Anda di halaman 1dari 3

A.

DEFINISI DISOMNIA
Disomnia adalah gangguan primer tidur atau terjaga yang ditandai dengan insomnia
atau hipersomnia sebagai gejala yang utama. Disomnia adalah gangguan jumlah, kualitas, atau
waktu tidur.

1. Kebutuhan Tidur Setiap orang


Masalah susah tidur, memang lebih sering dikeluhkan oleh orang dewasa, kerap
dianggap serius karena dapat mengganggu aktifitas produktifnya. Padahal masalah sulit tidur
juga dialami anak-anak, bahkan bayi sekalipun, dan berdampak buruk pada pertumbuhan
mereka.
Jika orang dewasa perlu tidur sekitar 6 - 8 jam per hari, maka pada bayi dibutuhkan 16 -
20 jam tidur. Sedangkan diperlukan sekitar 10 jam tidur pada anak-anak balita. Bila kurang dari
itu, patut diwaspadai bahwa bayi atau anak tersebut mengalami masalah sulit tidur.
Sebuah lembaga penelitian kesehatan di AS melaporkan, sekitar 84 persen anak usia 1
hingga 4 tahun menderita gangguan tidur. Sementara di Indonesia, berdasarkan survei yang
digelar, sekitar 51,3 persen dari 80 anak usia balita prasekolah terbukti mengalami gangguan
tidur.
Bagaimanapun jangan menganggap sepele ketika anak anak menderita sulit tidur,
karena insomnia yang terjadi pada anak akan menyebabkan efek buruk. Dr Keumala
Pringgardini SpA dari Sam Marie Healthcare mengungkapkan, masalah kurang tidur pada anak
dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasannya, kurang konsentrasi, daya ingat menjadi
kurang konsentrasi, daya ingat menjadi lemah. Anak yang kurang tidur juga dapat mengalami
gangguan fungsi kognitif, sehingga ia lebih agresif dan hiperaktif, menjadi pembangkang dan
tidak kooperatif.” Anak-anak harus cukup tidur karena sebagian besar pertumbuhan otak dan
fisik terjadi pada saat tidur,”jelasnya.
Ketika tidur itulah hormon-hormon pertumbuhan berproduksi dan bekerja.”Pada saat
golden period, yakni 1 tahun pertama kelahiran, pertumbuhan otaknya tumbuh hingga 80
persen. Sedangkan saat berumur 4 tahun, pertumbuhan otaknya tumbuh mencapai maksimal,”
ungkap Keumala. Oleh karena itu, anak-anak yang mengalami gangguan tidur, perkembangan
otaknya tidak optimal sehingga intelektualitasnya cenderung rendah. Tidur juga mempunyai
andil dalam meningkatkan daya tahan anak terhadap infeksi . Jika tidurnya terganggu, kadar sel
darah putih dalam tubuh akan menurun.

Terkait dengan fase pertumbuhan anak, terdapat dua fase tidur. Pertama, Rapid Eye
Movement (REM) atau lebih dikenal dengan tidur lelap. Biasanya bayi yang baru lahir
mengalami fase ini. Kedua, adalah Non Rapid Eye Movement (Non REM) atau tidur tenang, fase
ini biasanya dialami oleh anak usia balita ke atas.
Pada anak-anak khususnya usia dua bulan hingga 4 tahun, fase REM merupakan fase
dimana sel-sel otak tumbuh sangat cepat.”Pada usia ini anak-anak sering mengigau, atau
terbangun di tengah malam karena teringat kejadian yang ia alami pada siang hari. Otak anak
akan mengalami rangsangan yang diperolehnya dari pengalaman berinteraksi dengan
lingkungannya,” kata Keumala. Sedangkan pada fase Non REM, anak-anak bisa tidur dengan
lebih tenang, sementara terjadi perbaikan sel - sel di tubuhnya. Karena kedua fase ini sangat
penting, maka anak -anak harus mengalami kedua fase ini.

Page |1
2. Pengertian Gangguan Tidur Disomnia
Disomnia adalah gangguan primer tidur atau terjaga yang ditandai dengan insomnia
atau hipersomnia sebagai gejala yang utama. Disomnia adalah gangguan jumlah, kualitas, atau
waktu tidur.

3. Jenis-jenis Disomnia
1) Primary Insomnia (Insomnia Primer)
Adalah kesulitan untuk masuk tidur, mempertahankan tidur dan memperoleh manfaat
tidur atau tidur yang tidak restoratif (orang tidak merasa telah cukup beristirahat
setelah tidur dalam jumlah normal).

2) Primary Hypersomnia (Hipersomnia Primer)


Adalah keluhan mengantuk eksesif yang tampak dalam bentuk episode – episode tidur
yang terlalu lama atau episode – episode tidur di siang bolong.

3) Narcolepsy (Narkolepsi)
Adalah serangan refreshing sleep (tidur yang membuat badan segar ketika bangun)
yang bersifat tiba tiba yang tidak dapat ditentang, yang terjadi setiap hari dan disertai
dengan episode episode hilangnya muscle tone (kekencangan otot) yang berlangsung
dalam waktu singkat.

4) Breathing-Related Sleep (Tidur yang Terkait dengan Pernapasan)


Adalah disrupsi tidur yang mengakibatkan kantuk yang eksesif atau insomnia yang
disebabkan oleh kesulitan bernapas yang terkait dengan tidur.

5) Circadian Rythm Sleep Disorder / Sleep Wake Schedule Disorder (Gangguan tidur
Ritme Sirkadian / Gangguan Jadwal Tidur Terjaga)
Adalah disrupsi tidur yang menetap atau berulang kali terjadi, yang mengakibatkan
kantuk yang eksesif atau insomnia, yang disebabkan oleh adanya mismatch antara
jadwal tidur dan terjaga karena dipaksa oleh lingkungan dan pola tidur terjaga
sirkadiannya

4. Gejala Gangguan tidur Disomnia


Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan
sepanjang hari merasakan kelelahan.
Gangguan tidur bisa dialami dengan berbagai cara :
a) Sulit untuk tidur
b) Tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur (sering
bangun)
c) Bangun terlalu awal
Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala disomnia. Gejala yang dialami waktu
siang hari adalah :
 Mengantuk
 Resah
 Sulit berkonsentrasi
 Sulit mengingat

Page |2
 Gampang tersinggung

5. Kesimpulan Disomnia
Disomnia merupakan gangguan jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada seseorang yang
mengalami proses tidur baik secara Dalam maupun dalam keadaan ringan yang mengakibatkan
terganggunya kesehatan seseorang dan juga menentukan kepribadian orang tersebut ,karena
watak seseorang dapat dipengaruhi oleh kualitas tidur orang tersebut .

B. ETIOLOGI
Etiologi yaitu menjelaskan tentang penyebab penyakit yang disertai faktor predisposisi (
pencetus) sehingga memunculkan tanda dan gejala, seperti sesak nafas, batuk dan susah
beraktifitas.
Etiologi :
 Jenis bakteri (kokus), virus, jamur
 Bahan fisik/kimia
 Merupakan kelanjutan dari penyakit influensa da morbili
 Pendukung lain : malnutrisi, selesma/comond cold, penyakit berat (syok, koma, dan
kelumpuhan), aspirasi (tersedak)

C. PATOFISIOLOGIS
Pengertian patofisiologi/ definisi patofisiologi. Patofisiologi adalah ilmu yang
mempelajari gangguan fungsi pada organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan
perjalanan dan akibat. Penyakit adalah suatu kondisi abnormal yang menyebabkan hilangnya
kondisi normal yang sehat. Ditandai oleh tanda dan gejala, perubahan secara spesifik oleh
gambaran yang jelas morfologi dan fungsi dsb.

D. MANIFESTASI KLINIS
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Bayi baru lahir
(BBL) tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira 6 mg/dl atau 100 mikro mol/L
(1 mg mg/dl = 17,1 mikro mol/L). salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara
klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan
jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,
dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar
bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah
diperkirakan kadar bilirubinnya.

E. PENATALAKSANAAN
Pendekatan menentukan kemungkinan penyebab
Menetapkan penyebab ikterus tidak selamanya mudah dan membutuhkan pemeriksaan
yang banyak dan mahal, sehingga dibutuhkan suatu pendekatan khusus untuk dapat
memperkirakan penyebabnya. Pendekatan yang dapat memenuhi kebutuhan itu yaitu
menggunakan saat timbulnya ikterus seperti yang dikemukakan oleh Harper dan Yoon 1974.

Page |3

Anda mungkin juga menyukai