Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEMAPARAN FUNGSI MANAJEMEN PADA MUTU

LAYANAN KESEHATAN
DOSEN PENGAMPUH :
Vidyanto, S.KM., M.Kes

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Nurul Amalia P10120014


2. Fitria Rahmadani P10120030
3. Mohammad Qalbi P10120044
4. Sara Palamba P10120060
5. Sri Zakia Z Malangke P10120077
6. Rabiatul Awalia P10120084
7. Sahrul K. Ibrahim P10120114
8. Dian Fitriyanti P10120133
9. Melisa P10120151
10. Royan Rhamdianty R P10120167
11. Ariana Putri P10120182
12. Sabina Aulia P10120201
13. Risma P10120211
14. Sherwin Gabriel Dompe P10120242
15. Syahida Asma Amanina L P10120251
16. Amma Ariyanti Shafira P10120263

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “PEMAPARAN FUNGSI MANAJEMEN PADA MUTU LAYANAN
KESEHATAN” ini tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih kepada
Bapak “Vidyanto, S.KM., M.Kes” selaku dosen pengampuh mata kuliah
Management Mutu Layanan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, sangat
kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
maupun pendengar.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Palu, 09 Maret 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

A. Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan...................................................4

B. Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan........5

C. Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan......7

D. Metode Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan........8

E. Ruang Lingkup Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan


Kesehatan...................................................................................................10

F. Permasalahan dan Pemecahan masalah Dari Fungsi Manajemen Pada


Mutu Layanan Kesehatan........................................................................13

BAB III..................................................................................................................17

PENUTUP.............................................................................................................17

A. Kesimpulan................................................................................................17

B. Saran..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen layanan mutu kesehatan adalah suatu konsep yang terus
berkembang dalam industri kesehatan. Tujuan dari manajemen layanan
mutu kesehatan adalah untuk memastikan bahwa layanan kesehatan yang
diberikan memenuhi standar kualitas yang tinggi, efektif, efisien, dan
aman bagi pasien.

Penerapan fungsi pada manajemen layanan mutu kesehatan adalah


meningkatnya persaingan di antara lembaga kesehatan dalam memberikan
layanan yang terbaik dan aman bagi pasien. Selain itu, tuntutan konsumen
untuk layanan kesehatan yang berkualitas juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, manajemen layanan mutu kesehatan menjadi semakin penting
dalam industri kesehatan untuk memastikan kepuasan pasien dan
meningkatkan reputasi lembaga kesehatan.

Penerapan fungsi layanan mutu kesehatan adalah suatu usaha untuk


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman,
efektif, efisien, tepat waktu, serta ramah dan menghargai hak-hak pasien.

Fungsi layanan mutu kesehatan ini sangat penting untuk


mengoptimalkan hasil kesehatan pasien dan meminimalkan risiko
kesalahan dalam pelayanan kesehatan. Dalam praktiknya, penerapan
fungsi layanan mutu kesehatan dilakukan melalui berbagai strategi dan
metode, seperti pengukuran kinerja dan kualitas, manajemen risiko,
pengembangan kebijakan, serta pelatihan dan pengembangan staf medis.

Selain itu, penerapan fungsi layanan mutu kesehatan juga merupakan


bagian dari upaya lebih luas untuk meningkatkan sistem kesehatan secara
keseluruhan. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem

1
kesehatan dan memberikan dukungan yang lebih besar untuk upaya
pencegahan dan pengobatan penyakit.

Dalam konteks ini, fungsi manajemen seperti identifikasi dan


pemetaan proses, pemantauan dan pengukuran kinerja, pengembangan
kebijakan dan prosedur, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia, inovasi, dan komunikasi yang efektif menjadi sangat penting
untuk mencapai tujuan manajemen layanan mutu kesehatan. Dengan
menerapkan fungsi-fungsi ini secara efektif, lembaga kesehatan dapat
memastikan bahwa layanan kesehatan yang mereka berikan selalu
berkualitas tinggi dan aman bagi pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan ?
2. Bagaimana Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
3. Bagaimana Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
4. Bagaimana Metode Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
5. Bagaimana Ruang Lingkup Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu
Layanan Kesehatan ?
6. Bagaimana Permasalahan dan Pemecahan masalah Dari Fungsi
Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan

2
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup Dari Fungsi
Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Permasalahan dan Pemecahan masalah
Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan
Menurut Ali Gufran, 2007; istilah mutu memiliki banyak
penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia digunakan untuk
menggambarkan sebuah produk atau pelayanan tertentu. Bisa saja
beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi
ketika sesuatu tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang,
lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan produk atau
layanan yang mutunya dianggap lebih rendah. Hal ini tentu tidak
sepenuhnya benar. Beberapa orang mengartikan layanan kesehatan
bermutu adalah layanan yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan
yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis profesional.
Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan kesehatan seperti rumah
sakit jika pasien datang di Unit Gawat Darurat langsung ditangani
“diinfus”. Pasien puas karena mereka merasa langsung “ditangani”
padahal infus tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat
menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo.
Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu dalam layanan
kesehatan. Pada satu pihak mutu juga diartikan sejauh mana layanan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure
(SOP) atau prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan seperti
misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik pemerintah, dianggap
oleh pasien terlalu lama dan berbelit- belit. Dari pihak lainnya, menurut
kacamata pasien, justru rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap
kurang bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih cepat karena
prosedur yang diterapkan lebih fleksibel.
Layanan bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh
mana realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan
standar profesional medis terkini dan baik yang sekaligus telah memenuhi
atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan tingkat

4
efisiensi yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode pengukuran yang
digunakan dalam upaya meningkatkan mutu tersebut telah tersedia baik
dari dimensi input, proses dan output. Mutu memiliki karakteristik
melakukan pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama benar
dan selanjutnya diharapkan benar.

B. Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan


Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau
kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti bahwa
manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan
keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan
tindakan dalam mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada
organisasi yang akan sukses apabila tidak menggunakan manajemen yang
baik. Berdasarkan pengertian diatas, menurut pendapat penulis yang
dimaksud dengan Manajemen adalah ilmu mengatur proses untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya guna mencapai hasil
yang sesuai. George R. Terry,1958 dalam bukunya Principles of
Management (Sukarna, 2011:10) membagi empat fungsi dasar
manajemen, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi
manajemen ini disingkat dengan POAC. Sehingga dalam manajemen mutu
layanan kesehatan, tujuan diterapkannya fungsi manajajemen adalam
untuk menghasilkan produk datau jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen terus menerus yang akan
menumbuhkan pembelian yang berkesinambungan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas produsen dengan akibat penurunan biaya
produksi.
1. Perencanaan
Dalam menentukan rencana harus dilakukan secara matang dengan
melakukankajian secara sistematis sesuai dengan kondisi organisasi

5
dan kemampuan sumberdaya dengan tetap mengacu pada visi dan misi
organisasi (Andang, 2014: 25).Perencanaan merupakan proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai danbagaimana
mewujudkannya dalam kenyataan (Mondy, Noe dan Premeaux 1993).
Dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan, perencanaan dilakukan
dengan merumuskan kebijakan, strategi yang bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan dan tindakan yang diambil dalam
organisasi kesehatan selaras dengan tujuan organisasi untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan.
2. Pengorganisasian
Hasibuan (1996) mendefinisikan pengorganisasian sebagai
suatuproses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam
macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara
relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas tersebut.
 Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat tugas, tanggung jawab atau wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapaitujuan yang
telah ditetapkan (Sarwoto 1978: 77). Pengorganisasian memiliki
prosedur sebagai: 1) Identifikasi pekerjaan, 2) Pengelompokan tugas,
3) Menyebutkan fungsi-fungsi pekerjaan atau tugas, 4) Pendelegasian
wewenang, 5) Membuat aturan dalam pekerjaan, dan 6) Menetapkan
setiap hubungan kerja. Hal ini bertujuan agar setiap staf kesehatan
mengetahui tugas dan dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga
peningkatan mutu layanan kesehatan dapat terlaksana.
3. Penggerakan/ Actuating
Adalah bagian yang sangat penting dalam proses manajemen.
Berbedadengan ketiga fungsi lain (planning, organizing, controllin,

6
actuating) dianggap sebagai intisari manajemen, karena secara khusus
berhubungan dengan orang-orang (Baharudin, 2010: 106). Actuating
adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
suka berusaha untuk mencapai sasaran, agar sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Dalam bidang
kesehatan khususnya untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan,
staf kesehatan di berikan pelatihan mengenai prosedur dan standar
operasional yang telah ditetapkan organisasi. Hal ini bertujuan agar
dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan, dapat dipastikan seluruh
staf dapat memahami dan mampu mengikuti standar operasional yanga
da sehingga kualitas layanan kesehatan dapat meningkat.
4. Pengawasan
Dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai
kualitas produkorganisasi berdasar perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga konsumen atau stakeholders menjadi puas. Pengawasan yang
dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan
rasional terhadap keberadaan input, jumlah dan kualitas bahan, staf,
uang, peralatan, fasilitas, dan informasi,demikian pula pengawasan
terhadap aktivitas penjadwalan dan ketepatanpelaksanaan kegiatan
organisasi, sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output.
Pengawasan bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi dan
melaporkan hasil kenirja organisasi dalam memberikan layanan yang
berkualitas dan dapat melakukan perbaikan dalam pelaksanaanya
sehingga memberikan dampak positif dalam meningkatkan mutu
layanan kesehatan.

C. Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan


Manfaat Fungsi manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan :

7
1. Dapat meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan. Meningkatkan
efektivitas adalah kemampuan mengatasi masalah kesehatan secara
tepat dan benar.
2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Meningkatkan
efisiensi adalah kemampuan mencegah tindakan/penyelenggaraan
pelayanan yang berlebihan dan/atau yang di bawah standar.
3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Peningkatan penerimaan masyarakat ialah kesesuaian antara
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan tuntutan pemakai jasa
pelayanan kesehatan.
4. Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya
gugatan hukum. Artinya untuk melindungi kemungkinan munculnya
gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan
kesehatan.

D. Metode Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan


Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk
mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu
sebagai berikut:
1. Pelanggan dan harapannya Harapan pelanggan mendorong upaya
peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan
mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka harus
diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai
kesuksesan.
2. Perbaikan kinerja Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan
dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian
reward.
3. Proses perbaikan Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja
disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan
pada saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk

8
mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses
pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab,
mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus Untuk mencapai
pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya
perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung
peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan
dorongan peningkatan mutu pelayanan terus menerus. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini
harus dilakukan secara sistematik, konsisten dan terus menerus.
Strategi peningakatan mutu pelayanan kesehatan dapat di lakukan
dengan beberapa strategi berikut :
1. Menginvestasikan sumber daya untuk membangun definisi operasional
dan pengukuran mutu layanan kesehatan. Semua standar yang
diperlukan untuk menjamin mutu layanan perlu dikembangkan
lengkap dengan metode pengukurannya. Pemerintah dapat bekerja
sama dengan organisasi profesi dan provider untuk melakukan hal ini.
2. Menyediakan sumber daya dan panduan strategi peningkatan mutu di
pusat layanan kesehatan publik. Strategi ini terbukti dapat
meningkatkan mutu layanan di fasilitas kesehatan umum di Singapura
dan Thailand. Pemerintah di kedua negara tersebut berinvestasi cukup
besar untuk menjalankan strategi ini dan melakukan pengawasan
berkala. Peningkatan mutu layanan kesehatan publik dapat mendorong
fasilitas kesehatan swasta untuk meningkatkan mutu layanannya.
3. Memperbaiki pemanfaatan pembiayaan dan strategi berbasis pasar
untuk menghasilkan insentif bagi perbaikan mutu layanan kesehatan.
Upaya yang dapat dilakukan dalam strategi ini diantaranya adalah
mengaitkan pengukuran indikator mutu dengan sistem pembayaran
provider. Investasi secara simultan untuk peningkatan kapasitas dan

9
pelatihan juga perlu dilakukan agar provider dapat memberi layanan
bermutu sesuai standar. Implementasi strategi ini juga dapat berupa
pembuatan definisi operasional untuk tiap layanan dan melakukan
pengawasan berkala.
4. Kombinasi pelaksanaan berbagai strategi. Tidak ada strategi tunggal
yang dapat berhasil optimal saat dijalankan. Implementasi berbagai
strategi berdasar diagnosis masalah akan sangat dibutuhkan untuk
memecahkan masalah mutu layanan kesehatan.
E. Ruang Lingkup Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan
Manajemen mutu layanan kesehatan adalah suatu konsep yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Dalam manajemen mutu layanan kesehatan,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti keselamatan
pasien, efektivitas pengobatan, efisiensi, dan kepuasan pasien. Berikut ini
adalah ruang lingkup manajemen mutu layanan kesehatan :

1. Keselamatan Pasien merupakan salah satu aspek yang paling penting


dalam manajemen mutu layanan kesehatan. Upaya untuk
meningkatkan keselamatan pasien dilakukan melalui berbagai metode,
seperti memperbaiki proses perawatan, mengurangi kesalahan medis,
meningkatkan kualitas obat-obatan, dan melatih tenaga medis
mengenai keselamatan pasien.
2. Efektivitas pengobatan adalah kemampuan pelayanan kesehatan untuk
menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien dengan cara yang
tepat dan efektif. Upaya untuk meningkatkan efektivitas pengobatan
meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis,
penggunaan teknologi yang tepat, dan memperbaiki proses perawatan.
3. Efisiensi dalam manajemen mutu layanan kesehatan merujuk pada
upaya untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada dan
mengurangi biaya yang dikeluarkan. Hal ini dapat dicapai melalui

10
pengurangan biaya yang tidak perlu, penggunaan teknologi yang
efisien, dan peningkatan produktivitas tenaga medis.
4. Kepuasan pasien adalah salah satu indikator kualitas pelayanan
kesehatan yang penting. Upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien
meliputi meningkatkan komunikasi dengan pasien, memberikan
pelayanan yang responsif, memberikan informasi yang jelas mengenai
kondisi pasien, dan memperbaiki proses perawatan.
5. Pengembangan Berkelanjutan.
6. Manajemen mutu layanan kesehatan juga meliputi upaya untuk
melakukan pengembangan berkelanjutan. Hal ini meliputi
pengembangan sistem manajemen mutu yang terus menerus,
memperbaiki proses perawatan yang tidak efektif, dan
memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
7. Total Quality Management : seluruh aspek dalam organisasi
memerlukan perubahan secara luas dan mendasar pada budaya
organisasi dan sifat dan karakter manajemen. Seluruh tingkat
manajemen mulai dari top manajemen sampai front-liner paling
terdepan dalam memberikan layanan pada pasien dan menghargai
pentingnya mutu serta data statistik. Selain itu, Total Quality
Management juga dimaknai sebagai proses memobilisasi sumber daya
manusia untuk meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut
termotivasi oleh perhatian yang besar terhadap praktik-praktik
pencegahan timbulnya masalah mutu layanan. Program TQM
dikatakan berhasil apabila telah terjadi serangkaian perubahan-
perubahan mendasar tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir
dan cara pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan,
melihat komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat
hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya organisasi
atau perusahaan dan perubahan dalam mindset atau cara berpikir Oleh
karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat

11
berhasil dan berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan
iklim budaya organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak,
serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana
strategis yang telah disusun bersama.
8. Pelayanan Prima : Dari kutipan yang diambil pada buku “Strategi
Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan
Implementasi” pelayanan prima dimaknai sebagai pelayanan terbaik
dan telah memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif
pengguna atau donor, perspektif proses pelayanan dan perspektif
keuangan yang dapat dicapai jika kualitas sumber daya manusianya
cukup profesional. Dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008
usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat 2010, Departemen
Kesehatan menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya meliputi
aspek-aspek berikut:
a. Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pengguna).
b. Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten dan konsekuen
(aspek proses pelayanan.
c. Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan
(aspek SDM dan kepuasan pelanggan).
d. Penanganan dan pendokumentasian kegiatan pelayanan dilakukan
oleh tenaga yang berwenang/ kompeten (aspek proses dan SDM)
e. Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya
sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek SDM, dan proses
pelayanan).
f. Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan
mekanisme pungutan yang transparan serta adanya pengendalian
dan pengawasan yang cermat (aspek finansial dan kepuasan
pelanggan).
g. Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan serta
pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan pelanggan).

12
h. Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek proses
pelayanan).
i. Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan kinerja secara
kualitatif dan kuantitatif dengan kapasitas optimal (aspek kepuasan
pelanggan dan aspek SDM).

Selain itu, terdapat aspek-aspek lainnya dalam ruang lingkup


manajemen mutu layanan kesehatan seperti aspek perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi layanan guna penyediaan layanan
kesehatan yang berkualitas.

1. Perencanaan manajemen mutu merupakan salah satu aspek penting


dalam manajemen mutu layanan kesehatan. Perencanaan ini dilakukan
dengan merumuskan kebijakan, strategi, dan tujuan organisasi dalam
meningkatkan mutu layanan kesehatan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan dan tindakan yang diambil dalam
organisasi kesehatan selaras dengan tujuan organisasi untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan.
2. Pelaksanaan manajemen mutu dilakukan dengan implementasi
kebijakan, prosedur, dan protokol yang telah ditetapkan dalam
organisasi kesehatan. Selain itu, pelatihan dan pengembangan staf
kesehatan dalam mengikuti standar operasional yang ada juga menjadi
bagian penting dalam pelaksanaan manajemen mutu layanan
kesehatan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap staf
kesehatan memahami dan mampu mengikuti standar operasional yang
ada sehingga kualitas layanan kesehatan yang diberikan dapat terjaga
dengan baik.
3. Pengawasan dan evaluasi menjadi bagian penting dalam manajemen
mutu layanan kesehatan. Aspek ini dilakukan untuk memonitor,
mengevaluasi dan melaporkan kinerja organisasi dalam memberikan
layanan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, aspek ini juga bertujuan
untuk melakukan tindakan perbaikan bila diperlukan dan memastikan

13
bahwa setiap tindakan perbaikan yang diambil memiliki dampak
positif dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan.

F. Permasalahan dan Pemecahan masalah Dari Fungsi Manajemen Pada


Mutu Layanan Kesehatan
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan program salah satunya
ditentukan oleh perencanaan yang baik, namun masih ada permasalahan
yang dihadapi dalam penyusunan perencanaan kesehatan ini. Bahwa
permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kesehatan adalah belum
adanya Tim Khusus yang mengelola manajemen perencanaan kesehatan
kabupaten/kota; masih lemahnya kemampuan petugas kesehatan dalam
berbagai aspek proses perencanaan; masih kurang dilibatkannya
masyarakat dan sektor terkait dalam proses perencanaan kesehatan dan
belum digunakannya model/siklus perencanaan tertentu dalam proses
perencanaan.
Studi Kasus : Perencanaan di Dinas Kesehatan Padang Pariaman
Dalam penyusunan perencanaan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman ditemukan tenaga perencana belum memakai alur
perencanan yang sama akan tetapi dalam menetapkan program/kegiatan
semua sudah berdasarkan pada prioritas masalah. Langkah-langkah
perencanaan yang digunakan oleh masing-masing tenaga perencana atau
masing-masing seksi masih berdasarkan pengetahuan dan mengadopsi dari
cara-cara penentuan prioritas dari bidang masing-masing. Ada yang
memulai perencaaan dari meriview renstra serta melakukan analisis
masalah berdasarkan masalah yang berdampak kepada peningkatan angka
kematian maka itu yang dijadikan prioritas dalam perencanaan nantinya,
ada juga dengan melihat target program yang tak tercapai tahun lalu
direncanakan lagi serta ada juga dengan memulai dari menganalisa data

14
sepuluh penyakit terbanyak. Hal ini disebabkan karena belum ada panduan
ataupun pedoman yang jadi acuan tiap seksi dalam menyusun
perencanaan.
Solusi Pemecahan Masalah :
Dalam menyusun perencanaan kesehatan perlu memperhatikan alur
proses penyusunannya dan setiap tenaga perencana diberikan panduan
penyusunan rencana, sehingga nantinya dapat dihasilkan sebuah
perencanaan yang bermutu dan sesuai dengan aturan yang ada.
1. Konsultasi
Pelaksanaan konsultasi sangat perlu dilakukan guna memperoleh
masukan dan informasi tentang penyusunan perencanaan tahunan ke
tingkat yang lebih tinggi dan memahami maupun memperjelas
program/kegiatan yang diusulkan. Untuk menyinkronkan program dan
kegiatan dengan propinsi agar nantinya bisa memanfaatkan dana
dekonsentrasi propinsi biasanya konsultasi langsung dilakukan oleh
para pemegang program,sehingga dalam menyusun perencanaan
nantinya para pemegang program sudah mengetahui program dan
kegiatan yang didanai propinsi dan tidak menganggarkan lagi program
dan kegiatan tersebut dalam anggaran APBD.Sehubungan dengan
penyusunan perencanaan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman melakukan konsultasi ke Pemerintah Daerah (Pemda)
Kabupaten Padang Pariaman.
2. Bimbingan Teknis
Dalam penyusunan perencanaan sangat dibutuhkan bimbingan
teknis, tetapi bimbingan teknis dalam penyusunan perencanaan
program maupun kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Barat tidak ada, bimbingan teknis yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat baru sebatas bimbingan
teknis terkait pelaksanaan program. Sebaiknya Meng-sosialisasikan
setiap bimbingan teknis dari Bappeda kepada semua tenaga perencana
terkait dengan hal-hal baru yang berkaitan dengan perencanaan.

15
3. Koordinasi
Koordinasi lintas program dan sektor sangat perlu dilakukan guna
menyinkronkan kegiatan dari masing-masing bidang. Koordinasi
sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia untuk
melakukan persamaan persepsi, sehingga memperoleh keterpaduan
dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran kesehatan,yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mempunyai share vision
serta kemampuan untuk mempersiapkan data di masing-masing
program. Untuk lintas program disarankan tiap-tiappemegang program
saling berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
indicator yang sama sehingga dapat menghemat waktu,tenaga dan
biaya. Bagi lintas sektor agar melakukan rapat koordinasi rutin tiap
akhir tahun terkait dengan kesehatan sebelum memulai penyusunan
perencanaan untuk menyinkronkan kegiatan dalam mengatasi
permasalahan yang sama.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan fungsi pada manajemen layanan mutu kesehatan adalah
meningkatnya persaingan di antara lembaga kesehatan dalam
memberikan layanan yang terbaik dan aman bagi pasien. Selain itu,
tuntutan konsumen untuk layanan kesehatan yang berkualitas juga
semakin meningkat. Oleh karena itu, manajemen layanan mutu
kesehatan menjadi semakin penting dalam industri kesehatan untuk
memastikan kepuasan pasien dan meningkatkan reputasi lembaga
kesehatan.
2. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau
kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti
bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan,
dan keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat
menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.
3. Manfaat Fungsi manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Dapat
meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan, Dapat meningkatkan
efisiensi pelayanan kesehatan, Dapat meningkatkan penerimaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dan Dapat melindungi
pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.
4. Metode fungsi management mutu layanan kesehatan, yaitu sebagai
berikut: Pelanggan dan harapannya, Perbaikan kinerja, Proses
perbaikan , dan Budaya.

17
5. Adapun ruang lingkup manajemen mutu layanan kesehatan yaitu :
Keselamatan Pasien, Efektivitas, Efisiensi, Kepuasan pasien,
Pengembangan Berkelanjuta, Manajemen mutu layanan kesehatan juga
meliputi upaya untuk melakukan pengembangan berkelanjutan, Total
Quality Management, dan Pelayanan Prima.
6. Bahwa permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kesehatan
adalah belum adanya Tim Khusus yang mengelola manajemen
perencanaan kesehatan kabupaten/kota; masih lemahnya kemampuan
petugas kesehatan dalam berbagai aspek proses perencanaan; masih
kurang dilibatkannya masyarakat dan sektor terkait dalam proses
perencanaan kesehatan dan belum digunakannya model/siklus
perencanaan tertentu dalam proses perencanaan. Pemecahan
masalahnya adalah konsultasi, bimbingan teknis, dan koordinasi.
B. Saran
Dalam pemerapan fungsi manajemen pada layanan kesehatan yang
bermutu, diberlakukannya beberapa fungsi untuk memastikan bahwa
layanan yang diberikan memenuhi harapan pelanggan, manajemen layanan
kesehatan harus mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengadakan survei kepuasan pelanggan,
mengadakan diskusi dengan kelompok fokus, atau menerima masukan
langsung dari pasien dan keluarganya. Setelah kebutuhan dan harapan
pelanggan teridentifikasi, manajemen layanan kesehatan harus
menentukan standar kualitas yang harus dipenuhi oleh layanan kesehatan
yang diberikan. Standar kualitas dapat mencakup aspek-aspek seperti
waktu tunggu, kesesuaian diagnosis, efektivitas perawatan, keamanan
pasien, dan lain sebagainya. Manajemen layanan kesehatan harus terus
melakukan tindakan perbaikan dan inovasi dalam menyediakan layanan
kesehatan yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah atau kesalahan yang terjadi, melakukan analisis
penyebabnya, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali Ghufron Mukti (2007)Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan


Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem
Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan Fakultas
Kedkteran Universitas Gajah Mada.

American Society for Quality. (2017). The Certified Manager of


Quality/Organizational Excellence Handbook. ASQ Quality Press.
Institute for Healthcare Improvement. (2018). How to Improve. Institute
for Healthcare Improvement.

Fajrianti, K. N., & Muhtadi, A. (2017). Review artikel: peningkatan mutu


pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan six sigma. Farmaka, 15(3),
111-122.

Hort K dan Dayal P, 2015, Policy Brief Quality of Care: What are effective policy
options for governments in low-and middle-income countries to improve
and regulate the quality of ambulatory care?, Asia Pacific Observatory on
Health Systems and Policies, Vol. 4 No. 1.

ISO. ISO 9001. (2015). Quality management systems -- Requirements. Geneva,


Switzerland: International Organization for Standardization; 2015.

Jasrida,Y. (2016) .Proses Perencanaan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten


Padang Pariaman.Jurnal Kesehatan Komunitas.Vol 1 No 4

Joint Commission International. (2017). International Accreditation Standards for


Healthcare Organizations. Joint Commission Resources. National
Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2018). Crossing the

19
Global Quality Chasm: Improving Health Care Worldwide. National
Academies Press.

Machmud,R. (2008).MENAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN.


Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2).

Manurung, J., Novela, V., Ulfiana, Q., Simamora, J. P., Argaheni, N. B., Sianturi,
E., ... & Lakhmudien, L. (2021). Kebijakan Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.

Manurung, Jasmen, et al (2021). Kebijakan Dan Manajemen Pelayanan


Kesehatan. Yayasan Kita Menulis

Santoso, N. E., & Ambarwati, S. (2020). Implementasi planning, organizing,


actuating, dan controlling program afirmasi pendidikan menengah (adem)
siswa papua dan papua barat di smk negeri 2 jember. In Prosiding National
Simposium & Conference Ahlimedia (Vol. 1, No. 1).

Sari, R. S., Tasri, Y. D., & Shakila, R. (2021). Sosialisasi Manajemen Klinis
untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi Profesional Perekam
Medis. ABDINE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 147-158.

World Health Organization. (2018). Quality of care: a process for making


strategic choices in health systems. World Health Organization.

20

Anda mungkin juga menyukai