Anda di halaman 1dari 16

PROSEDUR PEMERIKSAAN

USG DAN CTG PADA IBU HAMIL


Kelompok 1
Annisa nasution
Ulviana putri
Risky hafifah
Siska safitri
Cici deskia
Adda Delsa Padmala
Ultrasonografi (USG)
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang
dilakukan di atas permukaan kulit atau di atas rongga
tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam
jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat
struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang
Doppler.
Pada kehamilan, cairan amnion dapat mengidentifikasi
pada fetus mengenai ukuran bentuk dan posisi
Manfaat USG
• Menentukan apakah ibu mengandung lebih dari 1 janin
• Mengukur jumlah cairan ketuban
• Memeriksa adanya fibroid jika pertumbuhan rahimnya tidak normal
• Mengukur ukuran janin jika ada kemungkinan bahwa bayi akan lahir
prematur atau terlambat
• Mendeteksi perubahan leher rahim yang menunjuk pada
kemungkinan persalinan prematur
• Mengenali lokasi, ukuran,kematangan, atau kemungkinan ketidak
normalan plasenta
• Mengevaluasi kondisi janin melalui pengamatan kegiatan janin,
gerakan pernapasan, volume cairan ketuban
Macam-macam Jenis Ultrasonografi (USG)

Pada dasarnya, ultrasonografi (USG) memiliki


beberapa jenis, yaitu:
• 2D USG
• 3D USG

• 4D USG
• 5D USG
Tujuan Pemeriksaan Menggunakan
Ultrasonografi (USG)
USG bisa dilakukan pada saat masa kehamilan:
• Trimester Pertama
– Meyakinkan kemungkinan kehamilan
– Meyakinkan detak jantung
– Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-
rump
– Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar
rahim) atau hamil anggur
– Menguji perkembangan yang tidak normal
• Trimester Kedua
– Diagnose cacat pada janin
– Minggu ke-13 - ke14 untuk karakteristik
kemungkinan sindrom Down
– Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital
– Mengetahui cacat struktural
– Meyakinkan kehamilan kembar
– Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan
– Meyakinkan kematian dalan rahim
• Trimester Ketiga
– Mengidentifikasi lokasi janin
– Meyakinkan kematian dalam rahim
– Mengobservasi kehadiran janin
– Mengobservasi gerakan janin
– Mengidentifikasi ketidaknormalan panggul dan
uterine sang ibu selama masa kehamilan.
 
Prosedur Pemeriksaan Dengan Ultrasonography

Untuk pemeriksaan dengan ultrasonography, dilakukan


dalam suatu ruangan dengan teknisi dan mesin ultrasonography.
Adapun prosedurnya sebagai berikut :
• Menanggalkan baju (dari semua baju atau hanya pada area
yang diperiksa). Ultrasonographer menutupi dengan kain di
atas area yang akan disinari saja dan tidak untuk yang akan
diperiksa.
• Ultrasonographer menuangkan suatu mineral minyak jelly ke
kulit untuk mengeliminasi udara antara probe dan kulit dan
untuk membantu melewatkan gelombang suara ke dalam
tubuh. Ultrasonographer menutup probe dengan tutup plastik.
• Melewatkan probe di atas kulit untuk memperoleh
gambar yang dikehendaki. Tergantung dari jenis
pemeriksaan, mungkin probe disisipkan di bagian
lekuk tubuh.
• Mungkin diminta untuk mengubah posisi guna
mendapatkan penglihatan dan penggambaran yang
lebih baik.
• Setelah gambar diperoleh dan pengukuran telah
dilakukan data disimpan dalam disk, dan pasien dapat
memperoleh hardcopy gambar.
CARDIOTOGRAPHY (CTG)
Cardiotocography adalah sebuah alat yang digunakan
oleh dokter kandungan untuk memantau denyut jantung
dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam
kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan
memiliki detak jantung antara 110 dan 160 denyut per
menit dan meningkat ketika bayi bergerak.
Dalam Cardiotokografi terdapat 3 hal yang di catat :
– Denyut jantung janin
– Kontraksi Rahim
– Gerakan janin.
Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu
hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam
keadaan:
• Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing
manis, tiroid, penyakit infeksi kronis, dll)
• Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra
Uterine Growth Retriction)
• Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
• Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Syarat Pemeriksaan Cardiotokografi
• Usia kehamilan > 28 minggu.
• Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
• Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
• Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
• Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
• Waktu pemeriksaan selama 20 menit.
• Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak
menyakitkan ibu maupun bayi.
• Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan
dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.
Prosedur pemeriksaan CTG
• Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan
indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan
didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
• Kosongkan kandung kencing.
• Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
• Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter
atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter /
menit.
• Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi
dan punktum maksimum DJJ.
• Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan
segera setelah kontraksi berakhir.
• Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus
uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
• Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila
janin terasa bergerak, pencet bel yang telah
disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman CTG.
• Hidupkan komputer dan cardiotokograf.

Anda mungkin juga menyukai