LAYANAN KESEHATAN
DOSEN PENGAMPUH :
Vidyanto, S.KM., M.Kes
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “PEMAPARAN FUNGSI MANAJEMEN PADA MUTU LAYANAN
KESEHATAN” ini tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih kepada
Bapak “Vidyanto, S.KM., M.Kes” selaku dosen pengampuh mata kuliah
Management Mutu Layanan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, sangat
kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca
maupun pendengar.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen layanan mutu kesehatan adalah suatu konsep yang terus
berkembang dalam industri kesehatan. Tujuan dari manajemen layanan
mutu kesehatan adalah untuk memastikan bahwa layanan kesehatan yang
diberikan memenuhi standar kualitas yang tinggi, efektif, efisien, dan
aman bagi pasien.
1
kesehatan dan memberikan dukungan yang lebih besar untuk upaya
pencegahan dan pengobatan penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan ?
2. Bagaimana Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
3. Bagaimana Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
4. Bagaimana Metode Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan ?
5. Bagaimana Ruang Lingkup Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu
Layanan Kesehatan ?
6. Bagaimana Permasalahan dan Pemecahan masalah Dari Fungsi
Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Manfaat Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Dari Fungsi Manajemen Pada
Mutu Layanan Kesehatan
2
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup Dari Fungsi
Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Permasalahan dan Pemecahan masalah
Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan Kesehatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Mutu Layanan Kesehatan
Menurut Ali Gufran, 2007; istilah mutu memiliki banyak
penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia digunakan untuk
menggambarkan sebuah produk atau pelayanan tertentu. Bisa saja
beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi
ketika sesuatu tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang,
lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan produk atau
layanan yang mutunya dianggap lebih rendah. Hal ini tentu tidak
sepenuhnya benar. Beberapa orang mengartikan layanan kesehatan
bermutu adalah layanan yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan
yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis profesional.
Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan kesehatan seperti rumah
sakit jika pasien datang di Unit Gawat Darurat langsung ditangani
“diinfus”. Pasien puas karena mereka merasa langsung “ditangani”
padahal infus tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat
menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo.
Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu dalam layanan
kesehatan. Pada satu pihak mutu juga diartikan sejauh mana layanan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure
(SOP) atau prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan seperti
misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik pemerintah, dianggap
oleh pasien terlalu lama dan berbelit- belit. Dari pihak lainnya, menurut
kacamata pasien, justru rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap
kurang bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih cepat karena
prosedur yang diterapkan lebih fleksibel.
Layanan bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh
mana realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan
standar profesional medis terkini dan baik yang sekaligus telah memenuhi
atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan tingkat
4
efisiensi yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode pengukuran yang
digunakan dalam upaya meningkatkan mutu tersebut telah tersedia baik
dari dimensi input, proses dan output. Mutu memiliki karakteristik
melakukan pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama benar
dan selanjutnya diharapkan benar.
5
dan kemampuan sumberdaya dengan tetap mengacu pada visi dan misi
organisasi (Andang, 2014: 25).Perencanaan merupakan proses
menentukan apa yang seharusnya dicapai danbagaimana
mewujudkannya dalam kenyataan (Mondy, Noe dan Premeaux 1993).
Dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan, perencanaan dilakukan
dengan merumuskan kebijakan, strategi yang bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap keputusan dan tindakan yang diambil dalam
organisasi kesehatan selaras dengan tujuan organisasi untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan.
2. Pengorganisasian
Hasibuan (1996) mendefinisikan pengorganisasian sebagai
suatuproses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam
macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara
relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas tersebut.
Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat tugas, tanggung jawab atau wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapaitujuan yang
telah ditetapkan (Sarwoto 1978: 77). Pengorganisasian memiliki
prosedur sebagai: 1) Identifikasi pekerjaan, 2) Pengelompokan tugas,
3) Menyebutkan fungsi-fungsi pekerjaan atau tugas, 4) Pendelegasian
wewenang, 5) Membuat aturan dalam pekerjaan, dan 6) Menetapkan
setiap hubungan kerja. Hal ini bertujuan agar setiap staf kesehatan
mengetahui tugas dan dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga
peningkatan mutu layanan kesehatan dapat terlaksana.
3. Penggerakan/ Actuating
Adalah bagian yang sangat penting dalam proses manajemen.
Berbedadengan ketiga fungsi lain (planning, organizing, controllin,
6
actuating) dianggap sebagai intisari manajemen, karena secara khusus
berhubungan dengan orang-orang (Baharudin, 2010: 106). Actuating
adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
suka berusaha untuk mencapai sasaran, agar sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Dalam bidang
kesehatan khususnya untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan,
staf kesehatan di berikan pelatihan mengenai prosedur dan standar
operasional yang telah ditetapkan organisasi. Hal ini bertujuan agar
dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan, dapat dipastikan seluruh
staf dapat memahami dan mampu mengikuti standar operasional yanga
da sehingga kualitas layanan kesehatan dapat meningkat.
4. Pengawasan
Dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai
kualitas produkorganisasi berdasar perencanaan yang telah ditetapkan,
sehingga konsumen atau stakeholders menjadi puas. Pengawasan yang
dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan
rasional terhadap keberadaan input, jumlah dan kualitas bahan, staf,
uang, peralatan, fasilitas, dan informasi,demikian pula pengawasan
terhadap aktivitas penjadwalan dan ketepatanpelaksanaan kegiatan
organisasi, sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output.
Pengawasan bertujuan untuk memonitor, mengevaluasi dan
melaporkan hasil kenirja organisasi dalam memberikan layanan yang
berkualitas dan dapat melakukan perbaikan dalam pelaksanaanya
sehingga memberikan dampak positif dalam meningkatkan mutu
layanan kesehatan.
7
1. Dapat meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan. Meningkatkan
efektivitas adalah kemampuan mengatasi masalah kesehatan secara
tepat dan benar.
2. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Meningkatkan
efisiensi adalah kemampuan mencegah tindakan/penyelenggaraan
pelayanan yang berlebihan dan/atau yang di bawah standar.
3. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Peningkatan penerimaan masyarakat ialah kesesuaian antara
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan tuntutan pemakai jasa
pelayanan kesehatan.
4. Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya
gugatan hukum. Artinya untuk melindungi kemungkinan munculnya
gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan
kesehatan.
8
mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses
pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan, mendiagnosis penyebab,
mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4. Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus Untuk mencapai
pelayanan prima diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya
perlu untuk memperkuat budaya organisasi sehingga dapat mendukung
peningkatan mutu. Untuk dapat melakukannya, harus sejalan dengan
dorongan peningkatan mutu pelayanan terus menerus. Untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat, maka perlu dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini
harus dilakukan secara sistematik, konsisten dan terus menerus.
Strategi peningakatan mutu pelayanan kesehatan dapat di lakukan
dengan beberapa strategi berikut :
1. Menginvestasikan sumber daya untuk membangun definisi operasional
dan pengukuran mutu layanan kesehatan. Semua standar yang
diperlukan untuk menjamin mutu layanan perlu dikembangkan
lengkap dengan metode pengukurannya. Pemerintah dapat bekerja
sama dengan organisasi profesi dan provider untuk melakukan hal ini.
2. Menyediakan sumber daya dan panduan strategi peningkatan mutu di
pusat layanan kesehatan publik. Strategi ini terbukti dapat
meningkatkan mutu layanan di fasilitas kesehatan umum di Singapura
dan Thailand. Pemerintah di kedua negara tersebut berinvestasi cukup
besar untuk menjalankan strategi ini dan melakukan pengawasan
berkala. Peningkatan mutu layanan kesehatan publik dapat mendorong
fasilitas kesehatan swasta untuk meningkatkan mutu layanannya.
3. Memperbaiki pemanfaatan pembiayaan dan strategi berbasis pasar
untuk menghasilkan insentif bagi perbaikan mutu layanan kesehatan.
Upaya yang dapat dilakukan dalam strategi ini diantaranya adalah
mengaitkan pengukuran indikator mutu dengan sistem pembayaran
provider. Investasi secara simultan untuk peningkatan kapasitas dan
9
pelatihan juga perlu dilakukan agar provider dapat memberi layanan
bermutu sesuai standar. Implementasi strategi ini juga dapat berupa
pembuatan definisi operasional untuk tiap layanan dan melakukan
pengawasan berkala.
4. Kombinasi pelaksanaan berbagai strategi. Tidak ada strategi tunggal
yang dapat berhasil optimal saat dijalankan. Implementasi berbagai
strategi berdasar diagnosis masalah akan sangat dibutuhkan untuk
memecahkan masalah mutu layanan kesehatan.
E. Ruang Lingkup Dari Fungsi Manajemen Pada Mutu Layanan
Kesehatan
Manajemen mutu layanan kesehatan adalah suatu konsep yang
digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Dalam manajemen mutu layanan kesehatan,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti keselamatan
pasien, efektivitas pengobatan, efisiensi, dan kepuasan pasien. Berikut ini
adalah ruang lingkup manajemen mutu layanan kesehatan :
10
pengurangan biaya yang tidak perlu, penggunaan teknologi yang
efisien, dan peningkatan produktivitas tenaga medis.
4. Kepuasan pasien adalah salah satu indikator kualitas pelayanan
kesehatan yang penting. Upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien
meliputi meningkatkan komunikasi dengan pasien, memberikan
pelayanan yang responsif, memberikan informasi yang jelas mengenai
kondisi pasien, dan memperbaiki proses perawatan.
5. Pengembangan Berkelanjutan.
6. Manajemen mutu layanan kesehatan juga meliputi upaya untuk
melakukan pengembangan berkelanjutan. Hal ini meliputi
pengembangan sistem manajemen mutu yang terus menerus,
memperbaiki proses perawatan yang tidak efektif, dan
memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
7. Total Quality Management : seluruh aspek dalam organisasi
memerlukan perubahan secara luas dan mendasar pada budaya
organisasi dan sifat dan karakter manajemen. Seluruh tingkat
manajemen mulai dari top manajemen sampai front-liner paling
terdepan dalam memberikan layanan pada pasien dan menghargai
pentingnya mutu serta data statistik. Selain itu, Total Quality
Management juga dimaknai sebagai proses memobilisasi sumber daya
manusia untuk meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut
termotivasi oleh perhatian yang besar terhadap praktik-praktik
pencegahan timbulnya masalah mutu layanan. Program TQM
dikatakan berhasil apabila telah terjadi serangkaian perubahan-
perubahan mendasar tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir
dan cara pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan,
melihat komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat
hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya organisasi
atau perusahaan dan perubahan dalam mindset atau cara berpikir Oleh
karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat
11
berhasil dan berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan
iklim budaya organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak,
serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana
strategis yang telah disusun bersama.
8. Pelayanan Prima : Dari kutipan yang diambil pada buku “Strategi
Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan
Implementasi” pelayanan prima dimaknai sebagai pelayanan terbaik
dan telah memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif
pengguna atau donor, perspektif proses pelayanan dan perspektif
keuangan yang dapat dicapai jika kualitas sumber daya manusianya
cukup profesional. Dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008
usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat 2010, Departemen
Kesehatan menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya meliputi
aspek-aspek berikut:
a. Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pengguna).
b. Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten dan konsekuen
(aspek proses pelayanan.
c. Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan
(aspek SDM dan kepuasan pelanggan).
d. Penanganan dan pendokumentasian kegiatan pelayanan dilakukan
oleh tenaga yang berwenang/ kompeten (aspek proses dan SDM)
e. Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya
sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek SDM, dan proses
pelayanan).
f. Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan
mekanisme pungutan yang transparan serta adanya pengendalian
dan pengawasan yang cermat (aspek finansial dan kepuasan
pelanggan).
g. Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan serta
pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan pelanggan).
12
h. Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek proses
pelayanan).
i. Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan kinerja secara
kualitatif dan kuantitatif dengan kapasitas optimal (aspek kepuasan
pelanggan dan aspek SDM).
13
bahwa setiap tindakan perbaikan yang diambil memiliki dampak
positif dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan.
14
sepuluh penyakit terbanyak. Hal ini disebabkan karena belum ada panduan
ataupun pedoman yang jadi acuan tiap seksi dalam menyusun
perencanaan.
Solusi Pemecahan Masalah :
Dalam menyusun perencanaan kesehatan perlu memperhatikan alur
proses penyusunannya dan setiap tenaga perencana diberikan panduan
penyusunan rencana, sehingga nantinya dapat dihasilkan sebuah
perencanaan yang bermutu dan sesuai dengan aturan yang ada.
1. Konsultasi
Pelaksanaan konsultasi sangat perlu dilakukan guna memperoleh
masukan dan informasi tentang penyusunan perencanaan tahunan ke
tingkat yang lebih tinggi dan memahami maupun memperjelas
program/kegiatan yang diusulkan. Untuk menyinkronkan program dan
kegiatan dengan propinsi agar nantinya bisa memanfaatkan dana
dekonsentrasi propinsi biasanya konsultasi langsung dilakukan oleh
para pemegang program,sehingga dalam menyusun perencanaan
nantinya para pemegang program sudah mengetahui program dan
kegiatan yang didanai propinsi dan tidak menganggarkan lagi program
dan kegiatan tersebut dalam anggaran APBD.Sehubungan dengan
penyusunan perencanaan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang
Pariaman melakukan konsultasi ke Pemerintah Daerah (Pemda)
Kabupaten Padang Pariaman.
2. Bimbingan Teknis
Dalam penyusunan perencanaan sangat dibutuhkan bimbingan
teknis, tetapi bimbingan teknis dalam penyusunan perencanaan
program maupun kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Propinsi Sumatera Barat tidak ada, bimbingan teknis yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat baru sebatas bimbingan
teknis terkait pelaksanaan program. Sebaiknya Meng-sosialisasikan
setiap bimbingan teknis dari Bappeda kepada semua tenaga perencana
terkait dengan hal-hal baru yang berkaitan dengan perencanaan.
15
3. Koordinasi
Koordinasi lintas program dan sektor sangat perlu dilakukan guna
menyinkronkan kegiatan dari masing-masing bidang. Koordinasi
sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia untuk
melakukan persamaan persepsi, sehingga memperoleh keterpaduan
dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran kesehatan,yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mempunyai share vision
serta kemampuan untuk mempersiapkan data di masing-masing
program. Untuk lintas program disarankan tiap-tiappemegang program
saling berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
indicator yang sama sehingga dapat menghemat waktu,tenaga dan
biaya. Bagi lintas sektor agar melakukan rapat koordinasi rutin tiap
akhir tahun terkait dengan kesehatan sebelum memulai penyusunan
perencanaan untuk menyinkronkan kegiatan dalam mengatasi
permasalahan yang sama.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan fungsi pada manajemen layanan mutu kesehatan adalah
meningkatnya persaingan di antara lembaga kesehatan dalam
memberikan layanan yang terbaik dan aman bagi pasien. Selain itu,
tuntutan konsumen untuk layanan kesehatan yang berkualitas juga
semakin meningkat. Oleh karena itu, manajemen layanan mutu
kesehatan menjadi semakin penting dalam industri kesehatan untuk
memastikan kepuasan pasien dan meningkatkan reputasi lembaga
kesehatan.
2. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau
kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti
bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan,
dan keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat
menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.
3. Manfaat Fungsi manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Dapat
meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan, Dapat meningkatkan
efisiensi pelayanan kesehatan, Dapat meningkatkan penerimaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dan Dapat melindungi
pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.
4. Metode fungsi management mutu layanan kesehatan, yaitu sebagai
berikut: Pelanggan dan harapannya, Perbaikan kinerja, Proses
perbaikan , dan Budaya.
17
5. Adapun ruang lingkup manajemen mutu layanan kesehatan yaitu :
Keselamatan Pasien, Efektivitas, Efisiensi, Kepuasan pasien,
Pengembangan Berkelanjuta, Manajemen mutu layanan kesehatan juga
meliputi upaya untuk melakukan pengembangan berkelanjutan, Total
Quality Management, dan Pelayanan Prima.
6. Bahwa permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kesehatan
adalah belum adanya Tim Khusus yang mengelola manajemen
perencanaan kesehatan kabupaten/kota; masih lemahnya kemampuan
petugas kesehatan dalam berbagai aspek proses perencanaan; masih
kurang dilibatkannya masyarakat dan sektor terkait dalam proses
perencanaan kesehatan dan belum digunakannya model/siklus
perencanaan tertentu dalam proses perencanaan. Pemecahan
masalahnya adalah konsultasi, bimbingan teknis, dan koordinasi.
B. Saran
Dalam pemerapan fungsi manajemen pada layanan kesehatan yang
bermutu, diberlakukannya beberapa fungsi untuk memastikan bahwa
layanan yang diberikan memenuhi harapan pelanggan, manajemen layanan
kesehatan harus mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengadakan survei kepuasan pelanggan,
mengadakan diskusi dengan kelompok fokus, atau menerima masukan
langsung dari pasien dan keluarganya. Setelah kebutuhan dan harapan
pelanggan teridentifikasi, manajemen layanan kesehatan harus
menentukan standar kualitas yang harus dipenuhi oleh layanan kesehatan
yang diberikan. Standar kualitas dapat mencakup aspek-aspek seperti
waktu tunggu, kesesuaian diagnosis, efektivitas perawatan, keamanan
pasien, dan lain sebagainya. Manajemen layanan kesehatan harus terus
melakukan tindakan perbaikan dan inovasi dalam menyediakan layanan
kesehatan yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah atau kesalahan yang terjadi, melakukan analisis
penyebabnya, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hort K dan Dayal P, 2015, Policy Brief Quality of Care: What are effective policy
options for governments in low-and middle-income countries to improve
and regulate the quality of ambulatory care?, Asia Pacific Observatory on
Health Systems and Policies, Vol. 4 No. 1.
19
Global Quality Chasm: Improving Health Care Worldwide. National
Academies Press.
Manurung, J., Novela, V., Ulfiana, Q., Simamora, J. P., Argaheni, N. B., Sianturi,
E., ... & Lakhmudien, L. (2021). Kebijakan Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
Sari, R. S., Tasri, Y. D., & Shakila, R. (2021). Sosialisasi Manajemen Klinis
untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi Profesional Perekam
Medis. ABDINE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 147-158.
20