Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PERANAN TENAGA FARMASIS DALAM PENERAPAN ILMU


FARMAKOEPIDEMIOLOGI DI ERA PANDEMI COVID 19”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas:

Mata Kuliah: Farmakoepidemiologi

Dosen Pengampu: Apt. Nurlina, S.Farm., M.Kes

Disusun Oleh:

ANDI MASNA
202306081

PRODI S1 FARMASI NON REGULER


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
2023

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT karena atas berkah
limpahan dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Farmakoepidemiologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Farmakoepidemiologi yang telah membantu selama proses pembuatan makalah
ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita
tentang Imunologi. Kami juga menyadari dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Karena itu kami berharap
kritikan dan saran demi perbaikan makalah pada waktu yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pangkajenne, 4 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
I.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
II.1 Pengertian Farmakoepidemiologi ........................................................ 3
II.2 Pengertian Covid-19 ........................................................................... 3
II.3 Cara Penyebaran Covid 19 .............................................................................. 5
II.4 Cara Pencegahab Covid 19 ................................................................. 6
II.5 Peranan farmasis di era Covid 19 ....................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9
III.1 Kesimpulan ........................................................................................ 9
III.2 Saran .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia
baru yang bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar
dengan cepat ke lebih dari 190 negara. Wabah ini diberi nama Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).

Secara epidemiologi, prevalensi COVID-19 (coronavirus disease


2019) meningkat secara cepat di seluruh dunia. WHO pada awal tahun
2020 menetapkan penyakit ini sebagai pandemi global.

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan


penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa tipe dari coronavirus diketahui
dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan manusia dengan gejala
batuk, pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pada kasus
Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Covid-19 melanda banyak Negara
di dunia termasuk Indonesia.

Indonesia melaporkan kasus Covid-19 pertama pada tanggal 2


Maret 2020. semenjak munculnya virus COVID-19 yang berujung menjadi
pandemi dari bulan Desember 2019, berbagai pihak sangat memiliki peran
penting utamanya tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam
penanganannya seperti dokter, perawat, farmasi, radiografer dan lainnya.

Tenaga farmasi menjadi salah satu tenaga kesehatan yang berperan


penting dalam dalam meminimalisir dampak negatif dengan gagasan dan
strategi inovatif dalam penangannya dari pandemi ini. tenaga farmasi adalah
seorang ahli obat yang mempelajari perancangan, cara pembuatan atau
membuat produk, menyalurkan dan mengelola obat-obatan dan
merencanakan sistem pelayanan dalam bidang kefarmasian.

1
I.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Ilmu Farmakoepidemiologi?

2. Apa pengertian dari Covid-19?

3. Bagaimana Penyebaran dan cara penyebaran Virus Covid-19?

4. Bagaiman cara pencegahan Virus Covid-19?

5. Apa Saja Peran Farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi di


era Covid-19?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Ilmu Farmakoepidemiologi

2. Mengetahui pengertian dari Covid-19

3. Mengetahui Penyebaran dan cara penyebaran Virus Covid-19

4. Mengetahui cara pencegahan Virus Covid-19

5. Mengetahui Peran Farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi


di era Covid-19

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Farmakoepidemiologi

Kata Farmakoepidemiologi berasal dari kata “Pharmacon” (Obat),


“Epi” (Pada), “Demos” (Penduduk) dan “logos” (Ilmu).
Farmakoepidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
penggunaan obat dan efek sampingnya pada sejumlah besar manusia serta
menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah tersebut.

Farmakoepidemiologi juga di gunakan sebagai aplikasi, metode, latar


belakang dan pengetahuan epidemiologik untuk mempelajari penggunaan dan
efek samping obat dalam suatu populasi manusia

II.2 Pengertian Covid-19

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan


penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa tipe dari coronavirus diketahui
dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan manusia dengan gejala
batuk, pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).Coronavirus jenis
baru yang ditemukan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease 2019
(Covid-19). Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
II.3 Penyebaran Covid-19

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office


melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pneumonia yang tidak diketahui etiologinya
telah diidentifikasi oleh negara Cina pada bulan Januari tanggal 7 tahun
2020 sebagai tipe baru dari coronavirus. Dugaan awal hal ini terkait dengan
pasar basah yang menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan lain. Pada
bulan Januari tanggal 10 tahun 2020. virus corona baru telah teridentifikasi
beserta kode genetiknya sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Covid-19
ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern
3
(PHEIC) oleh WHO tepatnya di bulan Januari tanggal 30 tahun 2020.

Secara global, jumlah kasus menjadi lebih dari 102 juta dan jumlah
kasus kematian menjadi 2,2 juta dari 222 negara dan wilayah. Pada 30
Januari 2021 menandai satu tahun sejak WHO menyatakan Covid-19
sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Kepedulian Internasional. Pada 22
Februari 2021 kasus Coronavirus Disease 2019 dikonfirmasi di 192 negara.

Indonesia melaporkan kasus Covid-19 pertama pada tanggal 2


Maret 2020. Sejak saat itu, kasus terus meningkat dan menyebar dengan
cepat di seluruh wilayah Indonesia, hingga dikeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam Penyebaran
Covid-19 Sebagai Bencana Nasional. Per tanggal 29 September 2020 Satuan
Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan 282.724 kasus terkonfirmasi
Covid-19 yang tertinggi di Asia dengan 10.601 kasus meninggal (CFR
3.6%) yang tersebar di 34 provinsi Indonesia. Sebanyak 51.2% kasus terjadi
pada laki-laki. Kasus terbanyak ditemukan pada usia 31-45 tahun dan usia
0-5 tahun adalah kasus yang paling sedikit. Angka kematian tertinggi
dijumpai pada pasien dengan usia ≥60 tahun.

Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang
kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien
COVID-19 . (WHO) mengumumkan bahwa penyebaran virus Corona bisa
terjadi melalui udara. Dalam pedoman terbarunya yang dirilis di laman
resminya, WHO akhirnya memasukkan udara sebagai salah satu transmisi
atau cara penularan virus Corona. Selain udara, ada beberapa mode atau cara
yang menjadi jalur penyebaran virus Corona, yaitu:

1. Penyebaran melalui droplet

Penularan virus Corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang


batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat melakukan
hal-hal tersebut, udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan
partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat

2. Penyebaran virus melalui permukaan yanng terkontaminasi

Cara penularan virus Corona ini terjadi saat seseorang menyentuh


4
permukaan yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang
batuk atau bersin. Lalu virus itu berpindah ke hidung, mulut, atau mata
yang disentuh setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi
tersebut.
Selain cara penularan virus Corona, WHO pun juga menyinggung
beberapa tempat yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona,
seperti:
• Tempat ramai
• Tempat yang sempit
• Ruangan yang terbatas1 dan tertutup
II.4 Pencegahan Covid-19

Cara penanggulangan dan pencegahan yang benar yaitu dengan


selalu menjaga gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas
tubuh, rajin mencuci tangan, menjaga etika batuk dan bersin, menghindari
kerumunan, menghindari menyentuh mata, mulut dan hidung, mengurangi
interaksi dengan orang lain, berdoa dan Meningkatkan kekebalan tubuh
merupakan salah satu tindakan pencegahan infeksi virus. Kekebalan tubuh
dapat ditingkatkan dengan rutin melakukan olahraga, makan makanan dengan
gizi seimbang, hingga mengonsumsi suplemen jika diperlukan. Konsumsi
buah dan sayur dengan kandungan vitamin C untuk meningkatkan imun
tubuh. Selain itu, hindari pula kepanikan dan stres yang berlebih sebab dapat
menurunkan kekebalan tubuh yang dimiliki. Dalam mengatasi wabah
COVID-19 ini, diharapkan masyarakat untuk tetap tenang dan berpikiran
positif agar mental sehat dan daya tubuh tidak melemah.

Sebagai bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu dengan


mendukung kebijakan pemerintah mengenai sekolah di rumah, bekerja dari
rumah dan ibadah di Sebagai bentuk partisipasi yang dapat dilakukan yaitu
dengan mendukung kebijakan pemerintah mengenai sekolah di rumah,
bekerja dari rumah dan ibadah di rumah.

5
II.5 Peran Farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiologi di pandemi
Covid-19

Farmasi sebagai salah satu garda penting di bidang kesehatan


mempunyai tugas fungsi pokok untuk menyediakan obat yang aman,
berkhasiat dan berkualitas. Industri farmasi merupakan bagian terdepan
yang memiliki peranan penting tersebut sekaligus merupakan bagian
terdepan yang terkena dampak dari situasi pandemik COVID-19. Tekanan
untuk penemuan vaksin/obat baru sebagai antivirus COVID19 hingga
produksi vitamin dan produk nutrisi lain sebagai upaya preventif untuk
melindungi masyarakat Indonesia dari peningkatan penularan virus COVID-
19.

Peran farmasis selama pandemik yaitu berhubungan dengan terapi


baru untuk membantu pasien dalam mengambil keputusan pengobatan,
menjaga ketersediaan obat lain selama pandemik serta bekerja Bersama
tenaga kesehatan lain, pasien serta masyarakat karena farmasis merupakan
bagian penting dalam mitigasi pandemi. Salah satu peran farmasis yaitu
sebagai penyedia konseling untuk tenaga kesehatan lain serta pasien dengan
menjamin penggunaan obat serta penggunaan dosis yang sesuai dan
memperhatikan potensi interaksi obat serta komplikasi lain yang mungkin
timbul dari terapi yang digunakan. Farmasis harus bekerja secara proaktif
dalam menjamin ketersediaan obat untuk komunitas dan negaranya.

Pihak Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI terus melakukan


perbandingan dengan apa yang terjadi pada China, Malaysia, dan negara
lainnya untuk megatasi hambatan yang Indonesia hadapi. Dimana hal ini
harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia karena Indonesia
merupakan negara dengan keberagaman tinggi, sehingga jika Kemenkes
mengambil sesuatu kebijakan harus bisa diimplementasikan ke seluruh
masyarakat Indonesia. Kebutuhan pada saat COVID 19 menyebar menjadi
sangat tinggi baik pada obat, alat kesehatan, APD, desinfektan, reagen, dsb.

Dalam hal ini, sempat terjadi kekosongan dalam pemenuhan alat-


alat medis karena adanya chaos dari masyarakat dan kurangnya
6
pengetahuan, serta bahan baku impor untuk pembuatan alat tersebut
terhambat karena lockdown. Bisa dilihat dari masalah yang terjadi bahwa
peran farmasi dalam penanggulangan COVID ini sangat besar karena
merupakan sebuah dorongan dalam sektor farmasi untuk berkembang secara
cepat dan inovatif.

Peranan sebagai farmasis tentunya adalah harus memenuhi dalam


obat-obatan, namun karena obat yang dibutuhkan harus dikaji, maka
pelayanan farmasi posisinya jauh lebih memungkinkan. Peran apoteker
dalam penanggulangan COVID ini merupakan tatakelola obat yaitu dimulai
dari pemilihan, perencanaan, pembiayaan, pengadaan, distribusi,
penggunaan, monitoring, dan evaluasi.

Dalam pemilihan obat untuk COVID 19 ini, Indonesia menerapkan


protokol yang disusun oleh organisasi profesi (PDPI, PAPDI, PERDATIN,
IDAI) yang mengacu pada formularium nasional dan standar pelayanan
kefarmasian. Pada saat ini, obat yang digunakan dalam menangani COVID
19 ini adalah oseltamivir, namun jika persediaannya habis, digunakan
favipiravir. Kemudian ditambah dengan obat yang bersifat comorbid,
tergantung oleh penyakit bawaan yang diidap oleh pasien. Sebetulnya, obat-
obat ini belum bisa dikatakan sebagai terapi COVID 19 karena masih dalam
proses penelitian, namun karena adanya urgensi yang ada, sudah ada yang
menggunakan obat-obat ini. Dan juga pemerintah memfasilitasi penggunaan
obat-obat ini meskipun belum mempunyai izin edar. Dalam pendistribusian
obat ke seluruh Indonesia juga kemenkes melakukan kerjasama dengan
kementerian perhubungan sehingga meskipun adanya PSBB distribusi obat
tidak terhambat.

Kemudian ada beberapa langkah-langkah yang telah dan terus


dilakukan, yaitu: Konsolidasi rencana kebutuhan & pendanaan, Revitalisasi
Dukungan Instalasi Farmasi di Provinsi dan Kab/Kota, Konsolidasi Lintas
Kementerian/Lembaga, industri farmasi, & kerjasama internasional,
Implementasi sistem informasi logistik Covid-19. Indonesia juga
berpartisipasi dalam Solidarity CT for Covid-19 Treatments yang
merupakan Merupakan uji klinik multisenter yang melibatkan 23 RS (data
7
hingga 19 Mei 2020, uji klinik telah mulai berjalan di 13 RS dengan 115
pasien). Dalam melayani masyarakat, diterapkan Telemedicine dengan
berdasar surat edaran NOMOR HK.02.01/MENKES/303/2020 yaitu
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Edukasi kepada masyarakat harus tetap diberikan dalam bentuk


infografis dan hal-hal yang bisa dikomunikasikan lewat internet. Pelayanan
resep, pelayanan informasi obat, konseling dan pelayanan farmasi klinis lain
dilakukan secara daring. Jika tidak memungkinkan pelayanan secara daring,
pelayanan secara manual dilaksanakan dengan memperhatikan kewaspadaan
standar (kebersihan tangan dan penggunaan APD, menggunakan pembatas
mika/kaca antara petugas dengan pasien) serta menerapkan physical
distancing (mengatur jarak aman antar pasien di ruang tunggu, mengurangi
jumlah dan waktu antrian).

Tenaga farmasi selalu menjadi penyedia layanan kesehatan yang


paling mudah diakses hal ini terutama terjadi di era COVID-19. Apotek
tetap terbuka untuk umum meskipun ada pembatasan lockdown yang lebih
ketat. Apoteker memainkan peran penting dalam menutup kesenjangan yang
diperburuk oleh tekanan tambahan pada sistem dan berkurangnya akses
terhadap penyedia layanan kesehatan. Untuk negara-negara berpenghasilan
rendah hingga menengah, apotek komunitas menawarkan keuntungan
berupa nasihat medis tanpa biaya bagi pasien yang tidak mampu membayar
biaya dokter . Meskipun pada awalnya kekurangan alat pelindung diri, staf
apotek terus memberikan perawatan langsung kepada pasien. Apotek
mendidik pasien tentang layanan telehealth, menilai pasien yang
memerlukan pengobatan kronis, melakukan konsultasi mengenai penyakit
ringan, mengklarifikasi kesalahpahaman tentang pengobatan COVID-19,
dan berkontribusi dalam skrining COVID-19.

8
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Farmakoepidemiologi juga di gunakan sebagai aplikasi, metode, latar
belakang dan pengetahuan epidemiologik untuk mempelajari penggunaan
dan efek samping obat dalam suatu populasi manusia.

2. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan


penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa tipe dari coronavirus
diketahui dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan manusia
dengan gejala batuk, pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Farmasi sebagai salah satu garda penting di bidang kesehatan


mempunyai tugas fungsi pokok untuk menyediakan obat yang aman,
berkhasiat dan berkualitas. Industri farmasi merupakan bagian terdepan
yang memiliki peranan penting tersebut sekaligus merupakan bagian
terdepan yang terkena dampak dari situasi pandemik COVID-19. . Peran
apoteker dalam penanggulangan COVID ini merupakan tatakelola obat yaitu
dimulai dari pemilihan, perencanaan, pembiayaan, pengadaan, distribusi,
penggunaan, monitoring, dan evaluasi.

1.2 Saran
Berharap semoga pembaca bisa memahami arti dari
farmakoepidemiologi, arti dan cara penyebaran virus covid-19, serta dapat
memahami peran farmasi dalam penerapan ilmu farmakoepidemiolgi di era
covid-19.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali E, dkk (2020). Journal of Pharmaceutical Policy and Practice. “Pharmacist and
Covid-19”.

Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2020). Peran apoteker dalam
pelayanan kefarmasian di masa pandemi covid 19.

Ginanjar E, et al. Pedoman Standar Perlindungan Dokter Di Era Covid-19. Ikatan


Dokter Indonesia. 2020.

Kemenkes RI. Situasi COVID-19. Kementerian Kesehatan RI. 2020

Media Indonesia.industri farmasi berepran strategis dalam mengatasi pandemi.


Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/395668/menkes-industri-
farmasi-berperan-strategis-mengatasi-pandemi

WHO Indonesia. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) – Situation Report 40.
Diakses pada tanggal 3 Desember 2023.

Wikipedia. Pengertian Farmakoepidemiologi. Farmakoepidemiologi - Wikipedia


bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Wulandari A, et al. Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang


Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan
Selatan. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. 2020

10

Anda mungkin juga menyukai