Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

KASUS OSTEOPOROSIS
DISUSUN OLEH:

Cici Deskia (134016E19010)

Fina Monica (134016E19014)

M.Ridha Rizki (134016E19017)

Ulviana Putri (134016E19031)


PENGERTIAN
• Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan
massa tulang (kepadatan tulang) dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. (setiyohadi, 2006)

• Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa


tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam
mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur
yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang (pengeroposan tulang)
(Kemenkes RI, 2016). 
ETIOLOGI
Faktor-faktor resiko terjadinya osteoporosis adalah:

 Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause.

 Berusia lanjut sekitar 40 tahun ke atas.

 Memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis.

 Mangalami kekurangan vitamin D dan kalsium, misalnya susu, keju, daging, ikan, dan ceker ayam.

 Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit Crohn (radang usus kronis) atau
malabsorsi (gangguan penyerapan zat nutrisi di usus halus).

 Mengonsumsi obat kortikosteroid (anti peradangan atau obat dewa) dalam jangka waktu yang lama.

 Kurangnya aktifitas fisik.

 Mengalami kecanduan alkohol dan merokok.


KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS
Osteoporosis Primer Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis primer terjadi menjadi 3 tipe, Osteoporosis sekunder, yang
yaitu:
terjadi pada/akibat penyakit lain,
 Tipe 1: tipe yang timbul pada Wanita
antara lain: gagal jantung kronis,
pasca menopause

 Tipe 2: terutama kehilangan massa


arthritis rheumatoid (radang
tulang daerah Korteks (bagian terluar) sendi), dan hiperparatiroid.
 Idiopatik yang terjadi pada usia muda
dengan penyebab yang tidak diketahui.
TANDA DAN GEJALA
Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa
mengalami gejala berikut:

 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan.

 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang.

 Postur badan membungkuk.

 Tinggi badan berkurang.

 Nyeri bila ada patah tulang.


PATOFISIOLOGI
Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan kemudian tidak diproduksi lagi. Akibatnya,
osteoblas pun makin sedikit diproduksi. Terjadilah ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang. 
Osteoklas menjadi lebih dominan, kerusakan tulang tidak bisa diimbangi dengan pembentukan tulang. Untuk diketahui,
osteoklas merusak tulang selama 3 minggu, sedangkan pembentukan tulang membutuhkan waktu 3 bulan. dengan
demikian, seiring bertambahnya usia, tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat memasuki menopause) dan mudah
diserang penyakit osteoporosis.

Proses osteoporosis sendiri diakibatkan faktor-faktor berikut yaitu: Genetik, gaya hidup, alkohol, penurunan produksi
hormon akibatnya produksi osteoblas semakin sedikit maka terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan
kerusakan tulang, hal ini menyebabkan osteoklas menjadi lebih dominan dan tidak lagi bisa diimbangi dengan kerusakan
tulang mengakibatkan penurunan massa tulang apabila kerusakan tulang sendi lebih cepat dari kemampuannya untuk
memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang
menyebabkan rasa nyeri pada sendi. Setelah terjadi kerusakan sendi maka tulang juga ikut berubah.
Pemeriksaan Diagnostik
Ada beberapa jenis pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan
Osteoporosis, yaitu:
 Foto Rontgen.
 CT Scan.
 Tes BMD (Bone mass density), untuk melihat tingkat kepadatan
tulang.
 Tes Darah, untuk mengetahui kadar sel-sel darah, kadar
elektrolit, dan kadar hormone.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penanganan yang dapat dilakukan pada klien dengan osteoporosis, antara
lain:
 Menjaga tubuh tetap bugar dengan olahraga dan mengatur pola makan.
 Menghindari penggunaan alas kaki yang licin ketika berjalan di luar
rumah.
 Mengatur letak perabotan rumah dengan baik untuk mengurangi resiko
terjatuh akibat menabrak perabotan.
 Memasang pegangan dinding, memasang karpet, atau menggunakan
sandal khusus untuk mencegah terjatuh di kamar mandi.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengobatan Osteoporosis Nonhormonal

Suplemen Kalsium dan Vitamin D, berfungsi menjaga


tulang tetap padat dan mencegah keretakan tulang.

Bifosfonat, berfungsi menjaga kepadatan tulang dengan


memperlambat pemecahan jaringan tulang.
2. PENGOBATAN OSTEOPOROSIS HORMONAL
 Hormon Estrogen, untuk wanita yang sudah masa menopause.
 Selective Estrogen Receptor Modulators, untuk mengatasi osteoporosis
adalah raloxifene (obat mempertahankan kepadatan tulang dan
mengurangi resiko patah tulang)
 Hormon Testosteron, untuk pria yang mengalami ketidakmampuan
memproduksi hormon seks dengan normal.
 Obat Penumbuh Tulang, untuk meningkatkan kepadatan tulang pasien
sangat rendah antara lain: teriparatide, romosozumab, dan abaloparatide.
 Kalsitonin, hormon untuk memperkuat kepadatan tulang yang bekerja
dengan cara menghambat kerja sel-sel yang meluruhkan tulang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN OSTEOPOROSIS
IDENTITAS PASIEN

• Nama :Ny. H Umur :21 Tahun

• Jenis Kelamin :Perempuan Suku : Aceh

• Agama :Islam Pekerjaan : Pelajar

• Pendidikan :SLTP/SEDERAJAT Alamat :Aceh Timur

• Tanggal Masuk : 30 September 2021


STATUS KESEHATAN
A. Keluhan Utama

• Nyeri pada punggung 


B. Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien keluhan sakit pada punggung yang dirasakan sejak 5 bulan yang lalu, sakit pada
punggung Ny. H sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. H tidak terlalu
memperdulikanya
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu

• Ny.H menderita sakit punggung yang dirasakanya sejak beberapa tahun yang lalu.
D. Riwayat Penyakit Keluarga

• Ny.H tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.


PEMERIKSAAN FISIK

•Keadaan Umum : Sedang Tekanan Darah : 120/70mmHg

•Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 79x/i

•Berat Badan :- Pernafasan : 18x/i

•Tinggi Badan : - Temperatur : 36,5oC


ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
1. DS:
Kepadatan/massa tulang
 Pasien mengatakan sakit pada punggung
Nyeri kronis
menurun
sejak beberapa tahun yang lalu
 Pasien mengatakan banyak beraktivitas Osteoporosis
duduk karena dulu dirinya berkerja di Deformitas vertebrata
perkantoran
 Pasien mengatakan terasa nyeri saat berjalan Teregangnya ligamentum
DO: dan otot/spasme otot

 Wajah pasien tampak meringis Nyeri kronis


 TD: 120/70mmHg
 N: 79x/i
 RR: 18x/i
 Temp: 36,5oC
 Skala nyeri: 5
DS: Hambatan mobilitas
2. Osteoporosis
 Pasien mengatakan sakit pada fisik
punggung sejak beberapa tahun
Deformitas
yang lalu vetebrata
 Pasien mengatakan ketika berjalan
Kifosis(bungkuk)
rasa nyerinya semakin bertambah
DO: Hambatan
 Hasil BMD T-score -2,6 mobilitas fisik
 TD: 120/70mmHg
 N: 79x/i
 RR: 18x/i
 Temp: 36,5oC
 Pasien tampak memegang dinding
dan berhenti sejenak saat berjalan
 Cara berjalan pasien tidak tegap
(kifosis)
DS:
3 Kurangnya Kurangnya
 Pasien tidak mengetahui informasi proses
. pengetahuan
tentang penyakitnya dan
menggangap bahwa osteoporosis
penyakitnya akibat
bertambah usia
DO:
 Pasien tampak bingung
 TD: 120/70 mmHg
 N: 79x/i
 RR: 18x/i
 Temp: 36,5oC
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Keperawatan Tujuan dan Hasil Intervensi

1. Nyeri kronis Setalah dilakukan tindakan  Kaji tingkat nyeri pada punggung.
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam  Ajarkan pada pasien tentang alternative lain
dengan deformitas diharapkan nyeri berkurang untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyeri
vetebrata sampai hilang  Tingkatkan istirahat
 Hasil:  Observasi reaksi non verbal dan
- Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
- Melaporkan nyeri  Kontrol lingkungan yang dapat
berkurang menggunakan mempengaruhi nyeri,seperti: suhu
manajemen nyeri ruangan,pencahayaan dan kebisingan
- Mengatakan rasa nyaman  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
setelah nyeri berkurang obat analgetik
2. Hambatan mobilitas Setelah diberikan asuhan  Kaji tingkat kemampuan pasien dalam mobilisasi

keperawatan selam 3x24 jam  Ajarkan pasien untuk menggunakan alat bantu saat
fisik berhubungan
berjalan dan cegah terhadap cedera
keterbatasan pada pergerakan
dengan gangguan  Ajarkan pasien tentang aktivitas hidup sehari-hari yang
fisik tubuh dapat berkurang
muskuloskeletal  Hasil:
dapat dikerjakan
 Instruksikan pasien tuntuk latian selama kurang lebih 30
- Pasien meningkat dalam
menit dan selangi dengan istirahat dengan berbaring
aktivitas fisik selama 15 menit
- Mengerti tujuan dari  Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
peningkatan mobilitas fisik memenuhi ADL pasien

- Memverbalisasikan perasaan  Peningkatan latihan fisik secara adekuat:dorong latihan


dan hindari tekanan pada tulang
dalam meningkatkan
 Rencanakan tentang pemberian program latihan
kekuatan dan kemapuan
 Hindari latihan fleksi, membungkuk tiba-tiba dan
berpindah peningkatan beban berat
- Memperagakan penggunaan  Observasi TT sebelum dan sesudah latihan dan lihat
alat bantu untuk mobilisasi respon pasien
(walker)  Konsultasikan dengan ahli terapi fisik tentang pemberian
latihan yang adekuat
3. Kurangnya Setelah dilakukan tindakan  Jelaskan tentang proses penyakit dengan cara
pengetahuan dan keperawatan selama 3x24 jam yang tepat
informasi pasien dapat mengendalikan  Identifikasi kemungkinan dengan cara yang
berhubungan dengan persepsi negatif tentang harga tepat
kurangnya informasi dirinya  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
proses osteoporosi  Hasil: diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa
- Pasien mengatakan yang akan datang
pemahaman tentang
 Diskusikan pemilihan terapi atau penanganan
penyakit,kondisi,dan program
 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
pengobtatan mendapatkan pilihan kedua dengan cara yang
- Pasien mampu melaksanakan tepat atau yang diindikasikan
prosedur yang dijelaskan
secara teratur
- Pasien mampu menjelaskan
kembali dan mengerti tentang
edukasi yang telah diberikan
perawat/tim kesehatan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
No. IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut - Melakukam pengkajian nyeri S: nyeri punggung
O:
berhubungan dengan secara komprehensif termasuk
- KU:Sedang
deformitas vetebrata lokasi,karakteristik,durasi.
- Kes: CM
- Mengontrol lingkungan yang
- TD: 120/70 mmHg
dapat mempengaruhi nyeri seperti
- N: 79x/I
suhu,ruangan,kebisingan
- RR: 18x/I
- Mengajarkan tehnik
- Temp: 36,5o
nonfarmakologi
- Skala nyeri : 5
- Memberikan analgetik sesuai
indikasi A:
- Masalah nyeri punggung belum teratasi

P: - Lanjutkan intervensi
2. Hambatan mobilitas - Mengkaji tingkat kemampuan pasien dalam S: pasien mengatakan saat
fisik berhubungan mobilisasi beraktivitas nyeri semakin terasa
dengan gangguan - Mengajarkan pasien menggunakan alat bantu O:

muskuloskeletal - Menginstruksikan pasien untuk latihan selama - KU: Sedang


kurang lebih 30 menit dan selingi dengan - Kes: CM

istirahat dengan berbaring selama 15 menit - TD: 120/70 mmHg

- Mendampingi pasien dan membantu pasien - N: 79/I

saat mobilisasi dan bantu memenuhi ADL - RR:18x/I

pasien - Temp: 36,5

- Meningkatkan latihan fisik secara - Skala nyeri: 5

adekuat:dorong latihan dan hindari tekanan A:


pada tulang seperti berjalan
- Masalah hambatan mobilitas
- Mengobservasi TTV sebelum dan sesudah
fisik belum teratasi
latihan dan lihat respon pasien
P:
- Mengkonsultasikan dengan ahli terapi fisik
- Lanjutkan intervensi
tentang pemberian latihan yang adekuat
3. Kurangnya - Menjelaskan tentang proses S: pasien tidak mengetahui
pengetahuan penyakit dengan cara yang tepat tentang penyakitnya atau
berhubungan - Mendiskusikan perubahan gaya penyebabnya
dengan kurangya hidup yang mungkin diperlukan O:
informasi tentang untuk mencegah komplikasi - TD: 120/70mmHg
osteoporosis dimasa yang akan datang atau - N: 79x/I
proses pengontrolan penyakit - RR:18x/I
- Mendukung pasien untuk - Temp: 36oC
mengeksplorasi atau mendapatkan
A:
pilihan kedua dengan cara yang
- Masalah kurangnya
tepat atau yang diindikasikan.
pengetahuan belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
4. Nyeri aku - Melakukan pengkajian nyeri S: pasien mengatakan nyeri
berhubungan secara komprehensif termasuk sudah sedikit berkurang
O:
dengan deformitas lokasi,karakteristik,durasi.
- KU: Sedang
vetebrata - Mengontrol lingkungan yang
- Kes: CM
  dapat mempengaruhi nyeri
- TD: 120/70mmHg
  seperti suhu ruangan,kebisingan
- N: 79x/i
  - Mengajarkan tehnik
- RR: 18x/i
  nonfarmakologi(distraksi,guide - Temp: 36,5oC
  imagey) - Skala nyeri: 2

  - Memberikan analgetik sesuai


indikasi A: masalah teratasi
 
 
 
P:
 
- Intervensi dilanjutkan
 
5. Hambatan mobilitas fisik - Mengkaji kemampuan pasien dalam S: pasien mengatakan nyeri sudah
berhubungan dengan mobilisasi tidak terlalu bertambah saat
gangguan muskuloskeletal - Mengajarkan pasien untuk latihan selama berjalan/beraktivitas
kurang lebih 30 menit dan diselangi dengan
O:
istirahat dengan berbaring selama 15 menit
- KU: Sedang
- Mendampingi pasien dan membantu pasien
- Kes: CM
saat mobilisasi dan membantu pasien
- TD: 120/70mmHg
memenuhi ADL pasien
- N: 79x/I
- Meningkatkan latihan fisik secara
- RR: 18x/I
adekuat:dorong latihan dan hindari
- Temp: 36,5
tekanan pada tulang seperti berjalan
- Mengobservasi TTV sebelum dan sesudah A:

latihan dan lihat respon pasien - Masalah hambatan mobilitas


fisik teratasi
- Mengkonsultasikan dengan ahli terapi fisik
P:
tentang pemberian latihan atau
penanganan - Lanjutkan intervensi
6. Kurangnya pengetahuan - Menjelaskan tentang proses S:pasien mulai mengerti tentang
berhubungan dengan penyakit dengan cara yang tepat penyakitnya dan penyebab
kurangya informasi - Mendiskusikan perubahan gaya penyakitnya
osteoporosis hidup yang mungkin diperlukan
O:
untuk mencegah komplikasi dimasa
- KU: Sedang
yang akan datang atau proses
- TD: 120/70mmHg
pengontrolan penyakit
- N: 79/i
- Mendukung pasien untuk
- RR: 18x/i
mengeksplorasi atau mendapatkan
- Temp: 36,5
pilihan kedua dengan cara yang A:
tepat atau yang diindikasikan
- Masalah kurangya
pengetahuan teratasi

P:
- Intervensi digentikan
KESIMPULAN
• Osteoporosis adalah kondisi dimana terjadinya penurunan densitas/masa tulang. Peningkatan porositas
tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan arsitektur makro jaringan tulang
yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang. Sehingga tulang menjadi mudah patah.

• Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang
menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang maka
tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh sehingga terjadi osteoporosis.

• Diagnosa yang muncul akibat osteoporosis dianataranya: nyeri akut berhubungan dengan deformitas
vetebrata.hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dan kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit osteoporosis

Anda mungkin juga menyukai