TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Menjelaskan cara pemberian dan dosis
setiap jenis vaksin
Menyebutkan kontra indikasi setiap jenis
vaksin
Menjelaskan efek samping vaksin PD3I
Rubella/Mumps
Hepatitis B
Haemophilus influenzae
type B (Hib)
Yellow Fever
Pneumococcus,
Rotavirus, Human
Papillomavirus (HPV)
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Difteri
Tetanus
TB
Pertusis
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Hepatitis B
Campak
Tuberkulosis
Disebabkan Mycobacterium Tuberculosis
Gejala
Badan lemah
Berat badan
menurun
Demam
TUBERKULOSIS (TBC)
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Polio
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Sejarah
Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah.
Lukisan dinding di kuil-kuilMesirkuno
menggambarkan orang-orang sehat dengan
kaki layu yang berjalan dengan tongkat.
Kaisar RomawiClaudiusterserang polio ketika
masih kanak-kanak dan menjadi pincang
seumur hidupnya.
Ketika polio menyerang Amerika selama
dasawarsa seusaiPerang Dunia II, penyakit itu
disebut momok semua orang tua
Virus polio
Etiologi
Polio Non-Paralisis
Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, yang
berarti poliovirus telah mencapai selaput
otak (meningitis aseptik), penderita
mengalami kejang otot, sakit punggung dan
leher.
Polio non-paralisis menyebabkan demam,
muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram otot pada leher dan punggung,
otot terasa lembek jika disentuh.
Polio Paralisis
Polio Bulbar
Polio Bulbar
Patofisiologi
Mulut
Berkembang
(makan/minuman
biak di saluran
yang terkontaminasi
cerna (tenggorokan
virus) DAN
dan usm
Diagnostik Medis
Tujuan dari diagnostik medis ini adalah
untuk menetapkan keadaan normal atau
menyimpang yang disebabkan oleh oleh
suatu penyakit.
Viral Isolation
Uji Serology
Cerebrospinal Fluid ( CSF)
Komplikasi
Komplikasi yang paling berat dari
penyakit polio adalah kelumpuhan
yang menetap.
Beberapa penyakit akibat komplikasi
polio seperti Hiperkalsuria,
Melena,Pelebaran lambung akut,
Hipertensi ringan, Pneumonia, Ulkus
dekubitus, emboli paru, dan Psikosis
RESUME
Polio merupakan Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virusyang dinamakanpoliovirus(PV),
masuk ketubuhmelaluimulut, mengifeksi saluranusus.
Virus ini dapat memasuki aliran darahdan mengalir kesistem saraf pusat
menyebabkan melemahnyaototdan kadang kelumpuhan (paralisis) .
GEJALA:
- Lumpuh Layu akut
- Pada anak berumur <
15 tahun
- Kelumpuhan dimulai dengan gejala
demam, nyeri otot dan kelumpuhan
terjadi pada minggu pertama sakit.
- Kematian bisa terjadi karena
kelumpuhan Otot pernapasan
- Penyebaran melalui tinja yang
28
VAKSIN POLIO
Vaksin Polio Trivalent yg terdiri
dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg
sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis
90
80
70
60
%50
40
30
20
10
0
1.Saba
ng
0
0
2.Bna
1 1,0
3.Abes
4 4,0
2014
4.Pidie
5 5,0
Sabang
5.Pijay
2 4,0
6.Birn
10,
10
0
8.Acut
7 4,7
9.Atim
0
0
Banda Aceh
10.Lgs
A.Besar
Pidie
Aceh
Jaya
Pidie
Jaya
Aceh
Utara
Bener Meriah
Aceh
Barat
Langsa
Aceh
Tengah
17.Abar
3 6,0
Aceh
Tamiang
Gayo
Lues
Abdya
Aceh
Selatan
Simeulue
19.Abd
ya
2 4,0
11.Ata
m
5 5,0
Aceh
Timur
Nagan
Raya
18.Nag
an
0
0
Lhokseumawe
Bireuen
16.Ajay
1 2,0
12.Ben
er
2 4,0
13.Aten
g
0
0
Aceh
Tenggara
14.Galu
0
0
15.Agar
a
Subulussalam 0
0
23.Sml
7.Lsmw
10,
5
0
2 4,0
20.Asel
0
21.SKL
0
Aceh Singkil
22.Ssal
am
0
0
HEPATITIS B
Disebabkan oleh Virus Hepatitis B
Gejala :
Demam, lemah, nafsu makan
menurun
Warna urine seperti teh pekat, kotoran
menjadi pucat (dempul ).
Warna kuning bisa terlihat pula pada
mata ataupun kulit.
HEPATITIS B
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
HEPATITIS B
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
DIPHTHERIA TOXOID
Toksoid Difteri berasal dari
Corynebacterium
diphtheriae
PW 8 Strain
Aerob
Gram positif
Bentuk : batang lurus atau
melengkung
Menyerang
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Difteri
Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae
Gejala:
- Gelisah, Aktifitas menurun, Radang
tenggorokan,
- Hilang nafsu makan
- Demam ringan,
- Dalam 2-3 hari timbul selaput
putih kebiru - biruan pada tenggorokan
dan tonsil
40
DIFTERI
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
DIFTERI
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
: 30 Des
JLH KASUS DIFTERI TH 2012 2014 DI PROVINSI Edisi
ACEH
2014
Total Kasus : 16
org
Meninggal : 4
org (CFR : 25%)
Kab/Kota
201 201 201
2
3
4
1.Saba
ng
0 0 0
2.Bna
2 1 1
3.Abes
1 0 1
4.Pidie
0 0 0
Sabang
5.Pijay
0 1 0
6.Birn
0 0 0
8.Acut
0 2 0
9.Atim
0 0 0
Banda Aceh
10.Lgs
A.Besar
Pidie
Aceh
Jaya
Pidie
Jaya
Aceh
Utara
Bener Meriah
Aceh
Barat
Langsa
Aceh
Tengah
Aceh
Tamiang
Gayo
Lues
Abdya
18.Nag
an
0 0 1
Aceh
Selatan
Simeulue
11.Ata
m
0 0 0
Aceh
Timur
Nagan
Raya
17.Abar
2 0 0
0 0 0
Lhokseumawe
Bireuen
16.Ajay
0 0 0
19.Abd
ya
0 1 2
7.Lsmw
0 0 0
12.Ben
er
0 0 0
13.Aten
g
0 0 0
Aceh
Tenggara
14.Galu
s
0 0 0
15.Agar
a
Subulussalam 0 0 0
23.Sml
20.Asel
21.SKL
0 0 0
0 1 0
0 0 0
Aceh Singkil
22.Ssal
am
0 0 0
Pertusis
Disebabkan bakteri Bordetella pertussis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari.
Gejala :
- Pilek,
- Mata merah,
- Bersin,
- Demam
- Batuk yang ringan
- Batuk ringan yang lama-kelamaan
batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk
menggigil yang cepat dan keras.
45
Tetanus
Disebabkan oleh Clostridium Tetani
Gejala :
- Kaku otot pd rahang, disertai
-
46
TETANUS
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
TETANUS
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
TETANUS TOXOID
Toxoid Tetanus
berasal dari:
Clostridium tetani
Anaerob obligate
Gram positif
Bentuk : batang
Sporoform
Menyerang skeletal
muscle
Menyebabkan :
trismus (lockjaw),
spasme otot,
melengkungnya
punggung
TETANUS
Campak
Disebabkan oleh Virus Myxovirus Viridae Measles
Gejala :
- Demam,
- Bercak kemerahan
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada
muka dan leher, kemudian menyebar
ke tubuh dan tangan serta kaki.
51
CAMPAK
Sumber: Subdit
Imunisasi Kemenkes RI
Komplikasi Campak
Encephalitis
(Radang Selaput Otak)
Gizi Buruk
Komplikasi Campak
P2PL
KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN CBMS JAN-DES 2014
Edisi : 30 Des
2014
Kab/Kota
Jlh Spesimen
1.Saba
ng
5
2.Bna
13
3.Abes
39
4.Pidie
34
Sabang
5.Pijay
10
6.Birn
86
7.Lsmw
15
8.Acut
17
9.Atim
0
Banda Aceh
10.Lgs
A.Besar
Pidie
Bireuen
Aceh
Jaya
Pidie
Jaya
Aceh
Utara
Bener Meriah
Aceh
Barat
16.Ajay
1
17.Abar
0
Langsa
Aceh
Tengah
Aceh
Tamiang
Gayo
Lues
Abdya
Aceh
Selatan
Simeulue
11.Ata
m
16
Aceh
Timur
Nagan
Raya
18.Nag
an
0
Lhokseumawe
19.Abd
ya
0
12.Ben
er
2
13.Aten
g
7
Aceh
Tenggara
14.Galu
0
15.Agar
a
Subulussalam
0
23.Sml
20.Asel
21.SKL
Aceh Singkil
22.Ssal
am
0
Tokoh
Tokoh Kunci
Kunci ::
dr.Iman/085260015863/penjab Imun
Edisi
Edisi :: 26
26 Jan
Jan
15
15
dr.
dr. Iman
Iman
IMUNOLOGI PD3I
SISTEM KEKEBALAN
KLASIFIKASI VAKSIN
Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan adalah:
Sistem yang rumit dari interaksi sel-sel
dalam tubuh, di mana tujuan utamanya
adalah untuk mengenali adanya antigen
58
SISTEM KEKEBALAN
Perlindungan
Kekebalan pasif
adalah perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang
dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan
kepada orang lain, biasanya melalui suntikan.
perlindungan akan menurun setelah beberapa
minggu atau bulan.
Contoh :
bayi yang menerima kekebalan antibodi dari ibunya,
melalui plasenta pada 1-2 bulan akhir kehamilan.
immunoglobulin,
homolog human hiperimun dan
heterolog hiperimun serum (antitoksin).
60
Sistem Kekebalan
(lanjutan)
62
Klasifikasi Vaksin
Live attenuated
vaksin dibuat dengan memodifikasi virus atau
bakteri penyebab penyakit di laboratorium. Virus
atau bakteri dari vaksin tersebut akan terus
memperbanyak diri dan menghasilkan
kekebalan, namun tanpa menyebabkan orang
tersebut sakit.
Inactivated
vaksin bisa terdiri dari seluruh atau sebagian
(fraction) dari virus atau bakteri. Fractional
vaksin tersebut bisa berbasiskan protein atau
polisakarida. Yang termasuk vaksin berbasis
protein adalah toxoid (toxin inactivated bacteri)
dan subunit (subvirion product).
63
KLASIFIKASI VAKSIN(1)
2 jenis vaksin :
Live attenuated : vaksin dibuat dgn
modifikasi virus/bakteri penyebab
penyakit di lab
Inactivated : dibuat dari
seluruh/sebagian virus/bakteri (dlm
media kultur, diinaktifkan dgn
pemanasan/kimiawi)
Klasifikasi Vaksin
(2)
Klasifikasi Vaksin
(3)
Klasifikasi Vaksin
(4)
KAIDAH UMUM :
Semakin mirip suatu vaksin dengan sifat asli
penyakitnya semakin baik respon imunologi
yang dihasilkan oleh vaksin
68
1. Vaksin BCG
2. Vaksin DPT HB
3. Vaksin TT
4. Vaksin DT
5.Vaksin Polio
6.Vaksin Campak
7.Vaksin Hepatitis B
VAKSIN BCG
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan aktif
terhadap tuberkulosa.
VAKSIN TT
Vaksin yg mengandung Toxoid
Tetanus yg telah dimurnikan dan
terabsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminium fosfat. Thimerosal 0,1
mg/ml digunakan sebagai
pengawet.
Indikasi :
Untuk pemberian
Kekebalan aktif terhadap
tetanus
VAKSIN DT
Vaksin yang mengandung
toxoid difteri dan tetanus yg
telah dimurnikan
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan simultan
terhadap difteri dan
tetanus
VAKSIN POLIO
Vaksin Polio Trivalent yg terdiri
dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg
sudah dilemahkan.
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap
poliomyelitis
VAKSIN CAMPAK
Vaksin virus hidup yang
dilemahkan, setiap dosis
mengandung tidak kurang dari
1000 infectife unit virus strain
CAM 70 dan tdk lebih dari 100
mcg residu kanamycin dan
30 mcg residu erythromycin.
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap penyakit campak
VAKSIN HEPATITIS B
Vaksin Virus recombinan
yg telah diinaktivasikan dan
bersifat non infectious
berasal dari HBsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi.
Indikasi :
Untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap
infeksi yang disebabkan
oleh virus hepatitis B.
VAKSIN DPT HB
Vaksin mengandung DPT berupa
Toxoid Difteri dan Toxoid Tetanus
yang dimurnikan dan pertusis yang
inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yg
merupakan sub unit vaksin virus yg
mengandung HBsAg murni dan
bersifat non infectious
Indikasi :
Pendahuluan
Kualitasmerupakan
Vaksin
harus tetapkebutuhan
tinggi
pokok pelaksanaan imunisasi.
Pengertian Vaksin
Vaksin -- Vaccinia
Suatu produk biologik yang terbuat dari
kuman, komponen kuman (bakteri, virus),
atau racun kuman (toxoid) yang telah
dilemahkan atau dimatikan dan berguna
untuk merangsang timbulnya kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu.
Epi cold chain
3. Recombinant : Hept B
Epi cold chain
Bentuk
beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, pelarut pada suhu kamar
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi
kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan
1 box isi 10 Amp, pelarut 4 ml NaCl 0,9 % untuk setiap ampul
Dosis
0,05 ml / dosis pada intrakutan
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal 12 jam sebelum
dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan 3 jam
11/2/16
80
Bentuk
beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, pelarut pada suhu kamar
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi
kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan
1 box isi 10 vial, pelarut 1 ml NaCl 0,9 % untuk setiap vial
Dosis
0,05 ml / dosis pada intrakutan
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal 12 jam sebelum
dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan 4 jam
11/2/16
81
Diskusi
Belehkah pelarut vaksin BCG strain Paris
digunakan pada vaksin BCG strain Danish ?
Bolehkan pelarut vaksin campak digunakan
pada vaksin BCG ? Atau sebaliknya ?
11/2/16
82
DPT / HB.
Bentuk
Cairan.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC,
Kadaluarsa 24 bulan
Indikasi
kekebalan aktip Difteri, tetanus dan Hept B.
Kemasan
1 box isi 10 vial, @ 5 dosis (2,5 ml)
Setiap vial ditempelkan VVM.
Dosis
0,5 ml / dosis pada intra maskuler
Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4
minggu.dengan ketentuan :
Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air, Sterilitas
terjaga, VVM kondisi A / B
Vaksin
11/2/16
83
DPT-HB-Hib
Diskripsi
Vaksin DPT-HB-Hib berupa suspensi homogen yang berisikan difteri murni, toxoid
tetanus, bakteri pertussis inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang
tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit beupa kapsul
polisakarida Haemophylus Influenzae type b (Hib) tidak infeksius yang
dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus. Vaksin ini dikemas dalam vial 5 dosis.
Indikasi :
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.
Efek simpang;
Vaksin Hib ditoleransi dengan baik. Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24 jam setelah
vaksinasi dimana penerima vaksin dapat merasakan nyeri pada lokasi penyuntikkan.
Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan sementara. Pada umumnya, akan sembuh
dengan sendirinya dalam dua atau tiga hari, dan tidak memerlukan tindakan medis
lebih lanjut. Reaksi sistemik ringan, termasuk demam, jarang terjadi setelah
penyuntikkan vaksin Hib. Reaksi berat lainnya sangat jarang; hubungan kausalitas
antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah ditegakkan.
Epi cold chain
D T.
Bentuk Cairan.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC,
Kadaluarsa 24 bulan
Indikasi
kekebalan aktip Difteri dan tetanus .
Kemasan
1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
Setiap vial ditempelkan VVM.
Dosis
0,5 ml / dosis pada intra maskuler atau Subkutan
dalam
Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan
paling lama 4 minggu.dengan ketentuan :
11/2/16
85
T T.
Bentuk
Cairan.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC,
Kadaluarsa 24 bulan
Indikasi
kekebalan aktip tetanus .
Kemasan
1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
Setiap vial ditempelkan VVM.
Dosis
0,5 ml / dosis pada intra maskuler atau Subkutan
dalam
Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan
paling lama 4 minggu.dengan ketentuan :
Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang,
Tidak terendam air, Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B
Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC
11/2/16
86
Polio.
Bentuk
11/2/16
87
Diskusi
Apa yang kurang pada kondisi vaksin polio
ini ?
Pipet dapat disimpan di freezer ?
11/2/16
88
Bentuk
beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, pelarut pada suhu kamar
Kadaluarsa 24 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi
kekebalan aktip terhadap penyakit Campak
Kemasan
1 box isi 10 Amp, pelarut 5 ml aquabidest steril untuk
setiap vial
Dosis
0,5 ml / dosis pada subkutan
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal 12 jam sebelum
dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan 6 jam atau 8 jam diskusi
11/2/16
89
Bentuk
Cairan.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC,
Kadaluarsa 26 bulan
Indikasi
kekebalan aktip terhadap infeksi virus Hept B.
Kemasan
1 box isi 100 pough, @ 1 dosis
Setiap vial ditempelkan VVM.
Dosis
0,5 ml / dosis pada intra maskuler
11/2/16
90
VAKSIN IPV
RUTIN
DIBERIKAN 3 X
KHUSUS DIY
Penggolongan berdasarkan
sensitivitas terhadap suhu
FS
Hepatitis
Td
DPT-HB
DPT-HB-Hib
(Freeze Sensitive)
IPV
DT
TT
HS
(Heat Sensitive)
tidak tahan panas
BCG
POLIO
CAMPAK
TERIMA KASIH!
&
Balita
Atau
Puskesmas
dan RSUD