Anda di halaman 1dari 4

PROMKES DAN SURVEILANS DALAM KLB POLIO

A. SEKILAS INFORMASI TENTANG PENYAKIT


Apa itu polio?

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio.
Virus polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

Bagaimana virus polio ditularkan?

Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah
terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. Virus akan
berkembangbiak di dalam saluran pencernaan.

Apa saja gejala polio?

Gejala awal polio antara lain adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher,
nyeri di tungkai. Gejala biasanya muncul 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi
dalam rentang 4-35 hari. Selanjutnya jika gejala memberat dapat terjadi kelumpuhan yang
bersifat lemas (bukan kaku) pada anggota gerak. Karena itu, jika ada anak usia di bawah 15
tahun yang mengalami lumpuh layuh mendadak, segera bawa anak tersebut ke puskesmas atau
RS terdekat.

Berapa lama seseorang dapat menularkan virus polio ke orang lain?

Pasien yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virus selama 7-10 hari sebelum timbulnya
gejala penyakit. Selain itu, virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu.

Siapa yang berisiko terkena polio?

Polio dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak
mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi
tidak baik, misalnya masih ada perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Apa efek dari Polio?

Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi virus polio mengalami kelumpuhan permanen
(biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh, 5%-10% meninggal karena otot pernapasan
mereka dilumpuhkan oleh virus.

Apakah ada obat untuk menyembuhkan polio?

Tidak ada obat untuk polio. Polio hanya dapat dicegah.

Mengapa kasus polio dideklarasi sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)?

Saat ini dunia sedang menuju eradikasi polio – menghilangkan polio dari seluruh negara,
sehingga setiap kasus polio yang terjadi dinotifikasi ke WHO dan dinyatakan sebagai KLB,
untuk segera memutus rantai penularan. Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio
pada tahun 2014.

APAKAH PERAN PROMKES SAAT KLB POLIO DALAM RANGKA MENDUKUNG SUB
PIN POLIO

Sesuai dengan strategi promkes yang biasa disingkat ABG yaitu 1) advokasi, 2) Bina suasana, 3)
Gerakan masyarakat. Dalam rangka KLB Polio dan mendukung Sub Pin Polio, promkes juga
mempunyai perang yang penting.
1) Advokasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pendekatan dan memotivasi pemangku kebijakan,
tokoh Masyarakat yang dapat mendukung suksesnya Sub Pin Polio, mencegah semakin
meningkatnya KL Polio serta dapat mendukung keberhasilan Masyarakat Ber-PHBS (CTPS)
2) Bina Suasana
pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan mendorong dipraktikkannya
PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dalam rangka pencegahan
penularan Polio
3) Gerakan Masyarakat
pemberian informasi dan pendampingan dalam mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan, guna membantu individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat
menjalani tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.

Dalam KLB Polio sangat diperlukan adanya Komunikasi Penangan Wabah. Versi promkes

1. Menyusun Pesan tentang Polio


2. Perumpamaan untuk komunikasi imunisasi
3. Belajar dan bermain ttg ORI
4. Opsi Komunikasi saluran Sub Pin Polio
Peran Surveilans dalam penanggulangan KLB
1. Pemantauan efek samping pemberian vaksin polio (KIPI) Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi
2. Pelacakan epidemiologi dan investigasi jika ada kasus
3. Membuat laporan mingguan rutin atau SKDR untuk melihat trend kasus yang ada
4. Deteksi dini dengan cara penemuan kasus AFP (Accute Flacid Paralysis) atau lumpuh
layuh yaitu anak dibawah usia 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh secara mendadak
kemudian di periksa tinja nya
5. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel tinja suspek AFP
6. Berkolaborasi dengan program imunisasi dalam penguatan imunisasi polio agar tercapai
cakupan imunisasi yang tinggi

Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas

1. Penggalangan komitmen dari lintas sektor untuk mendukung kegiatan Sub pin Polio dan
pencegahan penularan Polio
2. Pembuatan media promosi baik cetak maupun eletronik
3. Siaran keliling
4. Edukasi kepada kader, guru TK/RA, guru SD/MI tentang kegiatan Sub Pin Polio dan
pencegahannya
5. Pelatihan petugas untuk pelaksanaan Sub Pin Polio
6. Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung sub Pin polio
PENCEGAHAN
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah polio?

Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap, serta sanitasi
lingkungan yang baik. LImunisasi adalah hak anak sehingga ayah dan ibu bertanggungjawab
untuk memenuhinya bersama-sama. Lakukan imunisasi Polio guna memberikan perlindungan
sepanjang hayat. Bila belum mendapat imunisasi, maka segeralah datang ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Lebih baik terlambat daripada tidak lengkap. Bawa anak
kita ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi rutin lengkap dalam tujuh (7) kunjungan

Apa yang harus dilakukan bila terjadi KLB Polio?

Bila terjadi KLB Polio, harus dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu
pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh sasaran kelompok rentan dalam rangka
menanggulangi KLB. Untuk memutus rantai penularan, harus dipastikan cakupan ORI tinggi
(minimal 95%) dan merata di seluruh wilayah. ORI dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 putaran.

Imunisasi apa yang diberikan untuk mencegah polio?

Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan
pemerintah. Imunisasi yang diberikan:

 vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan


 vaksin polio suntik (IPV) diberikan 1x di usia 4 bulan

Anak yang belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi polio, harus segera dilengkapi
status imunisasinya. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.

Apakah imunisasi polio menyebabkan demam?

Imunisasi polio pada umumnya tidak menyebabkan demam. Demam yang muncul pasca
imunisasi adalah salah satu tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan. Anggota keluarga
tidak perlu cemas karena efek samping imunisasi bersifat sementara dan dapat diatasi dengan
mengompres bagian yang bengkak atau memberikan obat penurun panas saat terjadi demam

Apakah imunisasi polio aman?

Sangat aman. Imunisasi polio aman dan efektif. Penggunaannya disetujui dan diawasi oleh
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) dan sudah digunakan sejak tahun 1980-an
di Indonesia.

RESPON
Bagaimana tatalaksana untuk anak yang terkena polio?

Tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat,
sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin. Penemuan dini dan
perawatan dini penting untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya
cacat.
CEK FAKTA
Apakah Imunisasi Polio menyebabkan penyakit?

Vaksin Polio direkomendasikan oleh dokter senior, WHO dan kementerian Kesehatan untuk
melindungi anak-anak dari Polio. Ini sangat aman dan telah diberikan kepada jutaan anak di
seluruh dunia untuk menjaga kesehatan mereka. Vaksin Polio melindungi anak-anak dari Polio.
Ada rumor palsu bahwa vaksin polio membuat anak sakit. Hal ini tidak benar dan hanya
dikatakan oleh orang yang tidak mengerti kesehatan anak. Dokter senior Kementerian Kesehatan
telah memverifikasi bahwa vaksin polio aman diberikan kepada anak-anak dan melindungi
mereka dari polio.

Anda mungkin juga menyukai