(UROLITHIASIS)
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
II
OLEH : DR.TIGOR H.SITUMORANG,M.H.,M.KES
KELOMPOK 3 :
1. MUAMMAR
2. RAHMA PUTRI
SEPTIANI
3. NI MADE RIANTIKA.Y
4. SELA NORISA
KONSEP TEORI
ANATOMI FISIOLOGI
KONSEP TEORI
DEFINISI
Batu saluran kemih (BSK) atau Urolithiasis adalah suatu
kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk batu
berupa kristal yang mengendap dari urin (Brunner & Suddarth,
2016).
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, penyakit ginjal yang paling umum dijumpai
adalah gagal ginjal dan batu ginjal. Berdasarkan hasil Riskesdas
2013, prevalensi penderita batu ginjal di Indonesia adalah 0,6%.
Prevalensi tertinggi penyakit batu ginjal yaitu di daerah DI
Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa
Tengah , dan Sulawesi Tengah masing-masing (0,8%) (Depkes,
2013).
Berdasar penelitian epidimiologi diduga pria menderita batu
ginjal lebih banyak dibanding wanita (Scales, et al, 2012).
Prevalensi batu ginjal di Amerika Serikat adalah 12% pada laki-
laki dan 7% pada wanita (Han et al., 2015).
KONSEP TEORI
GAMBAR ILUSTRASI UROLITHIASIS (BSK)
KONSEP TEORI
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya batu saluran kemih secara teoritis dapat
terjadi atau, adanya kelainan bawaan pada pelvikalis (stenosis
uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesiko kronik, seperti
Benign Prostate Hyperplasia (BPH), striktur dan buli-buli
neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan
terjadinya pembentukan batu (Angelina, 2016).
Pembentukan batu dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi,
yaitu
1. infeksi,
2. non-infeksi,
3. kelainan genetik
4. obat-obatan.
KONSEP TEORI
PATOFISIOLOGI
Banyak faktor menyebabkan berkurangnya aliran urin dan
menyebabkan obstruksi, salah satunya adalah statis urine dan
menurunnya volume urin akibat dehidrasi serta ketidakadekuatan
intake cairan, hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya
urolithiasis, rendahnya aliran urin adalah gejala abnormal yang
umum terjadi. Selain itu, berbagai kondisi pemicu terjadinya
urolithiasis seperti komposisi batu yang beragam menjadi faktor
utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis. Batu yang
terbentuk dari ginjal dan berjalan menuju ureter paling mungkin
tersangkut pada satu dari lokasi berikut, yaitu sambungan
uroteropelvik, titik ureter menyilang disebut batu staghorn.
pembuluh darah iliaka, dan sambungan ureterovesikakeputusan
untuk tindakan pengangkatan batu. Batu yang masuk pada pelvis
akan membentuk pola koligentes yang di sebut staghorn.
KONSEP TEORI
PATHWEY
KONSEP TEORI
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
2. Hematuria
3. Mual dan Muntah
4. Demam
5. Distensi Vesika Urinaria
KOMPLIKASI
Komplikasi serius yang dapat terjadi pada urolithiasis,
antara lain pembentukan abses, hidronefrosis terinfeksi, infeksi
renal, pembentukan fistula saluran kemih, jaringan parut dan
stenosis ureter, perforasi ureter, ekstravasasi, urosepsis, serta
tidak berfungsinya renal akibat obstruksi lama.
KONSEP TEORI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
darah dan urinalisa. Pemeriksaan darah berupa hemoglobin,
hematokrit, leukosit, trombosit, dan hitung jenis darah, apabila
pasien akan direncanakan untuk diintervensi, maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah berupa, ureum, kreatinin, uji
koagula si (activated partial thromboplastin time/aPTT,
international normalised ratio/INR), natrium, dan kalium.
2. Pencitraan
Diagnosis klinis sebaiknya dilakukan dengan pencitraan yang
tepat untuk membedakan yang dicurigai batu ginjal atau batu
ureter. Pencitraan rutin antara lain, foto polos abdomen (kidney-
ureter-bladder/KUB radiography), Ultra Sono Grafi (USG), CT-
Scan/non-contras dan MRI.
KONSEP TEORI
PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
3. Endourologi
4. Tindakan Operasi
PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
ASKEP BATU SALURAN KEMIH (BSK)
PENGKAJIAN
1. Idetitas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Pola Psikososial
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK sangat bervariasi mulai
tanpa kelainan fisik sampai adanya tanda-tanda sakit berat,
tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan
(komplikasi).
1. Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan
pembesaran ginjal
2. Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
3. Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
4. Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
Anamnese tentang pola eliminasi urine akan memberikan
data yang kuat. Oliguria, disuria, gross hematuria menjadi ciri
khas dari batu saluran kemih.
ASKEP BATU SALURAN KEMIH (BSK)
PENGKAJIAN
1. Idetitas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Pola Psikososial
4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK sangat bervariasi mulai
tanpa kelainan fisik sampai adanya tanda-tanda sakit berat,
tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan
(komplikasi).
1. Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan
pembesaran ginjal
2. Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
3. Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
4. Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
Anamnese tentang pola eliminasi urine akan memberikan
data yang kuat. Oliguria, disuria, gross hematuria menjadi ciri
khas dari batu saluran kemih.
ASKEP BATU SALURAN KEMIH (BSK)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
Definisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang
actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa.
Faktor yang berhubungan : Agen cedera (misalnya biologis,
fisik, dan psikologis) Di tandai dengan:
a. Keluhan nyeri, colik billiary (frequensi nyeri ).
b. Ekspresi wajah saat nyeri, prilaku yang hati-hati.
c. Respon autonomik (perubahan pada tekanan darah ,nadi).
d. Fokus terhadap diri yang terbatas.
2. Gangguan Eliminasi Urine
3. Reternsi Urine
ASKEP BATU SALURAN KEMIH (BSK)
INTERVENSI
No Diagnosa
Keperawatan NOC NIC