Anda di halaman 1dari 36

1

Laporan Kasus

G2P1A0 HAMIL 42 MINGGU BELUM INPARTU
PRESENTASI BOKONG DENGAN KPSW


Penyaji
Nama: Desy Rachmawati, S.Ked
NIM : 70 2010 055

Pembimbing
Dr. Hj. Aryani Aziz, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2014
2



HALAMAN PENGESAHAN


Laporan Kasus:
G2P1A0 HAMIL 42 MINGGU BELUM INPARTU PRESENTASI BOKONG
DENGAN KPSW

Oleh:
Desy Rachmawati, S.Ked

Pembimbing:
Dr. Hj. Aryani Aziz, Sp.OG


Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
periode 26 Mei-28 Juni 2014

Palembang, Juni 2014


Dr. Aryani Aziz, Sp.OG

3




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis memanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
G2P1A0 Hamil 42 Minggu Belum inpartu Presentasi Bokong dengan KPSW sebagai
salah satu syarat ujian tahap profesi. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian Laporan Kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan maupun
tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hj. Aryani Aziz, Sp.OG, selaku pembimbing yang telah memberikan banyak
ilmu, saran, dan bimbingan dalam penyelesaian laporan kasus ini.
2. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus
dan memberikan bimbingan moral maupun spiritual.
3. Pasien dan keluarga pasien yang telah berkenan meluangkan waktunya
4. Rekan sejawat seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan perkembangan
ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.


Palembang, Juni 2013

Penulis


4





DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ...... vi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1. Definisi ............................................................................................... 3
2.2. Etiologi ............................................................................................... 3
2.3. Gejala Klinis ....................................................................................... 9
2.4. Diagnosis............................................................................................. 10
2.5. Penatalaksanaan .................................................................................. 11

BAB III. LAPORAN KASUS .......................................................................... 18
3.1. Anamnesis ......................................................................................... 18
3.2. Diagnosis ........................................................................................... 19
3.3. Pemeriksaan penunjang ..................................................................... 19
3.4. Penatalaksanaan ................................................................................ 19
3.5. Follow up ........................................................................................... 22
5




BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................... 23

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 26
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 26
5.2. Saran ................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA

















6



DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Bhisop skor.............................................................................................. 23
2.2 Skor Zachtuchni Andros.......................................................................... 26
3.1 Riwayat Persalinan................................................................................... 26
3.2 Skor Zachtuchni Andros Ny.E.R.............................................................. 26



















7



DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 klasifikasi posisi Presentasi Bokong....................................................... 26
2.2 Pemeriksaan Luar Presentasi Bokong...................................................... 26
2.3 Gambaran Ultrasonografi Presentasi Bokong.......................................... 26
2.4 Versi Luar Presentasi Bokong................................................................ 26
3.1 Pemeriksaan Ultrasonografi Ny. E.R...................................................... 26


















8



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negaranegara berkembang, di negara miskin, 20%-50% kematian wanita
usia subur diesbabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data
statistik yang dikeluarkan WHO menangani masalah bidang kesehatan. Tercatat
angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000
setiap tahun.
1

Letak sungsang atau presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin
terletak memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian
bawah kavum uteri. Presentasi bokong terjadi ketika bokong janin lebih dahulu
memasuki rongga panggul. Untuk alasan tertentu, presentasi bokong umumnya
terjadi sebelum aterm. Namun yang paling sering terjadi sebelum proses
persalinan dimulai janin berputar spontan sehingga presentasinya menjadi
presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong hanya terjadi pada 3 - 4 %
kelahiran tunggal.
1,2

Hal ini menunjukkan bahwa secara normal bayi memilih posisi yang paling
tepat sesuai dengan ruang intrauterin yang normal. Maka jika tetap terjadi
presentasi bokong, ini berhubungan dengan adanya kelainan pada janin, volume
air ketuban, lokasi plasenta atau kelainan pada uterus.
Di Indonesia, Program Indonesia Sehat 2010, Angka kematian ibu bersalin
dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk
menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Malpresentasi dapat
mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal termasuk diantaranya
adalah presentasi bokong. Kejadian hipoksia dan trauma lahir pada perinatal dapat
ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Letak sungsang banyak terdapat pada kehamilan muda dan lebih banyak pada
primigravida.
9



Kematian anak pada letak sungsang kurang lebih 14%.
3
Faber-Nijold
(1993), menyatakan bahwa tidak selalu ditemukan adanya disfungsi neurologis
yang ringan pada kelahiran letak sungsang.
4

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat laporan kasus
mengenai pasien dengan presentasi bokong di RSMP.

















10



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian
terendah, sehingga kepala berada di fundus uteri danbokong di bagian bawah
kavum uteri.
1


2.2 Epidemiologi
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan
tunggal.
4,5
Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
Angka kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh kehamilan.
4,5
Beberapa peneliti lain
seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-
4,5%.
4
Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun
1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang. Sedangkan di RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan
persalinan presentasi bokong sebesar 8,63%.
4

Mortalitas perinatal, kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih
tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat
janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi
bokong : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital.
Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3%
pada presentasi kepala.
4,6


2.3 Klasifikasi
Letak sungsang diklasifikasi menjadi :
7,8

1. Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya bokong saja yang jadi
bagian depan sedangkan kedua tungkai bawah lurus ke atas.
11



2. Letak bokong kaki (complete breech), yaitu disamping bokong teraba
kaki, baik teraba kedua kaki atau satu kaki.
3. Letak kaki (footling breech/incomplete breech), yaitu salah satu atau
kedua kaki terletak sebagai bagian yang terendah.


Gambar 2.1 klasifikasi posisi presentasi bokong
Sumber: Williams obstetric 21
st
Ed, McGraw Hill, 2001.

2.4 Etiologi
Letak sungsang biasanya terjadi karena kegagalan versi spontan menjadi
presentasi kepala pada kehamilan aterm atau pada persalinan prematur sebelum
versi kepala terjadi.
8

Beberapa faktor predisposisi pada letak sungsang :
7,8,9

1. Oligohidramnion
2. Hidramnion, karena anak mudah bergerak.
3. Anomali uterus, seperti uterus bikornis
4. Tumor-tumor dalam panggul
5. Plasenta abnormal, misalnya plasenta previa karena menghalangi turunnya
kepala ke dalam pintu atas panggul.
6. Multiparitas
7. Gemelli
12



8. Kelainan bentuk kepala, hidrocepal atau anencepal karena kepala kurang
sesuai dengan pintu atas panggul.
9. Letak sungsang pada kehamilan sebelumnya dikarenakan panggul sempit.

2.5 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang atau letak lintang.
10

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen
bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi sedangkan pada kehamilan
cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Beberapa
fetus tidak seperti itu sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
10

2.6 Diagnosis
Diagnosis pada presentasi bokong terdiri atas pemeriksaan luar dan dalam.
A. Pemeriksaan Luar
Berdasarkan pemeriksaan Leopold akan teraba bagian keras, bundar,
dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi
perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simfisis, akan
teraba bagian yang kurang bundar dan lunak. Bunyi jantung terdengar pada
punggung anak setinggi pusat
.

7

13




Gambar 2.2 Pemeriksaan luar posisi presentasi bokong
Sumber: Williams obstetric 21
st
Ed, McGraw Hill, 2001.

B. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam, jika pembukaan sudah besar dapat teraba tiga
tonjolan tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum, sedangkan os
sacrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing dengan deretan prosesus
spinosus ditengah-tengah tulang tersebut.
7

Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak.
Persentasi bokong harus dibedakan dari muka karena pada letak muka jika caput
succedaneum besar, muka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi dapat
menyerupai tubera ossis ischii, dagu menyerupai ujung os sacrum, sedangkan
mulut di sangka anus. Yang menentukan ialah bentuk os sacrum yang mempunyai
deretan prosesus spinosus yang disebut krista sakralis medialis
. 7

Perbedaan kaki dan tangan :
7

1. Pada kaki ada calcaneus, jadi ada tiga tonjolan tulang, yaitu mata kaki dan
calcaneus, sedangkan pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan.
2. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
3. Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.

2.7 Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan dalam,
sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik
14



atau Rontgen. Namun karena adanya faktor resiko paparan radiasi maka USG
lebih sering digunakan pada saat ini . Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan
untuk konfirmasi letak janin, adanya kehamilan multipel, volume cairan amnion,
menentukan letak plasenta dan menemukan kemungkinan cacat bawaan.
4,5


Gambar 2.3 Gambaran ultrasonografi presentasi bokong
Sumber: http://reproduksiumj.blogspot.com, 2009.

2.8 Diagnosis Banding
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan
dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih
ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak
sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot dan anus dengan tubera ossis ischii sesuai garis lurus. Pada letak
muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan
serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga sedangkan dengan USG atau
rontgen sangatlah dapat dibedakan.
4

2.9 Penatalaksanaan
Penatalakanaan non farmakologi terdiri diantaranya:
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG, seperti plasenta previa, kelainan kongenital,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
15



dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi).
4

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu
ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban
relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus
pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.

Gambar 2.4 Versi Luar Presentasi Bokong
Sumber: Persalinan Sungsang dalam Ilmu Bedah Kebidanan, 2000.

Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan
antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.
4,5
Keberhasilan versi luar
35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia
kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan
versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-like score). Artinya:
Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding
perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain:
narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan
digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari
pada versi luar.





16



Tabel 2.1 Bhisop skor
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi Kaku Sedang Lunak
Position posterior Mid anterior
Sumber: Persalinan Sungsang dalam Ilmu Bedah Kebidanan, 2000.

2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan
dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama
hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi
seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam
rongga panggul.
4

Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan
jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong
(1,4)
. Syarat
persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau
bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu
besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
A. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakal dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
17



b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin
dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian
lagi dengan tenaga penolong.
c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga atau penolong.

Mekanisme persalinan secara pervaginam letak sungsang berlangsung
melalui tiga tahap yaitu:
1. Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul terjadi putaran
paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi persalinan bokong dengan trokanter depan sebagai
hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar yang menempatkan punggung bayi ke arah
perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

2. Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah
simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
18



e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau
miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

3. Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan
posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, kepala bagian belakang tertahan
oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan
suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi
dan muka seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala
bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari
lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali
pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari
delapan menit.
4,5


B. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu merupakan
yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak
sungsang pervaginam memberi trauma yang sangat berarti bagi janin. Namun hal
ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus dilahirkan perabdominam.
Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila:
1. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan berbahaya (disproporsi feto
pelvic atau skor Zachtuchni Andros 3). Interpretasi dari skor Zachtuchni
Andros yaitu:
3 : persalinan perabdominam
19



4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai
tetap dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.

Tabel 2.2 Skor Zachtuchni Andros
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
Paritas Primi multi -
Pernah letak
sungsang
Tidak 1 kali 2 kali
TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g
Usia kehamilan > 39
minggu
38 minggu < 37 minggu
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm
Sumber: Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidana, 1999
2. Tali pusat menumbung pada primi/multigravida.
3. Didapatkan distosia
4. Umur kehamilan:
Prematur (EFBW=2000 gram)
Post date (umur kehamilan 42 minggu)
5. Nilai anak (hanya sebagai pertimbangan)
Riwayat persalinan yang lalu: riwayat persalinan buruk, nilai sosial janin
tinggi.
6. Komplikasi kehamilan dan persalinan:
Hipertensi dalam persalinan
Ketuban pecah dini

20




2.10 Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
a) Dari faktor ibu:
1. Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa
plasenta.
2. Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma
(endometritits)
3. Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
b) Dari faktor bayi:
1. Perdarahan seperti perdarahan intrakranial, edema intrakranial,
perdarahan alat-alat vital intra-abdominal.
2. Infeksi karena manipulasi
3. Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian
leher, rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus
brachialis dan fasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata,
trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut) dan asfiksisa
sampai lahir mati.
4,5


2.11 Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS Umum Dr.
Pringadi Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian
perinatal masing-masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastmen melaporkan angka-
angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang
terpenting akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu
kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat
menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin
yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan akan membahayakan kehidupan
janin. Selain itu bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat
membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.
21



Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini sering
dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak
sempurna, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong.
4,11




















22



BAB III
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medik : 25.50.07
Tanggal Masuk : 4 Juni 2014
Pukul : 09.00

Nama Pasien : Ny. E.S
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Nama Suami : Tn. R
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Karyawan
23

23

Alamat : Jl. Talang Karet, RT 37/ RW 10. Plaju. Palembang.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada 4 Juli 2014 pukul 09.00 WIB.

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sakit perut ingin melahirkan dengan posis bayi sungsang
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak pukul 09.00 WIB
rujukan dari Bidan karena posisi bayi sungsang. Lebih kurang 8 jam sebelum
masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang,
hilang timbul, frekuensi sakit tidak sering, riwayat keluar air-air (+) 1 jam yang
lalu dan tidak ada riwayat keluar darah dan lendir sebelumnya.. Gerakan anak
masih dirasakan. Hari pertama haid terakhir : 18-08-2013. Selama
kehamilannya penderita rutin setiap bulannya memeriksa kehamilannya ke
Bidan. Selama pemeriksaan kehamilan dikatakan keadaan janinnya sehat dan
tekanan darahnya normal. Pemeriksaan USG tidak pernah dilakukan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengaku tidak pernah mengalami penyakit jantung, paru, hati, ginjal,
diabetes melitus, alergi, maupun hipertensi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengaku tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular dan
keturunan.
5. Riwayat Haid
Usia menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
24

24

Lama haid : 4 hari
Nyeri haid : (+)
HPHT : 18-08-2013
TP : 25-05-2014
6. Riwayat Pernikahan
Lama pernikahan : 5 tahun
Usia waktu nikah I : 19 tahun

7. Riwayat ANC
a. Dilakukan setiap bulannya tanggal 18
b. Imunisasi TT tidak pernah dilakukan

8. Riwayat KB
a. KB suntik 3 bulan selama 2, 5 tahun
b. KB Pil selama 4 tahun

9. Riwayat Persalinan
Tabel 3.1 Riwayat Persalinan
No. Tempat
Bersalin
Penolong Tahun Aterm Cara
Persalinan
Jenis
Kelamin
Keadaan
1. Rumah Bidan 2010 + Spontan perempuan Hidup,
BB
3500gram
2. ini



25

25

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda Vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,3
0
C
d. Tinggi Badan : tidak dilakukan
e. Berat Badan : tidak dilakukan
f. Kepala
- Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
g. Leher : pembesaran tiroid (-)
h. Thoraks : jantung dan paru dalam batas normal
i. Abdomen : status obstetrikus
j. Genitalia : status obstetrikus
k. Ekstremitas : edema (-/-), refleks patella (+/+)

2. Status Obstetrikus
a. Pemeriksaan Luar
- Fundus teraba 3 jari dibawah processus xiphoideus (39 cm)
- TBJ : 4030 kg
- Letak bokong, belum masuk PAP, memanjang, punggung kanan,
presentasi bokong.
- His (+) hilang timbul 4 kali dalam 10 menit durasi kurang dari 40 detik
kualitas sedang , DJJ (+) 143x/mnt
- Usia kehamilan berdasarkan HPHT 18 Agustus 2013 adalah 42 minggu
2 hari

26

26

b. Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
- Vulva/vagina tidak ada kelainan
- Portio berada di posterior, teraba tebal dan lunak
- Pendataran 100%
- Pembukaan kuncup
- Ketuban (-), Hodge 4, Penurunan 5/5

Tabel 3.2 Skor Zachtuchni Andros Ny E.R
Skor Zachtuchni Andros Ny E.R
Parameter Nilai
0 1 2
Paritas v
Pernah letak
sungsang
v
TBJ v
Usia kehamilan v
Station v
Pembukaan serviks v

Berdasarkan tabel diatas total Skor Zachtuchni Andros Ny E.R adalah 1




27

27

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Ultrasonografi

Gambar 3.1 Pemeriksaan Ultrasonografi Ny.E.R


DIAGNOSIS
G2P1A0 hamil 42 minggu belum inpartu janin tunggal hidup presentasi bokong.
dengan KPSW

RENCANA TERAPI
1. Pro MRS
2. Observasi KU dan VS
3. Observasi HIS dan DJJ
4. IVFD RL gtt XX/menit
5. Ceftriaxone vial 1 gr IV
6. Cek laboratorium darah dan urin
7. Rencana Operasi Sc
8. Kateter menetap

28

28

HASIL LABORATORIUM
a. Darah lengkap
1. Hb : 10,4 g/dl Nilai Normal : P : 12-14 g/dl
2. Leukosit : 9200/ ul Nilai Normal : 5.000-10.000/ ul
3. LED : 75 Nilai Normal : P : < 15 mm/jam
4. Hitung Jenis : 0/0/1/75/17/7 Nilai Normal : Basofil
: 0-1%
Eusinofil : 1-3%
Batang : 2-6%
Segmen : 50-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 2-8%
5. Golongan darah :AB
6. Rhesus : (+)
7. Clooting time :10
8. Bleeding time: 2

b. Urine lengkap
1. Warna : Kuning Nilai Normal : Kuning Muda
2. Kejernihan : Jernih Nilai Normal : Jernih
3. pH Urine : 7,0 Nilai Normal : (4,6-8,0)
4. Berat Jenis : 1,003 Nilai Normal : 1,001-1,033
5. Protein Urine : - Nilai Normal : Negatif
6. Reduksi Urine : - Nilai Normal : Negatif
7. Urobilin Urine : - Nilai Normal : Negatif
8. Bilirubin Urine : - Nilai Normal : Negatif
9. Keton Urine : - Nilai Normal : Negatif
29

29

10. Nitrit Urine : - Nilai Normal : Negatif
11. Leukosit Urine : - Nilai Normal : < 5/LPB
12. Eritrosit Urine : - Nilai Normal : < 2/LPB
13. Epitel Urine : + Nilai Normal : Positif

LAPORAN OPERASI

Pukul 10.00 WIB Operasi mulai
Penderita Terlentang dalam keadaan anastesi spinal. Dilakukan tindakan aseptik
dan antiseptik pada daerah operasi dan sekitarnya. Lapangan Operasi dipersempit
dengan doek steril. Dilakukan insisi pfannensteil sepanjang 10 cm, dua jari
diatas simfisis, dibawah luka lama. Kemudian insisi diperdalam secara tajam dan
tumpul didapatkan perlengketan antara otot, peritoneum dan uterus maka
diputuskan melakukan lisis perlengketan, lisis perlengketan berhasil. Setelah
peritoneum dibuka, tampak uterus sebesar kehamilan aterm. Diputuskan untuk
melakukan SSTP dengan cara sebagai berikut :
Insisi segmen bawah rahim linear sepanjang 3 cm kemudian bagian
tengah ditembus dengan jari lalu kavum uteri diperlebar ke lateral.
Tangan menembus plasenta ketuban hijau, bau (-).
Janin dilahirkan dengan cara meluksir bokong.

Pukul 10.20 WIB lahir hidup neonatus perempuan dengan BB 3100 g, PB 51 cm,
AS 9/10 FT AGA. Ke dalam cairan infus dimasukkan oksitosin 20 IU. Plasenta
dilahirkan dengan peregangan tali pusat terkendali.
Pukul 10.30 WIB Plasenta lahir lengkap dengan BP 500 g, PTP 50 cm, 17x18
cm. Dilakukan pembersihan kavum uteri dengan kassa. Dilanjutkan dengan
penjahitan pada uterus sebagai berikut:
30

30

Lapisan SBR dijahit satu lapis secara jelujur feston dengan benang vicryl
no.1
Dilakukan retroperitonealisasi dengan plain catgut no.2.
Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya
Dilanjutkan dengan pencucian cavum abdomen dengan NaCl 0.9%
Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dilanjutkan penutupan dinding abdomen
lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut :
Peritoneum dijhit secara jelujur dengan plain catgut no.2.0
Otot dijahit secara jelujur dengan plain catgut no.2.0
Fascia dijahit secara jelujur dengan vicryl no.1
Subkutis dijahit secara terputus dengan plain catgut no.2.0
Kutis dijahit secara jelujur subkutikuler dengan vicryl no.3.0
Luka operasi ditutup dengan sofratulle dan opsite

Diagnosis pra bedah : G
2
P
1
A
0
hamil aterm belum inpartu janin tunggal
hidup presentasi bokong dengan KPSW
Diagnosis pasca bedah : P
2
A
0
Post SC atas indikasi Presentasi Bokong
dengan KPSW
Tindakan : Seksio Sesaria Transperitonealis Profunda

FOLLOW UP
Tabel 3.3 follow up
Rabu, 5 Juli 2014
Pk. 08.00 WIB
S : Sakit luka operasi
O : KU : baik
Kesadaran: compos mentis
VS :
- TD : 130/80 mmHg
31

31

- Nadi 80 x/menit
- RR 23 x/menit
- Suhu 36,5
0
C
PL :
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan (+) normal
- Lokea rubra (+)
- Kontraksi uterus (+)
- BU (+)
A : P2A0 post SC atas indikasi KPSW dengan Presentasi
Bokong hari I
P : - Observasi KU dan VS
- IVFD RL + pitogin 2Amp gtt XX/menit
- Ceftriaxone iv 1 gr 2x1
- Metronidazole 500mg iv 3x1
- Asam mefenamat 500mg 3x1
- Asam traneksamat iv 3x1
- B comb C 1x1
- Diet tinggi karbohidrat tinggi protein
- Aff DC
- Mobilisasi bertahap
Kamis, 6 Juli 2014
Pk. 08.00 WIB
S : Sakit luka operasi
O : KU : Baik
Kesadaran: compos mentis
VS :
- TD 120/80 mmHg
- Nadi 80 x/menit
- RR 22 x/menit
- Suhu 36,5
0
C
PL :
- TFU 3 jari bawah pusat
- Perdarahan (+) normal
- Lokea rubra (+)
- Kontraksi uterus (-)
- BU (+)
- BAB lancar
- BAK lancar
- ASI on demand
A : P2A0 post SC atas indikasi KPSW dengan Presentasi
32

32

Bokong hari 2
P : - Observasi KU dan VS
- Observasi perdarahan
- Diet tinggi karbohidrat dan tinggi protein
- ASI On demand
- Aff Infus
- Opside
- Ciprofloxacin 500mg 3x1
- Metronidazole 500mg 3x1
- Asam mefenamat 500mg 3x1
- B comp C 1x1
- Boleh pulang
















33

33

BAB III
PEMBAHASAN

Pada tanggal 04 Juli 2014, Ny. E.R berusia 24 tahun, alamat dalam kota,
berkebangsaan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, datang ke RSMP dengan
keluhan mau melahirkan dengan posisi bayi sungsang rujukan dari Bidan. Lebih
kurang 8 jam sebelum masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang
menjalar ke pinggang, hilang timbul, frekuensi sakit tidak sering, riwayat keluar
air-air (+) 1 jam yang lalu dan tidak ada riwayat keluar darah dan lendir
sebelumnya. Os sebelumnya berobat ke bidan. Os mengaku hamil cukup bulan
dan gerakan anak masih banyak dirasakan.
Os menikah satu kali dan lamanya 5 tahun. Os menarche pada usia 12
tahun, dengan siklus teratur, 28 hari, lamanya 4 hari. Hari pertama haid terakhir
tanggal 18 Agustus 2013. Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada.
Riwayat operasi tidak ada, riwayat abortus tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran kompos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,8C,
dan keadaan organ lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan luar obstetri
didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xipoideus (39 cm), letak
janin memanjang, punggung kiri, bagian terbawah bokong yang ditandai dengan
tidak dapat dirabanya bagian yang keras dan bulat dan kepala teraba di fundus
uteri. Detak jantung janin 143 kali/menit teratur, his tiap empat kali dalam 10
menit lamanya 40 detik kualitas sedang, taksiran berat janin 4030 gram. Pada
pemeriksaan dalam obstetri didapatkan portio tebal dengan konsistensi lunak,
posisi posterior, pendataran 0%, pembukaan osium uterus eksternum 0 cm atau
kuncup. Nilai Zatuchni Andros 1. Pada pemeriksaan USG presentasi bokong dan
pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal.
34

34

Berdasarakan uraian diatas mengenai hasil anamnesis, pemeriksaan fisik-
obstetri dan pemeriksaan penunjang bahwa diagnosis pada pasien ini sudah tepat.
Yaitu G
2
P
1
A
0
hamil posterm belum inpartu, janin tunggal hidup presentasi
bokong dengan KPSW.
Pada penatalaksanaan pasien presentasi bokong dengan KPSW sudah tepat
yaitu melakukan persalinan perabdominam karena skor Zachtuchni Andros
adalah 1, umur kehamilan 42 minggu 2 hari, komplikasi kehamilan dan persalinan
berupa KPSW. Prognosis ibu dan anak adalah bonam














BAB IV
35

35

PENUTUP

4.1 Simpulan
1. Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai
bagian terendah, sehingga kepala berada di fundus uteri danbokong di
bagian bawah kavum uteri
2. Diagnosis pasien Ny.E.R sudah tepat berdasarkan anamnesis yaitu
riwayat kehamilan, riwayat menstruasi terakhir, dan keluar air-air.
Pemeriksaan fisik dan obstetrik yaitu leopold, taksiran berat janin, dan
vagina touche. Pemeriksaan penunjang USG serta Skor skor
Zachtuchni Andros.
3. Penatalaksanaan pasien Ny.E.R sudah tepat dengan terminasi
perabdominal atas indikasi Skor skor Zachtuchni Andros dan ketuban
pecah sebelum waktunya.

4.2 Saran
1. Tenaga Medis harus tepat menatalaksana bayi dengan presentasi
bokong dalam meminimalisir komplikasi untuk bayi dan ibu.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pengetahuan
tentang gejala, komplikasi dan penatalaksanaan dari presentasi
bokong.





DAFTAR PUSTAKA
36

36


1. Cunningham FG, Grant NF, Leveno KJ, et al. Breech presentation dan
delivery. In Williams obstetric 21
st
Ed, McGraw Hill, New York;2001;
24:565-583
2. Wiknjosastro H; Persalinan sungsang; dalam; Ilmu bedah kebidanan;
Yayasan Bina Pustaka; Jakarta ;2002;12:194-122
3. Saifuddin AB. Buku paduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Yayasan bina pustaka sarwono prawirhardjo,jakarta;2002;
4. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery and
outcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am J
Obstet Gynecol 2002;187:1694-8.
5. Saifuddin A.B. Modul safe motherhood dalam Kurikulum Inti
Pendidikan Dokter di Indonesia. 1997
6. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal
and problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd.
2000:478-90.
7. Kampono, Nugroho, dkk. 2008. Persalinan Sungsang. Available from:
http://geocities.com/abudims/cklobpt9.html. (Accessed: 2012, October 2).
8. Second Edition of the ALARM international ; Vaginal breech delivery;
Kanada;2002;16:156-179
9. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmu kebidanan
bagian patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin,
Palembang, 1983;15-33.
10. Angsar M.D Persalinan Sungsang dalam Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi
pertama. Yayasan Bina Pustaka, 2000. Jakarta.
11. Mortooesodo S. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam
Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka, 1999. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai