+ patient
Anatasia 11608008

Figure 5. MRI scan showing multiple cryptococcomas


[white masses] in the brain
Figure 6. Bird seed agar plate
showing the typical brown
colour effect seen with C.
neoformans

D. Daftar Pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Cryptococcus_neoformans [akses : 3 November 2009]


http://www.mycology.adelaide.edu.au/Mycoses/Opportunistic/Cryptococcosis/ [akses : 3
November 2009]
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/cryptococcus-neoformans-from-the-blank3.pdf
[akses : 3 November 2009]
http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol4no1/buchanan.htm [akses : 4 November 2009]

Anda mungkin juga menyukai