Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JUR

No Judul Penulis, Jurnal, Tahun


1 Pengaruh Pola Asuh Pemberian Makan Dayuningsih1, Tria Astika2, Nana
Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Supriyatna3,Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 2020

2 Faktor ibu, pola asuh anak, dan MPASI Siti Surya Indah Nurdin1, Dwi Nur
terhadap kejadian stunting di kabupaten Octaviani Katili2, Zul Fikar Ahmad 3,
Gorontalo Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 2019

3 Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Evy Noorhasanah1, Nor Isna Tauhidah2,
Kejadian Stunting Anak Usia 12-59 Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 2021
Bulan

4 Pengaruh Pola Pemberian Makanan Farah Danita Rahman, The Indonesian


Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Journal Of Health Science, 2018
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumberjambe, Kasiyan dan Puskesmas
Sumberbaru Kabupaten Jember)

5 Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Febriani Dwi Bella, Nur Alam Fajar,
Stunting Balita dari Keluarga Miskin di Misnaniarti, Jurnal Gizi Indonesia, 2019
Kota Palembang
REVIEW JURNAL
Hasil Temuan
Stunting dialami oleh sebanyak 31,8% (14,8% balita sangat pendek
dan 17,0 % pendek).

Pola asuh (OR = 3,901, 95% CI 1,692 – 8,994), variasi MPASI (OR =
3,260, 95% CI 1,371 – 7,750), riwayat KEK (OR = 2,482, 95% CI
1,013 – 6,081) dan pendidikan ibu (OR = 2,345, 95% CI 1,007 –
5,456). Umur ibu, pemberian ASI Ekslusif, makanan pendamping ASI
(MPASI), konsumsi snak hampir tiap hari, dan konsumsi mie instan >
3 kali dalam seminggu bukan merupakan faktor risiko kejadian
stunting

Sebanyak 55,7% responden dengan pola asuh buruk memiliki anak


pendek dan sangat pendek

Hasil penelitian menunjukkan besaran risiko pada pola pemberian


makan sebesar 5,1 yang artinya keluarga yang menerapkan pola
pemberian makan yang baik pada balita akan mengurangi risiko
stunting

Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting balita pada keluarga


miskin di Kota Palembang sebesar 29%. Terdapat hubungan signifikan
antara kebiasaan pemberian makan (p-value = 0,000), kebiasaan
pengasuhan (p-value = 0,001), kebiasaan kebersihan (p-value = 0,021)
dan kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan (p-value = 0,000)
dengan kejadian stunting balita
Kesimpulan Kelebihan
Faktor dominan yang berpengaruh terhadap kejadian Memiliki pembahasan yang rinci
stunting adalah pola asuh pemberian makan (OR: 6,496 serta mudah dimengerti, Penulis
95% CI: 2,486-16,974). Balita yang memeroleh pola asuh memaparkan hasil dengan
pemberian makan yang kurang berisiko 6 kali lebih tinggi menggunakan tabel yang kemudian
mengalami stunting dibandingkan balita yang pola asuh dijelaskan lagi sehingga mudah
makannya baik. dimengerti, menyajikan abstrak,
kesimpulan, dan rekomendasi

Faktor ibu yaitu pendidikan ibu, riwayat KEK, pola Memiliki pembahasan yang rinci
pemberian MPASI, dan pola asuh merupakan faktor risiko serta mudah dimengerti, Penulis
kejadian stunting. memaparkan hasil dengan
menggunakan tabel yang kemudian
dijelaskan lagi sehingga mudah
dimengerti, menyajikan abstrak dan
kesimpulan

Terdapat hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting Memiliki pembahasan yang rinci
anak usia 12-59 bulan dengan p-value 0,01. serta mudah dimengerti, Penulis
memaparkan hasil dengan
menggunakan tabel yang kemudian
dijelaskan lagi sehingga mudah
dimengerti, menyajikan abstrak dan
kesimpulan

Uji Analisis menunjukkan nilai koefisien pengaruh sebesar Penulis menjelaskan abstrak,
1,7 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang searah kesimpulan, dan saran. Penggunaan
antara pola pemberian makan terhadap kejadian stunting. tabel yang sangat membantu
pembaca memahami data berupa
angka yang terdapat dalam jurnal,
bahasa mudah dimengerti

Balita dengan tinggi badan normal (tidak stunting) Penulis menjelaskan abstrak,
memiliki pola asuh berupa kebiasaan pemberian kesimpulan, dan keterbatasan
makan,kebiasaan pengasuhan, kebiasaan kebersihan dan penelitian.Penulis juga menyarankan
kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih atau memberi masukan untuk
baik dibandingkan dengan pola asuh balita stunting dengan penelitian selanjutnya.
latar belakang perekonomian keluarga yang sama.
Kekurangan
Tidak mendorong
dilakukannya penelitian
lanjutan

Pada Jurnal ini penulis


tidak membuat saran/
tidak mendorong
dilakukannya penelitian
lanjutan

Pada Jurnal ini penulis


tidak membuat saran/
tidak mendorong
dilakukannya penelitian
lanjutan

Tidak mendorong
dilakukannya penelitian
lanjutan

Anda mungkin juga menyukai