Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

I DENGAN
DIAGNOSA POLIO

DISUSUN
OLEH:

Feni Fatiya (134016E19001)


Mawaddah Nur (134016E19011)
Rian Susanda (134016E19027)

AKADEMI KEPERAWATAN TEUNGKU FAKINAH


BANDA ACEH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ini
Asuhan Keperawatan Pada An. I Dengan Diagnosa Polio.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami kelompok 5 mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Riza Sofia,


M.Kep yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami kelompok 5 menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 25 Desember 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I – PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II – PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Definisi Polio ........................................................................................... 3


B. Etiologi ..................................................................................................... 4
C. Jenis-jenis ................................................................................................ 5
D. Tanda dan gejala .................................................................................... 6
E. Patofisiologi ............................................................................................. 7
F. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................... 9
G. Penatalaksanaan Medic ......................................................................... 9
BAB III – ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIAGNOSA

POLIO .............................................................................................................. 11

A. Identitas Klien ......................................................................................... 11


B. Riwayat penyakit .................................................................................... 11
1. Identitas Klien................................................................................... 11
2. Riwayat Penyakit.............................................................................. 11
3. Pola Fungsional kesehatan............................................................... 14
a. Data Psikologis .......................................................................... 14
b. Data Sosial.................................................................................. 14
c. Data Spiritual............................................................................. 14
d. Pemeriksaan Fisik..................................................................... 14

BAB IV – PENUTUP ....................................................................................... 13

A. Kesimpulan............................................................................................... 13
B. Saran ........................................................................................................ 13
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Poliomielitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang


disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang polio
Virus(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini
dapat memasuki darah dan mengalir ke system saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Poliomielitis).

Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular


melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang
anak balita. Dua puluh tahun silam, polio memlumpuhkan 1.000 anak tiap harinya
di seluruh penjuru dunia. Tetapi pada tahun 1988 muncul Gerakan Pemberantas
Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang dilaporkan muncul di
seluruh dunia. http://unicef.org/indonesia/id/health_nutrision_3136.html

Menurut WHO pada tahun 2018, wabah polio ditemukan di negara


papuanugini setelah 18 tahun menghilang dinegara pasifik. Jumlah kasus
poliodiseluruh dunia telah turun lebih dari 99 persen sejak 1988, dari sekitar
350.000kasus kemudian menjadi 22 kasus yang dilaporkan pada tahun 2017
(Kompas,2018)

Kasus polio di Indonesia pada tahun 2005 terjadi pertama kali di Cidahu,
Sukabumi, Jawa Barat yang dengan cepat menyebar ke Provinsi Banten, DKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Data terakhir melaporkansecara
total terdapat 295 kasus polio pertama yang tersebar di 10 Provinsi dan 22
kabupaten/kota di Indonesia (Budi, et al., 2013).

1
Di Aceh sendiri kasus polio pertama kali terjadi di Aceh Timur, Aceh Utara,
dan Kota Lhokseumawe. "Saat ini balita itu dalam kondisi cacat lumpuh, mereka

ii
dalam tahap penyembuhan dan rehabitasi," kata Marwan Nusri, Kepala Dinas
Kesehatan Aceh, dalam konferensi pers bersama Rotary Internasional, UNICEF
dan WHO di Banda Aceh, Minggu (27/11). Menurut dia, penemuan ini tentu saja
mengkhawatirkan banyak pihak. Karena bisa jadi dalam waktu singkat, angka itu
membengkak menjadi ratusan bahkan ribuan. Karena virus yang menyerang anak-
anak itu saat ini sedang berada di segala tempat di Aceh. Belum lagi, status pasca
tsunami yang membuat kebersihan di lingkungan anak-anak pengungsi kurang
terjamin.Marwan menyebutkan, virus yang ditemukan menyerang balita di Aceh
itu, sama dengan jenis yang terjadi di Jawa Barat, Maret 2005 lalu. "Virus itu
sangat cepat menyebar," sebutnya. Untuk itu, Dinas Kesehatan Aceh bersama
Rotary Internasional, UNICEF, WHO dan beberapa lembaga nonpemerintah
lainnya, sedang menggalakkan program pemberantasan polio di Aceh dan
Sumatera Utara. Hal itu juga bersamaan dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
ke tiga, pada 30 November mendatang.(Tempo.co)

Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio
secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera
tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke Negara-negara tetanggga
terutama daerah yang angka cakupan imunisasi masih rendah. Indonesia
merupakan negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak pihak
khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi
pengekspor virus ke negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio
yang baru saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis
kesehatan dengan impilkasi global.
http://unicef.org/indonesia/id/health_nutrision_3136.html

Polio bisa dicegah dengan imunisasi polio untuk eradikasi penyakit


(pemusnahan/pemberantasan) dan pencegahan risiko penularan berupa menjaga
kebersihan air dan memperbaiki hygiene serta sanitasi lingkungan. Kasus polio
menurun sampai sejumlah 99% sejak tahun 1988 setelah dilakukan pemberian
imunisasi Polio, dari sebanyak 350.000 kasus menjadi 74 kasus di tahun 2015.
Dua negara yang dinyatakan masih endemis Polio adalah Afganistan dan

2
Pakistan. Kegagalan dalam menghentikan penularan virus di kedua negara
tersebut yang

ii
diakibatkan oleh banyaknya penolakan terhadap vaksin polio, menyebabkan
200.000 kasus baru polio dalam 10 tahun terakhir di seluruh dunia.
SerambiNews.com

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan


masalah yaitu: Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Poliomyelitis?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Konsep Teori Penyakit Poliomyelitis.


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Poliomyelitis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Polio
Poliomyelitis adalah penyakit kelumpuhan yang disebabkan oleh infeksi
virus yang bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi. Polio virus termasuk dalam
kelompok enterovirus dan mempunyai tiga tipe 1,2, dan 3. Paling banyak infeksi
polio virus disebabkan oleh tipe 1, dimana infeksi didapat dari vaksin yang
disebabkan oleh tipe 2 dan tipe 3.(Elzouki, 2021)
Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan virus
polio. Kerusakan pada motor neuron medulla spinalis dapat mengakibatkan
kelumpuhan yang bersifat flaksid, sehingga nama lain poliomyelitis adalah
inflantile paralysis, acute anterior poliomyelitis. Respon terhadap infeksi virus
polio sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala sampai adanya gejala kelumpuhan
total da atropi otot, pada umumnya mengenai tungkai bawah dan bersifat
asimetris, dan dapat menetap selamanya sampai kematian. Penyakit polio pertama
kali ditulis secara klinik oleh Medine pada tahun 1891, sehingga penyakit ini
disebut Heine-Medine disease. Kata polio berasal dari bahasa Yunani berarti
grey(abu-abu) dan myelitis berasal dari myelom(marrow). Artinya predileksi virus
ini pada sel interior masa kelabu sumsum tulang belakang dan init motoric batang
otak. Penyakit ini hanya menyerang manusia dan dapat menimbulkan kejadian
luar biasa endemic dan epidemic. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011).
Polio(poliomyelitis) adalah infeksi virus yang sangat menular dan kadang
berakibat fatal. Virus ini mempengaruhi saraf dan dapat menyebabkan kelemahan
otot yang menetap, kelumpuhan, dan gejala-gejala lainnya.
(http:///medicastore.com)
Polio disebabkan oleh virus dan telah ada beribu-ribu tahun. Bahkan ada
benda-benda Mesir yang melukiskan individu-individu dengan fitur-fitur khusus
dari kelumpuhan setelah polio. Polio telah disebut dengan banyak nama-nama

4
yang berbeda, termasuk kelumpuhan anak-anak, kelemahan dari anggota-angota
tubuh

ii
bagian bawah(kaki-kaki dan tangan-tangan), dan spinal paralytic paralysis. Virus
dan penyakit polio adalah kependekan untuk poliomyelitis dan mempunyai asal
usul yunani: polios(abu-abu), myelos(sumsum), dan itis(peradangan).
(http;//growupclinic.com/2012/05/20/infeksi-polio-manifestasi-klinis-dan-
penegakkan-diagnosis-terkini).

B. Etiologi
Penyebab poliomyelitis family pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3
yaitu:
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon; dapat hidup berulan-bulan didalam air, mati dengan
pengeringan/oksidan. Masa inkubasi: 7-10-35 hari.
Golongan: Golongan IV((+)ssRNA)
Familia: Picornaviridae
Genus: Enterovirus
Spesies: PolioVirus

Secara seriologi virus polio dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:


 Tipe I Brunhilde
 Tipe II Lansing dan
 Tipe III Leoniya
Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi menimbulkan yang
luas dan ganas, tipe II kadang-kadang menybabkan wajah yang sporadic
sedang tipe III menyebabkan epidemic ringan.
Di negara tropis dan sub tropis kebanyakan disebabkan oleh tipe II dan
III dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang.
Penularan virus terjadi melalui
1. Secara langsung dari orang ke orang
2. Melalui tinja penderita
3. Melalui percikan ludah penderita

5
(https://ifeksiemerging.kemkes.go.id)

ii
Virus ini masuk melalui mulut dan hidung, berkembang biak didalam
tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan disebarkan
melalui system pembuluh darah dan getah bening.

Resiko terjadinya Polio:

a. Belum mendapatkan imunisasi


b. Berpergian kedaerah yag masih sering ditemukan polio
c. Usia sangat muda dan usia lanjut
d. Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan
fisik dapat melemahkan system kekebalan tubuh)

C. Jenis-jenis
Ada beberapa jenis polio berdasarkan tingkat keparahan:
1. Polio Paralitik
Dari kebanyakan kasus polio, ada sekitar 1 persen infeksi polio yang
berkembang menjadi polio paralitik. Artinya, polio tipe ini terbilang cukup
jarang terjadi. Polio paralitik adalah tipe polio yang bisa menyebabkan
kelumpuhan pada sumsum tulang belakang atau kelumpuhan tulang
belakang batang otak.
Gejala dari polio paralitik adalah hilangnya refleks, kejang parah, nyeri
otot, serta kelumpuhan mendadak seperti di pinggul atau pergelangan kaki.
Selain itu, dalam beberapa kasus polio paralitik, virus polio bisa menyerang
otot yang membantu sistem pernapasan, sehingga bisa menyebabkan
kematian.

2. Polio Non-Paralitik
Polio ini disebut dengan polio abortif atau polio yang tidak
menyebabkan kelumpuhan. Namun, polio ini bisa menyebabkan gangguan
penyakit ringan seperti flu yang menyerupai penyakit virus lainnya. Gejala
dari polio non-paralitik adalah demam, sakit tenggorokan, mudah lelah,
sakit kepala, atau nyeri punggung.

6
3. Sindrom Pasca Polio
Sindrom ini merupakan sekelompok tanda atau gejala yang bisa
menyebabkan kelumpuhan pada seseorang setelah beberapa tahun
mengalami serangan polio. Biasanya, kelumpuhan ini akan datang 15-35
tahun kemudian. Beberapa gejala umum dari sindrom pasca polio dapat
berupa kelemahan sendi, sulit bernapas atau sulit menelan, depresi, serta
mudah lelah. (https://www.halodoc.com)

D. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala polio dibagi 2 polio nonparalisis dan paralisis:

1. Polio Nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan
kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6-20 hari sejak terpapar virus dan
bersifat ringan. Gejala berlangsung selama 1-10 hari, dan akan menghilang
dengan sendirinya. Gejala tersebut meliputi:
 Demam
 Sakit kepala
 Radang tenggorokan
 Muntah
 Otot terasa lemah
 Kaku di bagian leher dan punggung
 Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai

2. Polio Paralisis
Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen.
Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio nonparalisis. Namun dalam
waktu 1 minggu, akan muncul gejala berupa:
 Hilangnya refleks tubuh
 Ketegangan otot yang terasa nyeri

7
 Tungkai atau lengan terasa lemah
 (https://ifeksiemerging.kemkes.go.id)

E. Patofisiologi
Virus polio Neuropati poliomyelitis dan penyakit paralisis lain
disebabkan oleh enterovirus nonpolio karena penghancuran seluler secara
langsung. Cedera sekunder mungkin karena mekanisme imunologis. Gejala-
gejala lain disebabkan oleh lisis virus sel hospes termasuk penyakit neonates
tersebar, meningitis aseptic, ensefalitis, dan penyakit saluran pernafasan akut.
Pada poliomyelitis, lesi neuron terjadi pada:
1. Medulla spinalis(terutama sel-sel kurno-anterior dan pada tingkat
yang ringan kurno intermedius dan dorsalis serta ganglia radiks
dorsalis)
2. Medulla(nucleus vestibuler, nucleus saraf cranial, dan
formasiretikularis, yang berisi pusat-pusat vital)
3. Serebellum(hanya nucleus pada atap dan vermis)
4. Otak tengah(terutama substansia abu-abu tetapi juga substansia nigra
dan kadang-kadang nucleus merah)
5. Talamus dan hipotalamus
6. Pallidum
7. Korteks serebri(korteks motoris)
Daerah-daerah yang terselamatkan:
a. Korteks seluruh otak kecuali daerah motoric
b. Serebellum kecuali vermis dan nucleus linea
c. Substansi alba medulla spinalis

Enterovirus terdeteksi pada beberapa kasus mioperikarditis.


Pathogenesis nefritis, miositosis, poliradikulitis, prancreatitis,
hepatitis, pneumonitis, dan sindrom lain terkait enterovirus tidak
jelas. Gangguan ini mungkin karena respon radang terhadap antigen

8
virus atau cedera jaringan akibat virus. Rangkaian RNA enterovirus
telah diperagakan pada jaringan jantung dari penderita dengan

7
kordiomiopati, tetapi hubungan sebab akibat belum ditegakkan.
Beberapa rangkaian peptide yang menyusun epitop virus dimiliki
bersama oleh jaringan hospes, yang dapat menyediakan mekanisme
utuk reaksi autoimun pada infeksi enterovirus.

(es.scribd.com)

9
F. Pemeriksaan Diagnostic

Pemeriksaan diagnostic pada polio Pemeriksaan laboratorium meliputi


pemeriksaan darah, cairan serebrospinal dan isolasi virus polio.

G. Penatalaksanaan Medic
Penatalaksanaan medic polio terbagi dua, yaitu:
1. Poliomielitis aboratif
 Diberikan analgetik dan sedative
 Diet adekuat
 Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya
dicegah aktifitas yang berlebihan selama 2 bulan kemudian
diperiksa neurskeletal secara teliti.

2. Poliomielitis non paralitik


Sama seperti aboratif selain diberi analgetik dan sedative dapat
dikombinasikan dengan kompres hangat selama 15-30 menit setiap 2-
4 jam.

3. poliomyelitis paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Fisioterapi
e. Akupuntur
f. Interferon
Poliomyelitis asimtomatis tidak perlu perawatan. Poliomyelitis
abortif diatasi dengan istirahat 7 hari jika terdapat gejala kelainan
aktifitas dapat dimulai lagi. Poliomyelitis paralitik/non paralitik
diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu

10
pengawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi paralysis
pernapasan.
Fase akut:
a. Analgetik untuk rasa nyeri otot.
b. Local diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang
footboard(papan penahan pada telapak kaki) agar kaki
terletak pada sudut yang sesuai tungkai.
c. Pada poliomyelitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan
terganggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi
dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah dan
dimiringkan kesalah satu sisi.

Sesudah fase akut:

Kontraktur atropi dan attoni otot dikurangin dengan fisioterafy.


Tindakan ini dilakukan setelah 2 hari demam hilang.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADA PASIEN
DIAGNOSA POLIO

2. Identitas Klien

Nama : An. I
Umur : 17 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Banda Aceh
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Diagnosa Medis : Poliomielitis
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 01 Januari 2022

3. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama: Keluarga pasien mengatakan anaknya mengalami


keterlambatan pertumbuhan pada kaki kirinya dan sudah seminggu sulit
berbicara, banyak diam, dan terlihat murung.
2. Riwayat Penyakit Sekarang: Keluarga pasien mengatakan beberapa hari
yang lalu pasien pernah demam, muntah, mengeluh kaku di beberapa
bagian tubuh, dan terasa nyeri serta mati rasa di bagian lengan dan
tungkai.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya: Keluarga pasien mengatakan anaknya
menderita polio sejak usia 5 tahun.
4. Riwayat Penyakit Keluarga: Pasien mengatakan tidak ada anggota
keluarganya yang mengidap penyakit yang sama.

12
4. Pola Fungsional kesehatan
1. Pola Makan: Nafsu makan berkurang dan makan dibantu oleh
keluarga
2. Pola Minum:-
3. Pola Istirahat:-
4. Pola eliminasi: BAB dab BAK dibantu keluarga
5. Personal Hygience: Dibantu keluarga
6. Pola Aktifitas Dan Latihan: Pasien tidak bisa melakukan aktivitas
apapun selama sakit.

A. Data Psikologis
Pasien selalu mengatakan pada ibunya bahwa ia ingin sembuh dan
dapat berjalan seperti biasa.
B. Data Sosial
 Sebelum sakit pasien merupakan anak yang aktif disekolah ia
termasuk dalam anggota OSIS.
 Selama sakit pasien tidak bisa beraktifitas karena beberapa bagian
tubuhnya kaku.
C. Data Spiritual
-
D. Pemeriksaan Fisik
1. UMUM
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 38,0oC
Pernafasan : 23 kali/menit
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 70 kali/menit
TB :-

13
ANALISA DATA

N DATA MASALAH ETIOLOGI


O
1. DS : Keluarga pasien Paralysis Gangguan mobilitas
mengatakan anaknya fisik
mengalami
keterlambatan
pertumbuhan pada kaki.
DO : Pasien tampak
lemas
- Keadaan
Umum:Sedang
- Kesadaran:Compos
Mentis
- Suhu: 38,0oC

2. DS : keluarga pasien Proses infeksi Hipertermi


mengatakan riwayat
imunisasi tudak lengkap
DO : - Demam
Suhu 38,0oC
RR 23 kali/menit
N 70 kali/menit
3. DS : Keluarga pasien Mual muntah Nutrisi kurang dari
mengatakan anaknya kebutuhan tubuh
demam, muntah.
DO : Pasie tampak
lemas dan nafsu
makannya berkurang
- Keadaan
Umum:Sedang

14
- Kesadaran:Compos
Mentis
- Suhu: 38,0oC

Diagnosa keperawatan sesuia prioritas:

a) Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis


b) Hipertermi b/d proses infeksi
c) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah

15
RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Gangguan Pasien mampu - Tentukan aktivitas - Memberikan
mobilitas fisik melaksanakan atau keadaan fisik informasi untuk
berhubungan aktifitas fisik sesuai anak. mengembangkan
dengan paralysis dengan - Catat dan terima rencana perawatan
kemampuannya keadaan bagi program
selama waktu 3x24 kelemahan rehabilitasi.
jam, kriteria hasil: (kelelahan yang - Kelelahan yang
- Klien terjadi ada). dialami dapat
krontraktur sendi. - Indetifikasi factor- mengindikasikan
- Bertambahnya faktor yang keadaan anak.
kekuatan otot. mempengaruhi - Memberikan
- Klien kemampuan untuk kesempatan untuk
menunjukkan aktif seperti memecahkan
tindakan untuk pemasukan masalah untuk
meningkatkan makanan yang mempertahankan
mobilitas. tidak adekuat atau meningkatkan
- Klien meningkat - Evaluasi mobilitas.
dalam aktivitas kemampuan untuk - Latihan berjalan
fisik. melakukan dapat meningkatkan
- Memperagakan mobilisasi secara keamanan dan
penggunaan alat aman efektifan anak untuk
bantu untuk berjalan.
mobilisasi(walker)
.
2. Hipertermi Pasien mampu - Pantau suhu - Untuk mencegah
berhubungan menunjukkan suhu tubuh. kedinginan tubuh
dengan proses tubuh batas normal - Jangan pernah yang berlebih
infeksi selama 3x24 jam, menggunakan - Dapat menyebabkan

16
Kriteria hasil: usapan alcohol efek neurotoksi
- Suhu normal saat - Mengurangi
36,5oC-37,5oC. mandi/kompres. penguapan tubuh.
- Nadi dan - Hindari mengigil. - Dapat membantu
pernapasan - Kompres mandi mengurangi demam
dalam rentan hangat durasi 20-
normal(N-<160 30 menit.
kali/menit, RR- - Kolaborasi
30-40 kali/menit) pemberian obat.
3. Nutrisi kurang dari Pasien mampu - Kaji pola makan - Mengetahui intake
kebutuhan tubuh menunjukkan nutrisi anak. dan output anak.
berhubungan yang selama 3x24 - Berikan makanan - Untuk mencakupi
dengan mual jam, kriteria hasil: secara adekuat. masukan sehingga
muntah - Pasien - Berikan nutrisi output dan intake
memperlitkan kalori, protein, seimbang.
peningkatan berat vitamin dan - Mencukupi
badan yang mineral. kebutuhan nutrisi
progegif. - Timbang berat dengan seimbang.
- Nilai laboratorium badan. - Mengetahui
pasien(albumin, - Berikan makanan perkembangan anak.
protein, elektrolit) kesukaan anak. - Menambah masukan
menunjukkan nilai - Berikan makanan dan merangsang
normal. sedikit tapi anak untuk makan
- Mual muntah sering. lebih banyak.
berkurang dan - Mempermudah
nafsu makan proses pencernaan..
bertambah.

17
CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Gangguan mobilitas - Menentukan aktivitas atau S: Keluarga pasien mengatakan
fisik berhubungan keadaan fisik anak. pasien
dengan paralysis - Mencatat dan terima - Masih lemas
keadaan kelemahan - Tungkai kanan terasa nyeri
(kelelahan yang ada). O: Pasien tampak
- Mengindetifikasi factor- - Badan lemas
faktor yang mempengaruhi - Tungkai kanan terasa nyeri
kemampuan untuk aktif A: Pasien belum mampu
seperti pemasukan melaksanakan aktivitas fisik
makanan yang tidak P: Lanjutkan asuhan keperawatan
adekuat
- Mengevaluasi kemampuan
untuk melakukan
mobilisasi secara aman
Hipertermi - Memantau suhu tubuh. S: Keluarga pasien mengatakan
berhubungan dengan - Mengantisipasi tidak demam lagi
proses infeksi penggunakan usapan O: -S: 37oC
alcohol saat A: Pasien mampu menunjukkan
mandi/kompres. suhu tubuh secara normal.
- Mengindari mengigil. P: Lanjutkan asuhan keperawatan
- Melakukan kompres mandi
hangat durasi 20-30 menit.
Nutrisi kurang dari - Mengkaji pola makan S: Keluarga pasien mengatakan
kebutuhan tubuh anak. bahwa
berhubungan dengan - Memberikan makanan - Pasien tidak mual
mual muntah secara adekuat. - Pasien tidak muntah
- Memberikan nutrisi kalori, - Makan dengan porsi yang
protein, vitamin dan cukup
mineral. - Nafsu makan meningkat

18
- Timbang berat badan. O: Porsi makan meningkat
- Berikan makanan sedikit A: Pasien mampu menunjukkan
tapi sering. nutrisi yang baik
P: Lanjutkan asuhan keperawatan

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan virus
polio. Poliomyelitis disebabkan oleh Enterovirus. Enterovirus adalah RNA yang
termasuk family pikornaviridae. Virus ditularkan melalui rute oro/fecal. Penularan
melalui secret faring terjadi apabila keadaan agent sanitasinya baik sehingga dapat
memutuskan rantai penularan.
Poliomyelitis dibagi atas empat macam, yaitu Poliomyelitis Asimtomatis,
PoliomyelitisAbortif, Poliomyelitis Non Paralitik, dan Poliomyelitis Paralitik.
Beberapa pasien pengidap poliomyelitis, selama 10-40 tahun kemudian akan
menampakkan puncak dari gejala seperti kelelahan otot, penurunan kemampuan
beraktifitas sehar-hari, dan atrofi otot. Gejala ini didefinisikan sebagai atrofi otot
post-polio yang berlanjut. Manifestasi lain dari post-polio sindrom termasuk nyeri
otot, deformitas tulang, kelelahan dankram. Perkembangan kemunduran otot pada
post-polio sindrom umumnya lambat dan pada beberapa kasus tidak bisa dilihat
hanya dalam 1-2 tahun. Beberapa komplikasi lain yang mungkin terjadi,
diantaranya deformitas tulang, abnormalitas neurologis saraf, komplikasi
respiratory scoliosis dan atropi otot.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mampu memberikan perawatan dan
edukasi kepada pasien atau masyarakat sedini mungkin akan terjadinya Polio.
Pada dasarnya tindakan yang penting dalam mensukseskan program pemerintas
dalam pemberantasan polio adalah melalui upaya preventif dengan cara
melaksanakan 5 imunisasi dasar salah satunya imunisasi polio.

20
DAFTAR PUSTAKA

Behrman, RE, dkk. 1990. Ilmu Kesehatan Anak Cetakan 2010, Jakarta:EGC
Carpenito & Juall, L. 2007 Handbook of Nursing Diagnosis Ed. 10, Alih Bahasa,
Yasmin Asih, EGC, Jakarta.
Disease Conditions Polio Basic Definition. Diakses dari
http://www.mayoclinic.orgtanggal Accessed 15 september 2014
Elzouki, Abdelaziz Y. 2012. Text book of Clinical Pediatric second edition.
Lipincott Williams & Wilkins.
Infeksi Polio Manifestasi Klinis dan Penegakkan Diagnosis Terkini.2012. Diakses
dari http://growupclinic.com tanggal 15 September 2014
Job Description

1) Rian susanda cari bahan+buat makalah


2) Mawaddah Nur & Feny Fatiya Cari bahan+Buat PPT

Anda mungkin juga menyukai