Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH POLIO

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Mikrobiologi


Yang Diampu Oleh Dosen Rosi Kurnia Sugiharti, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Silvia Pujiyanti (190101014)


2. Siti Nurbariyah (190101015)
3. Susinta Wati (190101016)
4. Tira Nurjanah (190101017)

PRODI KEBIDANAN D3
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt atas berkat rahmat serta hidayah-Nya
kami dapat meyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi mengenai penyakit yang
disebabkan olrh virus yaitu Polio. Pada penulisan tugas ini, kami berusaha
menampilkan jenis-jenis ragam bahasa yang ada menggunakan bahasa yang
sederhana, komunikatif sehingga dapat mudah dicerna atau dimengerti oleh semua
kalangan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,


baik dari segi bahasa, penulisan maupun penyusunannya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang
menjadi kekurangan kami. Kami berharap tugas ini dapat memberikan tambahan
informasi dan dapat dijadikan salah satu sumber pembelajaran yang dapat
membantu rekan-rekan dalam mencapai hasil belajar pada mata kuliah
Mikrobiologi agar lebih baik.

Purwokerto, 3 Desember 2019

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Polio ...................................................................................... 3


B. Penyebab Polio ....................................................................................... 4
C. Faktor-faktor Resiko Polio ...................................................................... 4
D. Gejala Polio ............................................................................................. 6
E. Jenis-jenis Polio ...................................................................................... 7
F. Penularan Polio ....................................................................................... 8
G. Diagnosis Polio ....................................................................................... 9
H. Komplikasi Polio .................................................................................... 9
I. Pengobatan Polio .................................................................................. 10
J. Pencegahan Polio .................................................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Kritik dan Saran .................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15


iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


..........Polio merupakan penyakit akibat virus yang menyebabkan
kelumpuhan bagi penderitanya. Jika virus telah memasuki tubuh anak-anak
dan mengakibatkan kelumpuhan, bisa saja kelumpuhan terjadi seumur hidup
dan membuatnya menjadi tidak produktif. Polio sendiri merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus polio, yang disebarkan melalui makanan, air atau
tangan yang terkontaminasi terhadap kotoran. Penyakit polio merupakan
penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus, virus tersebut
dinamakan poliovirus (PV) yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan
mengakibatkan infeksi saluran usus. Virus memasuki aliran darah yang
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan terjadinya
kelumpuhan (QQ_Scarlet, 2008).

Hingga saat ini, penyakit polio masih belum ada cara


penyembuhannya. Hanya dengan cara mencegah untuk mengatasi
terjangkitnya penyakit polio yaitu dengan cara melakukan imunisasi.
Imunisasi merupakan sebuah usaha memberikan kekebalan terhadap bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat kebal
terhadap virus sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit tertentu
(Hidayat, Alimut, 2008:54). Imunisasi yang dimaksud untuk penyakit polio
adalah imunisasi polio atau vaksin polio. Imunisasi atau vaksin polio
merupakan pencegahan terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan pada anak melalui imunisasi. Terdapat 2 jenis
vaksin polio yaitu inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk atau IPV adalah
vaksin yang mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan
melalui suntikan dan Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin atau OPV adalah
vaksin yang mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan yang
berbentuk pil atau cairan.
1

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara penularan penyakit polio?
2. Bagaimana cara pengobatan penyakit polio?

3. Bagaimana cara pencegahan penyakit polio?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara penularan penyakit polio.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit polio.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit polio.
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polio


Poliomyelitis atau polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan
kelumpuhan permanen. Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan
sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antar manusia.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi feses.

Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda
dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat
terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, 50% kasus
terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari
gejala pertama berkisar dari 3-35 hari. Nama lain dari polio adalah
Poliomieltis. Virus polio yang termasuk genus enterovirus famili
Picornavirus.Virus ini tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia. Selain
itu, dapat hidup dalam tinja penderita selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat
bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularan.

Polio menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di


daerah dengan sanitasi lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui
fekal-oral. Artinya makanan/minuman yang tercemar virus polio yang berasal
dari tinja penderita masuk ke mulut orang sehat lainnya. Sedangkan oral-oral
adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke dalam mulut manusia
sehat lainnya.

Ciri khas dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu
bermula dari virus yang mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh.
Selanjutnya virus akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher
dalam) atau saluran cerna bagian bawah.

Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening lokal atau
regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum
menembus dan berkembang biak di jaringan saraf.

Poliomielitis mempunyai tendensi lebih merusak sel saraf motorik


pada medulla spinalis dan batang otak. Seringkali polio menyebabkan
kerusakan saraf tubuh yang membuat pertumbuhan penderita menjadi
asimetris. Sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh yang
umumnya menetap bahkan bertambah berat.

2.2 Penyebab Polio


Penyakit polio disebabkan oleh virus polio. Virus tersebut masuk
melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh
melalui aliran darah. Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi virus polio. Virus ini juga dapat
menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, namun
lebih jarang terjadi.

Virus polio sangat mudah menyerang orang-orang yang belum


mendapatkan vaksin polio, terlebih pada kondisi berikut ini :
a. Tinggal di daerah dengan sanitasi buruk atau akses air bersih yang
terbatas.
b. Sedang hamil.
c. Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya penderita AIDS.
d. Merawat anggota keluarga yang terinfeksi virus polio.
e. Pernah menjalani pengangkatan amandel.
f. Menjalani aktivitas berat atau mengalami stres setelah terpapar virus
polio.
g. Bekerja sebagai petugas kesehatan yang menangani pasien polio.
h. Melakukan perjalanan ke daerah yang pernah mengalami wabah polio.

2.3 Faktor-faktor Resiko Polio


Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu seseorang untuk
terkena polio :

4
a. Usia
Polio adalah penyakit yang dapat menyerang individu dari semua
usia. Namun, angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada anak-
anak.

b. Tidak pernah mendapatkan suntik vaksinasi atau imunisasi


Apabila Anda belum pernah mendapatkan suntik vaksinasi atau
imunisasi untuk pencegahan penyakit ini, risiko Anda untuk terinfeksi
virus jauh lebih tinggi.

c. Wanita Hamil
Wanita yang sedang mengandung juga memiliki peluang yang
cukup besar untuk terinfeksi virus penyakit polio.

d. Bepergian atau tinggal di daerah dengan virus atau wabah polio


Jika Anda sedang mengunjungi daerah yang pernah atau baru saja
mengalami wabah penyakit tersebut, kemungkinan Anda untuk tertular
jauh lebih besar. Hal ini dapat semakin memburuk apabila Anda belum
pernah menjalani vaksinasi.

e. Berdekatan langsung dengan orang yang terinfeksi virus


Virus dari penyakit ini sangat mudah menular dari satu penderita
ke orang-orang di sekitarnya. Hal ini dikarenakan virus mudah menempel
di mana saja, bahkan pada partikel-partikel udara. Jika Anda sering
berdekatan, terlebih lagi melakukan kontak fisik dengan orang yang
sudah terinfeksi, risiko Anda untuk tertular virus lebih tinggi.

f. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk


Tubuh dengan sistem imun atau kekebalan yang kurang baik tidak
dapat melawan infeksi virus dan bakteri dengan maksimal. Hal ini
menyebabkan berbagai penyakit, termasuk polio, mudah menyerang
tubuh. Beberapa orang mengidap penyakit autoimun yang menyebabkan
kekebalan tubuhnya tidak bekerja dengan sempurna, seperti penderita
HIV/AIDS.

g. Pernah menjalani prosedur tonsilektomi


Jika Anda pernah melakukan prosedur pengangkatan amandel
atau tonsilektomi, besar kemungkinan Anda dapat tertular oleh virus
penyakit ini. Hal ini disebabkan karena amandel memiliki peran penting
dalam sistem kekebalan tubuh.

h. Sedang stres berat


Tubuh yang sedang didera banyak beban pikiran dapat memicu
stres. Stres juga membuat tubuh lebih rentan terserang berbagai macam
infeksi virus dan bakteri, termasuk polio.

2.4 Gejala Polio


Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka
telah terinfeksi polio, sebab virus polio pada awalnya hanya menimbulkan
sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Meskipun
demikian, penderita polio tetap dapat menyebarkan virus dan menyebabkan
infeksi pada orang lain.

Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar
(90%) infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5%
menampilkan gejala abortive infection, 1% nonparalytic, dan sisanya
menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi penderita dengan tanda klinik
paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30%
menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta
bisa menimbulkan kematian.
Masa inkubasi biasanya 3-35 hari. Penderita sebelum ditemukannya
vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi
serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok anak usia di
atas 5 tahun. Stadium akut sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai
dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang
disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu
permulaan sakit.

Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula


spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus. Kelumpuhan tersebut bersifat
asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang
cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar
kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai
lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari
hingga dua bulan.

1. Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan)

Ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau


kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan
nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya
salah satu sisi.

2. Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun)


Ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70%
fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian
setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan
otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit
biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan
kelumpuhan otot permanen.

2.5 Jenis-Jenis Polio


Berdasarkan gejala yang muncul, polio dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Polio nonparalisis
Polio nonparalisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan
kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6-20 hari sejak terpapar virus dan
bersifat ringan. Gejala berlangsung selama 1-10 hari, dan akan menghilang
dengan sendirinya. 
Gejala tersebut meliputi:
 Demam

 Sakit kepala
 Radang tenggorokan
 Muntah
 Otot terasa lemah
 Kaku di bagian leher dan punggung

 Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai

2. Polio paralisis
Polio paralisis adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat
menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang (polio spinal) dan otak
(polio bulbar) secara permanen. Gejala awal polio paralisis serupa dengan
polio nonparalisis. Namun dalam waktu 1 minggu, akan muncul gejala
berupa :
 Hilangnya refleks tubuh
 Ketegangan otot yang terasa nyeri
 Tungkai atau lengan terasa lemah
 Kelumpuhan tiba-tiba, dapat bersifat sementara atau permanen

 Bentuk bagian tubuh yang tidak sempurna, terutama di pinggang,


pergelangan kaki, dan kaki

2.6 Penularan Polio


Mekanisme penyebaran virus ditularkan infeksi droplet dari oral-
faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan
terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari
tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut).
Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang
berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya.

Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang
masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap
alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu
tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan
bertahun-tahun.

Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan


suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan
air permukaan,    bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio
dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah
satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini
adalah manusia.

2.7 Diagnosis Polio


Diagnosis dari polio sendiri ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang. Dalam
anamnesis, dokter akan mencari gejala-gejala yang muncul, kemudian melalui
pemeriksaan fisik dokter akan mencari tanda-tanda penyakit seperti adanya
kaku kuduk, dan kelainan pada refleks. Pemeriksaan penunjang melalui
pemeriksaan swab tenggorokan, pemeriksaan feses dan analisis cairan sistem
taraf pusat juga dapat dilakukan untuk mencari keberadaan dari virus polio.

2.8 Komplikasi Polio


Polio paralisis dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti :
 Kecacatan.
 Kelainan bentuk tungkai dan pinggul.

 Kelumpuhan, baik sementara atau permanen.


Dalam kondisi ini, alat bantu berjalan diperlukan untuk membantu
penderita beraktivitas sehari-hari. Pada kondisi yang lebih serius, virus polio
yang menyerang otot saluran pernapasan dapat mengakibatkan kelumpuhan
otot pernapasan hingga menyebabkan kematian.

Selain itu, gejala polio berulang dapat dialami oleh orang yang pernah
terkena polio. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom pascapolio. Gejala
sindrom pascapolio baru muncul 30 tahun atau lebih sejak penderita terinfeksi
pertama kali. Gejala sindrom pascapolio meliputi :

 Sulit bernapas dan menelan

 Ingatan terganggu
 Gangguan tidur
 Depresi

 Otot dan sendi makin lemah dan terasa sakit

2.9 Pengobatan Polio


Pasien dianjurkan untuk memperbanyak istirahat dan memperbanyak
konsumsi cairan untuk meredakan gejala yang muncul. Pengobatan  bertujuan
untuk meredakan gejala, mempercepat proses penyembuhan, dan mencegah
komplikasi. Obat-obatan yang umumnya digunakan adalah :
a. Obat pereda nyeri
Obat ini digunakan untuk meredakan nyeri, sakit kepala, dan demam.
Contoh obat ini adalah ibuprofen.
b. Obat antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang bisa
menyertai polio, misalnya infeksi saluran kemih. Contoh antibiotik yang
bisa diberikan adalah ceftriaxone.
c. Obat pelemas otot (antispasmodik)
Obat ini digunakan untuk meredakan ketegangan pada otot. Contoh obat
ini adalah tolterodine dan scopolamine. Selain pemberian obat, kompres
hangat juga dapat digunakan untuk meredakan ketegangan otot.

2.10 Pencegahan Polio


Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi
polio. Vaksin polio mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio
dan aman diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut
(OPV).

Polio dalam bentuk obat tetes mulut (OPV-0) diberikan kepada bayi
sesaat setelah lahir. Selanjutnya, vaksin polio akan diberikan sebanyak
empat dosis, baik dalam bentuk suntik (IPV) atau obat tetes mulut (OPV).
Berikut adalah jadwal pemberian keempat dosis vaksin polio tersebut :

10

a. Dosis pertama (polio-1) diberikan saat usia 2 bulan.

b. Dosis kedua (polio-2) diberikan saat usia 3 bulan.

c. Dosis ketiga (polio-3) diberikan saat usia 4 bulan.

d. Dosis terakhir diberikan saat usia 18 bulan, sebagai dosis penguat.

Dalam tiga dosis pertama (polio-1 hingga polio-3), seorang bayi setidaknya
harus mendapat satu dosis vaksin polio dalam bentuk suntik (IPV).

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya


imunisasi polio, pemerintah menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN) Polio di seluruh wilayah Indonesia. Melalui kegiatan ini, semua bayi
dan anak balita (usia 0-59 bulan) akan diberikan vaksinasi polio tambahan
tanpa mempertimbangkan apakah imunisasinya sudah lengkap atau belum.

Vaksin polio juga diberikan kepada orang dewasa yang belum


pernah melakukan vaksinasi polio. Vaksin polio untuk dewasa diberikan
dalam bentuk suntik (IPV) yang terbagi menjadi tiga dosis. Berikut adalah
pembagian dosisnya :

a) Dosis pertama dapat diberikan kapan saja.


b) Dosis kedua diberikan dengan jeda waktu 1-2 bulan.
c) Dosis ketiga diberikan dengan jeda waktu 6-12 bulan setelah dosis
kedua.

Orang dewasa yang akan bepergian ke negara dengan kasus polio aktif juga
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi polio. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk pencegahan ketika berinteraksi dengan penderita atau orang yang
diduga menderita polio.

Efek samping yang dapat terjadi setelah pemberian suntikan polio


adalah rasa nyeri dan kemerahan pada area suntikan. Beberapa orang
mungkin mengalami alergi setelah vaksinasi, dengan gejala berupa :

 Demam
 Pusing

11

 Tubuh terasa lemas


 Muncul ruam
 Jantung berdebar
 Sesak napas
12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Poliomyelitis atau polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan
kelumpuhan permanen. Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan
sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antar manusia.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi feses.

Polio menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di


daerah dengan sanitasi lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui
fekal-oral. Artinya makanan/minuman yang tercemar virus polio yang berasal
dari tinja penderita masuk ke mulut orang sehat lainnya. Sedangkan oral-oral
adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke dalam mulut manusia
sehat lainnya.

Ciri khas dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu
bermula dari virus yang mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh.
Selanjutnya virus akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher
dalam) atau saluran cerna bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar
ke jaringan getah bening lokal atau regional. Akhirnya virus menyebar masuk
ke dalam aliran darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan
saraf. Poliomielitis mempunyai tendensi lebih merusak sel saraf motorik pada
medulla spinalis dan batang otak. Seringkali polio menyebabkan kerusakan
saraf tubuh yang membuat pertumbuhan penderita menjadi asimetris.
Sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh yang umumnya
menetap bahkan bertambah berat.

13

Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi


polio. Vaksin polio mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit polio
dan aman diberikan kepada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Ada dua bentuk vaksin polio, yaitu suntik (IPV) dan obat tetes mulut
(OPV).

3.2 Kritik dan Saran


Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya kami sebagai mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mengenai fungsi dan nilai budaya. Kami mengharapkan adanya
kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun semangat kami
dalam penyusunan makalah selanjutnya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Willy, Tjin. 2019. Polio – Gejala, Penyebab dan Mengobati. Alodokter


Diambil dari : https://www.alodokter.com/polio

Hallosehat. Polio – Gejala, Penyebab dan Pengobatan


Diambil dari : https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/polio/

Guru Pendidikan. Penyakit Polio – Gejala, Penularan, Pencegahan, Pengobatan


Diambil dari : https://www.gurupendidikan.co.id/penyakit-polio/
15

Anda mungkin juga menyukai