Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI

INFEKSI VIRUS COVID-19 TERHADAP PERNAFASAN

DISUSUN OLEH
Syakirah Putri Mahardini (42)

KELAS XI MIPA 3
MAN 2 KOTA MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

limpahan nikmat dan rahmat-Nya lah sehingga kita dapat menyelesaikan

Tugas Makalah Biologi yang berjudul “INFEKSI VIRUS COVID-19

TERHADAP PERNAPASAN”. Shalawat berbingkaikan salam senantiasa

tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita yakni Nabiullah

Muhammad SAW. Beliaulah yang telah menghantarkan kita dari gelapnya

zaman jahiliyah menuju terangnya zaman islamiyah, minazzulumati

ilannur.

Terima kasih hendak kami sampaikan kepada Ibu Tikce, S.Pd

selaku guru Mata Pelajaran Biologi, yang telah membimbing dan memberi

arahan kepada kami serta kepada teman-teman yang terlibat dalam

penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa, penyusunan makalah ini jauh dari kata

sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari pembelajaran yang

sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,

maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan khususnya pihak lain

yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 04 Maret 2023

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................3

C. Tujuan..........................................................................................................3

D. Manfaat........................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................4

A. Pengaruh covid-19 terhadap sistem pernafasan......................................4

B. Pengaruh Covid Terhadap Indra Penciuman Dan Pengecap.................5

C. Solusi Dan Cara Pengobatan.....................................................................7

BAB III....................................................................................................................9

KESIMPULAN.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
COVID- 19 merupakan penyakit yang diakibatkan oleh turunan
coronavirus baru. Lebih dahulu penyakit ini diucap ‘2019 novel
coronavirus’ ataupun ‘2019- nCoV’. Virus COVID- 19 merupakan
penyakit meluas yang diakibatkan oleh sindrom respirasi akur coronavirus.
Penyakit ini awal kali ditemui pada Desember 2019 di Wuhan, ibukota
Provinsi Hubei Cina, serta semenjak itu menyebar secara global diseluruh
dunia, menyebabkan pandemi corovavirus 2019- 2020.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang warga dunia, sampai


nyaris 200 negeri di dunia terkena oleh virus ini tercantum indonesia.
Bermacam uapaya penangkalan penyebaran virus covid- 19 un dicoba oleh
pemerintah di negara- negara di dunia supaya bisa memutuskan rantai
enyebaran virud Covid- 19 ini, yang kerap diucap dengan sebutan
lockdown serta soscial distancing (Supriatna, 2020).

Indonesia ialah salah satu negara yang terdampak covid-19.


Berdasarkan info grafis yang diterbitkan pada website Gugus Tugas
Percepatan Penindakan Covid-19 pada 8 Mei 2020 (Gugus Tugas
Percepatan Penindakan Covid-19, 2020), tercatat terdapat 13.112 kasus
positif covid- 19 dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 943
jiwa serta jumlah korban yang sembuh sebanyak 2. 494 jiwa. Perihal ini
pasti perlu menjadi atensi sebab tidak sedikitnya jumlah korban serta
sangat cepatnya virus ini menyebar. Indonesia mengkonfirmasi
permasalahan awal Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020 (Ihsanuddin,
2020).

Adanya Corona Virus Disease (COVID-19), atau virus corona


mengakibatkan tertutupnya aktivitas masyarakat. Mulai dari penutupan
sekolah, kantor, pasar dan lain sebagainya. Hal ini tentu berdampak juga
terhadap sosial ekonomi di tengah-tengah masyarakat, selain disebabkan

1
oleh aktivitas ekonomi yang terhenti juga mobilitas masyarakat yang
menurun. Dengan hadirnya wabah Corona Virus Disease (COVID-19)
sistem sosial di tengah masyarakat juga berubah contohnya, masyarakat
harus menjaga jarak satu dengan yang lainnya (social distancing),
menghindari kerumunan bahkan masyarakat harus menggunakan masker
dan rajin cuci tangan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health


Organization/WHO), sekitar 80 persen pasien COVID-19 (penyakit yang
disebabkan virus SARS-CoV-2) membutuhkan perawatan intensif, dan
sekitar satu dari enam pasien mengalami sakit parah, salah satunya adalah
kesulitan bernapas dan menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru
akut. Pasien COVID-19 biasanya mengalami batuk dan demam. Ini
disebabkan karena telah terjadi infeksi di saluran pernapasan yang
mengalirkan udara antara paru-paru dan bagian luar. “Lapisan dalam
pernapasan menjadi terluka, menyebabkan peradangan. Pada gilirannya,
itu akan mengiritasi saraf di lapisan saluran pernapasan, sehingga bisa
memicu terjadinya batuk,” ujar Wilson seperti dikutip The Guardian.
“Tetapi jika kondisi semakin buruk, virus akan melewati saluran
pernapasan hingga masuk ke area pertukaran gas yang berada di ujung
lorong udara.”

Jika terinfeksi, virus akan menyebabkan peradangan hingga ke dalam


kantung udara yang ada di bagian bawah paru-paru. Dan jika kantung
udara terjadi peradangan, maka paru-paru akan dipenuhi cairan dan sel
inflamasi hingga berakhir dengan pneumonia. Paru-paru yang dipenuhi
cairan tak mampu mendapatkan cukup oksigen untuk menyalurkannya ke
aliran darah. Efeknya, tubuh akan kehilangan kemampuan untuk
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Saat virus corona masuk kedalam tubuh, virus tersebut akan


menempel pada membran mukosa di hidung, mulut, dan mata. Virus pun
akan bereplikasi setelah masuk ke dalam sel sehat didalam tubuh. Virus
pun akan terus bereplikasi pada sel-sel lainnya hingga mencapai saluran

2
pernapasan bawah, kondisi ini akan menyebabkan inflamasi pada lapisan
dalam saluran pernapasan. Kondisi paru-paru pada gelaja ringan dan
sedang akan muncul beragam mulai dari batuk kering hingga sakit
tenggorokan. Biasanya kondisi ini dapat dilihat melalui rontgen dada atau
CT scan. Selanjutnya, kondisi paru-paru pada gejala parah, dalam kondisi
ini paru-paru akan terisi cairan, dahak, dan sel yang berusaha melawan
infeksi. Akibatnya, pasien akan merasa sesak napas. dan terakhir kondisi
paru-paru pada gelaja kritis, pasien gejala kritis mengalami kerusakan
dinding kantung udara paru-paru. Tubuh akan berusaha lebih keras
melawan infeksi namun radang cenderung semakin parah dan paru-paru
terisi lebih banyak cairan.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pasien covid-19 bisa mengalami sesak nafas.
2. Bagaimana covid-19 dapat menghilangkan indra penciuman badan
dan indra pengecap bahkan bisa membawa kematian.
3. Bagaimana solusi atau pengobatannya.

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai ialah;

1. Untuk mengetahui mengapa pasien covid-19 dapat mengalami


sesak nafas.
2. Agar dapat mengetahui bagaimana covid-19 tersebut dapat
menghilangkan indra penciuman dan pengecap bahkan bisa
membawa kematian.
3. Agar pembaca tau bagaimana solusi dan cara pengobatanya.

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan sebelumnya, maka manfaatnya ialah;
1. Hasil makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan
dan tambahan informasi bagi para pembaca.
2. Dapat memberikan tambahan literature atau referensi terkait dengan
infeksi virus covid-19 terhadap paru-paru.

3
3. Makalah ini dapat memberikan informasi terkait solusi dan cara
pengobatan virus covid-19 ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh covid-19 terhadap sistem pernafasan


Tubuh manusia memiliki sistem kekebalan yang selalu memantau
dan memeriksa apabila ada sel-sel aneh maupun kuman yang masuk untuk
menyebabkan penyakit. Ketika sistem kekebalan tubuh menemukan
sebuah sel atau mikroorganisme yang dianggap berbahaya, maka sistem
ini akan langsung bereaksi. Begitu juga ketika penyerang seperti virus
Corona masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan, biasanya akan langsung
mengaktifkan respon imun bawaan untuk melakukan perlawanan biasa
pada virus, sampai sistem tersebut bisa menggerakkan respon imun adaptif
yang lebih hebat dalam melawan virus.

Seperti jenis virus apapun pada umumnya, virus Corona atau


COVID-19 juga bersifat bebas. Virus ini ingin membuat sebanyak
mungkin replika dirinya. Virus corona menempel di sel-sel tubuh, lalu
menyuntikkan RNA-nya dan mengubah sel tubuh menjadi virus yang akan
mereproduksi kembali dirinya sendiri menjadi lebih banyak. Tubuh juga
memiliki sistem yang disebut jalur interferon, yang berfungsi untuk
mengirim sinyal pertolongan dari sistem kekebalan ke sel, ataupun
sebaliknya. virus corona akan berusaha keras untuk membungkam jalur
tersebut, sehingga virus bisa bertumbuh dengan tenang.

Covid-19 menyebabkan kondisi yang berpotensi sebagai sindrom


gangguan pernapasan akut (ARDS). Pasien yang menderita akan
mengalami kerusakan pada dinding kantung udara di paru-paru yang
membantu oksigen masuk ke dalam sel darah merah. Itulah yang disebut
oleh dokter kerusakan difusi alvelolar. Dalam paru-paru yang sehat,
oksigen di dalam kantung udara ini (alveolus) bergerak ke pembuluh darah

4
kecil (kapiler). Pembuluh kecil ini, pada gilirannya, mengirimkan oksigen
ke sel darah merah.

"Virus corona merusak dinding sel dan selaput alveolus serta


pembuluh kapiler. Puing-puing yang menumpuk oleh semua kerusakan itu
melapisi dinding alveolus mirip seperti cat yang menutupi dinding," kata
Dr. Mukhopadhyay, seperti dikutip ClevelandClinic. Sementara itu, Prof
John Wilson, ahli pernapasan dari Royal Australasian College of
Physicians mengatakan, saat pasien Covid-19 mengalami batuk dan
demam, itu merupakan akibat dari infeksi saluran napas yang mencapai
cabang pernapasan. Infeksi ini akan mengiritasi jalan napas jika tidak
segera tertangani yang bahkan setitik debu bisa merangsang batuk. Infeksi
yang terus menyebar hingga alveolus (kantung udara) maka akan berakhir
pneumonia. "Paru-paru tidak mampu mendapatkan oksigen yang cukup
untuk aliran darah, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk
mengambil oksigen dan menyingkirkan karbon dioksida. Itulah penyebab
kematian umum pada penderita pneumonia berat," katanya.

B. Pengaruh Covid Terhadap Indra Penciuman Dan Pengecap


a) Penciuman

Gejala Covid-19 sebenarnya sangat beragam, tidak semua orang


memiliki gejala yang sama. Salah satu gejala yang kerap dirasakan
beberapa penderita penyakit ini adalah kehilangan fungsi indra penciuman
dan juga indra perasa. Gejala tersebut tentu saja membuat penderita Covid-
19 menjadi tidak nyaman. Penyebab gangguan ini adalah terjadi
penyumbatan atau pembengkakan pada area hidung. Penyumbatan tersebut
membuat aroma tidak bisa terdeteksi saraf penciuman. Penyebab lainnya
dari hilangnya indra penciuman, yaitu saraf yang mengalami gangguan.

Pada pasien Covid-19, penyebab indra penciuman hilang belum


diketahui secara pasti. Akan tetapi kondisi tersebut diduga terjadi karena
adanya peradangan pada rongga hidung. Peradangan tersebut bisa saja
terjadi saat virus corona masuk melalui hidung. Virus ini yang kemudian

5
akan mengganggu sistem saraf peciuman. Kehilangan penciuman ini
terjadi karena virus telah menyerang sel-sel yang berada di bagian
belakang hidung, tenggorokan dan lidah. Studi telah menemukan bahwa
masuknya virus corona ke tubuh manusia juga diekspresikan oleh sel-sel di
epitel penciuman. Epitel penciuman ini bertanggung jawab untuk
mendeteksi bau pada manusia. Kehadiran gen membuat epitel penciuman
rentan terhadap infeksi.

b) Pengecap

Cara kerja indra pengecap bermula dari molekul-molekul yang


dikeluarkan dari makanan atau minuman yang dikonsumsi, lidah memiliki
bintil-bintil yang disebut papila. Didalam papila ini terdapat sel-sel saraf
yang disebut dengan kucup perasa (taste buds). Taste buds dalam papila
inilah yang terhubung dengan otak untuk menghantarkan rasa yang anda
kecap lalu kemudian diterjemahkan menjadi rasa tertentu, seperti manis,
asam, pahit, asin,atau gurih.

Ageusia merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi


hilangnya fungsi indra pengecap secara total. Hal ini membuat orang yang
mengalaminya tidak dapat mengecap rasa apa pun dari makanan atau
minuman yang dikonsumsi. Ageusia umumnya akan mereda dalam waktu
7–21 hari. Namun, gejala ini bisa saja menetap meski penderita COVID-
19 telah dinyatakan sembuh. Selain karena infeksi virus Corona, ageusia
juga bisa dialami oleh orang yang memiliki masalah kesehatan lain,
misalnya kekurangan asupan zinc, diabetes, penyakit Crohn,
atau hipotiroidisme.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya ageusia pada


penderita COVID-19 belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan
bahwa kondisi ini berkaitan dengan ACE2 (angiotensin converting enzyme
2) yang dapat ditemukan di seluruh bagian rongga mulut, terutama
permukaan lidah. Salah satu peran ACE2 adalah membantu lidah untuk
mengenali berbagai jenis rasa. Namun, di sisi lain, enzim ini juga disebut
sebagai pintu bagi virus Corona untuk masuk ke dalam tubuh. Hal ini

6
karena virus Corona menginfeksi tubuh manusia dengan cara mengikatkan
dirinya pada ACE2. Proses pengikatan ini akan merusak sel pengecap rasa
pada lidah, sehingga lidah kehilangan kemampuannya untuk mengenali
rasa.

c) Hilangnya indra penciuman dan pengecap menyebabkan


kematian

Studi menduga, kaitan hilangnya indra penciuman dengan kematian


mungkin dipengaruhi oleh produksi sel penciuman yang menurun seiring
bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan kemampuan manusia dalam
mengidentifikasi dan membedakan aroma turut menurun. Ujung saraf
penciuman merupakan reseptor aroma, sekaligus satu-satunya saraf
manusia yang terus diregenerasi oleh sel induk. Oleh karena itu, penelitian
juga mengungkapkan, hilangnya kemampuan indra penciuman
menunjukkan bahwa tubuh dalam kondisi rusak dan tidak sanggup
memperbaiki kondisinya sendiri.

Selain itu, saraf penciuman merupakan satu-satunya sistem saraf


yang terkena udara terbuka. Hal ini menyebabkan racun dan patogen dapat
masuk dengan mudah ke otak melalui saraf penciuman. Jadi, kehilangan
penciuman dikatakan dapat menjadi peringatan dini datangnya kematian
pada seseorang. Meski anosmia diduga merupakan tanda dekat dengan
kematian, tim peneliti pada dasarnya tidak memeriksa secara langsung
penyebab kematian sebenarnya dari 430 peserta tersebut. Mereka juga
tidak menampik tes indra penciuman yang diujicobakan tidak dapat
menjadi barometer deteksi kematian seseorang, ketimbang hasil
pemeriksaan medis. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh
bukti kuat soal anosmia tanda dekat dengan kematian, khususnya pada
kelompok usia yang lebih beragam.

C. Solusi Dan Cara Pengobatan

Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi


COVID-19 secara bertahap. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk

7
membentuk kekebalan tubuh terhadap virus Corona. Selain itu, vaksinasi
juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Dengan begitu, masyarakat yang tidak dapat menjalani vaksin karena
memiliki kondisi tertentu, seperti reaksi alergi berat terhadap vaksin, dapat
terlindungi. Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mencegah COVID-
19. Namun, Anda juga tetap harus menghindari faktor-faktor yang bisa
menyebabkan Anda terinfeksi virus Corona, yaitu:

1. Menerapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter


dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
2. Menggunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau
keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan atau
mengikuti ibadah di hari raya.
3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat
yang cukup, dan mencegah stres.
6. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai
positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam,
batuk, atau pilek.
7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ke tempat sampah.
8. Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan rumah, termasuk benda-
benda yang sering disentuh.

8
BAB III
KESIMPULAN

Saat virus corona masuk kedalam tubuh, virus tersebut akan


menempel pada membran mukosa di hidung, mulut, dan mata. Virus pun
akan bereplikasi setelah masuk ke dalam sel sehat didalam tubuh. Virus
pun akan terus bereplikasi pada sel-sel lainnya hingga mencapai saluran
pernapasan bawah, kondisi ini akan menyebabkan inflamasi pada lapisan
dalam saluran pernapasan.

Jika terinfeksi, virus covid-19 akan menyebabkan peradangan hingga


ke dalam kantung udara yang ada di bagian bawah paru-paru. Dan jika
kantung udara terjadi peradangan, maka paru-paru akan dipenuhi cairan
dan sel inflamasi hingga berakhir dengan pneumonia. Paru-paru yang
dipenuhi cairan tak mampu mendapatkan cukup oksigen untuk
menyalurkannya ke aliran darah. Efeknya, tubuh akan kehilangan
kemampuan untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

Pada pasien Covid-19, penyebab indra penciuman hilang belum


diketahui secara pasti. Akan tetapi kondisi tersebut diduga terjadi karena
adanya peradangan pada rongga hidung. Peradangan tersebut bisa saja
terjadi saat virus corona masuk melalui hidung. Virus ini yang kemudian
akan mengganggu sistem saraf peciuman.

Terjadinya ageusia pada penderita COVID-19 belum diketahui


secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa kondisi ini berkaitan dengan
ACE2 (angiotensin converting enzyme 2) yang dapat ditemukan di seluruh
bagian rongga mulut, terutama permukaan lidah. Hal ini karena virus
Corona menginfeksi tubuh manusia dengan cara mengikatkan dirinya pada

9
ACE2. Proses pengikatan ini akan merusak sel pengecap rasa pada lidah,
sehingga lidah kehilangan kemampuannya untuk mengenali rasa.

DAFTAR PUSTAKA

Liputan6/Penulis: Fitri Syarifah/Editor: Fitri Syarifah/Dipublikasi: 26


Maret 2020; Pahami Proses Covid-19 Menginfeksi Paru-Paru Seseorang
- Bola.net
Prevention. Diakses pada 2020. An Expert Explains How Coronavirus
Actually Behaves Inside Your Body.; https://www.halodoc.com/artikel/ini-
cara-virus-corona-menyerang-tubuh
https://lifestyle.bisnis.com/read/20220306/106/1506985/begini-cara-virus-
corona-bisa-membuat-anda-kehilangan-penciuman.
Author: Mia Chitra Dinisari Editor : Mia Chitra Dinisari
https://katadata.co.id/sortatobing/berita/60ec3466d7548/indra-
penciuman-tak-berfungsi-saat-positif-covid-begini-mengatasinya
Penulis: Siti Nur Aeni
Editor: Sorta Tobing
Waspadai Gejala Ageusia pada COVID-19 - Alodokter Ditinjau oleh: dr.
Sienny Agustin
Virus Corona - Gejala, Penyebab, dan Mengobati - Alodokter Ditinjau
oleh: dr. Pittara

10

Anda mungkin juga menyukai