Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL

PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP


PERTUMBUHAN PADA BAYI
USIA 3-5 BULAN

OLEH :

RIZKA ADENANTHERA PUTRI SUGIANTO


NIM. 2260648AJ

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS dr. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA MALANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi merupakan masa keemasan atau golden age sekaligus

masa kritis perkembangan seorang bayi pada usia 0-12 bulan. Dikatakan

masa keemasan karena masa ini berlangsung singkat dan tidak dapat

diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat

peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi serta stimulasi

yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Departemen

Kesehatan, 2017).

Menurut World Health Organization tahun 2018 lebih dari 200 juta

anak usia dibawah 5 tahun didunia tidak memenuhi potensi pertumbuhan

dan perkembangan yang maksimal dan sebagian besar diantaranya adalah

anakanak yang tinggal di Benua Asia dan Afrika. Data WH0 menunjukkan

bahwa masalah pertumbuhan tidak hanya gizi buruk, tetapi juga

kependekan dan gizi lebih. Prevalensi balita gizi buruk sebesar 7,3%,

overweight sebesar 5,9% dan balita stunting (pendek) sebanyak 21,9%

(World Health Organization (WHO), 2018).

Jumlah Anak di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 84,4 juta

yang tediri 43,2 juta anak laki-laki dan 41,1 juta anak perempuan.

Presentase anak di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 31,6% meningkat

1,5% dari tahun 2018 atau bertambah sekitar 4,9 juta jiwa. Prevalensi bayi

1
balita dengan indeks BB/Ugizi buruk 3,5%, gizi kurang 11,3%, gizi baik

83,5% dan gizi lebih 1,6% (Profil Anak Indonesia, 2020).

Salah satu penyebab permasalahan pertumbuhan (berat badan)

adalah nafsu makan anak yang turun. Dengan demikian salah satu

rangsangan dan stimulasi yang dianjurkan adalah pijat bayi. Pengalaman

pijat pertama yang dialami manusia pada waktu dilahirkan melalui jalan

lahir ibu. Pijat bayi telah dipraktekkan hampir di seluruh dunia sejak

dahulu kala, termasuk Indonesiaa. Seni pijat dilakukan secara turun-

temurun. (Harahap, 2020).

Faktor-faktor yang mempengaruhi masa pertumbuhan pada anak

yaitu faktor genetik, nutrisi, status sosial ekonomi, status kesehatan, faktor

hormon, faktor lingkungan, lingkungan budaya, pola asuh, aktivitas fisik

dan stimulasi. Faktor nutrisi memegang peranan penting dalam proses

pertumbuhan karena nutrisi mempengaruhi status gizi pada anak. Faktor

stimulasi juga sangat penting diberikan untuk merangsang pertumbuhan

anak. Salah satu stimulasi yang dapat diberikan berupa stimulasi taktil

melalui pemijatan (Soetjiningsih, 2016).

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tahap

pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang mendapatkan stimulasi teratur

akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi lain yang tidak

mendapatkan stimulasi. Salah satu mekanisme dasar pijat bayi adalah

aktivitas Nervus Vagus yang meningkatkan volume ASI yaitu penyerapan

makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus Vagus

2
yang menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusui

pada ibunya (Soetjiningsih, 2016).

Pijat bayi merupakan salah satu treatment atau bentuk stimulasi

yang bisa merangsang pertumbuhan bayi. Dengan sentuhan dan tekanan

yang lembut, otot bayi akan merasakan relaksasi sehingga bermanfaat

untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan menjadikan badan lebih lentur

(Parwati,2017).

Keteraturan melakukan pijat bayi dapat memberikan dampak

positif bagi tumbuh kembang bayi dan mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sesuai dengan usia. Pada usia bayi 3 bulan keatas,

bayi mampu menerima rangsangan dan sentuhan dengan tekanan

sebagaimana pijatan pada bayi umumnya dan juga reflek tonick neck bayi

sudah mantap dan kekuatan bayi akan meningkat. Dengan begitu gerakan

pemijatan pada anak dapat dilakukan dengan waktu yang lebih lama. Pada

rentang usia ini, perkembangan saraf sangat pesat sehingga pemijatan

diharapkan membantu pematangannya (Fitria, 2019).

Berdasarkan penelitaian yang dilakukan oleh Sari pada tahun

(2020) tentang pengaruh pijat bayi terhadap pertumbuhan bayi

menunjukkan ada pengaruh bayi yang dipijat terhadap pertumbuhan bayi

usia 5-6 bulan yang dilihat dari indikator bayi melalui penimbangan berat

badan bayi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2020)

pada bayi 0-6 bulan menunjukkan perbedaan bermakna setelah bayi dipijat

adanya peningkatan berat badan bayi antara kelompok bayi yang dipijat

3
dengan tidak dipijat.

Menurut Kepmenkes No. 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi

Bidan menyebutkan bahwa Bidan mempunyai kewenangan untuk

melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan

anak. Salah satu bentuk stimulasi tumbuh kembang yang dilakukan adalah

dengan melakukan pijat bayi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut “Apakah Ada Pengaruh

Baby Massage Terhadap Pertumbuhan Pada Bayi Usia 3-5?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan sebelum dan sesudah

dilakukan baby massage pada bayi usia 3-5 bulan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian untuk diketahui:

a. Distribusi frekuensi jenis kelamin, riwayat penyakit, berat lahir,

umur kehamilan dan riwayat kejang.

b. Rata-rata pertumbuhan bayi sebelum dan sesudah intervensi,

umur, kualitas tidur dan kecukupan ASI bayi usia 3-5 Bulan.

c. Pengaruh baby massage terhadap pertumbuhan pada bayi usia

3-5 bulan.

4
d. Perbedaan pertumbuhan pada bayi usia 3-5 bulan pada

kelompok yang diberikan baby massage dan tidak diberikan

baby massage.

e. Hubungan kecukupan ASI, kualitas tidur, jenis kelamin dan

berat badan lahir dengan pertumbuhan pada bayi usia 3-5

bulan.

f. Variabel Yang Berhubungan dengan Pertumbuhan Pada Bayi

Usia 3-5 Bulan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

refrensi serta masukan bagi ilmu kebidanan dan menambah kajian

ilmu kebidanan khusus nya pembelajaran tentang mempelajari

pentingnya mempelajari tentang melakukan baby massage.

2. Manfaat Praktis

a. Bidang Akademik

Sebagai bahan bacaan menambah wawasan mengenai baby

massage dalam membantu menstimulasi pertumbuhan pada

bayi.

b. Bagi Lahan

Penelitian Sebagai bahan pertimbangan pemberian stimulasi baby

massage dalam membantu menstimulasi pertumbuhan pada

bayi.

5
c. Responden atau masyarakat

Dapat menambah informasi dan menjadi salah satu untuk

memberikan stimulasi baby massage bagi pertumbuhan.

d. Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman sebagai peneliti dan menambah pengetahuan

mengenai cara memberikan stimulasi dengan baby massage.

e. Bagi Peneliti

Menambah refrensi penelitian selanjutnya tentang pengaruh

pemberian stimulasi baby massage terhadap berat badan pada

bayi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan

1. Definisi

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel

jaringan intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan

panjang dan berat (Depatemen Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat

kuantitatif yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat

sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara

fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.

Sebagai contoh, hasil dari pertumbuhan otak adalah anak memounyai

kapastitas lebih besar untuk belajar, mengingat, dan mempergunakan

akalnya. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat

(gram/kilogram), ukuran panjang (cm/meter), umur tulang,

keseimbangan metabolic melalui retensi kalsium dan nitrogen tubuh

dan tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2016).

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan

yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaski

kematangan susunan saraf pusat dengan orang yang dipengaruhinya

7
(Soetjiningsih, 2016).

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan

Pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa ciri-ciri perubahan, yaitu :

a. Perubahan ukuran,

Terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur

anak maka terjadi peningkatan berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala, dan lain-lain.

b. Perubahan proporsi tubuh

Perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur anak.

Pada bayi baru lahir, titik pusat tubuhnya adalah umbilicus,

sedangkan setelah dewasa titik pusat adalah simfisis pubis.

Proporsi tubuh pada bayi baru lahir sangat berbeda

dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.

c. Ciri-ciri yang lama hilang

Selama proses pertumbuhan terdapat perubahan yang terjadi seperti

menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, rambut bayi

rontok.

d. Timbul ciri-ciri baru

Adanya pematangan fungsi-fungsi organ seperti tumbuh gigi

permanen, timbul tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih,

2016).

3. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik

8
bayi berlangsung sangat ekstensif. Umumnya ahli psikologi

perkembangan membatasi periode dalam 2 tahun pertama dari periode

pascanatal. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar

dibandingkan dengan bagian tubuh lain tubuhnya terus menerus

bergerak ke kiri dan ke kanan dan seringkali tidak dapat dikendalikan.

Dan bayi juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan

yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi dapat

duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan bahkan berjalan.

Kemudian selama dua tahun pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi

pada aktivitasnya seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru

berlangsung cepat. Berikut ini adalah perubahanperubahan dalam

pertumbuhan dan perkembangan fisik selama masa bayi :

a. Tinggi dan Berat Badan

Pada saat dilahirkan panjang bayi rata-rata adalah 20 inchi atau 50

cm dengan berat 3,4 kg. Setelah kelahiran bayi, pertumbuhan

bayi pun menyesuaikan dengan kegiatan makan melalui cara

menghisap, menelan dan mencerna, fisiknya akan bertumbuh

dengan cepat. Berat badan bayi akan bertambah, selama bulan-

bulan pertama berat badan bayi naik sekitar 5-6 ons per

minggu. Pada usia 4 bulan berat badan mereka akan naik dua

kali. Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan

bayi mengalami perlambatan.

b. Perkembangan Refleks

9
Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan

tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu

serta memberi respons penyesuaian diri terhadap

lingkungannya. Pada masa tiga tahun pertama bayi di

sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks

menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relatif

sengaja atau penuh arti. Hal ini termasuk menunjukkan skill

atau ketrampilan si bayi dalam kemampuannya. Sehingga

refleks dan skill ini juga disebut dengan kemampuan motorik

pada bayi.

c. Pola Tidur dan Bangun

Salah satu fungsi otak adalah mengontrol keadaan tidur dan

bangun. Sehingga otak mengatur jumlah rangsangan yang

diterima bayi, baik secara internal maupun eksternal. Tidur

secara teratur pad abayi bertujuan untuk membantu bayi

mencegah rangsangan eksternal sehingga memberikan

keselamatan pada fisiknya untuk beristirahat. Bayi yang baru

lahir lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur yakni rata-

rata selama 16-17 jam sehari. Pada usia 1-6 bulan 14-17 jam

sehari. Pada usia 6-7 bulan tidur sepanjang malam tanpa

bangun. Ratarata hanya 13-14 jam per hari. 12 bulan 50%

waktu dihabiskan untuk tidur. 24 bulan hanya 11-12 jam per

hari.

10
d. Pola Makan dan Minum

Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan baik selama 2

tahun pertama. Tiap hari selama 3 bulan lebih idealnya harus

menerima lebih dari 2 ons cairan 0,5 kg berat badan. Bagi bayi

usia 4-6 bulan pertama, ASI atau susu formula lain merupakan

sumber energi yang utama. Setelah usia 6 bulan, secara

berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makan

padat.

e. Pola Buang Air

Buang air yang terkendali dan terlatih merupakan suatu bentuk

keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi.

Kemampuan untuk mengedaikan buang air ini sangat

tergantung pada kematangan otot dan motivasi anak. Frekuensi

berkemih bayi 1-2 kali dalam 24 jam pertama. Setelah bayi

mendapat cukup ASI secara teratur atau setelah usianya 5 hari,

maka intensitas buang air kecilnya bertambah menjadi 6-8 kali

per hari (Hurlock, Elizabeth B, 2011).

4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tumbuh Kembang

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran

utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang.

Yang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor

bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau

11
bangsa.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan faktor yang berperan penting terhadap tumbuh

kembang anak. Lingkungan yang baik akan memungkinkan

tercapainya potensi genetik dan meningkatkan tumbuh

kembang anak dengan baik. Sedangkan lingkungan yang

kurang baik dapat menghambat pertumbuhan pada anak. Faktor

lingkungan secara umum terbagi menjadi 2, yaitu :

1) Lingkungan pra-natal

Kondisi ketika masih didalam rahim mulai dari konsepsi

sampai lahir sehingga mempengaruhi proses

pertumbuhan dan perkembangan janin

2) Lingkungan post-natal

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak setelah lahir.

c. Nutrisi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh

kembang anak. Kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa,

selain untuk aktivitas nutrisi mempengaruhi pertumbuhan anak.

Ketahanan makanan (food security) keluarga memengaruhi

status gizi. Ketahanan makanan mencakup ketersediaan

makanan dan pembagian makanan yang adil dalam keluarga.

Bayi yang menyusui yang hanya diberikan ASI eksklusif

12
akan mengalami kenaikkan berat badan yang signifikan yaitu

125 gram setiap minggu.

Budaya keluarga atau masyarakat setempat akan

mempengaruhi dalam persepsi memahami kesehatan dan

perilaku hidup sehat. Adat istiadat yang berlaku di setiap

daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Misal di Bali, upacara agama sering diadakan dan keluarga

harus menyediakan berbagai sajian makanan dan buah-buahan,

maka jarang terdapat anak yang gizi buruk. Demikian pula

norma-norma tertentu dimasyarakat, tidak boleh makan daging

karena bisa cacingan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan

anak.

d. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak, karen orang tua dapat menyediakan

kebutuhan dasar anak. Anak yang dibesarkan dikeluarga yang

ekonominya memadai/tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi

akan tercukupi dengan baik dibandingkan anak yang

dibesarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau kurang.

Demikian juga dengan pendidikan orang tua merupakan salah

satu faktor penting untuk tumbuh kembang anak. Karena

dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak

13
yang baik.

e. Status Kesehatan

Status kesehatan mempengaruhi pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat apabila

anak dalam kondisi sehat maka pertumbuhan akan lebih cepat

meningkat dibandingkan anak dengan kondisi sakit akan

menghambat dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan

tumbuh kembang.

f. Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang antara lain :

1) Somatotropin (growth hormone)

Hormon ini merupakan hormon pengatur utama dalam

pertumbuhan somatis pada pertumbuhan kerangka

badan yang berfungsi dalam pertambahan tinggi

badan. GH merangsang terbentuknya somatomedin

yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH

mempunyai “circadian variation” dimana

meningkatkan pada malam hari pada waktu tidur,

sesudah makan, sesudah latihan fisik, dll.

2) Hormon Tiroid

Hormon ini diperlukan pada tumbuh kembang anak yang

mempunyai fungsi pada metabolisme protein, lemak

14
dan karbohidrat. Maturasi tulang dipengaruhi hormon

ini. Pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung

pada tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang

cukup. Jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat

terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf

pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental.

3) Glukokortikoid

Fungsinya berlawanan dengan somatotropin, tiroksin dan

androgen, karena kortison mempunyai efek anti

anabolic.

4) Insulin Like Growth Factors (IGFs)

Hormon Somatomedian yang kerhjanya sebagai mediator

growth hormone dan cara kerjanya sama dengan

insulin. Berfungsi sebagai growth promoting factores

yang berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator

growth hormone, aktifitas mirip insulin, efek

mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast dan jaringan

lainnya.

5) Hormon Seks

Hormon ini mempunyai peran dalam fertilitas dan

reprosuksi. Dipermulaan pubertas hormon seks

memacu pertumbuhan. Androgen disekresi kelenjar

adrenal dan testis, sedangkan estrogen diproduksi oleh

15
ovarium (Soetjiningsih, 2016).

g. Stimulasi

Tumbuh kembang pada anak memerlukan rangsangan

dan stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan

alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

keluarga lain terhadap kegiatan anak. Anak yang mendapat

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat

pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak

yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Stimulasi dapat berupa

cinta dan kasih sayang, bisa melalui sentuhan seperti pijat

(Soetjiningsih, 2016).

5. Indikator Pertumbuhan (Berat Badan)

a. Pengertian Berat Badan

Salah satu indikator terpenting dalam menilai pertumbuhan

pada bayi yaitu dengan menilai berat badan bayi (Soetjiningsih,

2017). Bayi diharapkan dapat tumbuh dan untuk mencapai

pertumbuhan yang optimal merupakan hasil dari peningkatan atau

penurunan semua jaringan pada tubuh meliputi tulang, otot, lemak,

cairan tubuh. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang

terpenting dan harus diukur saat memeriksa kesehatan anak pada

setiap kelompok umur (Astriana, 2017). Pengukuran bersifat

objektif, dapat diulangi, dapat menggunakan timbangan yang

relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu.

16
(Soetjiningsih, 2017).

Berat badan yang meningkat menunjukkan status gizi yang

baik. Status gizi yang baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh

cukup zat gizi yang adekuat. Dengan stimulasi yang baik dapat

memperlancar proses pertumbuhan yang seimbang untuk

mengangkut oksigen dan nutrisi agar sel-sel dapat tumbuh dan

menjalankan fungsinya dengan normal.

b. Berat badan bayi normal

Kenaikan berat badan bayi pada tahun pertama kehidupan

apabila bayi mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai 6

bulan pertama pertumbuhan berat badan setiap minggu 140-200

gram. Berat badan bayi menjadi 2 kali lipat berat badan lahir pada

akhir 6 bulan pertama. Sedangkan, pada usia 6-12 bulan

pertambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400

gram. Berat badan akan meningkat sebesar 3 kali berat badan lahir

pada akhir tahun pertama (Feronika dan Nasution, 2018).

Bayi dengan kecukupan ASI selama enam bulan pertama

dapat bertambah berat paling sedikit 500 gram setiap bulan, atau

125 gram setiap minggu (Buku Indikator ASI, 2020). Berat badan

bayi yang dilakukan pemijatan dapat naik sebanyak 150-200

gram/minggu (Roesli,2013).

B. Baby Massage

1. Pengertian Baby Massage (Pijat Bayi)

17
Pijat adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal

manusia, yang juga merupakan perawatan kesehatan dan pengobatan

yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam. Sentuhan adalah indra

pertama di mana bayi dapat memberikan reaksi. Sentuhan juga

merupakan cara untuk menyampaikan rasa kasih sayang kepada bayi

(Prasetyono, 2013).

Pijat bayi yang dilakukan tidak seperti pijat untuk orang dewasa,

tetapi lebih banyak menekankan pada sentuhan, karena itu pijat bayi

biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi yang sering dilakukan

oleh kebanyakan para ibu di pedesaan atau di kampung-kampung

ternyata sudah dilakukan turun-temurun sejak dulu. Di Indonesia

sendiri belum ada catatan resmi yang menceritakan tentang pijat bagi

bayi. Namun, seni pijat untuk pengobatan sudah tercatat di Papyrus

Ebers, yaitu catatan kedokteran Zaman Mesir Kuno. Di India, sekitar

tahun 1800 SM, seni pijat bayi ini telah dicatat di dalam buku Ayur-

Verda. Demikian pula di Cina sejak zaman Dinasti Tang, pijat bayi

diyakini dapat memberi pengaruh yang positif pada tubuh manusia.

Secara ilmiah, pijatan memberi stimulus pada hormon di dalam

tubuh, satu substansi yang mengatur fungsi-fungsi seperti nafsu makan,

tidur, ingatan, dan belajar, pengatur mood, perilaku, fungsi, pembuluh

darah, kontraksi otot, pengatur sistem endokrin (pengatur metabolisme,

pertumbuhan, dan pubertas) dan depresi.

Sejak dilahirkan, bayi memiliki tiga kebutuhan yang harus

18
dipenuhi oleh orang tua, yaitu kebutuhan fisik dan biologis untuk

pertumbuhan otak, sistem sensoris serta motorisnya, serta kebutuhan

emosi kasih saying untuk kecerdasan emosi, inter dan intrapersonalnya.

Ketiga kebutuhan ini Sebagian dapat dipenuhi dengan cara pemijatan

yang berguna untuk merangsang semua kerja sistem sensoris dan

motorisnya.

Stimulus sentuhan yang diberikan melalui pijatan itu dapat

mempererat ikatan emosi antara orang tua dengan bayinya, membantu

orang tua memahami Bahasa non verbal bayi, dan menimbulkan rasa

percaya diri dalam mengasuh anak. Pemijatan juga dapat meningkatkan

komunikasi orang tua dengan bayi, meredakan stress orang tua, dan

menciptakan suasana menyenangkan.

2. Manfaat Pijat Bayi

a. Bayi lebih sehat dengan pijatan

Pijatan pada bayi ternyata tak hanya dilakukan pada saat ia

rewel atau pasca jatuh saja. Menurut Dr. Tiffany Fiel pendiri The

Touch Research Institue, Florida-USA, pijatan yang diberikan pada

si kecil setiap hari selama 20 menit selama sebulan ternyata tak

hanya dapat membantu menstimulasi saraf otaknya.

b. Mengembangkan komunikasi

Setuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang dimiliki

dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi

menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling

19
tersenyum, dan ekspresi wajah yang lain.

c. Mengurangi stres dan tekanan

Pijatan dapat menenangkan dan menurunkan produksi

hormon adrenalin yang slenajutnya akan meningkatkan daya tahan

tubuh bayi. Umumnya daya tahan tubuh bayi meningkat 30%

setelah ipijat 2 kali selama 15 menit.

d. Mengurangi gangguan sakit

Memijat juga dapat membantu bayi mengusir gejala

kembung, kolik, serta membantu tidur lebih nyenyak. Pijatan juga

memperlancar sirkulasi udara di perut, sehingga membantu

mengeluarkan gas yang terjebak di sana.

e. Mengurangi nyeri

Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitosin

dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi

ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi,

hidung tersumbat, atau tekanan emosi.

f. Meningkatkan ASI

Berdasarkan penelitian Cynthia Mersmann, ibu yang

memijatkan bayinya mampu memproduksi ASI peras lebih banyak

dibandingkan dengan ibu yang tidak meijat bayinya. Pijatan

membuat bayi cepat merasa lapar karena penyerapan makanan

lebih baik. Akibatnya, bayi lebih sering menyusu. Semakin sering

diminta, ASI yang di produksi semakin banyak. Jadi, pijat bayi

20
dapat meningkatkan volume ASI peras, sehingga priode waktu

pemberian ASI secara eksklusif dapat ditingkatkan.

g. Memahami isyarat bayi

Bayi memiliki bahasa isyarat untuk menunjukkan

keinginannya, misalnya melalui bahasa mata atau isyarat badan.

Pijat bayi yang di lakukan rutin 2 kali sehari membantu orang tua

memahami keinginan bayi melalui isyarat yang diberikan.

h. Meningkatkan berat badan bayi

Menurut penelitian (Irva dkk 2019) terjadi peningkatan

berat badan bayi yang diberikan pijatan, peningkatan berat badan

yang terjadi yaitu >200 gram selama 2 minggu pemijatan dengan

frekuensi 6x selama 2 minggu.

Berdasarkan penelitian (Hidayanti, 2018) telah terbukti

dapat meningkatkan berat badan dan tinggi badan bayi. penelitian

tersebut dilakukan pada bayi yang lahir cukup bulan dan sehat.

setelah 2 minggu pemijatan berat badan bayi meningkat pada

kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

3. Mekanisme pijat bayi

Pijat bayi menyebabkan ujung-ujung syaraf

pada permukaan kulit dan akan bereaksi terhadap

sentuhan, dan akan mengirimkan pesan ke otak

melalui jaringan syaraf yang berada di sum-sum

tulang belakang. Sentuhan juga akan merangsang

21
peredaran darah sehingga oksigen akan lebih banyak

dikirim ke otak dan seluruh tubuh. Mekanisme pijat

terjadi sebagai berikut :

a. Pengeluaran Beta-Endorphin

Pengeluaran Beta-Endorphin mempengaruhi mekanisme

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini seperti yang

dikemukakan Schanberg dari Duke University Medical School

dalam penelitiannya pada bayi-bayi tikus yang kurang mendapat

rangsangan taktil akan mengalami kondisi penurunan enzim ODC

(ornithine decarboxylase) suatu enzim yang peka bagi

pertumbuhan sel penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

Pengurangan sensai taktil akan meningkatkan pengeluaran

suatu neurochemical beta-endorphine, yang akan mengurangi

pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah

dan aktivitas ODC (ornithine decarboxylase) jaringan.

b. Aktivitas Nervus

Vagus Aktivitas ini akan berdampak pada mekanisme

penyerapan makanan melalui sentuhan yang akan meningkatkan

nervus vagus (saraf otak ke-10). Pijat bayi dapat merangsang

peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin yang

berperan pada proses metabolisme. Gastrin memiliki fungsi

menghilangkan hidrolisis asam dan mempercepat pergerakan

dinding lambung, sehingga proses pengosongan perut menjadi

22
lebih cepat..

Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena

peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar

sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Kondisi ini

meningkatkan produksi ASI akan semakin banyak, selain itu ibu

yang memijat akan mersa tenang, percaya diri dan berdampak

positif pada peningkatan volume ASI.

c. Produksi Serotonin

Pemijatan akan meningkatkan aktivitas produksi

neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatnya kapasitas sel

reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone

stress). Proses ini sangat membantu dalam penurunan kadar

hormon stress yang efeknya dapat meningkatkan daya tahan tubuh,

terutama Ig M dan Ig G.

d. Pijatan dapat Mengubah Gelombang Otak

Pijat bayi yang baik dan teratur dilakukan akan membuat

bayi tidur lebih lelap serta meningkatkan kesiagaan (alertness) atau

konsentrasi pada bayi. Pijatan dapat megubah gelombang otak, hal

ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan

meningkatkan gelombang beta serta tetha. (Roesli, 2008)

4. Usia boleh dilakukannya pijat bayi

Bayi dapat mulai di pijat sejak usia 1 bulan-1

tahun. Waktu pijat yang baik yaitu pagi hari sebelum

23
mandi, malam hari sebelum tidur, 1-2 jam setelah

makan atau minum susu. Tidak semua bayi dipijat

dengan cara yang sama karena terdapat perbedaan

umur. Cara pemijatan sesuai usia bayi :

a. Bayi umur 0-1 bulan

Disarankan lebih kepada gerakan yang mengusap halus dengan

tekanan lembut. Sebelum tali pusat bayi lepas, sebaiknya tidak

dilakukan pemijatan di daerah perut.

b. Bayi umur 1-3 bulan

Disarankan gerakan pijat dilakukan dengan halus disertai tekanan

ringan dalam waktu yang lebih singkat.

c. Bayi umur 3 bulan sampai umur 3 tahun

Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin

meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit

(Prasetyono, 2013).

5. Kontraindikasi Pijat Bayi

a. Jika bayi sakit atau demam, kecuali untuk teknik memijat sebagai

terapi

b. Jika kulitnya terkena eksim

c. Jika bayi baru di imunisasi tunggu 48 jam untuk melihat apakah

ada efek samping

6. Persiapan Pijat Bayi

a. Tangan bersih, kuku tidak panjang, tanpa perhiasan

24
b. Ruangan yang hangat dan tidak pengap

c. Matras kasur

d. Baby oil atau minyak zaitun atau minyak lavender

7. Teknik Pijat Bayi

Secara umum, pemijatan dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya

bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti

ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat

sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi

dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka,

dan diakhiri pada bagian punggung.

Setiap gerakan yang diberikan pada masing-masing Teknik dapat

diulang sebanyak 5 sampai 6 kali tergantung kebutuhan. Berikut ini

tahapantahapan pijat bayi :

a. Kaki

1) Memerah susu (Teknik Indian)

Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki

seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakkan

tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah

susu. Atau dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan

secara bersamaan, mulai dari pangkal paha dengan gerakan

memeras, memijat, dan memutar kedua kaki bayi secara

lembut

2) Peras dan putar

25
Peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki, gerakkan tangan

secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha. Atau

gunakan kedua tangan secara bersamaan ke arah yang sama

dimulai dari pergelangan kaki, dengan gerakan memeras,

memijat, dan memutar lembut kaki bayi.

3) Telapak kaki

Untuk memijat telapak kaki bayi, caranya yakni diurut dengan

kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari ujung tumit kaki

menuju ke jari. Atau buatlah lingkaran-lingkaran kecil dengan

kedua ibu jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki

dimulai dari tumit. Kemudian lanjutkan dengan menekan-

nekan kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan

telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

4) Jari

Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat,

karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan.

Pijatlah dengan lembut jari-jari kaki satu per satu dengan

gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan diakhiri dengan

tarikan lembut pada setiap ujung jari.

5) Punggung kaki

Gunakan kedua ibu jari, untuk membuat lingkaran di sekitar kedua

mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian, urutlah dengan

lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara

26
bergantian dari pergelangan kaki kearah jari. Teknik lain yakni

dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-

lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari

daerah mata kaki ke jari kaki.

6) Betis

Pegang bagian betis kaki dengan salah satu tangan, kemudian

remas-remas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki.

Gerakan ini dapat diulang berkali-kali.

7) Paha

Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan

memutar. Pegang kaki bayi pada bagian pangkal paha dengan

kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan

meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah

tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata

kaki. Sampai di pergelangan kaki atau tepat di atas mata kaki,

gerakan dilanjutkan dengan meremas-remas tanpa disertai

dengan pemutaran kedua tangan. Gunakan ibu jari dan jari-jari

lainnya untuk melakukan peremasan.

8) Gerakan akhir

Bagian akhir ini setelah semua kaki selesai dipijat, yakni dengan

merapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan kedua tangan secara

bersamaan pada pangkal paha. Kemudian lakukan usapan-

usapan dengan lembut dan halus pada kedua kaki bayi dari atas

27
ke bawah.

b. Perut

Untuk pemijatan di bagian perut, hindari pemijatan pada

tulang rusuk atau ujung tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan

pemijatan pada bagian perut setelah habis makan.

1) Mengayuh pedal sepeda

Pijatan pada perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua

tangan ke atas dan ke bawah secara bergantian seperti kaki

mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas ke

bawah perut. Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan

kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki

tersebut lurus sedikit di atas perut. Sedangkan untuk tangan

kanan, bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap

perut dari bagian atas sampai ke jari-jari kaki. Terakhir,

untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua

lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke

permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan

memegang pergelangan kaki kemudian gerakan kedua kaki

bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.

2) Bulan-matahari

Disebut gerakan bulan-matahari karena gerakan yang harus

dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung

jari tangan kanan mulai dari perut sebelah kanan bawah

28
(daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian

kembali ke daerah kanan bawah (seperti bentuk bulan),

diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh

(seperti bentuk matahari). Lakukan kedua gerakan ini

secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan

melingkar penuh dan tangan kanan membuat setengah

lingkaran.

3) Ibu jari ke samping

Dalam gerakan ini, pertama-tama letakkan masing-masing ibu

jari diantara pusar perut. Kemudian gerakkan kedua ibu jari

tersebut menyamping k e arah tepi perut kanan dan kiri.

4) Jam

Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada

perut bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12,

bagian bawah dianggap jam 6, lalau buat gerakan berikut :

buat lingkaran searah jarum jam dengan tangan kanan

dibantu tangan kiri dimulai pada jam 8 (di daerah usus

buntu).

5) Gerakan I Love You

Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan

pertama membentuk huruf “I” dengan melakukan usapan

mulai dari dada kiri-atas turun sampai ke rusuk kiri.

Gerakan kedua, bentuk huruk “L” dengan melakukan

29
usapan mulai dari dada kanan atas tururn ke rusuk atas lalu

disambung sampai rusuk kiri.

Terakhir, bentuk huruf “U” dengan usapan dari dada kanan-atas

turun ke rusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu

diteruskan ke dada kiri-atas.

Cara lain gerakan “I Love You” menurut Roesli adalah seperti

berikut :

“I” : Pijat perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah

dengan menggunakan jari-jari tangan kanan seolah

membentuk huruf “I”

“Love” : Bentuklah huruf “L” terbalik, dengan melakukan

pemijatan dari kanan atas perut ke kiri atas, kemudian dari

kiri atas ke kiri bawah

“You” : Bentuklah huruf “U” terbalik, dimulai dari kanan

bawah (daerah usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke

bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

Hati-hati jika melakukan pijatan pada daerah dada

dan perut. Jangan sampai terlalu menekan ke perut.

Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian

perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi.

Perhatikan juga rekasi yang timbul selama proses. Jika bayi

tampak gelisah, berusaha memalingkan kepala, memukul

jidat, meringis kesakitan, berontak, bahkan menangis,

30
sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman

karena tekanan terlalu kuat atau sebab lain.

6) Gerakan Jari Berjalan

Dikatakan gerakan jari-jari berjalan karena penekanan

bertumpu pada pergerakan kelima ujung jari. Namun

demikian, penekanan jari pada perut dilakukan dengan cara

yang sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari

terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan

mungkin bisa berbahaya sekali bila mengenai tulang

rusuknya.

Cara memijat dengan Teknik jari berjalan pada perut yaitu

letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan

bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah

jarum jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan

gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit.

Dengan kedua telapak tanganm buatlah gerakan dari tengah

dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan

kertas.

c. Dada

1) Gerakan jantung

Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk

gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua

tanga di ulu hati. Setelah itu, gerakkan tangan ke atas

31
sampai menyentuh bawah, kemudian lakukan gerakan

memutar ke samping di atas tulang selangka, dan berakhir

ke posisi semula di bawah ulu hati. Gerakan tadi seolah

membuat gambar jantung.

2) Menyilang

Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat

menyilang dari ulu hati, kemudian dengan tangan kiri ke

bahu kiri, dan kembali ke ulu hati.

3) Lingkaran kecil

Buaatlah gerakan lingkaran kecil di sekitar puting susu.

d. Tangan

1) Perahan cara india

Teknik perahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan

arahnya menjauhi tubuh. Caranya peganglah lengan bayi

dengan kedua telapak tangan mula dari pundak. Kemudian

gerkakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara

bergantian dan berulangulang seolah sedang memerah susu

sapi. Atau kedua tangan melakukan gerakan memeras,

memijat, dan memutar secara lembut pada lengan bayi

mulai dari pundak hingga pergelangan tangan

2) Memijat ketiak

Biasanya wilayah di bagian ketiak ini merupakan wilayah yang

sensitif. Ketika jari menyentuh wilayah ini, bayi akan

32
menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli

dan senang karena menganggapnya sedang bermain.

Cara memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan

salah satu tangan. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada

wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk

dan perut. Yang perlu diperhatikan adalah bila di wilayah

ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan

kelenjar, sebaiknya jangan memijat di wilayah ketiak yang

terdapat benjolan.

3) Pergelangan tangan

Pijatan pergelangan tangan ini dimulai dari pergelangan tangan

(siku) ke arah pundak. Atau, dengan kedua tangan lakukan

gerakan memeras, memutar, dan memijat secara lembut

pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak.

Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan

ke paru-paru.

4) Telapak tangan

Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat

lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah

jarijemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat

punggung tangan.

5) Jari

Pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan

33
memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung

jari.

6) Gerakan Menggulung

Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua

telapak tangan. Caranya, pegang lengan bayi bagian

atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian

gerakkan kedua telapak tangan maju mundur seolah sedang

menggulung, bergerak naik dimulai dari pangkal lengan

menuju pergelangan tangan/jari-jari.

7) Gerakan Akhir

Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan

kaki.

e. Muka

1) Membasuh Muka

Tutuplah wajah dengan kedua telapak tangan dengan lembut

sambal bicara pada bayi secara halus. Gerakkan kedua

tangan ke samping pada kedua sisi wajah bayi seperti

gerakan membasuh muka.

2) Dahi

Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka.

Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan

dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mula dari tengah dahi

bayi ke arah samping kanan dan kiri. Setelah itu gerakkan

34
ke bawah daerah pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran

kecil di pelipis, kemudian gerakkan ke arah dalam melalui

daerah pipi di bawah mata.

3) Alis

Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan

kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian

atas mata/alis mulai dari tengah ke samping searah dengan

bulu rambut alis.

4) Hidung

Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis. Tekankanlah ibu

jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung

ke arah pipi, kemudian gerakkan ke samping dan ke atas

seolah membuat bayi tersenyum.

5) Bawah hidung

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan bawah hidung atau di

atas mulut. Kemudian gerakkan, kedua ibu jari

menyamping dari tengah ke sisi mulut, lalu naik ke atas

melintasi daerah pipi.

6) Dagu

Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan

kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan di

tengah dagu atau bawah mulut. Bila posisi ini sudah seperti

dalam gambar di bawah, selanjutnya adalah menekankan

35
dua ibu jari pada dagu, selanjutnya adalah menekankan dua

ibu jari pada dagu, lalu ke samping menuju ke arah pipi

bawah atau samping mulut.

7) Lingkaran kecil di rahang

Gunakan jari telunjuk kedua tangan untuk membuat lingkaran

kecil di seputar wilayah rahang bayi. Berhati-hatilah,

mungkin di wilayah ini rahan bayi sedikit sensitive

menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu,

tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehingga

tidak merasakan sakit.

8) Belakang telinga

Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan dari

belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau,

dengan tekanan lembut, gerakkan kedua tangan dari

belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil ke

seluruh kepala.

f. Punggung

1) Gerakan maju mundur : kuda goyang

Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala di sebelah kiri

dan kaki di sebelah kanan. Lalu pijatlah punggung bayi

hingga ke bawah leher dengan gerakan maju mundur dari

kedua telapak tangan. Lalu, kembali dari bawah leher

sampai ke pantat bayi.

36
2) Usapan punggung

Tahan bokong bayi dengan tangan kanan, lalu pijat punggung

bayi dengan telapak kiri mulai dari leher sampai bokong

dimana tangan kanan berada. Gerakan selanjutnya, pegang

kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan,

kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit.

Ulangi gerakan ini sebanyak 5-6 kali.

g. Teknik Relaksasi dan Peregangan

Relaksasi lebih sekedar untuk mengembalikan kesegaran

tubuh setelah melakuka aktivitas. Bayi yang kelihatannya hanya

makan, tidur, dan menangis sesungguhnya mempunyai aktivitas

dari hari ke hari, dan ini membutuhkan energi yang tidak sedikit

bagi sang bayi.

Bayi akan menangis Ketika tubuhnya yang lelah ia perlu

mendapat kesegaran baru agar kualitas tidurnya tetap terjaga.

Untuk mendapatkan kesegaran baru, bayi tidak perlu dipijat, tetapi

cukup dilakukan relaksasi. Goyangan-goyangan ringan, tepukan-

tepukan halus, dan melambung-lambungkan secara lembut adalah

contoh gerakan relaksasi.

Teknik sentuhan relaksasi dan peregangan ini mudah

dilakukan dan sangat sederhana sekali. Tidak memerlukan

pelajaran khusus dan dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi

atau terpisah dari pijat bayi. Misalnya, waktu ibu mulai memijat

37
bagian dari kaki bayi ternyata tegang dan kaku. Gunakan sentuhan

relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki bayi menjadi

rileks dan lemas.

Pegang kaki bayi, goyangkan, dan lambung-lambungkan

dengan lembut dan tepuk-tepuk halus. Sentuhan relaksasi ini dapat

dikerjakan di setiap bagian badan bayi seperti di daerah tangan,

pundak, dan perut. Caranya sama, tepuk-tepuklah atau ciumlah dia,

dan goyangkan secara halus kedua pundak, kedua belah tangan

atau pantatnya dengan kedua tangan sambal mengajak bicara.

Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada

setiap bagian badan bayi.

h. Gerakan Peregangan

Lembut Gerakan-gerakan ini adalah gerakan sederhana

untuk meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan

pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan

lembut ini dilakukan diakhiri pemijatan atau di antara pijatan.

Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali.

1) Menyilang tangan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya

didada. Setelah itu, luruskan kembali kedua tangan bayi ke

samping. Ulangi tiap gerakan sebanyak 4-5 kali.

2) Kepala

Dengan menggunakan kedua telapak tangan, usap kepala dari

38
puncak kepala sampai leher, kemudian kembali lagi ke

puncak kepala.

3) Bahu

Dengan dua jari tangan kanan dan kiri, usap kedua belah bahu

bayi dari pertengahan punggung ke pangkal lengan,

kemudian kembali ke pertengahan.

4) Lengan

Dengan dua jari kedua tangan usaplah kedua lengan secara

bersamaan dari pangkal bahu ke pergelangan tangan,

kembali ke pangkal bahu.

5) Punggung

Dengan dua jari kedua tangan, usaplah leher ke pantat, lalu dan

ke leher.

6) Kaki

Dengan dua jari kedua tangan, usaplah kedua kaki secara

bersamaan dari pangkal paha ke pergelangan kaki, dan

kembali lagi ke pangkal paha.

39
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan

visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah

yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018)

Pada penelitian ini diawali dengan melakukan

observasi penimbangan berat badan dan akan

dilakukan intervensi perlakuan baby massage selama

2 minggu dengan frekuensi 2x/minggu dan setelah

dilakukan perlakuan kemudian melakukan

pengukuran selanjutnya.

Variabel Independen Variabel Dependen


Baby Massage Pertumbuhan
(Kenaikan Berat Badan)

Variabel Luar
1.Kecukupan ASI
2.Kuantitas tidur 3.Berat
Badan Lahir4.Jenis
Kelamin

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

40
B. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara untuk

membuktikan apakah hipotesis diterima. Adapun

hipotesis penelitian ini adalah :

Ha : Ada Pengaruh Baby Massage Terhadap

Pertumbuhan Pada Bayi Usia3-5 Bulan

Ho : Tidak ada Pengaruh Baby Massage Terhadap

Pertumbuhan Pada BayiUsia 3-5 Bulan

41
DAFTAR PUSTAKA

Ananditha, Aries Chandra. 2017. “Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Kasar
Pada Anak Toddler”. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah 2
Dinengsih Sri dan Yustiana, R. E. 2021. “Pijat Bayi
Mempengaruhi Berat Badan Bayi dan Pola Tidur
Bayi Usia 2-6 Bulan”. Jurnal Malahayati, Vol 7,
No.2
Fauziah Afroh dan Wijayanti, H. N. 2018. “Pengaruh Pijat
Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan dan Kualitas
Tidur Bayi di Puskesmas Jetis Yogyakarta”. Jurnal
Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol 6, No.2

Hastuti W, dkk. 2020. “Pijat Bayi Meningkatkan


Perkembangan Motorik Kasar Masa Pandemi Covid-
19”. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah
Keperawatan

Hidayanti Desi. 2018. “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap


Pertumbuhan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kota
Bandung”. Jurnal Kebidanan. Vol 4, No.4

Jayatmi Irma dan Jesy Fatimah. 2020. “Pertumbuhan Optimal


dengan Pijat dan Spa Bayi”. Jurnal Pengabdian
Indonesia Maju. Vol 1, No.2

Julianti. 2017. Rahasia Baby Spa, Sentuhan Cinta dan Kasih


Sayang. Jakarta : EBSCO
Murtiningsih M. dkk. 2019. “Pijat Bayi Untuk Meningkatkan
Motorik Kasar Duduk dan Merangkak Mandiri Pada
Bayi Usia 9 Bulan di UPT Kesmas Sukawati I”.
Jurnal Kesehatan Terpadu 3

Parwati dkk. 2017. “Hubungan Pijat Bayi Dengan


Perkembangan Bayi Umur 3-6 Bulan”. Jurnal Riset
Nasional ITEKES Bali
Rizky Fitria. 2020. “Hubungan Massage Pada Bayi Dengan
Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi Usia 3-6
Bulan”. Jurnal Imu Kesehatan MAKIA. Vol 9 No.2

Simanihuruk Ramatian. 2017. “Efektifitas Pijat Bayi Terhadap


Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6-12
Bulan di Desa Nifuboke Kecamatan Noemuti Tahun

42
2017”. Jurnal INOHIM. Vol 5, No.2

Situasi Anak di Indonesia. 2020. United Nations Children’s


Fund (UNICEF).Jakarta : UNICEF Indonesia

World Health Organization (WHO). 2018. Monitoring


Health For The SDGs.Diakses 15 November
https://apps.who.int/iris/handle/10665/272596

43

Anda mungkin juga menyukai