Poliomielitis adalah suatu penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh Virus. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan manusia merupakan satu-satunya re servoir untuk poliomielitis.3 Poliomielitis sedikit lebih banyak menyerang anak lakil aki dibandingkan anak perempuan, dan lebih sering dialami oleh anak-anak yang tid ak mendapatkan vaksinasi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang pendu duknya padat dan dengan sanitasi yang buruk. Poliomielitis disebabkan oleh infeksi dari genus enterovirus yang dikenal dengan poliovirus. Terdapat tiga serotipe dari poliovirus, yai tu: poliovirus tipe 1 (Brunhilde/PV1), tipe 2 (Lansing/PV2), dan tipe 3 (Leon/PV3). Transm isi penyakit ini sangat mudah lewat oral-oral (orofaringeal) dan fekal-oral (intestinal). Polio sangat infeksius antara 7-10 hari sebelum dan sesudah timbulnya gejala, tetapi transmisinya mungkin terjadi selama virus berada di dalam saliva atau feses (Pontoh, 2015). B. Penyebab Polio Pada Orang Dewasa Kendati anak berusia 1-5 tahun lebih rentan terkena polio, infeksi virus ini bisa menyerang segala usia, termasuk orang dewasa. Poliomyelitis pada orang dewasa bis a disebabkan oleh beberapa kemungkinan berikut:
1. Tidak Mendapatkan Vaksin Polio Sejak Kecil
Orang dewasa bisa terinfeksi virus polio. Disampaikan dr. Devia Irine Putri, salah satu penyebabnya adalah karena tidak pernah mendapatkan vaksin polio sebelumnya. Virus polio kemudian masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut. Lalu, virus memperbanyak dirinya dengan bereproduksi di tenggorokan dan usus.Dalam beberapa kasus, virus masuk dan menginfeksi otak maupun sumsum tulang belakang. Hal ini menyebabkan terjadinya kelumpuhan sehingga kamu sulit menggerakkan anggota tubuh, bernapas, menelan, maupun berbicara (Nurmayani, 2022). 2. Sindrom Pascapolio Poliomyelitis pada orang dewasa juga bisa terjadi karena pernah menderita polio saat masih anak-anak. Meski sudah pulih dan bisa menggerakkan seluruh lengan maupun kaki, tetap ada kemungkinan penyintas kembali mengalami polio saat dewasa. Kondisi ini disebut sebagai sindrom pascapolio. Gejala sindrom pascapolio bisa muncul sekitar 30-40 tahun setelah menderita polio ((Nurmayani, 2022).
3. Orang-Orang Yang Berisiko
Selain tidak divaksinasi, beberapa orang dengan kondisi berikut berisiko besar terkena polio, di antaranya:
a. Tinggal atau bepergian ke daerah dengan kasus polio yang tinggi
b. Tinggal atau bepergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk c. Kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi polio d. Kontak dengan air liur dari penderita polio
Dapatkan satu suntikan booster inactive polio vaccine (IPV), apabila kamu
berisiko tinggi terkena polio dan telah memperoleh vaksin primer, berupa IPV ataupun vaksin polio oral (OPV). Satu dosis penguat IPV dapat bertahan seumur hidup. Apabila saat masih anak-anak kamu tidak memperoleh vaksin, maka lakukan vaksinasi polio primer IPV sebanyak dua dosis. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dengan kedua, yaitu 4-8 minggu. Kemudian lanjutkan pemberian dosis ketiga pada 6-12 bulan setelahnya (Nurmayani, 2022).
C. Gejala Polio Pada Orang Dewasa
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak mengalami gejala yang terlihat. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, sekitar 1 dari 4 orang yang terinfeksi polio mengalami gejala mirip flu. Gejala yang dimaksud, seperti: a. Kelelahan ekstrem b. Sakit kepala c. Sakit tenggorokan d. Sakit perut e. Demam f. Mual g. Nyeri otot Gejala bisa berlangsung 2-5 hari. Kebanyakan orang pulih dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, gejala polio bisa berkembang jadi lebih serius, termasuk menyebabkan meningitis alias infeksi selaput sumsum tulang belakang dan otak. Penderita polio saat dewasa juga bisa mengalami kelumpuhan yang menyebabkan kecacatan permanen hingga kematian. Dokter Devia menyampaikan hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan polio. Sejumlah obat- obatan maupun terapi hanya bisa meringankan gejala yang dialami (Nurmayani, 2022).