DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Puji syukur kita ucapkan atas Kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya terhadap bantuan dari segala
pihak terutama kelompok kami sendiri yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu
yang telah berkontribusi dengan memberikan baik pikiran maupun ide.
Kami sangat berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat
menambah pengetahuan dari pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di gunakan sebagai penambah wawasan atau
pun referensi untuk menyusun makalah-makalah selanjutnya.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru- paru misterius pada Desember 2019. Kemungkinan hal ini
berkaitan dengan adanya pasar hewan Huanan di kota Wuhan yang
melakukan transaksi jual beli berbagai jenis daging binatang, salah satunya
daging yang tidak bisa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan berbagai
jenis tikus. Kasus ini paling banyak ditemukan di pasar hewan Huanan di
kota Wuhan. Virus ini di duga berasal dari kelelawar dan hewan lain yang
dikonsumsi manusia sehingga menular kepada orang lain.
Virus corona pada dasarnya sudah tidak asing di dunia kesehatan
hewan, ada beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia sehingga
menjadi penyakit radang paru. Jauh sebelum pandemic covid-19, dunia
sempat heboh dengan penyakit Sars dan Mars yang punya kaitan dengan
virus corona. Sehingga dari kasus diatas menandakan virus corona bukan
hal yang pertama kali terjadi. Gejala yang di timbulkan hamper sama
dengan flu tetapi virus corona lebih cepat berkembang sehingga akibatnya
menimbulkan infeksi yang lebih parah dan berdampak pada gagal organ.
Sejak awal munculnya kasus virus corona, imbauan untuk rajin
mencuci tangan dan menjaga imunitas tubuh. Hal ini dianggap remeh oleh
sebagian msyarakat . Tetapi hal ini bukanlah tanpa alasan. Salah satu tim
pakar gugus tugas penangan Coid-19, Wiku Adisasmito mengatakan
bahwa pasien covid-19 dapat sembuh dengan imunitas tubuh. Penyakit
korona bisa disembuhkan dengn sendirinya atau self limiting disease. Hal
yang sama juga diungkapan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus
Putranto. Hal ini juga berlaku untuk virus covid-19. Memiliki sistem imun
yang kuat adalah cara untuk melawan virus.
Salah satunya mencegah penyakit yang disebabkan virus corona
adalah dengan cara meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh. Cara
1
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan
melakukan pola hidup sehat seperti lebih banyak mengkonsumsi sayur dan
buah, karena seseorang tidak mudah sakit jika lebih banyak mengonsumsi
2 jenis makanan tersebut. Cukup waktu istirahat bisa memelihara daya
tahan tubuh, karena apabila kurang waktu istirahat dapat menurunkan
sistem imunitas tubuh seseorang. Kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat
naik turun. Usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga dan emosi
mempengaruhi imunitas tubuh. Kuatnya anti bodi menandakan seseorang
tersebut semakin dewasa. Tetapi, dengan bertambahnya usia bisa juga
antibodi melemah. Melakukan pola hidup sehat dapat menjaga dan
memperbaiki sistem imun tubuh. Hal ini berarti sehat dengan
mengkonsumsi makanan bernutrisi dan berolahraga. Menurut Prof iris
mengatakan bahwa sistem imun dapat di tingkatkan dengan mengatur
sistem imunitas tubuh dengan menggunakan imunostimulan. Didalam
sistem imun, terdapat Imunostimulan yang bekerja dalam mengaktifkan
berbagai elemen dan mekanisme berbeda.
Fungsi imunostimulan dapat meningkatkan pertahanan alamiah
tubuh dalam mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri serta penyakit
lainnya yang dapat menurunkan atau menekan sistem imun. Selain itu,
imunostimulan berfungsi dalam membantu sistem kerja imun dengan cara
merangsang pembentukkan berbagai sel-sel imun yang mempunyai peran
penting, dengan meningkatkan pembentukkkan ntibodi dan sitokin serta
memperbaiki fungsi fagosistosi. Prof Iris mengtakan bahwa orang-orang
yang merencanakan berpergian dan berada di tempat-tempat keramaian
wajib menggunakan imunostimulan. Juga hal ini berlaku untuk kelompok
usia lanjut yang memiliki imunitas rendah (>60 tahun). Menurut Prof Iris
dalam kondisi saat ini menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh
menjadi sangat penting dan diperhatikan oleh semua orang.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian singkat dari latar belakang di atas, maka
rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa penyebab dari penyakit covid-19?
2. Bagaimana cara penanganan dari penyakit covid-19 di
Indonesia?
3. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit covid-19?
4. Bagaimana manajemen penanggulangan penyakit covid-19?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan menajemen dalam
penanggulangan covid-19 di indonesia.
Tujuan Khusus
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
1. Diare
2. Sakit kepala
3. Konjungtivitis
4. Hilangnya kemampuan mengecap rasa
5. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
6. Ruam di kulit
4
Penularan penyakit ini sering terjadi melalui kontak langsung
dengan penderita, percikan droplet, dan menggunakan benda yang sama
dengan penderita. Droplet merupaka cairan dari saluran pernapasan yang
ukurannya besar. Misalnya, apabila kita bersin atau batuk maka tubuh
akan mengeluarkan percikan atau cipratan air ludah atau lendir hidung.
Apabila droplet yang membawa virus terhirup oleh orang lain, virus akan
kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari ujung hidung
sampai alveolus (ujung paru-paru). Dari batuk droplet ini bisa terpecik
sekitar 1-2 meter. Nasip droplet berisi virus sebagian akan terhirup orang
lain, sebagian besar akan jatuh ke lantai, baju, meja, atau permukaan lain.
Droplet kan mengering, tetapi virus masih mampu hidup beberapa saat itu.
5
B. Penanganan dan pencegahan dari penyakit Covid-19
Menurut kementrian kesehatan, pasien atau penderita covid-19
ditangani dengan ketentuan penderita :
a. Orang tanpa gejala
Orang tanpa gejala ini dapat diketahiu ketika telah melakukan
pemeriksaan Rapid Test atau PCR dengan hasil positif. Kemudian
penderita tanpa gejala ini akan diminta untuk tetap tinggal dirumah
atau karantina dirumah saja sambil memantau apakah ada gejala atau
tidak, dan tidak diperbolehkan untuk kontak langsung dengan orang
atau keluar.
b. Orang Dalam Pemantauan
Orang yang mengalami demam (kurang lebih 38’C) atau riwayat
demam atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk.
c. Pasien dalam pengawasan (PDP)
Orang dengan infeksi salurah pernapasan akut (ISPA)
Orang yang sedang Batuk, sesak napas, sakit tenggorokan,
pneumonia ringan hingga berat.
6
Jurnal penelitian WHO (2020) yang berjudul “ Perawatan di
rumah untuk pasien dengan COVID19 dengan gejala ringan dan manajemen
kontak mereka” menjelaskan bahwa pasien yang mengalami infeksi ringan
boleh tidak dirawat di rumah sakit, tetapi pasien harus diajarkan langkah
pencegahan penularan virus Covid-19. Isolasi di rumah dapat dikerjakan
sampai pasien mendapatkan hasil tes virologi negatif dua kali berturut-turut
dengan jarak pengambilan sampel minimal 24 jam. Bila tidak
memungkinkan, maka pasien diisolasi hingga dua minggu setelah gejala
hilang. Pasien tidak boleh dikunjungi siapapun selama perawatan di rumah.
Pasien sebaiknya memakai masker bedah dan diganti setiap hari, menerapkan
etika batuk, melakukan cuci tangan dengan langkah yang benar, dan
menggunakan tisu sekali pakai saat batuk/bersin. Perawat yang memantau
keadaan pasien perlu menggunakan masker bedah bila berada dalam satu
ruangan dengan pasien dan menggunakan sarung tangan medis bila harus
berkontak dengan sekret, urin, dan feses pasien. Serta pasien harus disediakan
alat makan tersendiri yang setiap pakai dicuci dengan sabun dan air mengalir.
Lingkungan pasien seperti kamar dan kamar mandi dapat dibersihkan dengan
sabun dan detergen biasa, kemudian dilakukan desinfeksi dengan sodium
hipoklorit 0,1% (Djanah, 2020)
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun
atau hand-rub berbasis alkohol.
3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat,
anda dapat menghirup droplet dari orang yang mungkin menderita
COVID-19.
4. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
7
5. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika
Anda sakit atau saat sedang keluar rumah.
6. Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama
jika Anda merasa demam, batuk dan sulit bernapas.
7. Dan yang terakhir melakukan vaksinasi yang telah di siapkan oleh
pemerintah yang mempunyai manfaat yaitu :
a. Dapat merangsang sistem kekebalan tubuh
b. Mengurangi resiko penularan
c. Mengurangi dampak berat dari virus
d. Mencapai Herd Immunity
8
terbuka, komunikasi antar warga berlangsungsecara langsung (direct),
bebas, di luar rumah, dan secara “face-to-face” berubah menjadi interaksi
yang tertutup, terbatas, interaksi secara tidak langsung (indirect
communication), serta semua aktivitas warga dilakukan di dalam rumah.
Kebijakan pemerintah ini tentumenimbulkan kegaduhan psikologis dan
“cultural shock” di kalangan masyarakat, utamanya bagi warga masyarakat
perkotaan (urban society) yang mempunyai mobilitas tinggi
(highmobility). Fakta ini menimbulkan persoalan dan tantangan baru
tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat (Tuwu, 2020).
9
Peraturan Bupati (PERBUP), Peraturan Walikota (PERWALI), dan lain-
lain termasuk di dalamnya adalah Surat Keputusan (SK), dan Surat yang
berasal dari pemerintah. Sedangkan kebijakan yang tidak tertulis
bentuknya adalah ajakan tidak tertulis yang berasal dari pemerintah, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, yang berisi larangan
dan himbauan terkait dengan pencegahan dan penanganan COVID-19.
10
Covid-19. Selain dilakukannya pengawasan tentang pemakaian masker,
dilakukan juga pengawasan mengenai mobilisasi masyarakat.
Mobilisasi masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang ke
luar atau masuk wilayah desa/ lurah/ desa adat. Mobilisasi masyarakat juga
menjadi indikator terjadinya penularan Covid-19 karena masyarakat
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Terdapat juga larangan
masyarakat tanpa tujuan jelas. Setiap masyarakat yang ke luar wilayah
desa harus dengan tujuan jelas yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan
Kerja atau surat yang menyatakan bahwa terdapat keperluan mendesak
yang mengharuskan masyarakat untuk ke luar rumah. Masyakarat akan di
check suratsurat yang mendukung untuk melakukan mobilisasi. Jika tidak
ada tujuan yang jelas, masyarakat akan diminta untuk kembali ke rumah
masing-masing (Stephanie,.et,. al,. 2021).
Adapun sanksi yang akan didapatkan apabila melanggar, akan
diberikan teguran langsung kepada pihak yang tersangkut.
Peraturan Presiden No.14 tahun 2021 tentang “Pengadaan Vaksin
dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)” :
Pasal 13A
11
4. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima
Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID-
19 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan
sanksi administratif, berupa :
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial
atau bantuan sosial
a. penundaan atau penghentian layanan administrasi
pemerintahan
b. denda.
5. Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilakukan oleh kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, atau badan sesuai dengan kewenangannya.
Dalam beberapa penelitian menjunjukan bahwa penanggulangan
pada penyakit Covid-19 ini masih bersifat suportif, artinya hanya bersifat
dukungan keadaan umum misalnya demam di beri paracetamol, jika
asupan makan dan minum kurang dapat di berikan infus, jika ada infeksi
oleh bakteri lain dapat di berikan antibiotik. Saat ini, belum ada obat yang
dapat membunuh Virus Corona Tetapi sudah ada Vaksin untuk
penanggulangan virus Corona. Pemberian vaksin dilakukan sebanyak 3
kali dengan jangka waktu pertiga bulan setelah suntikan pertama.
Berdasarkan izin edaran Emergency Use Authorization(EUA) ada
6 jenis vaksin yang tersedia di Indonesia BPOM :
1. Vaksin Sinovac dari China
2. Vaksin Sinopharm dari China
3. Vaksin AstraZeneca dari Inggris
4. Vaksin Moderna dari Amerika Serikat
5. Vaksin Pfizer – BioNTech dari Amerika Serikat
6. Vaksin Novavax dari Amerika Serikat
Data dari bea cukai, jumlah vaksin yang diimpor sampai 19 Juli
2021 total 143.666.040 dosis (Arsi, et,. Al,. 2023).
12
Perlu diketahui juga bahwa beberapa penelitian vaksin covid-19
menunjukkan pada mereka yang sudah divaksin, kalau tertular dan jadi
positif covid-19, gejalanya relatif lebih ringan dari pada mereka yang tidak
divaksin sama sekali. Hanya saja, kemungkinan jadi sakitnya jauh lebih
kecil sejalan dengan angka efikasi vaksin yang bersangkutan. Walaupun
sudah divaksin dua kali, secara lengkap kita tetap perlu waspada terhadap
kemungkinan tertular. Walaupun sekali lagi, risiko tertular memang jadi
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksin.
13
5. Menjaga jarak
6. Penyemprotan disinpektan di lingkungan masyarakat, baik di perkantoran,
masjid/mushola, tempat tempat umum lainnya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit yang berasal dari virus Corona yang disebabkan oleh SARS
Cov-2 yang dapat menukar dari hewan ke manusia. Penyakit ini
umumnya menyerang salur pernafasan sehingga penderita akan
mengalami gejala seperti : Deman, Flu, Batuk, Cepat lelah, Nyeri otot,
dan Sakit kepala. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul
dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus
Corona.
2. Penularan penyakit ini sering terjadi melalui kontak langsung dengan
penderita, percikan droplet, dan menggunakan benda yang sama
dengan penderita. Droplet merupaka cairan dari saluran pernapasan.
Apabila droplet yang membawa virus terhirup oleh orang lain, virus
akan kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari ujung
hidung sampai alveolus (ujung paru-paru). Dalam penanganan pasien,
Orang tanpa gejala ini dapat diketahiu ketika telah melakukan
pemeriksaan Rapid Test atau PCR dengan hasil positif. Kemudian
penderita tanpa gejala ini akan diminta untuk tetap tinggal dirumah
atau karantina dirumah saja sambil memantau apakah ada gejala atau
tidak, dan tidak diperbolehkan untuk kontak langsung dengan orang
atau keluar. Orang yang mengalami demam (kurang lebih 38’C) atau
riwayat demam atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk. Partisipasi masyarakat pada dasarnya
merupakan kesediaan secara ikhlas dari masyarakat untuk membantu
kegiatan penanganan penyakit yang terjadi di daerahnya masing-
masing agar penyebaran Covid-19 ini tidak semakin meluas. Karena
itu, masyarakat dengan kesadaran sendiri melakukan social
distancing/physical distancing, self-quarantine dan self-isolation.
15
3. Upaya pencegahan yang dilakukan untuk memperkecil penyebaran
penyakit ini dengan cara : Menjaga kesehatan dan kebugaran agar
stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh
meningkat, Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan
air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol, Jaga jarak setidaknya 1
meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat, anda dapat menghirup
droplet dari orang yang mungkin menderita COVID-19.
4. PP Nomor 21 tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Besaran dalam rangka percepatan penanganan Corona virus.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dalam rangka melakukan percepatan penanganan pandemi
Covid-19 yang sedang mewabah. Peraturan Presiden No.14 tahun 2021
tentang “Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)”
B. Saran
Karena sudah mengetahui langakah-langkah penanggulangan
dari Covid 19 itu sendiri di lihat dari kebijakan yg di keluarkan oleh
pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
melakukan vaksinisasi dsb. Kita sebagai masyarakat diharapkan untuk
meningkatkan kepedulianya terhadap kasus wabah covid-19 dan selalu
patuh akan protokol kesehatan yang telah berlaku dan membudayakan
Perilaku Hidup Sehat (PHBS).Agar supaya jika ada kasus yang serupa
tentang penyakit menular tidak begitu banyak penderita yang terkena
penyakit.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, P., Prayoga, I., & Asyari, M. H. (2023). Klasifikasi Sentimen Publik
Terhadap Jenis Vaksin Covid-19 yang Tersertifikasi WHO Berbasis NLP
dan KNN. JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA, 7(1), 260-
266.
Waluyati, I., & Tasrif, T. (2020). Penerapan New Normal dalam Masa Pandemi
Covid 19 di Sekolah. Edu Sociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 3(1), 50-
61.
Stephanie, P. D., Enjelina, S., Angelica, M. F., & Martinelli, I. (2021). Aspek
Hukum Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Indonesia. Prosiding
Senapenmas, 1263-1270.
17
Mulyadi, M. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Penyebaran
Covid-19. Info Singkat, 12(8), 13-18.
Karyono, K., Rohadin, R., & Indriyani, D. (2020). Penanganan Dan Pencegahan
Pandemi Wabah Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Indramayu. Jurnal
Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 164-173.
18