Disusun Oleh
KELOMPOK 4 :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Covid-19 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Demikianlah tugas ini kami susun, semoga bermanfaat dan kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat
kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
C. Patofisiologi .................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
COVID-19 dibanding China. Jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO,
kini lebih dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari jumlah
tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang
merupakan negara Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat
memiliki lebih dari 15 ribu kasus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Covid-19
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan corona virus jenis baru yang
dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit
yang lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti orang tua, ana-anak, dan
orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang adekuat. Sebagian besar
coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya.
Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960
dalam hidung pasien yang terkena flu biasa (common cold). Virus ini diberi nama
berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa
Latin berarti “halo” atau “mahkota”. Dua corona virus pada manusia, yaitu OC43
dan 229E, adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya sebagian flu biasa.
Penyakit SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini
disebabkan oleh tipe corona virus lain.
Corona virus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari
hewan ke manusia. Investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab SARS
(SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS, hewan
yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta dromedaris.
Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan COVID-19 (SARS-CoV-2) diduga
kuat berasal dari trenggiling. Kriteria klinis CDC untuk pasien COVID-19 yang
sedang diselidiki (PUI – Patient Under Investigation / PDP – Pasien dalam
Pengawasan) telah dikembangkan berdasarkan apa yang diketahui tentang MERS-
CoV dan SARS-CoV dan dapat berubah ketika informasi tambahan tersedia.
Awalnya, banyak pasien dalam wabah di Wuhan, Cina dilaporkan memiliki
hubungan dengan pasar makanan laut dan hewan yang besar, menunjukkan
3
penyebaran dari hewan ke orang. Namun, semakin banyak pasien yang dilaporkan
belum memiliki paparan ke pasar hewan, menunjukkan penyebaran orang-ke-
orang sedang terjadi.
B. Penyebab Covid-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang
yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya
lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular, virus Corona
juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-
19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orangorang yang memiliki kontak
dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
4
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
5
3. Sesak napas
4. Hidung berair
5. Sakit kepala
6. Sakit tenggorokan
7. Tidak enak badan secara keseluruhan
Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi
ini dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orangorang dari
kelompok berisiko. Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus adalah
yang umumnya lebih sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan jantung, atau
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan orang tua.
E. Pemeriksaan Penunjang
6
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA NY. W
DENGAN MASALAH COVID-19 YANG SUDAH MULTIPLE ORGAN DI
UGD
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada : Sabtu 25 April 2020 pada hari sabtu jam
09.00 WIB.
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 59 th
Agama : Islam
Diagnosa Medis : COVID-19
a) Alasan di bawa ke IGD : pasien jatuh dari kamar mandi dan tidak sadarkan
diri.
b) Riwayat penyakit sekarang : pasien di bawa oleh tim PSC 119 ke UGD
rumah sakit dengan kondisi tidak sadarkan diri karena terjatuh dari kamar
mandi
c) Riwayat penyakit dahulu : pasien memiliki riwayat perjalanan pulang dari
bisnisnya di Singapore 2 minggu yang lalu.
7
e) Disability : Kesadaran klien sopor GCS 6 (E2V2M2), pupil isokor, reflek
cahaya positif kanan dan kiri, kekuatan otot dan ROM tidak terkaji karena
klien mengalami penurunan kesadaran.
8
• Radiologi : ada gambaran GGO bilateral, Penebalan Septum,
adanya Gambaran Crazy Mozaik,Pasien harus segera dilakukan
early intubasi
• Uji diagnostik analisa darah: pCO2: 29,4 mmHg, pO2: 76 MmHg
f) Terapi
• Saturasi O2 80%
• Terpasang infus asering 500ml/24 jam
• Ringer Laktat 500ml/24 jam.
B. ANALISA DATA
9
mmHg ↓
pelepasan histamin
aktifasi bradikinin
↓
vasodilator kapiler dan
penebalan kapiler
meningkat
↓
perpindahan eksudat
plasma ke intertisiel
↓
edema ruang kapiler
alveoli
↓
penurunan difusi
oksigen
↓
gangguan pertukaran
gas
↓
penurunan saturasi
oksigen
↓
hipoksia jaringan
ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
2. Ds: Virus Covid-19 Gangguan
Pasien jatuh dari ↓ pertukaran
kamar mandi dan Terkontaminasi covid- gas
tidak sadarkan diri 19 dari orang/benda
Do: yang positif Covid-19
• Terdapat bunyi ↓
stridor Masuk dan terjadi
• RR: 34 x/menit, infeksi saluran
• Ada retraksi pernafasan bawah
dinding dada ↓
• pH: 7, 28, Parenkim paru
• pCO2: 29,4mmHg, ↓
• pO2: 76 mmHg Koloni organisme
patogen
• Saturasi O2: 80%.
10
• Pasien memiliki ↓
riwayat perjalanan antigen patogen
pulang dari berkaitan dengan
bisnisnya di antibodi dan berikatan
Singapore 2 dengan molekul
minggu yang lalu. komplemen
• EKG sinus ↓
takikardia kemotaksis netrofil dan
• Klien terpasang makrofag
rebreathing mask ↓
10 L pelepasan histamin
• Radiologi : ada aktifasi bradikinin
gambaran GGO ↓
bilateral, vasodilator kapiler dan
Penebalan Septum, penebalan kapiler
adanya Gambaran meningkat
Crazy Mozaik ↓
perpindahan eksudat
plasma ke intertisiel
↓
edema ruang kapiler
alveoli
↓
penurunan difusi
26
oksigen
↓
gangguan pertukaran
gas
3. Ds : Virus Covid-19 Hipertermia
Pasien jatuh dari ↓
kamar mandi dan Terkontaminasi covid-
19 dari orang/benda
tidak sadarkan diri
yang positif Covid-19
Do: ↓
• Suhu: 41oC Masuk dan terjadi
• akral teraba hangat infeksi saluran
• kulit tampak pernafasan bawah
berkeringat ↓
Parenkim paru
(diaporesis)
↓
• klien terpasang Koloni organisme
11
infus patogen
• asering 500 ml/24 ↓
jam, antigen patogen
berkaitan dengan
• RL 500 ml/24 jam, antibodi dan berikatan
• terpasang DC dengan molekul
dengan jumlah komplemen
urine 2000 ml ↓
kemotaksis netrofil dan
makrofag
↓
pelepasan histamin
aktifasi bradikinin
↓
Hipertermia
27
vasodilator kapiler dan
penebalan kapiler
meningkat
↓
aktifasi proses
fagositosis oleh netrofil
dan makrofag
↓
penumpukan
fibrin,eksudat,
ritrosit,dan leukosit
↓
pelepasan pirogen
endogen(Sitokin)
↓
interleukin1 dan
interleukin-6
↓
menembus sawar otak
pembentukan
prostagladin otak
↓
merangsang
hipotalamus
meningkatkan suhu
↓
menggigil,
meningkatkan suhu
basal
↓
12
hipertermia
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
13
D. RENCANA TINDAKAN
Ketidakefektifan • Tekanan sistol dan 1. Monitor adanya daerah tertentu yang 1. Mengetahui keefektifan fungsi saraf.
perfusi jaringan diastol (TD) berada hanya peka terhadap panas/dingin/tajam
berhubungan dalam rentang yang /tumpul
dengan penurunan diharapkan 2. Monitor adanya paretese 2. Mempermudah memberikan
saturasi oksigen • Tidak ada tanda tanda intervensi selanjutnya.
peningkatan tekanan 3. Batasi gerakan kepala, leher dan 3. Mencegah terjadinya komplikasi
intrakranial. punggung
4. Kolaborasi pemberian analgesik 4. Untuk menahan rasa sakit berlebih
Gangguan • Memelihara kebersihan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 1. Memaksimalkan asupan oksigen
pertukaran gas paru-paru dan bebas dari ventilasi dalam tubuh.
2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 2. Mengetahui fungsi otot-otot
berhubungan tanda-tanda distress pernafasan
dengan hipoksia pernafasan 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya 3. Mengetahui adanya suara gangguan
jaringan • Tanda tanda vital dalam suara tambahan Saluran pernafasan
4. Monitor respirasi dan status O2 4. Mengetahui adanya perubahan
rentang normal respirasi dan status O2 pasien
• Status neurologis dalam 5. Catat pergerakan dada, amati 5. Mengetahui adanya kelainan pada
batas normal kesimetrisan, penggunaan otot otot pernafasan
tambahan, retraksi otot supraclavicular
14
dan intercostal
6. Monitor pola nafas bradipena/takipenia 6. Mengetahui pola nafas pasien
7. Auskultasi bunyi jantung, jumlah, 7. Mengetahui adanya kelainan pada
irama dan denyut jantung jantung pasien
Hipertermi • Suhu dalam nilai normal 1. Monitor suhu setiap 2 jam sekali 1. Untuk mengetahui perubahan suhu
berhubungan yaitu 36 – 370C tubuh pasien.
dengan penyakit • Nadi dan RR dalam 2. Monitor warna dan suhu kulit 2. Mengetahui perfusi pada kulit
rentang normal pasien.
• Tidak ada perubahan 3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR 3. Untuk Memantau kondisi klien Atau
warna Kulit mengidentifikasi masalah dan
15
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
16
13.10 5. Mengkompres pasien pada lipat paha dan aksila
13.25 6. Mengkolaborasikan pemberian antipiretik
F. EVALUASI
17
- RR : 34 x/menit
- pH : 7,28
- klien terpasang rebreathing mask 10 L
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 28/02/2020 WIB S : Pasien sudah sadarkan diri
12.30 O : - Suhu : 40°C
- akral teraba hangat
- kulit masih tampak berkeringat
- klien terpasang infuse asering 500 ml/24 jam, RL 500 ml/jam
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19: Batuk, Letih,
Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh dan Secara umum merasa tidak enak
badan. Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-19: Kesulitan
bernapas, Infeksi pneumonia, Sakit di bagian perut dan Nafsu makan turun. Ciri-
ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul 2-10 hari
setelah kontak dengan virus. Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal Corona virus
dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal
Corona dan flu biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Dalam 14
hari sempat bepergian ke negara yang dianggap sumber virus Corona dan Sempat
kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20