Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Pada

Poliomyeilitis
Kelompok 4 :
• Isabela
• Intan
• Karina
• Lalimba
Pengertian
Poliomyeilitis atau sering disebut polio adalah penyakit yang dapat merusak
sistem saraf dan menyebabkan paralysis. Penyakit ini paling sering terjadi pada
anak-anak di bawah umur 2 tahun. Infeksi virus ini mulai timbul seperti demam
yang disertai panas, muntah dan sakit otot. Kadang-kadang hanya satu atau
beberapa tanda tersebut, namun sering kali sebagian tubuh menjadi lemah dan
lumpuh (paralisis).
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV),
masuk ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
Klasifikasi Poliomyeilitis
01 02 03
Polio Non Paralisis Polio Paralisis Polio Bulbar
Polio non-paralisis yang yang terinfeksi virus polio Polio jenis ini
berarti poliovirus yang berkembang menjadi polio disebabkan oleh tidak
telah mencapai selaput paralisis atau menderita adanya kekebalan alami
otak (meningitis kelumpuhan yang di mulai
sehingga batang otak
aseptik) dengan demam. 5-7 hari akan
ikut terserang
muncul gejala seperti :sakit
kepala, kram otot leher dan
punggung, sembelit dan
sensitif terhadap rasa raba
Etiologi
Penyebab Polimyeilitis Family Pecornavirus dan Genus Virus di bagi
menjadi 3, yaitu :
• Brunhilde (Tipe I)
• Lansing (Tipe II)
• Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan
pengeringan atau oksidan. Masa inkubasi : 7-10-35 hari (Tipe III).

Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan


ganas, tipe II kadang kadang menyebabkan wajah yang sporadic
sedang, tipe III menyebabkan epidemic ringan.
Manifestasi Klinis
Poliomielitis Asimtomatis
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejalakarena daya tahan
tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.

Poliomielitis Abortif
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa
virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyerikepala, nyeri tenggoroka
konstipasi dan nyeri abdomen
Lanjutan
Poliomielitis Non Paralitik
Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala,
dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 minggu kadang-kadang
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam ataumasuk ke dalam f
2 dengan nyeri otot.
Lanjutan
Poliomielitis Paralitik
• Bentuk spinal: Gejala kelemahan/paralysis atau paresis ototleher, abdomen, t
diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas
• Bentuk bulbar: Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otakdengan atau
gangguan pusat vital yakni pernapasan dansirkulasi.
• Bentuk bulbospinal: Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal dan b
bulbar
• Kadang ensepalitik: Dapat disertai gejala delirium, kesadaranmenurun, tremo
kadang kejang.
Patofisiologi
● Penularan Firus Melalui :
Mulut (makanan / minuman yang terkontaminasi virus) DNA
melalui percikan ludah

 Berkembang biak di saluran cerna (tenggorokan dan usus)


 Menyambar ke getah benig, darah dan seluruh tubuh
 Menyerang otak, sumsum tulang belakang, simpul saraf
 Biasanya mencerna saraf penggerak otot tungkai/kaki dan
kadang kadang tangan
 Menyebabkan kelumpuhan dengan mengecilkan tungkai
Polio
Komplikasi

Ulkus dekubitas
Menelan Hipertensi ringan dan emboli paru
02 04 06

01 03 05 07
Hiperkalsuria Pelebaran lambung Pneumonia Psikosis
akut
Pencegahan

Memberi imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat


kali sebelum usia satu tahun

Jangan masuk daerah endemi

Jangan melakukan tindakan endemi


Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan darah
b.Viral isolation
c.Uji serology
d.Cerebrospinal (csf)
2. Pemeriksaan Radiology
3. Pemeriksaan kadar gula
darah dan protein
4. Pemeriksaan histologik cord
Pengkajian

1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan : Riwayat pengobatan penyakit-penyakit dan riwayat imunitas
3. Pemeriksaan Fisik :
a) Nyeri kepala
b) Paralisis
c) Refleks tendon berkurang
d) Kaku kuduk
e) Brudzinky
4. Aktivitas dan Istirahat : Keletihan, kelemahan umum, kekuatan otot.
5. Riwayat Jatuh atau Trauma
6. Data sosial Ekonomi
Diagnosa Keperawatan

I. Hipertermi b/d proses infeksi


II. resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas
b/d paralysis otot
III. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf
IV. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.
Rencana Tindakan

Hipertensi b/d Proses Infeksi

Intervensi Keperawatan :

1. Pantau suhu tubuh.


2. Jangan pernah menggunakan usapan
3. alcohol saat mandi/kompres.
4. Hindari mengigil.
5. Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit
Rencana Tindakan

Resiko ketidak Efektifan Pola Nafas dan ketidak


efektifan jalan nafas b/d Paralysis

Intervensi Keperawatan :

1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman.


2. Auskultasi bunyi nafas.
3. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi
4.Duduk tinggiatau semi fowler.
5. Berikan tambahan oksigen
Rencana Tindakan
Nyeri b/d Proses Infeksi yang menyerang saraf

Intervensi Keperawatan :

1. Lakukan strategi non farmakologis untuk membantu anakmengatasi nyeri.


2. Libatkan orang tua dalam memilih strategi.
2. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus
sebelum nyeri
3. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategiselama
nyeri.
4. Berikan analgesic sesuai indikasi.
Rencana Tindakan
Gangguan Mobilitas Fisik b/d Paralysis

Intervensi Keperawatan :

1. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak.


2. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada).
3. Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
untuk aktif seperti pemasukan makanan yang tidak adekuat
4. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara
aman
Implementasi
Implementasi keperawatan dapat di
sesuaikan dengan intervensi keperawatan
yang telah di susun

Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil di capai.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai