Anda di halaman 1dari 18

Manifestasi Klinis dan Penyebaran Polio

Widodo Judarwanto Laboratorium rujukan global di Mumbai, India, telah mengonfirmasikan bahwa isolat virus yang dikirim dari Sukabumi, Jawa Barat, adalah polio liar (wid poliovirus tipe !" #alam situs polio eradi$ation yang bisa diakses dari situs %rganisasi &esehatan #unia atau '(% disebutkan bahwa virus yang ditemukan pada bayi berusia !) bulan itu dari *frika Barat (&ompas, + Mei ,--. " #unia kesehatan Indonesia dikejutkan oleh kejadian mun$ulnya kembali penyakit polio" /erakhir kali tahun !00. laboratorium Biofarma, Balai 1enelitian dan 1engembangan #epkes, dan Balai Laboratorium &esehatan Surabaya menemukan 2 penderita polio di &ota Malang, 3ila$ap, Medan, 1alembang, dan 1robolinggo" &eadaan ini tampaknya mulai di$emaskan oleh masyarakat, khususnya orang tua yang mempunyai anak balita karena beratnya akibat yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini" 1enyebab penyakit ini adalah virus polio yang terdiri dari 4 strain, yaitu strain ! (brunhilde , strain , (Lan5ig , dan strain 4 (Leon " Strain ! seperti yang ditemukan di Sukabumi adalah yang paling paralitogenik atau paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah" Sedangkan strain , adalah yang paling jinak" 6irus polio termasuk genus enteroviorus, famili 1i$ornavirus" Bentuk ini ikosahedral, tanpa sampul7 (envelope dengan genome 89*, single stranded messenger mole$ule" Single stranded 89* membentuk hampir 4- persen bagian dari virion dan sisanya terdiri dari + protein besar (61!:+ dan satu protein ke$il (6pg " Tanda dan gejala klinik /anda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas sehingga penyakit ini telah dikenal sejak +"--- sebelum Masehi dari pahatan dan lukisan dinding di piramida Mesir" Sebagian terbesar (0persen infeksi virus polio akan menyebabkan inapparent infe$tion, sedangkan . persen akan menampilkan gejala abortive infe$tion, ! persen non:paralyti$, sedangkan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik" 1enderita yang menunjukkan tanda klinik paralitik, 4- persen akan sembuh, 4- persen menunjukkan kelumpuhan ringan, 4- persen menunjukkan kelumpuhan berat, dan !- persen menunjukkan gejala yang berat dan bisa menimbulkan kematian" Masa inkubasi biasanya berkisar 4:4. hari" 1enderita sebelum masa ditemukannya vaksin, terutama berusia di bawah . tahun" Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, penderita bergeser usianya pada kelompok anak berusia di atas . tahun" 1ada stadium akut (sejak adanya gejala klinis hingga , minggu ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat, jarang lebih dari !- hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah" &elumpuhan terjadi dalam seminggu dari permulaan sakit" &elumpuhan ini terjadi sebagai akibat dari kerusakan sel:sel motor neuron di Medula spinalis (tulang belakang yang disebabkan karena invasi virus" &elumpuhan ini bersifat asimetris sehingga $enderung menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh yang $enderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat" Sebagian terbesar kelumpuhan akan mengenai tungkai (2),; persen , sedangkan +!,+ persen akan mengenai lengan" &elumpuhan ini akan berjalan bertahap dan memakan waktu , hari s<d , bulan "

1ada stadium sub:akut (, minggu s<d , bulan ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu ,+ jam atau kadang suhu tidak terlalu tinggi" &adang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan" &elumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya pada salah satu sisi" Stadium &onvales$ent (, bulan s<d , tahun ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang lemah" Sekitar .-:2- persen dari fungsi otot pulih dalam waktu ;:0 bulan setelah fase akut" Selanjutnya, sesudah usia , tahun diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot" Stadium kronik atau lebih , tahun dari gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang men$apai tingkat menetap dan kelumpuhan otot yang ada bersifat permanen" Penyebaran penyakit 6irus ditularkan oleh infeksi droplet dari oro:faring (mulut dan tenggorok atau dari tinja penderita yang infeksius" 1enularan terutama terjadi penularan langsung dari manusia ke manusia melalui fekal:oral (dari tinja ke mulut atau yang agak jarang lainnya melalui oral:oral (dari mulut ke mulut " =ekal:oral artinya minuman atau makanan yang ter$emar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya" Sedangkan dari oral:oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya" 6irus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor" Suhu yang tinggi $epat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahun: tahun" &etahanan virus di /anah *ir sangat tergantung kelembaban suhu dan adanya mikroba lainnya" 6irus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo: kilometer dari sumber penularan" Meskipun penularan terutama akibat ter$emarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, namun virus ini hidup di lingkungan terbatas" Salah satu inang atau makhluk hidup perantara yang dapat dibuktikan sampai kini adalah manusia" Pencegahan #alam 'orld (ealth *ssembly tahun !00) yang diikuti oleh sebagian besar negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan >radikasi 1olio (>rapo tahun ,---, artinya dunia bebas polio tahun ,---" 1rogram >rapo pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan $akupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh" &emudian diikuti dengan 1ekan Imunisasi 9asional yang telah dilakukan #epkes tahun !00., !00;, dan !002" 1emberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi '(% adalah diberikan sejak lahir sebanyak + kali dengan interval ;:) minggu" &emudian diulang usia !? tahun, . tahun, dan usia !. tahun" @paya ketiga adalah Survailan$e *$ute =la$$id 1aralysis atau penemuan penderita yang di$urigai lumpuh layuh pada usia di bawah !. tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan" /indakan lainnya adalah melakukan Mopping @p, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah . tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya" /ampaknya dengan era globalisasi di mana mobilitas penduduk dunia antarnegara sangat tinggi dan $epat mengakibatkan kesulitan mengendalikan penyebaran virus ini"

Selain pen$egahan dengan vaksinasi polio, harus disertai dengan peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis sanitasi perorangan untuk mengurangi penyebaran virus yang kembali mengkhawatirkan ini"

Mengenal Polio Dari Dekat


26 Aug 2005

Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan Polio merupakan penyakit yang sangat menular diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam. Virus polio yang secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar atau Wild Polio Virus/WPV memasuki tubuh manusia melalui mulut dengan perantaraan makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio. ari sini nampak jelas pentingya menjaga kebersihan lingkungan khususnya pengolahan makanan agar tidak terkontaminasi dengan tinja ataupun kotoran lain yang memba!a berbagai macam agen penyakit. Virus yang telah masuk melalui mulut akan mele!ati jalur pencernaan hingga sampai di usus. Virus yang telah berada di dalam usus dapat berkembang biak yang pada gilirannaya akan dikeluarkan kembali oleh orang yang terjangkit melalui tinjanya. "inja tersebut yang sangat berpotensi menjadi sumber penularan virus kepada orang lain. #ntuk mengetahui apakah seseorang terjangkit

polio atau tidak$ kita perlu mengetahui terlebih dulu seperti apa gejala%gejala penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian ini$ &ejala 'gejala polio antara lain (. emam 2.)asa lelah *.+akit kepala ,.-untah%muntah 5.)asa kaku pada leher 6.)asa sakit pada kaki atau tangan Polio terutama menyerang kelompok umur tertentu$ yaitu anak%anak berusia di ba!ah lima tahun .balita/. +atu dari 200 orang yang terjangkit polio akhirnya mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan .biasanya pada kakinya/ dan diantara kasus lumpuh tersebut$ 5%(00 meninggal dunia ketika otot%otot pernapasannya dilumpuhkan oleh virus tersebut. Polio memang tidak dapat disembuhkan$ namun dapat dicegah dengan imunisasi. "erdapat suatu vaksin yang aman dan efektif yaitu oral Polio vaksin .1PV/. 1PV adalah pelindung yang sangat tepat terhadap polio bagi anak%anak. iberikan berulang kali$ dan dapat melindungi seorang anak seumur hidupnya. Polio merebak di 2ndonesia melalui anak%anak yang belum diimunisasi. Angka rata%rata dari cakupan imunisasi rutin di 2ndonesia adalah 300$ yang mengakibatkan sejumlah besar anak%anak tidak terlindungi dari penyakit ini. Pada kenyataanya

angka cakupan imunisasi rutin tersebut menurun secara perlahan tapi pasti selama beberapa tahun terakhir. "erdapat beberapa daearah di tanah air yang angka imunitasnya bahkan lebih rendah lagi$ yakni masyarakat yang paling miskin dan paling terpinggirkan. 4arena penyakt polio pada umumnya tidak menunjukkan gejala%gejala apapun$ sangatlah mudah bagi penyakit tersebut untuk beredar dari satu tempat ke tempat lainnya secara diam%diam melalui tubuh para penderitanya yang tidak menyadari jika dirinya telah terjangkit. 4enyataan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga angka cakupan imunisasi rutin sebagai pertahanan nasional yang ampuh terhadap penyakit menular ini. Polio masih terdapat di beberapa negara$ namun penyakit ini telah hampir musnah dari muka bumi. Pada tahun (566$ beberapa negara meluncurkan program 7radikasi Polio &lobal untuk menghapus Polio dari buku%buku sejarah. +ejak saat itu$ berkat kampanye imunisasi massal$ kasus%kasus polio di seluruh dunia turun drastis lebih dari 550. +ekitar 20 tahun lalu$ (.000 anak%anak dibuat lumpuh setiap harinya oleh Polio. "ahun lalu$ berkat Program 7radikasi Polio &lobal hanya (.266 anak yang menjadi lumpuh selama satu tahun 2ndonesia pernah menyandang predikat bebas polio selama (0 tahun sebelum kembali terjangkit oleh suatu virus liar yang diba!a masuk dari luar negeri

ke tanah air. Analisa teerhadap virus tersebut membuktikan bah!a virus berasal dari Afrika 8arat$ dimana !abah polio telah menyebarkannya ke negara%negara yang bebas Polio. 9ima 8elas negara yang bebas polio lainnya juga telah terjangkiti !abah ini$ termasuk :aman dan Arab +audi. 4ita tidak mengetahui kapan persisinya virus tersebut tiba di 2ndonesia$ tetapi jenisnya sangat mirip dengan virus%virus polio yang ditemukan di +udan dan Arab +audi

2munisasi adalah satu%satunya cara untuk mengantisipasi penyebaran virus polio liar. Apalagi imunisasi ini diberikan secara cuma%cuma$ sehingga negara harus mengeluarkan dana miliaran rupiah untuk membiayai program P2; tersebut.

+atu%satunya usaha yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi penyakit polio adalah pencegahan$ bukan pengobatan. <al ini disebabkan$ hingga kini belum ditemukan obat yang efektif untuk penyembuhan penyakit ini. Pencegahan dilakukan melalui imunisasi .vaksinasi/$ yaitu memberikan vaksin polio kepada anak%anak sehingga tercegah dari serangan polio. engan meminum vaksin$ di dalam tubuh kita akan terbentuk antibodi yang bisa mela!an serangan virus polio. Artinya$ dengan vaksinasi tubuh kita akan memeroleh =senjata= yang bisa mela!an serangan polio. +ebaliknya$ orang yang tidak vaksinasi tidak akan memeroleh =senjata= tersebut$

sehingga pada saat terinfeksi virus polio$ virus akan dengan leluasa berkembang%biak di dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan gejala polio.

Program imunisasi juga memutuskan mata rantai penularan virus polio liar. >ika seseorang tidak mendapatkan vaksin polio$ virus polio yang menginfeksinya bisa berkembang%biak dan menyebabkan gejala polio. "idak hanya itu$ virus yang keluar dari tubuh seseorang melalui tinja bahkan bisa menular kepada orang lain dan menyebabkan gejala yang sama. +ebaliknya$ jika seseorang tersebut divaksinasi$ jika satu saat virus polio menginfeksi akan bisa dinetralisasikan oleh antibodi yang terbentuk di dalam tubuh yang dihasilkan dari vaksinasi. Akibatnya$ virus polio tidak berkembang biak di dalam tubuhnya$ dan secara otomatis tidak menular kepada orang lain yang ada di sekitarnya. 4arena itu$ jelas sekali bah!a imunisasi adalah cara yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan virus polio.

#ntuk memusnahkan polio dari bumi ini$ tahun (566 ?<1 mencanangkan program ="he &lobal Polio 7radication 2nitiative= dibantu oleh #;2@7A$ Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit di Amerika +erikat ."he #+ @enters for isease @ontrol and Prevention$ @ @/ dan klub )otary 2nternational. +trategi utama dalam program tersebut adalah imunisasi$ baik imunisasi rutin yang diberikan kepada setiap bayi yang lahir maupun imunisasi massal melalui national immuniBation day .;2 /$ atau di 2ndonesia lebih dikenal dengan P2;. engan program ini$ pada (555 2ndonesia telah bebas dari polio. an dengan program ini juga$ pada 200, dunia sudah hampir bebas

dari polio$ di mana endemik polio hanya tinggal di 6 negara$ 2ndia$ Pakistan$ Afghanistan$ -esir$ ;igeria$ dan ;iger. "etapi tahun 2005$ !abah polio kembali terjadi di beberapa negara yang sebelumnya sudah bebas dari polio$ termasuk 2ndonesia. "erjadinya !abah disebabkan tidak adanya program imunisasi$ baik imunisasi rutin maupun imunisasi massal yang bisa mencakup seluruh balita. Padahal seharusnya program imunisasi polio harus tetap dijalankan selama virus polio masih belum hilang dari bumi ini.

Vaksin Polio

#ntuk imunisasi polio ada dua jenis vaksin yang bisa digunakan. Pertama$ vaksin yang terbuat dari virus polio yang dinonaktifkan atau lebih dikenal dengan 2PV .inactivated polio vaccine/. Vaksin ini selain harganya mahal juga memerlukan tenaga medis karena harus diberikan melalui suntikan. 4arena itu$ untuk program eradikasi polio$ ?<1 tidak mengutamakan penggunaan vaksin ini. Vaksin ini kebanyakan digunakan di negara% negara maju seperti A+ dan negara%negara di 7ropa.

4edua$ vaksin berupa virus polio hidup yang patogennya telah dilemahkan$ atau lebih dikenal dengan 1PV .live% attenuated oral polio vaccine/. Vaksin ini murah$ baik biaya produksi maupun biaya pelaksanaan imunisasinya. Vaksin ini berbentuk sirup sehingga tidak memerlukan tenaga medis khusus dalam pelaksanaan imunisasinya. 8egitu juga dengan jarum suntikan$ tidak diperlukan pada imunisasi dengan 1PV. +elain itu$ karena 1PV adalah virus hidup$ dia memiliki karakter seperti virus polio alami.

Artinya$ 1PV bisa berkembang%biak di dalam tubuh$ mengindus antibodi dan kemudian ke luar bersama tinja. 4arena virus yang keluar juga memiliki karakter vaksin 1PV$ jika menginfeksi ke manusia di sekitarnya juga akan memberikan makna yang sama dengan vaksinasi. 2ni juga merupakan kelebihan dari vaksin 1PV dibandingkan 2PV. Atas pertimbangan ini$ ?<1 lebih menekankan penggunaan 1PV dalam program eradikasi polio global. 8egitu juga dengan program imunisasi di 2ndonesia$ semuanya menggunakan 1PV.

ari segi keamanan$ kedua jenis vaksin pada prinsipnya aman. 2ni terbukti dari pemakaian kedua vaksin ini sejak pertama kali digunakan$ tahun (550%an sampai sekarang. 4edua vaksin ini ditemukan pada !aktu yang hampir bersamaan. 2PV dikembangkan oleh >onas +alk tahun (55,$ sedangkan 1PV dikembangkan oleh Albert +abin .(553/. +ampai saat ini vaksin ini masih tetap dipakai. 2ni merupakan salah satu bukti bah!a vaksin ini adalah yang terbaik sampai saat ini.

1PV memiliki banyak kelebihan sehingga dipakai dalam program eradikasi polio global. ?alaupun demikian$ 1PV juga memiliki sedikit kelemahan$ yaitu kemungkinan berubah menjadi virus yang patogen. 4arena 1PV adalah virus hidup$ dia memiliki kemungkinan berubah$ termasuk berubah kembali menjadi patogen. >ika terjadi$ ini akan berisiko terhadap orang yang mendapatkan vaksinasi. 4asus polio seperti ini dikenal dengan vaccine%associated paralytic poliomyelitis .VAPP/. "api perlu diingat bah!a kemungkinan VAPP ini sangat rendah$ yaitu ( kasus dalam 2%* juta orang. .!!!.post%polio.org/. engan kata lain$ peluangnya adalah sebesar 0.0000*%0.000050. >adi$

kemungkinan VAPP ini sangat kecil$ sehingga tidak perlu dikha!atirkan. Peluang terserang polio jauh lebih besar jika tidak mendapatkan imunisasi. 2ni merupakan hal yang perlu dipahami$ sehingga diharapkan tidak terjadi salah pengertian yang membuat masyarakat enggan memba!a balitanya untuk imunisasi polio.

#ntuk melaksanakan program P2;$ diperlukan dana besar$ sehingga diharapkan program ini berjalan lancar$ di mana diharapkan imunisasi dapat mencakupi semua balita yang ada di 2ndonesia. 8erhasil tidaknya program ini sangat ditentukan oleh pengertian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. >angan sampai masyarakat tidak mau balitanya divaksinasi karena kha!atir terjadi sesuatu. 2ni adalah pengertian yang tidak benar dan keliru. Perlu dipahami bah!a hanya vaksinasilah yang bisa dilakukan sebagai antisipasi terhadap penyakit polio. CCC r. Andi #tamaD Penulis Virolog Puslit 8ioteknologi%92P2.

Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian.

Poliomielitis: Aspek Klinis dan Eradikasi


Oleh Bagus Ngurah Putu Arhana Pemerintah men anangkan, tujuan akhir program imunisasi menjelang tahun !""" adalah eradikasi polio, eliminasi tetanus neonatorum, dan reduksi ampak. #engan tidak ditemukannya virus polio liar dalam tinja penderita $ ute %la id Paralysis atau &umpuh &ayuh $kut melalui survailans $%P pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan pada tahun !""', (adan Kesehatan #unia bisa menyatakan )ndonesia sudah termasuk negara yang bebas polio

*sertifikasi bebas polio+. ,amun, bagai mimpi di siang bolong kita dikejutkan dengan Kejadian &uar (iasa di -ukabumi dengan ditemukannya virus polio liar sebagai penyebab &umpuh &ayuh $kut.

)munisasi merupakan upaya terbaik untuk men egah penyakit poliomielitis, bahkan mampu membasmi penyakit ini dari muka bumi. Pada tahun lima puluhan, mulai dikembangkan vaksin polio dan dasarnya adalah ditemukannya ara pembiakan virus. -ejak penemuan vaksin ini, imunisasi terhadap polio dilan arkan dan menjadi salah satu antigen yang wajib diberikan dalam imunisasi dasar rutin. .aksin yang diberikan se ara simultan menyebabkan replikasi dan ekskresi virus liar dihambat atau berjalan dengan ke epatan yang sangat rendah, sehingga transmisi virus berhenti, lamakelamaan virus tersebut habis dari populasi manusia.

Aspek Klinis /anifestasi klinis infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai paralisis *kelumpuhan+. Penyebabnya adalah virus polio tipe 1 *(runhilde+, tipe ! *&ansing+ dan tipe ' *&eon+. Ketiga jenis polio tersebut berbeda satu sama lain dan yang paling virulen tipe 1. .irus polio tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia *alkohol dan lisol+ namun peka terhadap formaldehide. Ketahanan virus di tanah dan air tergantung pada kelembaban dan suhu. .irus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-meter dari sumber penularan, sedangkan dalam tinja tahan sampai berbulan-bulan. Penularan virus polio terutama melalui tinja penderita infektious *fekal-oral+ dan jarang melalui per ikan ludah *orofaringeal-oral+. -etelah virus masuk, terdapat dua pintu gerbang utama yaitu orofaring dan saluran erna bagian bawah yang memberi jalan virus masuk ke jaringan interna. %aring akan segera terkena setelah virus masuk, dan karena virus tahan terhadap asam lambung maka virus bisa men apai saluran erna bagian bawah tanpa proses inaktivasi. -etelah bermultiplikasi virus menyebar melalui pembuluh darah. )nvasi virus ke susunan saraf dapat melalui pembuluh darah *hematogen+ atau melalui perjalanan saraf. #alam waktu dua minggu setelah infeksi, kemungkinan mendapatkan virus dalam tinja sekitar 0"-1"2. .irus juga keluar se ara berkala sehingga bila ingin mendapatkan virus dari tinja harus dilakukan pengambilan sampel tinja minimal dua spesimen, dengan selang waktu !4 jam. -ebagian terbesar *1"2+ infeksi virus polio akan menyebabkan inapparent infe tion, sedangkan 32 akan menampilkan gejala abortive infe tion, 12 non paraliti , sedangkan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Penderita yang menunjukkan gejala paralitik, '"2 sembuh, '"2 masih dengan paralisis ringan, '"2 dengan paralisis berat dan 1"2 menunjukkan gejala berat dan kemungkinan akan menimbulkan kematian. -ebagian besar kelumpuhan akan mengenai tungkai. /asa inkubasi '-'3 hari dengan rata-rata 4-14 hari. Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang

bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian. %aktor yang mempengaruhi keganasan virus polio antara lain, jenis virus, usia, genetik, aktivitas fisik, trauma dan tonsilektomi. 4ntuk menegakkan diagnosis klinis se ara tepat terhadap poliomielitis paralitik agak sulit. -ebagai diagnosis banding perlu dipikirkan penyakitpenyakit lain seperti5 -indrom Guillain (arre, /ielitis 6ransversa maupun 7nsefalitis karena penyakit virus lain. #iagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya virus liar dari tinja penderita. Pengobatan poliomielitis tidak ada yang spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi. 6irah baring sangat diperlukan, sedang pengobatan suportif lain seperti sedatif bila dijumpai gejala gelisah dan analgetik untuk mengurangi nyeri. -etelah fase akut terlewati, mulai dilakukan fisioterapi aktif, kemudian konsultasi ortopedi.

Eradikasi Polio 8bjektif dari 7rapo *7radikasi Polio+ adalah pemberantasan virus liar di dunia. -idang 9:$ *9orld :ealth $ssembly+ pada tahun 1100 telah memutuskan untuk menganjurkan 9:8 mendorong pelaksanaan program eradikasi polio. -trategi 7rapo terdiri datas empat kegiatan utama. Pertama, akupan imunisasi yang tinggi. ;akupan imunisasi harus men apai lebih dari 1"2 untuk kelompok anak di bawah 1 tahun. 9:8 menganjurkan diberikan vaksin polio oral sebanyak empat kali, pada usia ", !, ', 4 bulan. ;akupan yang tinggi ini akan menekan angka kesakitan polio pada tingkat yang rendah dan menyiapkan negara tersebut untuk fase eradikasi. ;akupan tinggi juga harus terus dipertahankan oleh negara yang telah bebas polio sampai seluruh dunia bebas polio, agar negara tersebut dapat bertahan terhadap virus liar impor. Kedua, hari<pekan imunisasi nasional *P),+. )munisasi massal dilakukan se ara serentak pada semua anak di bawah 3 tahun dengan dua putaran imunisasi dengan selang waktu empat minggu. Gerakan ini dilakukan pada saat transmisi polio paling rendah dan kekebalan populasi ternyata lebih tinggi dari kekebalan populasi imunisasi rutin, mungkin akibat diseminasi virus vaksin ke lingkungan dan ke anggota populasi lain. Ketiga, surveilans $%P *$ ute %la id Paralysis+ atau &umpuh &ayuh $kut 7radikasi membutuhkan metode surveilans yang sensitif dan mampu mendeteksi adanya kasus polio di mana pun di dunia. -urveilans $%P bertujuan mendeteksi virus polio liar dan meningkatkan sistem pela akan dan pelaporan nasional suatu negara. Kasus polio tidak dapat dideteksi se ara klinis saja, maka 9:8 menyarankan laboratory based $%P surveilans untuk keperluan eradikasi. -urveilans ini men akup deteksi semua $%P di bawah usia 13 tahun dan kasus harus diteliti se ara klinik dan epidemiologik dengan epat, sampel tinja dikumpulkan se ukupnya dengan selang waktu !4 jam, dan dikirim dalam keadaan dingin ke laboratorium. .irus yang ditemukan harus dibedakan apakah virus liar atau virus vaksin. /inimal harus dilakukan pela akan pada 1 kasus $%P tiap tahun untuk setiap 1"".""" anak di bawah 13 tahun. Keempat, /opping-up. )munisasi rutin dan P), akan menurunkan transmisi virus pada tingkat terendah yang hanya terjadi pada beberapa kantong saja. $pabila dapat dibuktikan adanya transmisi virus di lingkungan, maka dilakukan mopping-up di daerah tersebut yaitu pemberian vaksin polio oral dua putaran pada semua anak di bawah 3 tahun tanpa mempedulikan status imunisasi dan dilakukan se ara lengkap dari rumah ke rumah.

=angkaian mata rantai yang panjang dari strategi 7rapo bukanlah masalah sederhana untuk dilaksanakan. 6enaga kesehatan yang kurang merata, kesadaran sebagian masyarakat terhadap imunisasi belum memadai serta wilayah yang se ara geografis sulit dijangkau menyebabkan akupan imunisasi belum memenuhi target. (elum lagi masalah ekonomi dan sosial politik yang dapat ikut berperan dalam ketidakpedulian masyarakat terhadap kesehatan. Pengaruh globalisasi memberi >>sumbangsih>> importasi virus liar untuk memi u terjadinya kejadian luar biasa, bila akupan imunisasi belum memadai. Persoalan imunisasi tanggung jawab kita semua, masalah kesehatan tanggung jawab kita bersama. -udahkah putra-putri kita mendapatkan imunisasi? Penulis, dokter spesialis anak, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Bali

Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian.

Poliomielitis: Aspek Klinis dan Eradikasi


Oleh Bagus Ngurah Putu Arhana Pemerintah men anangkan, tujuan akhir program imunisasi menjelang tahun !""" adalah eradikasi polio, eliminasi tetanus neonatorum, dan reduksi ampak. #engan tidak ditemukannya virus polio liar dalam tinja penderita $ ute %la id Paralysis atau &umpuh &ayuh $kut melalui survailans $%P pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan pada tahun !""', (adan Kesehatan #unia bisa menyatakan )ndonesia sudah termasuk negara yang bebas polio *sertifikasi bebas polio+. ,amun, bagai mimpi di siang bolong kita dikejutkan dengan Kejadian &uar (iasa di -ukabumi dengan ditemukannya virus polio liar sebagai penyebab &umpuh &ayuh $kut.

)munisasi merupakan upaya terbaik untuk men egah penyakit poliomielitis, bahkan mampu membasmi penyakit ini dari muka bumi. Pada tahun lima puluhan, mulai dikembangkan vaksin polio dan dasarnya adalah ditemukannya ara pembiakan virus. -ejak penemuan vaksin ini, imunisasi terhadap polio dilan arkan dan menjadi salah satu antigen yang wajib diberikan dalam imunisasi dasar rutin. .aksin yang diberikan se ara simultan menyebabkan replikasi dan ekskresi virus liar dihambat atau berjalan dengan ke epatan yang sangat rendah, sehingga transmisi virus berhenti, lamakelamaan virus tersebut habis dari populasi manusia.

Aspek Klinis /anifestasi klinis infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai paralisis *kelumpuhan+. Penyebabnya adalah virus polio tipe 1 *(runhilde+, tipe ! *&ansing+ dan tipe ' *&eon+. Ketiga jenis polio tersebut berbeda satu sama lain dan yang paling virulen tipe 1. .irus polio tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia *alkohol dan lisol+ namun peka terhadap formaldehide. Ketahanan virus di tanah dan air tergantung pada kelembaban dan suhu. .irus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-meter dari sumber penularan, sedangkan dalam tinja tahan sampai berbulan-bulan. Penularan virus polio terutama melalui tinja penderita infektious *fekal-oral+ dan jarang melalui per ikan ludah *orofaringeal-oral+. -etelah virus masuk, terdapat dua pintu gerbang utama yaitu orofaring dan saluran erna bagian bawah yang memberi jalan virus masuk ke jaringan interna. %aring akan segera terkena setelah virus masuk, dan karena virus tahan terhadap asam lambung maka virus bisa men apai saluran erna bagian bawah tanpa proses inaktivasi. -etelah bermultiplikasi virus menyebar melalui pembuluh darah. )nvasi virus ke susunan saraf dapat melalui pembuluh darah *hematogen+ atau melalui perjalanan saraf. #alam waktu dua minggu setelah infeksi, kemungkinan mendapatkan virus dalam tinja sekitar 0"-1"2. .irus juga keluar se ara berkala sehingga bila ingin mendapatkan virus dari tinja harus dilakukan pengambilan sampel tinja minimal dua spesimen, dengan selang waktu !4 jam. -ebagian terbesar *1"2+ infeksi virus polio akan menyebabkan inapparent infe tion, sedangkan 32 akan menampilkan gejala abortive infe tion, 12 non paraliti , sedangkan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Penderita yang menunjukkan gejala paralitik, '"2 sembuh, '"2 masih dengan paralisis ringan, '"2 dengan paralisis berat dan 1"2 menunjukkan gejala berat dan kemungkinan akan menimbulkan kematian. -ebagian besar kelumpuhan akan mengenai tungkai. /asa inkubasi '-'3 hari dengan rata-rata 4-14 hari. Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian. %aktor yang mempengaruhi keganasan virus polio antara lain, jenis virus, usia, genetik, aktivitas fisik, trauma dan tonsilektomi. 4ntuk menegakkan diagnosis klinis se ara tepat terhadap poliomielitis paralitik agak sulit. -ebagai diagnosis banding perlu dipikirkan penyakitpenyakit lain seperti5 -indrom Guillain (arre, /ielitis 6ransversa maupun 7nsefalitis karena penyakit virus lain. #iagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya virus liar dari tinja penderita. Pengobatan poliomielitis tidak ada yang spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi. 6irah baring sangat diperlukan, sedang pengobatan suportif lain seperti sedatif bila dijumpai gejala gelisah dan analgetik untuk mengurangi nyeri. -etelah fase akut terlewati, mulai dilakukan fisioterapi aktif, kemudian konsultasi ortopedi.

Eradikasi Polio 8bjektif dari 7rapo *7radikasi Polio+ adalah pemberantasan virus liar di dunia. -idang 9:$ *9orld :ealth $ssembly+ pada tahun 1100 telah memutuskan untuk menganjurkan 9:8 mendorong pelaksanaan program eradikasi polio.

-trategi 7rapo terdiri datas empat kegiatan utama. Pertama, akupan imunisasi yang tinggi. ;akupan imunisasi harus men apai lebih dari 1"2 untuk kelompok anak di bawah 1 tahun. 9:8 menganjurkan diberikan vaksin polio oral sebanyak empat kali, pada usia ", !, ', 4 bulan. ;akupan yang tinggi ini akan menekan angka kesakitan polio pada tingkat yang rendah dan menyiapkan negara tersebut untuk fase eradikasi. ;akupan tinggi juga harus terus dipertahankan oleh negara yang telah bebas polio sampai seluruh dunia bebas polio, agar negara tersebut dapat bertahan terhadap virus liar impor. Kedua, hari<pekan imunisasi nasional *P),+. )munisasi massal dilakukan se ara serentak pada semua anak di bawah 3 tahun dengan dua putaran imunisasi dengan selang waktu empat minggu. Gerakan ini dilakukan pada saat transmisi polio paling rendah dan kekebalan populasi ternyata lebih tinggi dari kekebalan populasi imunisasi rutin, mungkin akibat diseminasi virus vaksin ke lingkungan dan ke anggota populasi lain. Ketiga, surveilans $%P *$ ute %la id Paralysis+ atau &umpuh &ayuh $kut 7radikasi membutuhkan metode surveilans yang sensitif dan mampu mendeteksi adanya kasus polio di mana pun di dunia. -urveilans $%P bertujuan mendeteksi virus polio liar dan meningkatkan sistem pela akan dan pelaporan nasional suatu negara. Kasus polio tidak dapat dideteksi se ara klinis saja, maka 9:8 menyarankan laboratory based $%P surveilans untuk keperluan eradikasi. -urveilans ini men akup deteksi semua $%P di bawah usia 13 tahun dan kasus harus diteliti se ara klinik dan epidemiologik dengan epat, sampel tinja dikumpulkan se ukupnya dengan selang waktu !4 jam, dan dikirim dalam keadaan dingin ke laboratorium. .irus yang ditemukan harus dibedakan apakah virus liar atau virus vaksin. /inimal harus dilakukan pela akan pada 1 kasus $%P tiap tahun untuk setiap 1"".""" anak di bawah 13 tahun. Keempat, /opping-up. )munisasi rutin dan P), akan menurunkan transmisi virus pada tingkat terendah yang hanya terjadi pada beberapa kantong saja. $pabila dapat dibuktikan adanya transmisi virus di lingkungan, maka dilakukan mopping-up di daerah tersebut yaitu pemberian vaksin polio oral dua putaran pada semua anak di bawah 3 tahun tanpa mempedulikan status imunisasi dan dilakukan se ara lengkap dari rumah ke rumah. =angkaian mata rantai yang panjang dari strategi 7rapo bukanlah masalah sederhana untuk dilaksanakan. 6enaga kesehatan yang kurang merata, kesadaran sebagian masyarakat terhadap imunisasi belum memadai serta wilayah yang se ara geografis sulit dijangkau menyebabkan akupan imunisasi belum memenuhi target. (elum lagi masalah ekonomi dan sosial politik yang dapat ikut berperan dalam ketidakpedulian masyarakat terhadap kesehatan. Pengaruh globalisasi memberi >>sumbangsih>> importasi virus liar untuk memi u terjadinya kejadian luar biasa, bila akupan imunisasi belum memadai. Persoalan imunisasi tanggung jawab kita semua, masalah kesehatan tanggung jawab kita bersama. -udahkah putra-putri kita mendapatkan imunisasi? Penulis, dokter spesialis anak, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Bali

Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian.

Poliomielitis: Aspek Klinis dan Eradikasi


Oleh Bagus Ngurah Putu Arhana Pemerintah men anangkan, tujuan akhir program imunisasi menjelang tahun !""" adalah eradikasi polio, eliminasi tetanus neonatorum, dan reduksi ampak. #engan tidak ditemukannya virus polio liar dalam tinja penderita $ ute %la id Paralysis atau &umpuh &ayuh $kut melalui survailans $%P pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan pada tahun !""', (adan Kesehatan #unia bisa menyatakan )ndonesia sudah termasuk negara yang bebas polio *sertifikasi bebas polio+. ,amun, bagai mimpi di siang bolong kita dikejutkan dengan Kejadian &uar (iasa di -ukabumi dengan ditemukannya virus polio liar sebagai penyebab &umpuh &ayuh $kut.

)munisasi merupakan upaya terbaik untuk men egah penyakit poliomielitis, bahkan mampu membasmi penyakit ini dari muka bumi. Pada tahun lima puluhan, mulai dikembangkan vaksin polio dan dasarnya adalah ditemukannya ara pembiakan virus. -ejak penemuan vaksin ini, imunisasi terhadap polio dilan arkan dan menjadi salah satu antigen yang wajib diberikan dalam imunisasi dasar rutin. .aksin yang diberikan se ara simultan menyebabkan replikasi dan ekskresi virus liar dihambat atau berjalan dengan ke epatan yang sangat rendah, sehingga transmisi virus berhenti, lamakelamaan virus tersebut habis dari populasi manusia.

Aspek Klinis /anifestasi klinis infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai paralisis *kelumpuhan+. Penyebabnya adalah virus polio tipe 1 *(runhilde+, tipe ! *&ansing+ dan tipe ' *&eon+. Ketiga jenis polio tersebut berbeda satu sama lain dan yang paling virulen tipe 1. .irus polio tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia *alkohol dan lisol+ namun peka terhadap formaldehide. Ketahanan virus di tanah dan air tergantung pada kelembaban dan suhu. .irus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-meter dari sumber penularan, sedangkan dalam tinja tahan sampai berbulan-bulan. Penularan virus polio terutama melalui tinja penderita infektious *fekal-oral+ dan jarang melalui per ikan ludah *orofaringeal-oral+. -etelah virus masuk, terdapat dua pintu gerbang utama yaitu orofaring dan saluran erna bagian bawah yang memberi jalan virus masuk ke jaringan interna. %aring akan segera terkena setelah virus masuk, dan karena virus tahan terhadap asam lambung maka virus bisa men apai saluran erna bagian bawah tanpa proses inaktivasi. -etelah bermultiplikasi virus menyebar melalui pembuluh darah. )nvasi virus ke susunan saraf dapat melalui pembuluh darah *hematogen+ atau melalui perjalanan saraf. #alam waktu dua minggu setelah infeksi, kemungkinan mendapatkan virus dalam tinja sekitar 0"-1"2. .irus juga keluar se ara berkala sehingga bila ingin mendapatkan virus dari tinja harus dilakukan pengambilan sampel tinja minimal dua spesimen, dengan selang waktu !4 jam. -ebagian terbesar *1"2+ infeksi virus polio akan menyebabkan inapparent infe tion, sedangkan 32 akan menampilkan gejala abortive infe tion, 12 non paraliti , sedangkan sisanya

menunjukkan tanda klinik paralitik. Penderita yang menunjukkan gejala paralitik, '"2 sembuh, '"2 masih dengan paralisis ringan, '"2 dengan paralisis berat dan 1"2 menunjukkan gejala berat dan kemungkinan akan menimbulkan kematian. -ebagian besar kelumpuhan akan mengenai tungkai. /asa inkubasi '-'3 hari dengan rata-rata 4-14 hari. Gejala klinis terjadi akibat infeksi sistemik virus polio, baik tanpa gejala maupun dengan gejala sangat ringan. Keluhan biasanya nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak di perut, demam ringan, dan nyeri kepala ringan. Gejala terjadi selama 1-4 hari kemudian menghilang. Pada gejala yang lebih berat dalam bentuk paralisis yaitu Poliomielitis tipe spinal yang bermanifestasikan kelumpuhan tungkai bawah yang asimetris dan Poliomielitis bulbar yang mengenai batang otak dan dapat menyebabkan kematian. %aktor yang mempengaruhi keganasan virus polio antara lain, jenis virus, usia, genetik, aktivitas fisik, trauma dan tonsilektomi. 4ntuk menegakkan diagnosis klinis se ara tepat terhadap poliomielitis paralitik agak sulit. -ebagai diagnosis banding perlu dipikirkan penyakitpenyakit lain seperti5 -indrom Guillain (arre, /ielitis 6ransversa maupun 7nsefalitis karena penyakit virus lain. #iagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya virus liar dari tinja penderita. Pengobatan poliomielitis tidak ada yang spesifik, tetapi tergantung penyulit yang terjadi. 6irah baring sangat diperlukan, sedang pengobatan suportif lain seperti sedatif bila dijumpai gejala gelisah dan analgetik untuk mengurangi nyeri. -etelah fase akut terlewati, mulai dilakukan fisioterapi aktif, kemudian konsultasi ortopedi.

Eradikasi Polio 8bjektif dari 7rapo *7radikasi Polio+ adalah pemberantasan virus liar di dunia. -idang 9:$ *9orld :ealth $ssembly+ pada tahun 1100 telah memutuskan untuk menganjurkan 9:8 mendorong pelaksanaan program eradikasi polio. -trategi 7rapo terdiri datas empat kegiatan utama. Pertama, akupan imunisasi yang tinggi. ;akupan imunisasi harus men apai lebih dari 1"2 untuk kelompok anak di bawah 1 tahun. 9:8 menganjurkan diberikan vaksin polio oral sebanyak empat kali, pada usia ", !, ', 4 bulan. ;akupan yang tinggi ini akan menekan angka kesakitan polio pada tingkat yang rendah dan menyiapkan negara tersebut untuk fase eradikasi. ;akupan tinggi juga harus terus dipertahankan oleh negara yang telah bebas polio sampai seluruh dunia bebas polio, agar negara tersebut dapat bertahan terhadap virus liar impor. Kedua, hari<pekan imunisasi nasional *P),+. )munisasi massal dilakukan se ara serentak pada semua anak di bawah 3 tahun dengan dua putaran imunisasi dengan selang waktu empat minggu. Gerakan ini dilakukan pada saat transmisi polio paling rendah dan kekebalan populasi ternyata lebih tinggi dari kekebalan populasi imunisasi rutin, mungkin akibat diseminasi virus vaksin ke lingkungan dan ke anggota populasi lain. Ketiga, surveilans $%P *$ ute %la id Paralysis+ atau &umpuh &ayuh $kut 7radikasi membutuhkan metode surveilans yang sensitif dan mampu mendeteksi adanya kasus polio di mana pun di dunia. -urveilans $%P bertujuan mendeteksi virus polio liar dan meningkatkan sistem pela akan dan pelaporan nasional suatu negara. Kasus polio tidak dapat dideteksi se ara klinis saja, maka 9:8 menyarankan laboratory based $%P surveilans untuk keperluan eradikasi. -urveilans ini men akup deteksi semua $%P di bawah usia 13 tahun dan kasus harus diteliti se ara klinik dan epidemiologik dengan epat, sampel tinja dikumpulkan se ukupnya dengan selang waktu !4 jam, dan dikirim dalam keadaan dingin ke laboratorium. .irus yang ditemukan

harus dibedakan apakah virus liar atau virus vaksin. /inimal harus dilakukan pela akan pada 1 kasus $%P tiap tahun untuk setiap 1"".""" anak di bawah 13 tahun. Keempat, /opping-up. )munisasi rutin dan P), akan menurunkan transmisi virus pada tingkat terendah yang hanya terjadi pada beberapa kantong saja. $pabila dapat dibuktikan adanya transmisi virus di lingkungan, maka dilakukan mopping-up di daerah tersebut yaitu pemberian vaksin polio oral dua putaran pada semua anak di bawah 3 tahun tanpa mempedulikan status imunisasi dan dilakukan se ara lengkap dari rumah ke rumah. =angkaian mata rantai yang panjang dari strategi 7rapo bukanlah masalah sederhana untuk dilaksanakan. 6enaga kesehatan yang kurang merata, kesadaran sebagian masyarakat terhadap imunisasi belum memadai serta wilayah yang se ara geografis sulit dijangkau menyebabkan akupan imunisasi belum memenuhi target. (elum lagi masalah ekonomi dan sosial politik yang dapat ikut berperan dalam ketidakpedulian masyarakat terhadap kesehatan. Pengaruh globalisasi memberi >>sumbangsih>> importasi virus liar untuk memi u terjadinya kejadian luar biasa, bila akupan imunisasi belum memadai. Persoalan imunisasi tanggung jawab kita semua, masalah kesehatan tanggung jawab kita bersama. -udahkah putra-putri kita mendapatkan imunisasi? Penulis, dokter spesialis anak, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Bali

Anda mungkin juga menyukai