PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1999 jumlah balita yang terinfeksi virus polio sebanyak 1.267 di
seluruh dunia. Saat ini masih terdapat enam negara di seluruh dunia yang endemis
polio, yakni India, Sudan, Nigeria, Afghanistan, Mesir dan Pakistan. Namun, pada
awal 2005 ini, beberapa negara yang sudah bebas polio seperti Chad dan Yaman
ternyata terserang kembali oleh virus polio yang berasal dari negara endemis
polio. Demikian pula dengan Indonesia yang sebelumnya dinyatakan bebas polio.
Namun pada kenyataanya kasus polio di Sukabumi memang cukup mengagetkan
pemerintah dan masyarakat.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18 dan beberapa tahun
kemudian menyebar ke Amerika Serikat. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju
belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan
rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian
meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun
1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini.
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan
amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi
dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen
kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari
gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari (Anonymous, 2009).
Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan Polio merupakan penyakit
yang sangat menular diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem
syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan
beberapa jam. Virus polio yang secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar atau
Wild Polio Virus/WPV memasuki tubuh manusia melalui mulut dengan
perantaraan makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah
terjangkit polio (Anonymous, 2009).
Hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatan penyakit polio. Yang
paling efektif hanyalah pencegahan dengan cara imunisasi, yaitu pemberikan
kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin
atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan (soemohardjo,2002).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi polio dan poliovirus itu?
2. Bagaimanakah sejarah poliovirus hingga dapat menimbulkan penyakit
bagi manusia?
3. Bagaimanakah klasifikasi poliovirus?
4. Apakah penyakit yang ditimbulkan akibat poliovirus?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Polio
Penyakit polio adalah penyakit
infeksi paralis yang menular dan
disebabkan oleh virus polio. Agen
pembawa penyakit ini dinamakan
poliovirus, virus tersebut masuk ke
tubuh melalui mulut dan menginfeksi
saluran usus. Virus ini juga memasuki
aliran darah dan mengalir ke sistem
saraf
pusat
menyebabkan
melemahnya otot dan bisa jadi
kelumpuhan. Infeksi virus polio terjadi didalam saluran
pencernaan menyebar ke kelenjar limfe dan sebagian yang lain
menyebar ke sistem saraf.
2.2 Sejarah
Polio disebabkan oleh virus dan telah ada beribu-ribu tahun. Bahkan ada
benda-benda Mesir yang melukiskan individu-individu dengan fitur-fitur khusus
dari kelumpuhan setelah polio. Polio telah disebut dengan banyak nama-nama
yang berbeda, termasuk kelumpuhan anak-anak, kelemahan dari anggota-anggota
tubuh bagian bawah (kaki-kaki dan tangan-tangan), dan spinal paralytic paralysis.
Kita sekarang merujuk pada virus dan penyakit sebagai polio, yang adalah
kependekan untuk poliomyelitis dan mempunyai asal usul Yunani: polios (abuabu), myelos (sumsum), dan itis (peradangan).
2.3 Klasifikasi Virus Polio
Virus polio diklasifikasikan menjadi tiga golongan berdasarkan sifat
antigenik dari struktur protein penyusunnya. Untuk bereplikasi maka genom virus
akan masuk ke dalam sel inang melalui endositosis. Reseptor untuk pengikatan
virus ini terletak pada epitelium usus manusia. Apabila virus ini telah berhasil
menginfeksi usus maka dapat terjadi kerusakan jaringan dan mengakibatkan diare.
Klasifikasi virus polio adalah sebagai berikut :
Kelas : Kelas IV (+ ssRNA)
Ordo : Picornavirales
Famili : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Human enterovirus C
2.4 Penyakit yang Ditimbulkan
Penyakit yang
ditimbulkan
oleh
virus polio disebut
dengan
Poliomyelitis.
Penyakit ini lebih
sering berjangkit di
daerah
dingin,
sehingga penderita
penyakit ini akan
berkurang di daerah
tropik. Virus polio
dapat bertahan lebih
lama di suasana
lembab dan jika
berada di tempat
yang panas atau
terkena
sinar
matahari selama dua
hari maka virus ini
akan mati.
Penyakit ini bersifat menular melalui beberapa cara, baik secara langsung
dari penderita ke orang lain melalui cairan yang dikeluarkan seperti lendir dari
hidung atau mulut, melalui tinja penderita, dan pada umumnya melalui air yang
terkontaminasi virus polio. Oleh sebab itu pengaturan sanitasi dalam rumah
tangga perlu untuk distandardisasi sesuai dengan SOP sanitasi yang benar.
Virus dapat masuk melalui hidung dan mulut, berkembang biak dalam
tenggorokan dan saluran pencernaan, kemudian diserap dan disebarkan melalui
pembuluh getah bening. Apabila bagian otak yang berfungsi mengatur sistem
pernafasan terserang maka dapat menimbulkan sesak pernafasan yang akan
mengganggu suplai oksigen dalam tubuh.
Faktor penyebab penyakit ini terjadi antara lain
a. Kelalaian imunisasi polio
b. Hidup dan merawat penderita polio
c. Sanitasi yang buruk
d. Kualitas gizi yang buruk
e. Makanan minuman yang terkontaminasi dipakai bersama dalam suatu
komunitas
f. Kehamilan
tahan terhadap pelarut lemak .Struktur virus polio pertama kali ditemukan
pada tahun 1985.
Genome
Genome polio (informasi genetik) terkandung pada untai tunggl RNA
(asam ribonukleat). Virus polio RNA kode utuk menyerang ribosom
sel target.
Kapsid
Kapsid dari virus polio mengelilingi dan melindugi RNA. Kapsid
terdiri dari protein dan memliki resptor pada permukaanya yang
merasakan sel-sel saraf, sehingga memungkinkan virus polio untuk
mengikat sel-sel saraf.
Reseptor
Reseptor pada virus polio, yang terbuat dari protein sel target akal
saraf. Target dari virus polio adalah neuron motorik. Banyak sel dalam
tubuh memiliki situs resptor yang sama dengan target virus polio,
tetapi virus polio hanya menyerang sel-sel saraf tertetu. Antibodi
diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengikat resptor untuk
membantu mencegah virus polio menyerang.
2.6 Jenis-Jenis Poliovirus
Penyakit polio terdapat tiga macam :
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit
perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan
punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan
sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan
otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan
permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami
kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki.
Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembuluh
darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio
menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik yang mengontrol
gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada
penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus
ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang
dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya
virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf
Melena
Yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan tinja yang berwarna hitam
ataupun muntah yang berwarna kehitaman karena darah dari saluran
cerna yang menjadi hitam dibawah pengaruh asam klorida lambung dan
akibat terjadinya emosi pada permukaan lambung dapat tunggal atau
multiple.
Pelebaran lambung akut
Keadaan ini terjadi pada masa akut atau konvalesen (dalam keadaan
pemulihan kesehatan atau stadium menuju ke kesembuhan setelah
serangan penyakit atau masa penyembuhan) disebabkan gangguan
pernafasan.
Hipertensi ringan
Keadaan ini terjadi selama fase akibat gangguan pusat vasoregulator.
Pneumonia
Yaitu sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus
(alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
meradang dan terisi oleh cairan. Kaitan munculnya pneumonia pada
penderita poliomyelitis adalah disebabkan oleh terganggunya refleks
batuk dan menurunnya gerakan pernafasan.
Ulkus dekubitus dan emboli paru
Dapat terjadi akibat tirah baring yang lama ditempat tidur, sehingga
terjadi pembusukan pada daerah yang tidak ada pergerakan (atrofi otot)
sehingga terjadi kematian sel dan jaringan.
Psikosis
Psikosis adalah kumpulan gejala yang dapat berasosiasi dengan
gangguan psikiatrik lain tetapi tidak merupakan gangguan spesifik.
Psikosis juga dapat diartikan sebagai delusi dan halusinasi. Oleh karena
itu, gejala ini dapat dilihat pada orang yang mengalami gangguan pada
kapasitas mental, gangguan afektif, gangguan pada pemahaman realita,
dan gangguan komunikasi.
Beberapa kemungkinan lain dari komplikasi dan akibat penyakit
poliomyelitis.
Kontraktur sendi yang sering terkena kontraktur antara lain sendi
paha, lutut, dan pergelangan kaki.
Pemendekan anggota gerak bawah biasanya akan tampak salah satu
tungkai lebih pendek dibandingkan tungkai yang lainnya, kemudian
tungkai yang pendek akan mengalami antropi otot.
Skoliosis terjadi pada tulang belakang yang melengkung ke salah satu
sisi, disebabkan kelumpuhan sebagian otot punggung dan juga
kebiasaan duduk atau berdiri yang salah.
2.12 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan
pemeriksaan terhadap contoh tinja untuk mencari poliovirus dan
pemeriksaan terhadap darah untuk menentukan titer antibodi.
Pembiakan virus diambil dari lendir tenggorokan, tinja atau
cairan serebrospinal. Pemeriksan rutin terhadap cairan
serebrospinal memberikan hasil yang normal atau tekanan,
protein serta sel darah putihnya agak meningkat.
1. Untuk Bayi
a. Perhatikan posisi tidur. Bayi normal menunjukkan posisi tungkai
menekuk pada lutut dan pinggul. Bayi yang lumpuh akan
menunjukkan tungkai lemas dan lutut menyentuh tempat tidur.
b. Lakukan rangsangan dengan menggelitik atau menekan dengan ujung
pensil pada telapak kaki bayi. Bila kaki ditarik berarti tidak terjadi
kelumpuhan.
c. Pegang bayi pada ketiak dan ayunkan. Bayi normal akan
menunjukkan gerakan kaki menekuk, pada bayi lumpuh tungkai
tergantung lemas.
2. Untuk Anak besar
a. Mintalah anak berjalan dan perhatikan apakah pincang atau tidak.
b. Mintalah anak berjalan pada ujung jari atau tumit. Anak yang
mengalami kelumpuhan tidak bisa melakukannya.
c. Mintalah anak meloncat pada satu kaki. Anak yang lumpuh tak bisa
melakukannya.
d. Mintalah anak berjongkok atau duduk di lantai kemudian bangun
kembali. Anak yang mengalami kelumpuhan akan mencoba berdiri
dengan berpegangan merambat pada tungkainya.
e. Tungkai yang mengalami lumpuh pasti lebih kecil.
Macam-macam Diagnosis:
a. Diagnosis Laboratorium
Isolasi virus Virus polio dapat pulih dari tinja atau faring dari orang
dengan polio. Isolasi virus dari cerebrospinal fluid (CSF) adalah
diagnostik, tetapi jarang dicapai. Jika virus polio terisolasi dari seseorang
dengan acute flaccid kelumpuhan, harus diuji lebih lanjut, dengan
menggunakan oligonukleotida pemetaan (sidik jari) atau genom
sequencing, untuk mencegah tambang jika virus "wild type" (yaitu, virus
yang menyebabkan penyakit) atau vaksin polio jenis (virus yang bisa
berasal dari vaksin strain).
b. Serologi
Antibodi muncul awal dan mungkin pada tinggi tingkat pada saat pasien
dirawat di rumah sakit, sehingga suatu kenaikan empat kali lipat dalam
titer antibodi tidak dapat dibuktikan.
c. Cairan serebrospinal
Pada infeksi virus polio, CSF biasanya berisi peningkatan jumlah sel
darah putih (10-200 sel/mm3, terutama limfosit) dan protein sedikit
meningkat (40-50 mg/100 ml).
2.13 Pengobatan
Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi
perjalanan penyakit ini. Jika otot-otot pernafasan menjadi lemah, bisa digunakan
ventilator. Jika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotik. Untuk
mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda nyeri.
Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.
Untuk memaksimalkan pemulihan kekuatan dan fungsi otot mungkin perlu
dilakukan terapi fisik, pemakaian sepatu korektif atau penyangga maupun
pembedahan ortopedik.
2.14 Pencegahan
Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanakkanak.
Terdapat 2 jenis vaksin polio:
Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
Vaksin Polio
Saat ini, kebanyakan anak di Amerika Serikat menerima empat dosis
virus polio tidak aktif (IPV) pada usia berikut:
2 bulan
4 bulan
Antara 6 dan 18 bulan
Sebuah penguat ditembak, antara usia 4 dan 6 ketika anak-anak baru
saja memasuki sekolah IPV adalah 90 persen efektif setelah dua
tembakan dan 99 persen efektif setelah tiga. Hal ini tidak dapat
menyebabkan polio dan aman bagi orang-orang dengan sistem kekebalan
yang lemah, meskipun tidak yakin betapa pelindung vaksin mungkin
dalam kasus defisiensi kekebalan yang parah. Efek samping yang umum
adalah nyeri dan kemerahan di tempat suntikan.
kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem
kekebalan karean virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.
Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak
mengadakan perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya
menjalani vaksinasi terlebih dahulu. Ada beberapa langkah upaya pencegahan
penyakit polio ini, di antaranya:
1. Eradikasi Polio
Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian
besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk
melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas
polio tahun 2000. Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah
dengan melakukan cajupan imunisasi yang memuelutuh.
2. PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
Selanjutnya, pemerintah mengadakan PIN pada tahun 1995, 1996, dan
1997. Imunsasi polio yang harus diberikan sesuai dengan rekomendasi
WHO yaitu diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8
minggu. Kemudian diulang pada saat usia 1,5tahun; 5 tahun; dan usia 15
tahun.
Upaya imunisasi yang berulang ini tentu takkan menimbulkan dampak
negatif. Bahkan merupakan satu-satunya program yang efisien dan
efektif dalam pencegahan penyakit polio.
Imunisasi polio
Pemberian imunisasi polio akan menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit polimielitis. Imunisasi polio dapat diberikan
sebanyak 4 kali selang waktu tidak kurang dari 1 bulan.imunisasi
ulang dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah dasar (umur 5-6
tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar(umur 12 tahun). Vaksin
polio di berikan secara oral, yaitu dengan cara meneteskan dua tetes
vaksin polio ke dalam mulut anak.(sumber pujiyanto,sri.2008.
menjelajah dunia biologi 2. Solo: platinum)
3. Survailance Acute Flaccidd Paralysis
Yaitu mencari penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah
usia 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya untuk memastikan apakah
karena polio atau bukan. Berbagai kasus yang diduga polio harus benarbenar diperiksa di laboratorium karena bisa saja kelumpuhan yang terjadi
bukan karena polio.
4. Mopping Up
Artinya tindakan vaksinasi massal terhadap anak usia di bawah 5 tahun di
daerah ditemukannya penderita polio tanpa melihat status imunisasi polio
sebelumnya.
Tampaknya di era globalisasi di mana mobilitas penduduk antarnegara
sangat tinggi dan cepat muncul kesulitan dalam mengendalikan penyebaran virus
ini. Selain pencegahan dengan vaksinasi polio, tentu harus disertai dengan
2.15 Epidemiologi
Infeksi virus polio terjadi di seluruh dunia, untuk Amerika Serikat transmisi
virus polio liar berhenti sekitar tahun 1979. Di Negara-negara Barat, eliminasi
polio sejak tahun 1991. Program eradikasi polio global secara dramatis
mengurangi transmisi virus polio liar di seluruh dunia, kecuali beberapa negara
yang sampai saat ini masih ada transmisi virus polio liar yaitu di India, Timur
Tengah dan Afrika. Resevoir virus polio liar hanya pada manusia, yang sering
ditularkan oleh pasien infeksi polio yang tanpa gejala. Namun tidak ada pembawa
kuman dengan status karier asimtomatis kecuali pada orang yang menderita
defisien sistem imun.
Virus polio menyebar dari orang satu ke orang lain melalui jalur oro-fecal,
pada beberapa kasus dapat berlangsung secara oral-oral. Infeksi virus mencapai
puncak pada musim panas, sedangkan pada daerah tropis ticlak ada bentuk
musiman penyebaran infeksi. Virus polio sangat menular, pada kontak antar
rumah tangga (yang belum diimunisasi) derajat serokonversinya lebih dari 90%.
Kasus-kasus polio sangat infeksius dari 7 sampai 10 hari sebelum dan setelah
timbulnya gejala, tetapi virus polio dapat ditemukan dalam tinja dari 3 sampai 6
minggu. Berikut adalah beberapa kondisi yang memungkinkan dapat mendukung
penyebaran virus polio,
Waduk
Manusia merupakan reservoir hanya dikenal dari virus polio, yangpaling
sering ditularkan oleh orang dengan tanpa gejalainfeksi. Tidak ada
operator negara asimtomatik kecuali dalamorang kekurangan kekebalan
tubuh.
Transmisi
Orang-ke-orang penyebaran virus polio melalui rute fecal-oraladalah rute
yang paling penting dari transmisi, meskipun oral-oral dapat menjelaskan
beberapa kasus.
Pola Temporal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Poliovirus merupakan satu dari sekian virus yang lambat laun
penyebarannya semakin cepat dan meluas. dinamakan poliovirus, virus tersebut
masuk ke tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Virus ini juga
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan bisa jadi kelumpuhan. Infeksi virus polio terjadi didalam
saluran pencernaan menyebar ke kelenjar limfe dan sebagian yang lain menyebar
ke sistem saraf.
Poliomyelitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi akut polio virus
yang dalam bentuk beratnya menyerang susunan syaraf pusat (SSP). Kerusakan
neuron motorik dalamj sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Namun sebagian besar infeksi polio virus bersifat subklinik.
Mulut adalah tempat masuknya virus dan perkembangbiakan pertama terjadi
di orofaring atau usus. Virus selalu ada pada tenggorokan dan dalam tinja sebelum
timbulnya penyakit. Seminggu setelah serangan virus di tenggorokan tinggal
sedikit, tetapi virus tetap dikeluarkan dalam tinja selama beberapa minggu,
meskipun terdapat kadar antibody yang tinggi dalam darah.
Poliovirus dapat menyebar melalui akson saraf perifer ke susunan saraf
pusat, dan dari sana diteruskan melalui serabut-serabut neuron motorik yang lebih
rendah untuk melibatkan secara lebih mendalam sumsum tulang belakang atau
otak.
Selain itu, virus polio dapat dicegah dan ditangani oleh para dokter untuk
memperkecil jumlah angka penderita penyakit poliomeritis tersebut. Namun, juga
harus diseimbangi dengan gizi yang cukup. Seperti yang sudah kami papar diatas
bahwa ada pengobatan terbaru yang dapat menyembuhkan penyakit polio tersebut
meskipun terbilang mahal biaya yang dikeluarkan dan berlangsung secara
bertahap.
Dari makalah ini kita dapat menyimpulkan bahwa virus polio tersebut sudah
ada sejak lama. Meskipun dulu pernah punah akan tetapi pada zaman sekarang
tumbuh lagi atau berkembang lagi yang diakibatkan dari kurangnya pemenuhan
gizi, pola hidup, dan masih banyak lagi
3.2 Saran
1. Kepada pemerintah diharapkan selalu waspada terhadap gejala-gejala virus
polio yang menyebar di lingkungan masyarakat baik pada lingkungan
masyarakat kelas menengah maupun kelas bawah, karena yang sering
terkena segala macam penyakit itu pada kalangan menengah bawah supaya
lebih fokus ke kalangan ini.
DAFTAR PUSTAKA
of
the
Advisory
Committee
on