DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
TINGKAT II A
I
Kata Pengantar
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kami penulis sendiri
maupun kepada pembaca umumnya.
II
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. I
Kata Pengantar............................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
A. Konsep Polio
a) Pengertian Polio...........................................................................3
b) Epidemiologi Polio......................................................................3
c) Etiologi Polio...............................................................................5
d) Manifestasi Klinis........................................................................6
e) Pemeriksaan Penunjang...............................................................7
f) Patofisiologi..................................................................................9
A. Pengkajian........................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................13
C. Intervensi Keperawatan....................................................................14
D. Implementasi Keperawatan..............................................................18
E. Evaluasi............................................................................................20
III
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................21
B. Saran.................................................................................................21
Daftar Pustaka..............................................................................................22
IV
V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
polio yang berasal dari genus Enterovirus dan family Picorna viridae (Miller,
2004). Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri tenggorokan, rasa tidak enak
diperut disertai demam ringan, nyeri kepala ringan,dan kelumpuhan akut, kaki
biasanya lemas tanpa gangguan saraf perasa . Wilson (2001) menyatakan bahwa
penyakit polio (Poliomyelitis) tersebut dinilai berbahaya karena dapat
menyebabkan komplikasi, kerusakan otak yang menyebabkan kelumpuhan pada
organ dalam, kelumpuhan pada kaki, otot-otot dan bahkan kematian (polio
bulbar)
1
dipercaya sebagai cara yang paling efektif dalam menekan penyebaran penyakit
polio. Oleh karena itu, vaksinasi perlu diperhatikan dalam model sebagai upaya
untuk mencegah meluasnya penyakit.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Polio ?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Polio ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Polio Berupa Pengertian Polio,
Etiologi,Manifestasi Klinis, Penatalaksanaan dan Patofisiologi
Polio .
2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Polio
D. Manfaat
Untuk Menambah Pengetahuan Mahasiswa Tentang Konsep Polio
dan Asuhan Keperawatan Polio
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Konsep Polio
a) Pengertian Polio
Poliomielitis merupakan suatu penyakit kelumpuhan syaraf yang
bersifat akut yang disebabkan karena virus RNA golongan Enterovirus,
Famili Picornaviridae, satu subgroup dengan virus Coxsackie dan
Echovirus. Ada tiga jenis virus polio yaitu strain 1 (Brunhilde), strain 2
Lansing dan strain 3 Leon. Strain 1 adalah yang paling paralitogenik dan
sering menimbulkan wabah sedangkan strain 2 yang paling jinak. Tidak
ada imunitas silang antar subtipe virus polio. Predileksi virus polio pada
sel kornu anterior medula spinalis, inti motorik batang otak dan area
motorik korteks otak, sehingga menyebabkan kelumpuhan serta atrofi otot.
Poliomielitis dapat menimbulkan wabah epidemi dan endemi.
Penyakit ini dapat menyerang 1313 semua usia, namun sebagian besar
(50-70%) menyerang pada anak-anak di bawah usia tiga tahun, pernah
dilaporkan adanya kejadian pada masa neonatal. Penyakit ini sempat
menghilang dari Indonesia sejak tahun 2000 namun kembali ditemukan
lagi pada tahun 2005. Manusia adalah satu satunya inang dari virus polio.
Penularan tersering terjadi secara infeksi droplet dari orofaring/saliva
(jarang) atau tinja penderita yang infeksius. Faktor yang mempengaruhi
penularlan adalah sanitasi dan higiene lingkungan yang buruk. Virus polio
ini dapat hidup sampai berbulan–bulan pada suhu kamar tahan terhadap
alkohol 70%, ether dan mati dengan chlorine, formaldehide dan jika
terpapar suhu di atas 50°C dan sinar ultra violet
b) Epidemiologi Polio
Epidemologi Selama 3 dekade pertama di abad ke 20-,80-90%
penderita polio adalah anak balita,kebanyakan dibawah umur 2 tahun.
Tahun 1955,di Massachusett Amerika Serikat pernah terjadi wabah polio
3
sebanyak 2.771 kasus dan tahun 1959 menurun menjadi 139 kasus.
Hasil penelitian WHO tahun 1972-1982,di Afrika dan Asia Tenggara
terdapat 4.214 dan 17.785 kasus. Dinegara musim dingin,sering terjadi
epidemic dibulan Mei-Oktober,tetapi kasus sporadic tetap terjadi setiap
saat . Di Indonesia ,sebelum perang dunia II, penyakit polio merupakan
penyakit yang sporadic-endemis,epidemi pernah terjadi di berbagai daerah
seperti Bliton sampai ke banda, Balikpapan, bandung Surabaya,Semarang
dan Medan Epidemi terakhir terjadi pada tahun 1976/1977 di Bali Selatan.
Kebanyakan infeksi virus polio tanpa gejala atautimbul panas yang tidak
spesifik. Perbandingan asimtomatik dan ringan sampai terjadi paralisis
adalah 100:1 dan 1000:1
Terjadinya wabah polio biasanya akibat:
a.Sanitasi yang jelek
a. Inhalasi
4
1. Jumlah anak berumur 0-4 tahun yang tripel negative makin
bertambah (10%)
c) Etiologi Polio
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus,
dibagi 3 yaitu : 1. Brunhilde 2. Lansing 3. Leon ; Dapat hidup berbulan-
bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa inkubasi : 7-
10-35 hari
Klasifikasi virus
Golongan: Golongan IV ((+)ssRNA)Familia: Picornaviridae
Genus: EnterovirusSpesies: PoliovirusSecara serologi virus polio dibagi
menjadi 3 tipe, yaitu:· Tipe I Brunhilde· Tipe II Lansing dan· Tipe III
LeoninyaTipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan
ganas, tipe II kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic sedang
tipe III menyebabkan epidemic ringan
Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe
II dan III dan virusini tidak menimbulkan imunitas silang.
Penularan virus terjadi melalui :
1. Secara langsung dari orang ke orang
2. Melalui tinja penderita
5
3. Melalui percikan ludah penderita Virus masuk melalui
mulut dan hidung, berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran
pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah
dan getah bening
Resiko terjadinya Polio:
a) Belum mendapatkan imunisasi
b)Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan
polioc) Usia sangat muda dan usia lanjutd) Stres atay kelelahan
fisik yang luar biasa (karena stress emosi dan fisik dapat
melemahkan system kekebalan tubuh).
d) Manifestasi Klinis
1. Poliomielitis Asimtomatis: Setelah masa inkubasi 7-10 hari,
tidak terdapat gejalakarena daya tahan tubuh cukup baik, maka
tidak terdapat gejala klinik sama sekali
2. Poliomielitis Abortif: Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai
beberapahari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia,
nausea, muntah, nyerikepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri
abdomen.
3. Poliomielitis Non Paralitik: Gejala klinik hampir sama dengan
poliomyelitis abortif,hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat.
Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan
sementara untuk kemudian remisi demam ataumasuk ke dalam fase ke-2
dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini denganhipertonia, mungkin
disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna
posterior.
4. Poliomielitis Paralitik: Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik
disertaikelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial.
Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria
dan antonia usus.
Adapun bentuk- bentuk gejalanya antara lain :
6
a. Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis otot leher,
abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyakekstremitas.
b. Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otakdengan
atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan sirkulasi.
c. Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal
dan bentuk bulbar.
d. Kadang ensepalitik: Dapat disertai gejala delirium, kesadaran menurun,
tremor dan kadang kejang.
e) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah,
cairanserebrospinal dan isolasi virus polio.
Pemeriksaan Lab lainnya :
a. Pemeriksaan darah
b. Cairan serebrospinal
c. Isolasi virus polio
Pemeriksaan radiologi
Penatalaksanaan Medis
1. Poliomielitis aboratif
- Diberikan analgetik dan sedative
- Diet adekuat
- Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah
aktifitas yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal
secara teliti.
2. Poliomielitis non paralitik
a. Sama seperti aborif
b. Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan
kompres hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
3. Poliomielitis paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
7
d. Fisioterapi
e. Akupuntur
f. Interferon Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.
Poliomielitis abortif diatasi denganistirahat 7 hari jika tidak
terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi. Poliomielitis
paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2
minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi
paralysis pernapasan.
Fase akut :
a. Analgetik untuk rasa nyeri otot.
b. Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard (papan
penahan padatelapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai
terhadap tungkai.
c. Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan terganggu
sehinggadapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala
anak harus ditekan lebihrendah dan dimiringkan kesalah satu sisi.
Sesudah fase akut :
a. Kontraktur atropi dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy.
Tindakan ini dilakukansetelah 2 hari demam hilang.
Diagnostik Medis
Penyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :
1. Viral Isolation
Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga
terkena penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan
cerebrospinal adalahdiagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang
akurat. Jika poliovirus terisolasi dariseseorang dengan kelumpuhan yang
akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjutmenggunakan uji
oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakahvirus
polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
2. Uji Serology
8
Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita.
Jika pada darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang
tersebutterkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut
tampak netral dan dapatmenjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.
3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)
CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat
peningkatanjumlahsel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah
sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul,
2004 ).
9
f) Patofisiologi
g)
Polio Virus
Masuk Kesistem
Limfatik/Pembuluh Menyebar Ke Organ Target
Darah
Fase Veremia
Melemahnya Otot
Paralysis
A. Pengkajian
I. IDENTITAS
a) Identitas Pasien
1. Nama : An. Y
2. Umur :4 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jln Melati Bandar Jaya Lahat
6. Tgl MRS : 27-07-2020
7. Jam MRS : 10.00 WIB
8. Diagnosa : Poliomyelitis
b) Identitas Penanggung jawab
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 36 Tahun
3. Alamat : Jln. Melati Bandar Jaya Lahat
4. Pekerjaan : PNS
5. Hubungan : Ibu Kandung
11
hingga sekarang tidak mampu berdiri dan berjalan, Nafsu makan
berkurang , berat badan menurun, dan Imunisasi polio (-).
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Tumbuh Kembang anak :
- Imunisasi : Hepatitis B-1 diberikan waktu 12 jam setelah lahir,
BCG diberikan saatlahir, Polio oral belum pernah diberikan
- Status Gizi : Baik Tahap perkembangan anak menurut
teori psikososial : Klien An. Y mencari kebutuhan dasarnya seperti
kehangatan, makanan dan minuman serta kenyamanan dari orang
tua sendiri
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
- Komposisi keluarga : Keluarga berperan aktif terutama ibu klien
An. Y dalam merawa tklien.
- Lingkungan rumah dan komunitas : Lingkungan sekitar rumah
berada di area pemukiman kumuh.
- Kultur dan kepercayaan : -
- Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan : -
- Persepsi keluarga tentang penyakit anak : cobaan Tuhan
III. Pola Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan kesehatan
Ibu pasien tampak merasa cemas karena anaknya belum
pernah mendapatkan vaksin polio sejak kecil.
2. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Makan 3 kali dalam sehari dan selalu
dihabiskan (BB= 18,8 kg)
Sesudah Sakit : Nafsu makan berkurang makan jadi 1x/hari dan
hanya ¼ dari porsi biasanya sehingga BB ↓ = 11,2 kg
3. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit
BAB : Normal 2X/Hari, Tesktur Lunak Warna Kecoklatan
BAK : Normal, Warna Kuning (Output ±1200cc)
12
Sesudah Sakit
BAB : Konstipasi (terkadang tidak BAK sama sekali dalam 1
hari)
BAK : Normal, Warna Kuning (Output ±1200cc)
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Kemampuan √
melakukan
ROM
Kemampuan √
Mobilitas
Ditempat tidur
Kemampuan √
Makan/Minum
Kemampuan √
Toileting
Kemampuan √
Mandi
Kemampuan √
berpindah
Kemampuan √
Berpakaian
Sebelum sakit : 10 jam sehari, 2 jam tidur siang dan 8 jam tidur malam.
13
7) Konsep diri
V. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium :
pada pemeriksaan sampel feses ditemukan adanya Poliovirus. Pada
pemeriksaan serumditemukan adanya peningkatan antibody.
14
ANALISIS DATA
RR : 30x/Menit Hipertermi
Paralysis
15
Oto tungkai ( Falccid
Paralysis )
Sulit Menelan
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan
muntah
16
INTERVENSI KEPERAWATTAN
RR : 30x/Menit
17
dan berjalan, kontraktur untuk aktif untuk
letargi sendi. seperti memecahkan
Bertambahnya pemasukan masalah untuk
kekuatan otot. makanan mempertahankan
Klien yang tidak atau
menunjukan adekuat. meningkatkan
tindakan untuk Evaluasi mobilitas.
meningkatkan kemampuan Latihan berjalan
mobilitas untuk dapat
melakukan meningkatkan
mobilisasi keamanan dan
secara aman efektifan anak
Kolaborasi untuk berjalan
dengan
fisioterapis
Perubahan nutrisi kebutuhan nutrisi 1.Kaji pola 1. Untuk
kurang dari anak terpenuhi. makan anak mengetahui
kebutuhan b/d Kriteria Hasil : perkembangan Porsi
mual muntah 2. Kolaborasi makan anak
Pasien dengan ahli gizi
DS : Ibu pasien dalam pemberian 2. Agar Nutrisi anak
memperlihatka
mengatakan semakin baik
n peningkatan nutrisi
anaknya kurang
berat badan 3. Agar Anak bisa
Nafsu makan dan 3. Berikan
yang progresif Mengembalikan
Sering Muntah makanan secara
Nilai Kebutuhan
adekuat Tubuhnya
DO : Tampak laboratorium
Pasien rewel dan pasien(albumin 4. Berikan nutrisi
4. Agar terjadi
pemeriksaan , protein, kalori, keseimbangan
Bowel terlihat elektrolit) protein,vitamin dalam kebutuhan
sering mual dan menunjukkan dan mineral tubuhnya
muntah serta nilai normal
Mual muntah 5. Timbang berat 5. Untuk
tidak nafsu
berkurang dan badan mengetahui Naik
makan
dan turunnya Berat
nafsu makan 6. Berikan Badan Anak
bertambah. makanan
kesukaan anak 6. Agar Anak nafsu
untuk Makan
7. Berikan
makanan porsi 7. Untuk
Menyeimbangkan
sedikit tapi sering
18
berat badannya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DO : Dari hasil
pemeriksaan didapatkan
S: 39°c
N: 100x/Menit
RR : 30x/Menit
Jum'at 09:00
Gangguan mobilitas fisik 1.menentukan aktivitas
8/6/12 b/d paralysis WIB
2.mencatat dan terima keadaan
DS : kakak pasien kelemahan(kelelahan yang ada).
mengatakan badan pasien
lemas disekujur tubuhnya, 3.mengindetifikasi factor-faktor
tungkai kanan sulit yangmempengaruhi kemampuan untuk aktif
digerakkan seperti pemasukan makananyang tidak
adekuat.
DO : tidak mampu berdiri
dan berjalan, letargi 4. mengevaluasi kemampuan untuk
melakukan mobilisasi secara aman
19
Perubahan nutrisi kurang WIB
dari kebutuhan tubuh b/d
8/6/12 2. Mengkolaborasi Dengan Ahli Gizi dalam
anoreksia, mual dan
Pemberian Nutrisi
muntah
3. Mmberikan Makanan Secara Adekuat
DS : pasien mengatakan
lemas, mual muntah. 4. memberikan Nutrisi Kalori, Protein,
Vitamin dan Mineral
DO : konstipasi
5. Mentimbang Berat Badan
20
EVALUASI KEPERAWATAN
P : Intervensi Dihentikan
P : lanjutkan Intervensi
keperawatan
P : lanjutkan Intervensi
Keperawatan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
23