desiansiniga@gmail.com
2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
152
masuk dalam kategori stunting dan kategori stunting sebanyak 1,447 kali dibandingkan
normal. anak yang mendapat penerapan praktik
Analisis multivariabel digunakan kebersihan baik.
untuk menganalisis hubungan lebih dari satu
variabel independen terhadap variabel PEMBAHASAN
dependen secara simultan atau serentak. Uji Makanan memegang peranan penting
yang digunakan adalah regresi logistik ganda dalam tubuh kembang anak, dimana
(multiple logistic regression) dengan tingkat kebutuhan makan anak berbeda dengan orang
kemaknaan 0,05. dewasa. Makanan bagi anak sangat
dibutuhkan dalam proses tumbuh
HASIL PENELITIAN kembangnya (golden age periods). Pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini diketahui bahwa praktik
variabel praktik pemberian makan dan pemberian makan memiliki hubungan yang
praktik kebersihan memiliki tingkat signifikan terhadap kejadian stunting.
signifikan (p) < α (0,05). Distribusi Kejadian Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
Stunting Berdasarkan Variabel Penelitian di dilakukan oleh beberapa penelitian lainnya
Kota Kupang disajikan dalam Tabel 1 yang menyatakan terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
Tabel 1. Hubungan beberapa variabel
stunting pada anak9. Terdapat kecenderungan
dengan kejadian stunting
penyakit infeksi seperti diare dan penyakit
β p OR pernafasan akan lebih mudah mengenai bayi
Praktik pemberian 0,712 0,001 2,037 yang tidak diberikan ASI dan pemberian
makan
Praktik kebersihan 0,369 0,046 1,447 makanan atau formula yang terlalu dini10
Praktik perawatan 0,024 0,908 1,024 dikarenakan ASI sebagai antiinfeksi sehingga
kesehatan dapat menurunkan resiko kejadian stunting.
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh ASI eksklusif terhadap
hubungan antara praktik pemberian makan perubahan status stunting dikarenakan fungsi
dan praktik kebersihan terhadap kejadian ASI sebagai antiinfeksi. Berdasarkan
stunting, sedangkan praktik perawatan wawancara dengan ibu balita sampel yang
kesehatan tidak memiliki hubungan karena tidak memberikan ASI secara eksklusif,
tingkat signifikan (p) > α (0,05). sebagian besar ibu balita mengombinasikan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pemberian ASI dengan susu formula.
nilai OR praktik pemberian makan adalah pemberian ASI bersamaan dengan susu
2,037 yang berarti anak yang mendapat formula dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
penerapan praktik pemberian makan kurang bayi sehingga pertumbuhannya tidak
lebih beresiko mengalami kejadian stunting terganggu. Akan tetapi, susu formula tidak
sebanyak 2,037 kali dibandingkan anak yang mengandung zat antibodi sebaik kandungan
mendapat penerapan praktik pemberian zat antibodi pada ASI sehingga bayi rentan
makan baik. Nilai OR praktik kebersihan terkena penyakit.
adalah 1,447 yang berarti anak yang Pada penelitian ini diketahui bahwa
mendapat penerapan praktik kebersihan praktik kebersihan memiliki hubungan yang
kurang lebih beresiko mengalami kejadian signifikan terhadap kejadian stunting. Hal ini
didukung oleh penelitian sebelumnya yang Penyakit infeksi seperti diare dan ISPA dapat
mennyatakan terdapat hubungan antara dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
praktik kebersihan dengan kejadian stunting. kondisi rumah yang belum memenuhi syarat
Praktik kebersihan anak mempengaruhi dan sumber air serta tempat pembuangan
pertumbuhan linier anak melalui peningkatan feses yang kurang baik16. Hal tersebut dapat
kerawanan terhadap penyakit infeksi11,12. mendasari tidak adanya hubungan antara
Faktor sanitasi dan kebersihan praktek perawatan kesehatan dengan kejadian
lingkungan berpengaruh pula untuk kesehatan stunting.
ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena
anak dibawah dua tahun rentan terhadap SIMPULAN
berbagai infeksi dan penyakit. Infeksi Terdapat hubungan antara praktik
tersebut, disebabkan oleh praktik sanitasi dan pemberian makan dan kebersihan dengan
kebersihan yang kurang baik, membuat gizi kejadian stunting pada anak usia 1-2 tahun di
sulit diserap oleh tubuh. rendahnya sanitasi wilayah kerja puskesmas oebobo Kota
dan kebersihan lingkungan pun memicu Kupang.
gangguan saluran pencernaan, yang membuat
energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada SARAN
perlawanan tubuh terhadap infeksi. Penelitian selanjutnya disarankan
Praktik perawatan kesehatan tidak untuk melakukan penelitian dengan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap melibatkan karakteristik sosialbudaya
kejadian stunting. Hal ini didukung oleh ekonomi responden karena karakteristik
penelitian sebelumnya yang menyatakan sosialbudaya ekonomi tiap daerah berbeda
bahwa tidak terdapat hubungan antara praktik dan menentukan praktek pemberian
perawatan kesehatan dengan kejadian makanan, perawatan kesehatan, dan
13
stunting . Timbulnya masalah gizi kurang kebersihan.
tidak hanya disebabkan asupan makanan
yang kurang, tetapi juga penyakit. Beberapa REFERENSI
penelitian menunjukkan bahwa penyakit 1. World Health Organization (WHO).
infeksi merupakan faktor risiko terjadinya 2013. Child Growth Standards:
stunting14. Praktik perawatan kesehatan http://www.who.int/childgrowth/en/. 5
seperti pemberian imunisasi dapat April 2016.
menurunkan kejadian infeksi pada balita. 2. Kemenkes Republik Indonesia. 2010.
Hasil penelitian yang dilakukan di India Keputusan Menteri Kesehatan No
menyatakan bahwa malnutrisi lebih banyak 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30
ditemukan pada balita yang tidak diimunisasi Desember 2010 tentang Standar
daripada balita yang diimunisasi15. Balita Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
yang diimunisasi mendapatkan perlindungan Kemenkes RI.
dari beberapa penyakit. Hal tersebut dapat 3. Dewey, K.G. dan K. Begum. 2011.
mempengaruhi status gizi. Long‐term consequences of stunting in
Kejadian infeksi pada balita tidak early life. Maternal & child nutrition 7.
hanya dipengaruhi oleh perawatan kesehatan 4. Solihin, R.D.M., F. Anwar, dan D.
seperti imunisasi, namun juga dipengaruhi Sukandar. 2013. Kaitan antara Status
oleh faktor lingkungan tempat tinggal. Gizi, Perkembangan Kognitif, dan