Anda di halaman 1dari 5

151

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN, PERAWATAN


KESEHATAN, DAN KEBERSIHAN ANAK DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS OEBOBO KOTA KUPANG

CORRELATION OF CHILD FEEDING PRACTICE, HEALTH CARE


PRACTICE, AND HYGIENE CARE PRACTICE WITH STUNTING IN
CHILDREN AGES 1-2 YEARS OF WORK IN THE AREA OF PUBLIC
HEALTH OEBOBO KUPANG

Desiansi Merlinda Niga1, Windhu Purnomo2

Info Artikel Abstrak


Latar Belakang: Stunting menggambarkan kejadian kurang gizi pada balita
Sejarah Artikel: yang berlangsung dalam waktu yang lama dan dampaknya tidak hanya secara
Diterima 16 Juli 2016 fisik, tetapi justru pada fungsi kognitif. Tujuan: Menganalisis hubungan antara
Disetujui 3 Agustus praktik pemberian makan, perawatan kesehatan, dan kebersihan anak dengan
2016 kejadian stunting pada anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Oebobo
Dipublikasikan 16 Kota Kupang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
Desember 2016 pendekatan observasional dengan menggunakan pendekatan desain kasus-
kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota
Kata Kunci: Kupang. Hasil: Hasil analisis bivariat, olahraga tidak ideal p = 0,014(OR: 4,64;
95% CI: 1,29-17,36), tidak olahraga = 0,000 (OR: 18,06; 95% CI: 4,44-80,25).
Praktik pemberian
Kebiasaan merokok p = 0,000, (OR: 6,633; 95% CI: 2,420-17,884). Faktor
makan, praktik
obesitas tidak terbukti sebagai faktor risiko dengan nilai p = 0,440. Simpulan
perawatan kesehatan,
dan saran: Terdapat hubungan antara praktik pemberian makan (OR=2,037;
praktik perawatan
95% CI: 1,318-3,149) dan praktik kebersihan terhadap kejadian stunting
kebersihan, stunting
(OR=1,447; 95% CI: 1,007-2,079), sedangkan praktik perawatan kesehatan
tidak memiliki hubungan karena tingkat signifikan (p) > α (0,05). Penelitian
Keywords: selanjutnya sebaiknya melibatkan karakteristik sosial budaya ekonomi
Feeding practice, responden.
health care practice,
hygiene care practice, Abstract
stunting
Background: Stunting describes the incidence of undernourishment on toddlers
that lasts a long time and its impact not only physically, but rather on cognitive
function. Objectives: To analyse the relationship between the practice of
feeding, health care and hygiene of the child with the incidence of stunting in
children ages 1-2 years of work in the area of public health Oebobo Kupang.
Methods: This research is analytical research with observational approach by
using a case-control design approach. This research was carried out in the
region of clinics Oebobo Kupang. Results: there is a relationship between the
practice of feeding (OR = 2,037; 95% CI: 1,318-3,149) and hygiene practices
against stunting incident (OR = 1,447; 95% CI: 1,007-2,079), whereas health
care practices have no significant relationships because of the level (p) > α
(0.05). Conclusions and suggestions: the practice of feeding is the most
dominant factor related to the incidence of stunting. Future studies should be to
examine economic social culture of sample.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
1 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. E-mail:

desiansiniga@gmail.com
2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
152

Desiansi Merlinda N | Hubungan antara Praktik Pemberian …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

PENDAHULUAN NTT menempati peringkat pertama


Keberhasilan pembangunan suatu untuk prevalensi balita pendek dan sangat
bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber pendek. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dasar tahun 2013, prevalensi menurut
Dalam menciptakan SDM yang berkualitas, indikator TB/U terdapat 26,2% balita dengan
tidak terlepas dari peran gizi. Gizi yang baik status sangat pendek, 25,5% balita dengan
sangat diperlukan dalam hal perkembangan status pendek dan 48,3% balita dengan status
otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk normal6.
memperoleh hal tersebut maka keadaan gizi Salah satu penyebab tidak langsung
seseorang perlu ditata sejak dini terutama kejadian stunting adalah pola asuh. Pola
pada masa kehamilan hingga bayi berusia 2 pengasuhan secara tidak langsung akan
tahun atau yang dikenal dengan 1000 Hari mempengaruhi status gizi anak. Pengasuhan
Pertama Kehidupan (1000 HPK). dimanifestasikan dalam beberapa aktivitas
Stunting (tubuh pendek) adalah yang biasanya dilakukan oleh ibu seperti
keadaan tubuh yang sangat pendek dan praktek pemberian makan anak, praktek
pendek hingga melampaui defisit 2 SD di sanitasi dan perawatan kesehatan anak.
bawah median panjang atau tinggi badan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola
populasi yang menjadi referensi asuh merupakan faktor risiko kejadian
1
internasional . Merujuk pada Keputusan stunting pada anak7,8.
Menteri Kesehatan No Tujuan penelitian ini adalah untuk
1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30 menganalisis hubungan antara praktik
Desember 2010 tentang Standar Antropometri pemberian makan, perawatan kesehatan dan
Penilaian Status Gizi Anak, pengertian kebersihan anak dengan kejadian stunting
Pendek dan Sangat Pendek adalah status gizi pada anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja
yang didasarkan pada indeks Panjang Badan Puskesmas Oebobo Kota Kupang.
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) yang merupakan METODE PENELITIAN
padanan istilah stunting dan severaly2. Penelitian ini merupakan penelitian
Stunting menggambarkan kejadian analitik dengan pendekatan observasional
kurang gizi pada balita yang berlangsung dengan menggunakan pendekatan desain
dalam waktu yang lama dan dampaknya tidak kasus-kontrol dan metode pengukuran secara
hanya secara fisik, tetapi justru pada fungsi retrospektif. Penelitian ini dilaksanakan di
kognitif. Stunting mempunyai dampak jangka wilayah kerja Puskesmas Oebobo Kota
panjang terhadap perkembangan kognitif, Kupang. Pelaksanaan penelitian ini pada
prestasi belajar, dan produktivitas ekonomi bulan April-Juni 2016. Teknik pengambilan
saat dewasa3,4. Gagal tumbuh yang terjadi sampel yang digunakan pada penelitian ini
akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini adalah simple random sampling.
akan berakibat buruk pada kehidupan Sampel dalam penelitian ini sebanyak
berikutnya yang sulit diperbaiki. Anak yang 60 orang yang terdiri dari 30 orang dari
menderita kurang gizi berat dan stunting kelompok kontrol dan 30 orang dari
mempunyai rata-rata IQ 5-11 point lebih kelompok kasus. Responden dalam penelitian
rendah dibandingkan rata-rata anak-anak yang ini adalah ibu dari anak yang berusia 1-2
tidak stunting5. tahun dengan status gizi menurut TB/U

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


153

Desiansi Merlinda N | Hubungan antara Praktik Pemberian …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

masuk dalam kategori stunting dan kategori stunting sebanyak 1,447 kali dibandingkan
normal. anak yang mendapat penerapan praktik
Analisis multivariabel digunakan kebersihan baik.
untuk menganalisis hubungan lebih dari satu
variabel independen terhadap variabel PEMBAHASAN
dependen secara simultan atau serentak. Uji Makanan memegang peranan penting
yang digunakan adalah regresi logistik ganda dalam tubuh kembang anak, dimana
(multiple logistic regression) dengan tingkat kebutuhan makan anak berbeda dengan orang
kemaknaan 0,05. dewasa. Makanan bagi anak sangat
dibutuhkan dalam proses tumbuh
HASIL PENELITIAN kembangnya (golden age periods). Pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini diketahui bahwa praktik
variabel praktik pemberian makan dan pemberian makan memiliki hubungan yang
praktik kebersihan memiliki tingkat signifikan terhadap kejadian stunting.
signifikan (p) < α (0,05). Distribusi Kejadian Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
Stunting Berdasarkan Variabel Penelitian di dilakukan oleh beberapa penelitian lainnya
Kota Kupang disajikan dalam Tabel 1 yang menyatakan terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
Tabel 1. Hubungan beberapa variabel
stunting pada anak9. Terdapat kecenderungan
dengan kejadian stunting
penyakit infeksi seperti diare dan penyakit
β p OR pernafasan akan lebih mudah mengenai bayi
Praktik pemberian 0,712 0,001 2,037 yang tidak diberikan ASI dan pemberian
makan
Praktik kebersihan 0,369 0,046 1,447 makanan atau formula yang terlalu dini10
Praktik perawatan 0,024 0,908 1,024 dikarenakan ASI sebagai antiinfeksi sehingga
kesehatan dapat menurunkan resiko kejadian stunting.
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh ASI eksklusif terhadap
hubungan antara praktik pemberian makan perubahan status stunting dikarenakan fungsi
dan praktik kebersihan terhadap kejadian ASI sebagai antiinfeksi. Berdasarkan
stunting, sedangkan praktik perawatan wawancara dengan ibu balita sampel yang
kesehatan tidak memiliki hubungan karena tidak memberikan ASI secara eksklusif,
tingkat signifikan (p) > α (0,05). sebagian besar ibu balita mengombinasikan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pemberian ASI dengan susu formula.
nilai OR praktik pemberian makan adalah pemberian ASI bersamaan dengan susu
2,037 yang berarti anak yang mendapat formula dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
penerapan praktik pemberian makan kurang bayi sehingga pertumbuhannya tidak
lebih beresiko mengalami kejadian stunting terganggu. Akan tetapi, susu formula tidak
sebanyak 2,037 kali dibandingkan anak yang mengandung zat antibodi sebaik kandungan
mendapat penerapan praktik pemberian zat antibodi pada ASI sehingga bayi rentan
makan baik. Nilai OR praktik kebersihan terkena penyakit.
adalah 1,447 yang berarti anak yang Pada penelitian ini diketahui bahwa
mendapat penerapan praktik kebersihan praktik kebersihan memiliki hubungan yang
kurang lebih beresiko mengalami kejadian signifikan terhadap kejadian stunting. Hal ini

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


154

Desiansi Merlinda N | Hubungan antara Praktik Pemberian …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

didukung oleh penelitian sebelumnya yang Penyakit infeksi seperti diare dan ISPA dapat
mennyatakan terdapat hubungan antara dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
praktik kebersihan dengan kejadian stunting. kondisi rumah yang belum memenuhi syarat
Praktik kebersihan anak mempengaruhi dan sumber air serta tempat pembuangan
pertumbuhan linier anak melalui peningkatan feses yang kurang baik16. Hal tersebut dapat
kerawanan terhadap penyakit infeksi11,12. mendasari tidak adanya hubungan antara
Faktor sanitasi dan kebersihan praktek perawatan kesehatan dengan kejadian
lingkungan berpengaruh pula untuk kesehatan stunting.
ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena
anak dibawah dua tahun rentan terhadap SIMPULAN
berbagai infeksi dan penyakit. Infeksi Terdapat hubungan antara praktik
tersebut, disebabkan oleh praktik sanitasi dan pemberian makan dan kebersihan dengan
kebersihan yang kurang baik, membuat gizi kejadian stunting pada anak usia 1-2 tahun di
sulit diserap oleh tubuh. rendahnya sanitasi wilayah kerja puskesmas oebobo Kota
dan kebersihan lingkungan pun memicu Kupang.
gangguan saluran pencernaan, yang membuat
energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada SARAN
perlawanan tubuh terhadap infeksi. Penelitian selanjutnya disarankan
Praktik perawatan kesehatan tidak untuk melakukan penelitian dengan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap melibatkan karakteristik sosialbudaya
kejadian stunting. Hal ini didukung oleh ekonomi responden karena karakteristik
penelitian sebelumnya yang menyatakan sosialbudaya ekonomi tiap daerah berbeda
bahwa tidak terdapat hubungan antara praktik dan menentukan praktek pemberian
perawatan kesehatan dengan kejadian makanan, perawatan kesehatan, dan
13
stunting . Timbulnya masalah gizi kurang kebersihan.
tidak hanya disebabkan asupan makanan
yang kurang, tetapi juga penyakit. Beberapa REFERENSI
penelitian menunjukkan bahwa penyakit 1. World Health Organization (WHO).
infeksi merupakan faktor risiko terjadinya 2013. Child Growth Standards:
stunting14. Praktik perawatan kesehatan http://www.who.int/childgrowth/en/. 5
seperti pemberian imunisasi dapat April 2016.
menurunkan kejadian infeksi pada balita. 2. Kemenkes Republik Indonesia. 2010.
Hasil penelitian yang dilakukan di India Keputusan Menteri Kesehatan No
menyatakan bahwa malnutrisi lebih banyak 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30
ditemukan pada balita yang tidak diimunisasi Desember 2010 tentang Standar
daripada balita yang diimunisasi15. Balita Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
yang diimunisasi mendapatkan perlindungan Kemenkes RI.
dari beberapa penyakit. Hal tersebut dapat 3. Dewey, K.G. dan K. Begum. 2011.
mempengaruhi status gizi. Long‐term consequences of stunting in
Kejadian infeksi pada balita tidak early life. Maternal & child nutrition 7.
hanya dipengaruhi oleh perawatan kesehatan 4. Solihin, R.D.M., F. Anwar, dan D.
seperti imunisasi, namun juga dipengaruhi Sukandar. 2013. Kaitan antara Status
oleh faktor lingkungan tempat tinggal. Gizi, Perkembangan Kognitif, dan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


155

Desiansi Merlinda N | Hubungan antara Praktik Pemberian …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

Perkembangan Motorik pada Anak Usia Balita Di Kabupaten Polewali Mandar.


Prasekolah. Penelitian Gizi dan Makanan Jurnal Kesehatan Manarang 2(1).
36(1). 13. Anisa, Paramitha. 2012. Faktor-Faktor
5. World Bank. 2006. Repositioning Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Nutrition as Central to Development. Stunting Pada Balita Usia 25-60 Bulan Di
TheWorld Bank. Washington. Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012.
6. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Skripsi : UI.
Dasar 2013. Balitbangkes. Jakarta. 14. Kusumawati, E., S. Rahardjo dan H.P.
7. Picauly, I. dan S.M. Toy. 2013. Analisis Sari. 2015. Model Pengendalian Faktor
Determinan dan Pengaruh Stunting Risiko Stunting pada Anak Bawah Tiga
terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di Tahun. Kesmas: Jurnal Kesehatan
Kupang dan Sumba Timur, NTT. Jurnal Masyarakat Nasional 9(3).
Gizi dan Pangan 8(1). 15. Agarwal, N., R.P. Sharma, S. Chandra, P.
8. Welasasih, B.D. dan R.B. Wirjatmadi. Varma, T. Midha, dan S. Nigam. 2014.
2012. Beberapa Faktor yang Immunization Status and Childhood
Berhubungan dengan Status Gizi Balita Morbidities as Determinants of PEM
Stunting. Public Health 8(3). among Under-Five Children in Slums of
9. Kamudoni, P., K. Maleta, Z. Shi dan G. Kanpur. Indian Journal of Community
Holmboe-Ottesen. 2015. Exclusive Health 26(4).
Breastfeeding Duration during the First 6 16. Godana, W., dan B. Mengiste. 2013.
Months of Life is Positively Associated Environmental Factors Associated with
with Length-For-Age Among Infants 6– Acute Diarrhea among Children Under
12 Months Old, In Mangochi District, Five Years of Age in Derashe District,
Malawi. European journal of clinical Southern Ethiopia. Science Journal of
nutrition 69(1). Public Health 1(3).
10. Mansour, A., H.I. Shaheen, M. Amine, K.
Hassan, J.W. Sanders, M.S. Riddle, A.W.
Armstrong, A.M. Svennerholm, P.J.
Sebeny, J.D. Klena, dan S.Y.N. Young.
2014. Diarrhea Burden due to Natural
Infection with Enterotoxigenic
Escherichia coli in a Birth Cohort in a
Rural Egyptian Community. Journal of
clinical microbiology 52(7).
11. Lestari, W., A. Margawati, A. dan Z.
Rahfiludin, Z. 2014. Faktor Risiko
Stunting pada Anak Umur 6-24 Bulan di
Kecamatan Penanggalan Kota
Subulussalam Provinsi Aceh. Jurnal Gizi
Indonesia 3(1).
12. Yudianti, Y. dan R.H. Saeni. 2016. Pola
Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

Anda mungkin juga menyukai