Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MENAJEMEN PENANGGULANGAN PENYAKIT COVID 19

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

FITRIANI RAHMADANI_P101 20 030


SRI ZAKIA Z MALANGKE_P101 20 077
RABIATUL AWALIA_P101 20 084
MUSDALIFA_P101 20 053
MELISA_P101 20 151
SAHRUL K.IBRAHIM_P101 20 114
SYAHIDA ASMA AMANINA LAKITA_P101 20 251
MIRA RAHMAWATI SAMANA_P101 20 217

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas Kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya terhadap bantuan dari segala
pihak terutama kelompok kami sendiri yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu
yang telah berkontribusi dengan memberikan baik pikiran maupun ide.

Kami sangat berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat
menambah pengetahuan dari pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di gunakan sebagai penambah wawasan atau
pun referensi untuk menyusun makalah-makalah selanjutnya.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasannya pengetahuan serta
pengalaman langsung. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 4 Maret 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................3

C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

A. Penyebab dan penularan dari penyakit Covid-19............................................................4

B. Penanganan dan pencegahan dari penyakit Covid-19....................................................6

C. Manajemen penanggulangan penyakit Covid-19............................................................9

BAB III....................................................................................................................................15

PENUTUP...............................................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru- paru misterius pada Desember 2019. Kemungkinan hal ini
berkaitan dengan adanya pasar hewan Huanan di kota Wuhan yang
melakukan transaksi jual beli berbagai jenis daging binatang, salah satunya
daging yang tidak bisa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan berbagai
jenis tikus. Kasus ini paling banyak ditemukan di pasar hewan Huanan di
kota Wuhan. Virus ini di duga berasal dari kelelawar dan hewan lain yang
dikonsumsi manusia sehingga menular kepada orang lain.
Virus corona pada dasarnya sudah tidak asing di dunia kesehatan
hewan, ada beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia sehingga
menjadi penyakit radang paru. Jauh sebelum pandemic covid-19, dunia
sempat heboh dengan penyakit Sars dan Mars yang punya kaitan dengan
virus corona. Sehingga dari kasus diatas menandakan virus corona bukan
hal yang pertama kali terjadi. Gejala yang di timbulkan hamper sama
dengan flu tetapi virus corona lebih cepat berkembang sehingga akibatnya
menimbulkan infeksi yang lebih parah dan berdampak pada gagal organ.
Sejak awal munculnya kasus virus corona, imbauan untuk rajin
mencuci tangan dan menjaga imunitas tubuh. Hal ini dianggap remeh oleh
sebagian msyarakat . Tetapi hal ini bukanlah tanpa alasan. Salah satu tim
pakar gugus tugas penangan Coid-19, Wiku Adisasmito mengatakan
bahwa pasien covid-19 dapat sembuh dengan imunitas tubuh. Penyakit
korona bisa disembuhkan dengn sendirinya atau self limiting disease. Hal
yang sama juga diungkapan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus
Putranto. Hal ini juga berlaku untuk virus covid-19. Memiliki sistem imun
yang kuat adalah cara untuk melawan virus.
Salah satunya mencegah penyakit yang disebabkan virus corona
adalah dengan cara meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh. Cara

1
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan
melakukan pola hidup sehat seperti lebih banyak mengkonsumsi sayur dan
buah, karena seseorang tidak mudah sakit jika lebih banyak mengonsumsi
2 jenis makanan tersebut. Cukup waktu istirahat bisa memelihara daya
tahan tubuh, karena apabila kurang waktu istirahat dapat menurunkan
sistem imunitas tubuh seseorang. Kekebalan tubuh bersifat dinamis, dapat
naik turun. Usia, nutrisi, vitamin, mineral, hormon, olahraga dan emosi
mempengaruhi imunitas tubuh. Kuatnya anti bodi menandakan seseorang
tersebut semakin dewasa. Tetapi, dengan bertambahnya usia bisa juga
antibodi melemah. Melakukan pola hidup sehat dapat menjaga dan
memperbaiki sistem imun tubuh. Hal ini berarti sehat dengan
mengkonsumsi makanan bernutrisi dan berolahraga. Menurut Prof iris
mengatakan bahwa sistem imun dapat di tingkatkan dengan mengatur
sistem imunitas tubuh dengan menggunakan imunostimulan. Didalam
sistem imun, terdapat Imunostimulan yang bekerja dalam mengaktifkan
berbagai elemen dan mekanisme berbeda.
Fungsi imunostimulan dapat meningkatkan pertahanan alamiah
tubuh dalam mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri serta penyakit
lainnya yang dapat menurunkan atau menekan sistem imun. Selain itu,
imunostimulan berfungsi dalam membantu sistem kerja imun dengan cara
merangsang pembentukkan berbagai sel-sel imun yang mempunyai peran
penting, dengan meningkatkan pembentukkkan ntibodi dan sitokin serta
memperbaiki fungsi fagosistosi. Prof Iris mengtakan bahwa orang-orang
yang merencanakan berpergian dan berada di tempat-tempat keramaian
wajib menggunakan imunostimulan. Juga hal ini berlaku untuk kelompok
usia lanjut yang memiliki imunitas rendah (>60 tahun). Menurut Prof Iris
dalam kondisi saat ini menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh
menjadi sangat penting dan diperhatikan oleh semua orang.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian singkat dari latar belakang di atas, maka
rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa penyebab dari penyakit covid-19?
2. Bagaimana cara penanganan dari penyakit covid-19 di
Indonesia?
3. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit covid-19?
4. Bagaimana manajemen penanggulangan penyakit covid-19?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan menajemen dalam
penanggulangan covid-19 di indonesia.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui upaya pencegahan dalam penanggulangan Covid-


19 di Indonesia.
2. .Untuk mengetahui cara penularan dalam penyakit Covid-19 di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui gejala yang ada dalam penyakit Covid-19 di
Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Indikator reformasi system kesehatan dalam
penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab dan penularan dari penyakit Covid-19


Pandemi Covid-19 yang telah mengemparkan dunia, salah satunya
Indonesia telah menjadi ancaman tersendiri terhadap negara. Penyakit
yang berasal dari virus Corona yang disebabkan oleh SARS Cov-2 yang
dapat menukar dari hewan ke manusia. Penyakit ini umumnya menyerang
salur pernafasan sehingga penderita akan mengalami gejala seperti :
a. Deman
b. Flu
c. Batuk
d. Cepat lelah
e. Nyeri otot
f. Sakit kepala

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari


sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien
yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa
adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy hypoxia. Guna
memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus
Corona, diperlukan Rapid Test atau PCR.

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:

1. Diare
2. Sakit kepala
3. Konjungtivitis
4. Hilangnya kemampuan mengecap rasa
5. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
6. Ruam di kulit

4
Penularan penyakit ini sering terjadi melalui kontak langsung
dengan penderita, percikan droplet, dan menggunakan benda yang sama
dengan penderita. Droplet merupaka cairan dari saluran pernapasan yang
ukurannya besar. Misalnya, apabila kita bersin atau batuk maka tubuh
akan mengeluarkan percikan atau cipratan air ludah atau lendir hidung.
Apabila droplet yang membawa virus terhirup oleh orang lain, virus akan
kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari ujung hidung
sampai alveolus (ujung paru-paru). Dari batuk droplet ini bisa terpecik
sekitar 1-2 meter. Nasip droplet berisi virus sebagian akan terhirup orang
lain, sebagian besar akan jatuh ke lantai, baju, meja, atau permukaan lain.
Droplet kan mengering, tetapi virus masih mampu hidup beberapa saat itu.

Penempelan Virus Corona ke Reseptor


1. Karena keluarnya percikan hingga 1-2 meter, upayakan untuk menjaga
jarak 1-2 meter.
2. Karena keluar masuk virus dari hidung dan mulut, maka gunakanlah
masker.
3. Karena ditangan ini bisa ada virus yang menempel, maka harus sering
cuci tangan.
4. Karena virus beterbangan di udara dan menempel di permukaan benda,
maka benda tersebut (misalnya meja dan kursi) harus sering
dibersihkan dengan lap yang ada disinfektannya

5
B. Penanganan dan pencegahan dari penyakit Covid-19
Menurut kementrian kesehatan, pasien atau penderita covid-19
ditangani dengan ketentuan penderita :
a. Orang tanpa gejala
Orang tanpa gejala ini dapat diketahiu ketika telah melakukan
pemeriksaan Rapid Test atau PCR dengan hasil positif. Kemudian
penderita tanpa gejala ini akan diminta untuk tetap tinggal dirumah
atau karantina dirumah saja sambil memantau apakah ada gejala atau
tidak, dan tidak diperbolehkan untuk kontak langsung dengan orang
atau keluar.
b. Orang Dalam Pemantauan
Orang yang mengalami demam (kurang lebih 38’C) atau riwayat
demam atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk.
c. Pasien dalam pengawasan (PDP)
 Orang dengan infeksi salurah pernapasan akut (ISPA)
 Orang yang sedang Batuk, sesak napas, sakit tenggorokan,
pneumonia ringan hingga berat.

Partisipasi masyarakat dalam penanganan Covid-19 mempunyai


peran yang sangat penting, masyarakat dapat berperan bukan saja sebagai
objek tetapi juga sebagai subjek penanganan Covid-19. Partisipasi masyarakat
pada dasarnya merupakan kesediaan secara ikhlas dari masyarakat untuk
membantu kegiatan penanganan penyakit yang terjadi di daerahnya masing-
masing agar penyebaran Covid-19 ini tidak semakin meluas. Karena itu,
masyarakat dengan kesadaran sendiri melakukan social distancing/physical
distancing, self-quarantine dan self-isolation. Partisipasi dalam hal ini perlu
dibedakan dengan mobilisasi yang mengandung unsur paksaan/ keharusan,
baik oleh pemerintah/ penguasa ataupun oleh pihak lain yang memiliki
kekuatan lebih (Mulyadi, 2020).

6
Jurnal penelitian WHO (2020) yang berjudul “ Perawatan di
rumah untuk pasien dengan COVID19 dengan gejala ringan dan manajemen
kontak mereka” menjelaskan bahwa pasien yang mengalami infeksi ringan
boleh tidak dirawat di rumah sakit, tetapi pasien harus diajarkan langkah
pencegahan penularan virus Covid-19. Isolasi di rumah dapat dikerjakan
sampai pasien mendapatkan hasil tes virologi negatif dua kali berturut-turut
dengan jarak pengambilan sampel minimal 24 jam. Bila tidak
memungkinkan, maka pasien diisolasi hingga dua minggu setelah gejala
hilang. Pasien tidak boleh dikunjungi siapapun selama perawatan di rumah.
Pasien sebaiknya memakai masker bedah dan diganti setiap hari, menerapkan
etika batuk, melakukan cuci tangan dengan langkah yang benar, dan
menggunakan tisu sekali pakai saat batuk/bersin. Perawat yang memantau
keadaan pasien perlu menggunakan masker bedah bila berada dalam satu
ruangan dengan pasien dan menggunakan sarung tangan medis bila harus
berkontak dengan sekret, urin, dan feses pasien. Serta pasien harus disediakan
alat makan tersendiri yang setiap pakai dicuci dengan sabun dan air mengalir.
Lingkungan pasien seperti kamar dan kamar mandi dapat dibersihkan dengan
sabun dan detergen biasa, kemudian dilakukan desinfeksi dengan sodium
hipoklorit 0,1% (Djanah, 2020)

Upaya pencegahan yang dilakukan untuk memperkecil penyebaran


penyakit ini dengan cara :

1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
2. Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun
atau hand-rub berbasis alkohol.
3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat,
anda dapat menghirup droplet dari orang yang mungkin menderita
COVID-19.
4. Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

7
5. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika
Anda sakit atau saat sedang keluar rumah.
6. Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama
jika Anda merasa demam, batuk dan sulit bernapas.
7. Dan yang terakhir melakukan vaksinasi yang telah di siapkan oleh
pemerintah yang mempunyai manfaat yaitu :
a. Dapat merangsang sistem kekebalan tubuh
b. Mengurangi resiko penularan
c. Mengurangi dampak berat dari virus
d. Mencapai Herd Immunity

Pemerintah membuat berbagai macam kebijakan untuk


menghadapi serta mengatasi pandemik COVID-19 seperti kebijakan :

1. berdiam diri di rumah (Stay at Home);


2. Pembatasan Sosial (Social Distancing)
3. Pembatasan Fisik (Physical Distancing)
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (Masker)
5. Menjaga Kebersihan Diri (Cuci Tangan)
6. Bekerja dan Belajar di rumah (Work/Study From Home)
7. Menunda semua kegiatanyangmengumpulkan orang banyak
8. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
9. Pemberlakuan kebijakan New Normal.

Kebijakan pemerintah yang melarang warga untuk beraktivitas di


luar rumah yang berlaku di masa pandemic tersebut, tentu sangat
bertentangan dengan kebiasaan warga sebelum wabah Corona menerjang
masyarakat. Penerapan kebijakan pemerintah untuk menjaga jarak (social
and Physical distancing) dan kebijakan berdiam diri di rumah (stay at
home), pada akhirnya akan merubah secara total kebiasaan, tradisi, adat-
istiadat, pola perilaku dan pola interaksi masyarakat, dari yang sebelum
pandemic COVID-19, pola interaksi warga masyarakat dilakukan secara

8
terbuka, komunikasi antar warga berlangsungsecara langsung (direct),
bebas, di luar rumah, dan secara “face-to-face” berubah menjadi interaksi
yang tertutup, terbatas, interaksi secara tidak langsung (indirect
communication), serta semua aktivitas warga dilakukan di dalam rumah.
Kebijakan pemerintah ini tentumenimbulkan kegaduhan psikologis dan
“cultural shock” di kalangan masyarakat, utamanya bagi warga masyarakat
perkotaan (urban society) yang mempunyai mobilitas tinggi
(highmobility). Fakta ini menimbulkan persoalan dan tantangan baru
tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat (Tuwu, 2020).

C. Manajemen penanggulangan penyakit Covid-19


Dalam upaya penanggulagan yang dilakukan pemeritah pertama
kali ketika corona virus telah mewabah diindonesia adalah dengan
mengeluarkan kebijakan langsung yaitu contact tracing atau pelacakan
terhadap siapapun yang kontak dengan pasien positif Covid-19. Dalam
memperkecil upaya penyebaran secara luas, pemerintah telah membuat
serangkain kebijakan utnuk menjadi landasan dalam penanggulangannya.

Penanggulangan COVID-19 merupakan rangkaian kegiatan yang


dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian COVID-19. Kegiatan ini
meliputi kegiatan karantina/isolasi, pemantauan, pemeriksaan spesimen,
penyelidikan epidemiologi, serta komunikasi risiko dan pemberdayaan
masyarakat yang tersusun dalam rangkaian pencegahan dan pengendalian
COVID-19. Pencegahan dan pengendalian tersebut meliputi pencegahan
dan pengendalian di masyarakat dan infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan (Kemenkes RI, 2020).

Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut ada yang tertulis,


dan ada pula yang tidak tertulis. Kebijakan yang tertulis bentuknya
misalnya seperti Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden
(PERPRES), Peraturan Menteri (PERMEN), Peraturan Daerah (PERDA),

9
Peraturan Bupati (PERBUP), Peraturan Walikota (PERWALI), dan lain-
lain termasuk di dalamnya adalah Surat Keputusan (SK), dan Surat yang
berasal dari pemerintah. Sedangkan kebijakan yang tidak tertulis
bentuknya adalah ajakan tidak tertulis yang berasal dari pemerintah, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, yang berisi larangan
dan himbauan terkait dengan pencegahan dan penanganan COVID-19.

Salah satu kebijakan tertulis yaitu : PP Nomor 21 tahun 2020


Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Besaran dalam rangka
percepatan penanganan Corona virus. Pembatasan Sosial Berskala Besar
Besaran (PSBB) diniali dapat menurukan angka positif penderita dapat
menekan angka kerumunan massa yang dapat menjadi indikator
penyebaran virus Covid 19. Penyebaran virus corona harus ditanggulangi
secara cepat, karena diperkirakan 70% masyarakat Indonesia dapat
tertular, dan 1,5 juta lebih penduduk Indonesia akan meninggal apabila
tidak ada respon, serta penanganan dari pemerintah (Harahap & Bandung,
2020).
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dalam rangka melakukan percepatan penanganan pandemi
Covid-19 yang sedang mewabah. Pembatasan kegiatan masyarakat
meliputi sekolah diliburkan dan perkantoran, pembatasan kegiatan di
tempat keramaian atau fasilitas umum dan pembatasan khusus lainnya
yang berkaitan dengan aspek keamanan. Efektivitas diberlakukannya
PSBB dalam praktiknya di lapangan hanya akan sukses apabila setiap
warga masyarakat mau melakukan pembatasan-pembatasan yang telah
disebutkan sebelumnya.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini dilakukan dengan
beberapa kegiatan pengawasan. Dari kebijakan ini dilakukan pengawasan,
seperti pemakaian wajib masker saat ke luar rumah bagi warga. Hal ini
diawasi karena pemakaian masker ini dapat meminimalisir penularan

10
Covid-19. Selain dilakukannya pengawasan tentang pemakaian masker,
dilakukan juga pengawasan mengenai mobilisasi masyarakat.
Mobilisasi masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang ke
luar atau masuk wilayah desa/ lurah/ desa adat. Mobilisasi masyarakat juga
menjadi indikator terjadinya penularan Covid-19 karena masyarakat
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Terdapat juga larangan
masyarakat tanpa tujuan jelas. Setiap masyarakat yang ke luar wilayah
desa harus dengan tujuan jelas yang ditunjukkan dengan Surat Keterangan
Kerja atau surat yang menyatakan bahwa terdapat keperluan mendesak
yang mengharuskan masyarakat untuk ke luar rumah. Masyakarat akan di
check suratsurat yang mendukung untuk melakukan mobilisasi. Jika tidak
ada tujuan yang jelas, masyarakat akan diminta untuk kembali ke rumah
masing-masing (Stephanie,.et,. al,. 2021).
Adapun sanksi yang akan didapatkan apabila melanggar, akan
diberikan teguran langsung kepada pihak yang tersangkut.
Peraturan Presiden No.14 tahun 2021 tentang “Pengadaan Vaksin
dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)” :

Pasal 13A

1. Kementerian Kesehatan melakukan pendataan dan


menetapkan sasaran penerima Vaksin COVID-19.
2. setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima
Vaksin COVID-l9 berdasarkan pendataan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti Vaksinasi COVID-
19.
3. Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (21 bagi sasaran penerima Vaksin COVID19 yang tidak
memenuhi kriteria penerima Vaksin COVID-19 sesuai dengan
indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia.

11
4. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima
Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID-
19 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan
sanksi administratif, berupa :
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial
atau bantuan sosial
a. penundaan atau penghentian layanan administrasi
pemerintahan
b. denda.
5. Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilakukan oleh kementerian, lembaga, pemerintah
daerah, atau badan sesuai dengan kewenangannya.
Dalam beberapa penelitian menjunjukan bahwa penanggulangan
pada penyakit Covid-19 ini masih bersifat suportif, artinya hanya bersifat
dukungan keadaan umum misalnya demam di beri paracetamol, jika
asupan makan dan minum kurang dapat di berikan infus, jika ada infeksi
oleh bakteri lain dapat di berikan antibiotik. Saat ini, belum ada obat yang
dapat membunuh Virus Corona Tetapi sudah ada Vaksin untuk
penanggulangan virus Corona. Pemberian vaksin dilakukan sebanyak 3
kali dengan jangka waktu pertiga bulan setelah suntikan pertama.
Berdasarkan izin edaran Emergency Use Authorization(EUA) ada
6 jenis vaksin yang tersedia di Indonesia BPOM :
1. Vaksin Sinovac dari China
2. Vaksin Sinopharm dari China
3. Vaksin AstraZeneca dari Inggris
4. Vaksin Moderna dari Amerika Serikat
5. Vaksin Pfizer – BioNTech dari Amerika Serikat
6. Vaksin Novavax dari Amerika Serikat

Data dari bea cukai, jumlah vaksin yang diimpor sampai 19 Juli
2021 total 143.666.040 dosis (Arsi, et,. Al,. 2023).

12
Perlu diketahui juga bahwa beberapa penelitian vaksin covid-19
menunjukkan pada mereka yang sudah divaksin, kalau tertular dan jadi
positif covid-19, gejalanya relatif lebih ringan dari pada mereka yang tidak
divaksin sama sekali. Hanya saja, kemungkinan jadi sakitnya jauh lebih
kecil sejalan dengan angka efikasi vaksin yang bersangkutan. Walaupun
sudah divaksin dua kali, secara lengkap kita tetap perlu waspada terhadap
kemungkinan tertular. Walaupun sekali lagi, risiko tertular memang jadi
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksin.

Masa inkubasi adalah rentang waktu antara terjadinya infeksi, dan


Lama gejala yang ditimbulkan oleh virus ini yaitu 1-14 hari. Penularan
jenis virus ini jika penderita covid-19 bersin atau batuk, selanjutnya
seseorang menghirup percikan air liur tersebut. Akibat begitu cepatnya
penularannya, terjadi peningkatan tajam kasus covid-19 dalam waktu
singkat. Jika dibandingkn dengan kasus SARS dan MERS. Sebagian besar
orang (sekitar 80%) jika memiliki imunitas tubuh yang kuat akan pulih
dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus karena sifat virus bersifat self
medication.

Era New Normal merupakan perubahan perilaku yang terjadi


ketika pandemi Covid, dengan tetap melakukan aktivitas secara normal
dengan menerapkan protokol kesehatan guna menjaga dari penularan
Virus Corona (Waluyati, et,. Al,. 2020). Tujuan dari Era New Normal
yaitu menata kehidupan dan perilaku pada masa pandemi covid. Kebiasa
yang terbetuk pada era new normal menjadi hal utama dalam
penanggulangan covid-19, antara lain :

1. Penggunaan masker ketika keluar rumah atau sakit


2. Tersedianya sarana mencuci tangan baik diperkantoran, tempat ibadah,
sekolah, maupun tempat umum
3. Penggunaan handsenitizer
4. Penerapan 3M

13
5. Menjaga jarak
6.   Penyemprotan disinpektan di lingkungan masyarakat, baik di perkantoran,
masjid/mushola, tempat tempat umum lainnya.

Dalam pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada era nr


normal ada beberapa hal Kegiatan / Aktifitas yang di batasi, di antaranya
(Karyono, 2020) :

1. Kegiatan/aktifitas usaha sektor hiburan meliputi, pub/club malam/bar,


karaoke, diskotik, bioskop, pusat kebugaran/gym, salon kecantikan,
barbershop, klinik kecantikan, panti pijat, refleksi, mandi uap,
spa/message, arena bermain anak, bilyard, arena permainan, dan kolam
renang.
2. Kegiatan/Aktifitas usaha lokasi wisata, meliputi destinasi wisata luar
ruangan untuk anak-anak seperti taman lalu lintas dan taman yang bertema
lainya.
3. Kegiatan/aktifitas usaha gelanggang seni.
4. Kegiatan/aktifitas event dan atau konser musik.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyakit yang berasal dari virus Corona yang disebabkan oleh SARS
Cov-2 yang dapat menukar dari hewan ke manusia. Penyakit ini
umumnya menyerang salur pernafasan sehingga penderita akan
mengalami gejala seperti : Deman, Flu, Batuk, Cepat lelah, Nyeri otot,
dan Sakit kepala. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul
dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus
Corona.
2. Penularan penyakit ini sering terjadi melalui kontak langsung dengan
penderita, percikan droplet, dan menggunakan benda yang sama
dengan penderita. Droplet merupaka cairan dari saluran pernapasan.
Apabila droplet yang membawa virus terhirup oleh orang lain, virus
akan kembali hidup di dinding saluran pernapasan sejak dari ujung
hidung sampai alveolus (ujung paru-paru). Dalam penanganan pasien,
Orang tanpa gejala ini dapat diketahiu ketika telah melakukan
pemeriksaan Rapid Test atau PCR dengan hasil positif. Kemudian
penderita tanpa gejala ini akan diminta untuk tetap tinggal dirumah
atau karantina dirumah saja sambil memantau apakah ada gejala atau
tidak, dan tidak diperbolehkan untuk kontak langsung dengan orang
atau keluar. Orang yang mengalami demam (kurang lebih 38’C) atau
riwayat demam atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk. Partisipasi masyarakat pada dasarnya
merupakan kesediaan secara ikhlas dari masyarakat untuk membantu
kegiatan penanganan penyakit yang terjadi di daerahnya masing-
masing agar penyebaran Covid-19 ini tidak semakin meluas. Karena
itu, masyarakat dengan kesadaran sendiri melakukan social
distancing/physical distancing, self-quarantine dan self-isolation.

15
3. Upaya pencegahan yang dilakukan untuk memperkecil penyebaran
penyakit ini dengan cara : Menjaga kesehatan dan kebugaran agar
stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh
meningkat, Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan
air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol, Jaga jarak setidaknya 1
meter dengan orang lain. Jika anda terlalu dekat, anda dapat menghirup
droplet dari orang yang mungkin menderita COVID-19.
4. PP Nomor 21 tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Besaran dalam rangka percepatan penanganan Corona virus.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah peraturan yang
diterbitkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) dalam rangka melakukan percepatan penanganan pandemi
Covid-19 yang sedang mewabah. Peraturan Presiden No.14 tahun 2021
tentang “Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)”

B. Saran
Karena sudah mengetahui langakah-langkah penanggulangan
dari Covid 19 itu sendiri di lihat dari kebijakan yg di keluarkan oleh
pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
melakukan vaksinisasi dsb. Kita sebagai masyarakat diharapkan untuk
meningkatkan kepedulianya terhadap kasus wabah covid-19 dan selalu
patuh akan protokol kesehatan yang telah berlaku dan membudayakan
Perilaku Hidup Sehat (PHBS).Agar supaya jika ada kasus yang serupa
tentang penyakit menular tidak begitu banyak penderita yang terkena
penyakit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.dr.Sutaryo,Sp.A(K), 2020. Buku Praktis Penyakit Virus Corona (COVID-


19), Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Herawati, C. Yasinta, Indragir, S, 2021. Faktor Determinan Perilaku Dalam


Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Covid-19. The Indonesia Journal
Of Public Health. Cirebon: https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi,
jkmi@unimus.ac.id Volume 16, Nomor 1, April 2021

Saputra, C. Putra. D.I, 2020. Pemberdayaan Penanggulangan Covid-19 Bagi


Petugas Kesehatan CES (Journal of Character Education Society)
http://journal.ummat.ac.id/index.php/JCES Vol. 3, No. 2, Juli 2020, hal.
320-328 E-ISSN 2614-3666 | P-ISSN 2715-3665
https://doi.org/10.31764/jces.v3i1.2344

Fatma Lestar, et.all, 2020. E- Book Indonesia’S Experience In Covid-19 , Jakarta.


Description 532 pages English ISBN 978-602-7700-19-2

Tuwu, D. (2020). Kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-


19. Journal Publicuho, vol: 3 no.(2), 267-278.

Arsi, P., Prayoga, I., & Asyari, M. H. (2023). Klasifikasi Sentimen Publik
Terhadap Jenis Vaksin Covid-19 yang Tersertifikasi WHO Berbasis NLP
dan KNN. JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA, 7(1), 260-
266.

Waluyati, I., & Tasrif, T. (2020). Penerapan New Normal dalam Masa Pandemi
Covid 19 di Sekolah. Edu Sociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 3(1), 50-
61.

Stephanie, P. D., Enjelina, S., Angelica, M. F., & Martinelli, I. (2021). Aspek
Hukum Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Indonesia. Prosiding
Senapenmas, 1263-1270.

17
Mulyadi, M. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Penyebaran
Covid-19. Info Singkat, 12(8), 13-18.

Djanah, S. N. (2020). Studi Tinjauan Pustaka: Penularan Dan Pencegahan


Penyebaran Covid-19. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 7(2), 70-76.

Karyono, K., Rohadin, R., & Indriyani, D. (2020). Penanganan Dan Pencegahan
Pandemi Wabah Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Indramayu. Jurnal
Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 164-173.

18

Anda mungkin juga menyukai