Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH COVID-19

Disusun Oleh :
1. Samudra, S. Farm (2002079)
2. Sulastri, S. Farm (2002087)
3. Ulfa Rahmayani Zein, S. Farm (2002091)

Preseptor:
Putri Ramadani, S.Farm, Apt

Dosem Pembimbing:
apt. Fina Aryani, M.Sc

ANGKATAN V
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia
yang telah diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk agar mahasiswa dapat mengerti
dan memahami tentang COVID-19. Terimkasih penulis ucapkan kepada Ibu Putri
Ramadani selaku preceptor kami yang telah memberi arahan dan masukkan
kepada kami Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang turut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Untuk menyempurnakan makalh ini, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan
semoga pembaca dapat mengambil ilmu dari proposal ini.

Pekanbaru, juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
2.1. Pengertian COVOD-19....................................................................... 3
2.2. Epidemiologi....................................................................................... 3
2.3. Cara Covid-19 Menyerang Tubuh....................................................... 4
2.4. Gejala COVID-19................................................................................ 5
2.5. Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19.................................... 6
BAB II PENUTU.............................................................................................. 15
3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 15
DAFTAR ISI..................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru,

‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya,

penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-

19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO,

2020). Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama

kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China,

dan sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi

coronavirus 2019-2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan

wabah koronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat

Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga

hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia.

Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh

pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus

Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan social distancing

(Faaizun, et. al, 2021).

Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat,

ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan,

penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang,

dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirusbaru,

1
awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus(2019-

nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu

Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virusSevere Acute

Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat

ditularkandari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas. Kasus terbaru

pada tanggal 13 Agustus 2020, WHO mengumumkan COVID-19, terdapat

20.162.474 juta kasus konfirmasi dan 737.417 ribu kasus meninggal dimana angka

kematian berjumlah 3,7 % di seluruh dunia, sementara di Indonesia sudah

ditetapkan 1.026.954 juta kasus dengan spesimen diperiksa, dengan kasus

terkonfirmasi 132.138 (+2.098) dengan positif COVID-19 sedangkan kasus

meninggal ialah 5.968 kasus yaitu 4,5% (Kemenkes RI, 2020). Pada 30 juni 2021

kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi positif sebanyak 2.178.272 orang

dan yang meninggal 58.491 orang.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui ap aitu COVID-19:

2. Untuk mengetahui terapi COVID-19

3. Untuk mengetahui apa saja gejala dari COVID-19

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penegrtian COVID-19

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering disebut

sebagai Ncov19 (novel Corona virus 2019). Artinya kata novel adalah baru dan 19

berasal dari tahun 2019 yang merupakan waktu ditemukan virus corona. Covid-19

juga dikenal sebagai SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Corona

Virus). Covid-19 dinamakan berdasarkan gejala yang dapat ditimbulkan dan

angka 2 tersebut karena jenis ini muncul kedua kalinya setelah outbreak SARS-

CoV pertama pada tahun 2002-2004. Corona virus sebenarnya sudag ada sejak

lama. Namun, virus ini dapat bermutasi (berubah secara genetic) yang

menyebabkan virus ini makin virulen dan berbahaya bagi manusia (Faaizun, et. al,

2021)

2.2 Epidemiologi

sejak pertama kali ditemukan di wuhan, cina, pada Desember 2019, virus ini

dengan cepaat menyebar ke seluruh penjuru dunia hingga pada maret 2020. WHO

mengatkan bahwa infeksi virus ini tergolong kriteria pandemic. Hingga juni 2020,

tercatat sekitar 9 juta orang di seluruh dunia terinfeksi nCoV19. Dari 9 juta orang

tersebut, sekitar 500 ribu orang meninggal dunia. Di Indonesia, kasus COVID-19

meningkat setiap bulan yang dimulai dari bulan maret hingga bulan Desember

dengan total kasus 743.198 terkonfirmasi dan angka kesembuhan pasien COVID-

19 terbanyak pada November 2020, yaitu 217.859 (Faaizun, et. al, 2021). Pada

30 Juni 2021 total kasus COVID-19 di Indonesia yaitu 2.178.272 orang.

3
2.3 Cara Covid-19 Menyerang Tubuh

COVID-19 dapat masuk melalui cairan yang disebabkan oleh bersin

ataupun batuk yang selanjutnya virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui hidung, mulut, ataupun mata. COVID-19 memiliki senyawa protein yang

dapat berikatan dengan reseptor yang ada pada manusia, yaitu enzim ACE-2,

enzim tersebut dapat ditemukan pada selaput lender yang terdapat di mulut,

hidung, tenggorokan, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus, sumsum

tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel-sel paru, sel enterosit, usus halus, sel endotel

arteri vena, dan sel otot polos. Oleh karena itu, jika COVID-19 bisa masuk ke

dalam tubuh, dapat berikatan dengan enzim ACE-2 yang berada organ-organ

tersebut dan akan bereplikasi untuk melakukan siklus hidupnya lalu dapat

menyebar (Faaizun, et. al, 2021)

Secara umum, semua orang rentan terinfeksi COVID-19 tidak selalu

seseorang yang immunocompromises. Seseorang yang memiliki respons imun

normal juga dapat terkan infeksi COVID-19 jika terpapar virus dalam jumlah

besar pada satu waktu. Adapun factor risiko yang dapat mempercepat dan

memperberat perjalanan penaykit, yaitu pada keadaan orang-orang dengan system

imun lemah, seperti lansia, perempuan hamil dan kondisi lainnya, miasal penyakit

autoimun. Oleh karena itu, imunitas atau daya tahan tubuh sangat mempengaruhi

perjalanan pemyalit COVID-19. Saat ini secara patofisiologi atau mekanisme

terjadinya infeksi COVID-19 masih perlu dilakukan adanya studi lebih lanjut

(Faaizun, et. al, 2021)

4
2.4. Gejala COVID-19

Menurut pedomoan tatalaksana COVID-19 gejala covid di klasifikasikan

berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan,

sedang, berat dan kritis

1) Tanpa Gejala

Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.

2) Ringan

Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.

Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,

mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung,

sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang pengecapan

(ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga sering dilaporkan.

Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue, penurunan

kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan tidak ada

demam.

3) Sedang

Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia

(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat

termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan atau Anak-anak : pasien dengan

tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat

dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat). Kriteria

napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ; usia 1–5

tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

5
4) Berat /Pneumonia Berat

Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia

(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas > 30

x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan. atau

Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan

bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:

a. sianosis sentral atau SpO2<93% ;

b. distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding

dada yang sangat berat);

c. tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi

atau penurunan kesadaran, atau kejang.

d. Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan, ≥60x/menit;

usia 2–11 bulan, ≥50x/menit; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun,

≥30x/menit.

5) Kritis

Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan

syok sepsis.

2.5. Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19 (Susanto, et all., 2020)

1. Tanpa Gejala

Farmakologi :

a. Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap

melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin

meminum terapi obat anti hipertensi dengan golongan obat ACE-

6
inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke

Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Jantung

b. Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;

- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk

14 hari)

- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)

- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam

(selama 30 hari),

- Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink

c. Vitamin D

- Suplemen : 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet,

kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak,

serbuk, sirup)

- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet

1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU)

d. Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat

Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat

dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan

perkembangan kondisi klinis pasien

e. Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan

Non Farmakologi :

 Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat

berinteraksi dengan anggota keluarga

 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering

7
mungkin.

 Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)

 Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah

 Menerapkan etika batuk

 Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun

 Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya

(sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore)

 Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik /

wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang

lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci

 Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)

 Segera beri informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika

terjadi peningkatan suhu tubuh > 38oC.

2. Derajat Ringan

Farmakologi :

a. Vitamin C dengan pilihan:

- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)

- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)

- Multivitamin yang mengandung vitamin c 1-2 tablet / 24 jam (selama 30

hari)

- Dianjurkan vitamin yang komposisi mengandung vitamin C, B, E, zink

b. Vitamin D

- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul,

tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk,

8
sirup)

- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan

tablet kunyah 5000 IU)

c. Azitromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari

d. Antivirus :

- Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5- 7 hari (terutama bila

diduga ada infeksi influenza) atau

- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral

hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)

e. Pengobatan simtomatis seperti parasetamol bila demam.

f. Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat Modern

asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan

untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi

klinis pasien.

g. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.

Non Farmakologi :

1. Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan

2. saat berinteraksi dengan anggota keluarga

3. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer sesering

mungkin.

4. Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)

5. Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah

6. Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)

7. Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun

9
8. Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam

9 pagi dan setelah jam 3 sore)

9. Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong plastik /

wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor keluarga yang lainnya

sebelum dicuci dan segera dimasukkan mesin cuci

10. Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)

11. Segera beri informasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi

peningkatan suhu tubuh > 38oC.s

3. Derajat Sedang

Farmakologi :

a. Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam

diberikan secara drip Intravena (IV) selama perawatan

b. Diberikan terapi farmakologis berikut:

- Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau

sebagai alternative Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada

infeksi bakteri: dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).

Ditambah

c. Salah satu antivirus berikut :

- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral

hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau

- Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip

(hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)

d. Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP

e. Pengobatan simtomatis (Parasetamol dan lain-lain).

10
f. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada

Non Farmakologi :

1. Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status

hidrasi/terapi cairan, oksigen.

2. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung

jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi ginjal, fungsi

hati dan foto toraks secara berkala.

4. Derajat Berat atau Kritis

Farmakologi :

a. Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam

diberikan secara drip Intravena (IV) selama perawatan

b. Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena

c. Vitamin D

- Suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet,

kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul

lunak, serbuk, sirup)

- Obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU

dan tablet kunyah 5000 IU)

d. Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari) atau sebagai

alternatif Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada infeksi bakteri:

dosis 750 mg/24 jam per iv atau per oral (untuk 5-7 hari).

e. Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena ko-infeksi bakteri,

pemilihan antibiotik disesuaikan dengan kondisi klinis, fokus infeksi dan

faktor risiko yang ada pada pasien. Pemeriksaan kultur darah harus

11
dikerjakan dan pemeriksaan kultur sputum (dengan kehati-hatian khusus)

patut dipertimbangkan.

f. Antivirus :

- Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral

hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) Atau

- Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip

(hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)

g. Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP

h. Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid

lain yang setara seperti hidrokortison pada kasus berat yang mendapat

terapi oksigen atau kasus berat dengan ventilator.

i. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada

j. Apabila terjadi syok, lakukan tatalaksana syok sesuai pedoman tatalaksana

syok yang sudah ada

k. Obat suportif lainnya dapat diberikan sesuai indikasi

l. Pertimbangkan untuk diberikan terapi tambahan, sesuai dengan kondisi

klinis pasien dan ketersediaan di fasilitas pelayanan kesehatan masing-

masing apabila terapi standar tidak memberikan respons perbaikan.

Pemberian dengan pertimbangan hati-hati dan melalui diskusi dengan tim

COVID-19 rumah sakit. Contohnya anti-IL 6 (tocilizumab), plasma

konvalesen, IVIG atau Mesenchymal Stem Cell (MSCs) / Sel Punca,

terapi plasma exchange (TPE) dan lain-lain

Non Farmakologi :

a. Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status

12
hidrasi (terapi cairan), dan oksigen

b. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap beriku dengan

hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan CRP, fungsi

ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.

c. Pemeriksaan foto toraks serial bila perburukan

d. Monitor tanda-tanda sebagai berikut;

- Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,

- Saturasi Oksigen dengan pulse oximetry ≤93% (di jari), PaO2/FiO2 ≤

300 mmHg,

- Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru pada

pencitraan thoraks dalam 24-48 jam,

- Limfopenia progresif,

- Peningkatan CRP progresif,

- Asidosis laktat progresif.

e. Monitor keadaan kritis

- Gagal napas yg membutuhkan ventilasi mekanik, syok atau gagal

multiorgan yang memerlukan perawatan ICU.

- Bila terjadi gagal napas disertai ARDS pertimbangkan penggunaan

ventilator mekanik (alur gambar 1)

f. langkah yang penting dalam pencegahan perburukan penyakit, yaitu sebagai

- Gunakan high flow nasal cannula (HFNC) atau non-invasive

mechanical ventilation (NIV) pada pasien dengan ARDS atau

efusi paru luas. HFNC lebih disarankan dibandingkan NIV.

- Pembatasan resusitasi cairan, terutama pada pasien dengan

13
edema paru.

- Posisikan pasien sadar dalam posisi tengkurap (awake prone

position).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:

1. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sering

disebut Ncov19 (Novel Corona Virus)

2. Terapi nya sampai saat ini berdasarkan teraapi simtomatis belum

ditemukan obat yang secara signifikan memberikan efek yang membaik

15
DAFTAR PUSTAKA

Faizun, R. S, Rafsanjani, A., Panjaitan, A.P dan Alfaray, R.I, 2021, Corona Virus

Disease 2019. Gema Insani, Depok.

Susanto, A.D., Firdaus, I., Aman, S., Kamsul, S. dan Bhakti, A., 2020, Pedoman

Tatalaksana COVID-19, Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai