Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH BABY GYM TERHADAP PENINGKATAN

PERKEMBANGAN BAYI USIA 6 BULAN

Oleh : Euis Ratnawati


NIM : 19502070
PENGARUH BABY GYM TERHADAP PENINGKATAN
PERKEMBANGAN BAYI USIA 6 BULAN

Oleh : Euis Ratnawati


NIM : 19502070

ABSTRAK

Bayi merupakan dasar dari awal kehidupan manusia dimana pertumbuhan dan
perkembangan menjadi faktor utama untukmenuju tahapan berikutnya.Pada masa ini sangat
bergantung dari orang tua dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar untuk
tumbuhkembangnya.Dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan bayi dibutuhkan
stimulasi.Baby gym merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
baby gymterhadap peningkatanperkembangan bayi usia 6 bulan di desa Kayangan, Diwek
Jombang.
Jenis Penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan pendekatan non randomized pre and
post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 6
bulan hingga 6 bulan 15 hari saat awal penelitian sebanyak 20 anak. Teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan KPSP,
meteran, dan timbangan bayi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan univariat
dan bivariat (uji chi square untuk mendapatkan nilai odds ratio.
Hasil penelitian menunjukkanpengaruh baby gym terhadap perkembangan dihitung dengan
menggunakan rumus nilai odds ratio dengan hasil 11 kali lebih besar untuk meningkatkan
kemampuan mengangkat dada, 10 kali lebih besar untuk meningkatkan kemampuan
mengangkat leher.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pemberian baby
gym dalam meningkatkan perkembangan bayi yaitu meningkatkan 10 kali dalam
kemampuan mengangkat dada dan 11 kali dalam meningkatkan kemampuan mengangkat
leher. Ibu diharapkan sering melakukan stimulasi, ketika sedang melakukan perawatan
sehari-hari serta bidan sebaiknya sering memberikan penyuluhan tentang manfaat stimulasi
pada bayi.

2
PENDAHULUAN
fleksi (Soedjatmiko, 2006).
Masa bayi dianggap sebagai periode kritis
dalam perkembangan kepribadian karena Beberapa penelitian tentang senam bayi
merupakan periode dasar dari awal memberikan hasil laporan terkait dengan
kehidupan. Pertumbuhan dan manfaatnya seperti penelitian terkait senam
perkembangan masa bayi terbagi menjadi bayi antara lain, penelitian oleh Jin Jing et
empat bagian yaitu, usia 0 – 3 bulan, 4 – 6 al (2007) mendapatkan hasil bahwa pada
bulan, 7 – 9 bulan dan 10 – 12 bulan. Saat bayi yang diberikan perlakuan latihan
usia 4 – 6 bulan inilah tumbuh kembang gerak, pertumbuhan dan perkembangan
anak lebih cepat pada perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan bayi
motoriknya (Kemenkes RI, 2010). yang tidak diberikan latihan gerak. Hasil
penelitian lain yang dilakukan oleh Inal
Adapun hal yang mempengaruhi proses dan Yildiz (2012) bahwa bayi sehat lahir
tumbuh kembang bayi diantaranya faktor cukup bulan yang mendapat tindakan
keturunan (genetik), faktor lingkungan senam bayi perkembangan mental
terdiri dari lingkungan biologis, fisik, motoriknya lebih signifikan dibandingkan
sosial dan psikologis. Selain itu nilai dengan tidak diberi tindakan. Sedangkan
APGAR ketika lahir dan pemberian ASI penelitian yang dilakukan Merineherta
eksklusif juga sangat mempengaruhinya. (2011) dengan hasil ada pengaruh senam
Perkembangan merupakan proses bayi terhadap peningkatan keterlambatan
berkesinambungan, bersifat kontinue dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan,
pertumbuhan merupakan bagian dariproses terdapat perbedaan peningkatan signifikan
perkembangan (Wong, 2009; Potter & pada bayi yang dilakukan senam daripada
Perry, 2005). Pertumbuhan bersifat yang tidak.
kuantitatif,meliputi perubahan tinggi
badan, berat badan, gigi, struktur tulang, Dari semua penelitian dapat disimpulkan
dan karakteristik seksual, sedangkan bahwa senam bayi atau baby gym
perkembangan bersifat kualitatif, meliputi meningkatkan perkembangan,
motorik, sensorik, kognitif danpsikososial pertumbuhan, meningkatkan daya tahan
(Potter & Perry, 2005). tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi &
membuat bayi tidur lebih lelap. Senam
Dalam perkembangan seorang anak, bayi juga memberi stimulasi untuk
stimulasi merupakan kebutuhan dasar. kematangan motorik kasar, motorik halus,
Stimulasi memegang peran penting untuk sosial adaptif dan meningkatkan kuantitas
meningkatkan pertumbuhan dan tidur seorang bayi (Inal& Yildiz, 2012; Jin
perkembangan bayi dengan maksimal. Jing et al, 2007).
Stimulasi yang mudah diberikan orang tua
secara aktif pada bayi dapat melalui Mekanisme fisiologi dari manfaat senam
stimulasi taktil, menggerakkan kaki dan bayi, adalah Beta endorphinyang
tangan bayi pada posisi ekstensi serta mempengaruhi mekanisme pertumbuhan,
aktivitas nervus vagus mempengaruhi serta tahapan perkembangan pada anak mereka,
penyerapan makanan, meningkatkan seperti ibu yang tidak mengajak bayinya bicara ketika
volume ASI, produksi serotonin sedang melakukan perawatan atau tidak memberikan
meningkatkan daya tahan tubuh. latihan gerak pada kaki dan tangan bayi. Sehingga
kurang melakukan stimulasi sejak dini pada anak
Fenomena yang terjadi di masyarakat saat (Soedjatmiko, 2006). Keterlambatan perkembangan
ini masih banyak ditemukannya anak–anak anak dirasakan oleh orang tua ketika anak usia 2
yang mengalami keterlambatan pada – 3 tahun yang seharusnya sudah mulai berbicara,
perkembangannya (Widodo & Herawati, namun hingga melebihi dari usia, seorang anak belum
2008). Hal ini karena banyak orang tua dapat berbicara dan orang tua baru merasakan
yang kurang memahami pentingnya proses kekhawatirannya.(Widodo & Herawati, 2008).
1
selanjutnya bisa terganggu.
Studi pendahuluan dilakukan dengan
sampel sebanyak 20 bayi berusia 6 bulan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
yangsehat secara fisik, di wilayah kerja
puskesmas Cukirmenggunakan Kuesioner Desain penelitian yang digunakan pada
Pra Skrinning Perkembangan (KPSP). penelitian ini adalah Quasi eksperiment
Didapatkan hasil sebanyak 13 bayi atau dengan pendekatan non randomized pre
sebesar 65,% bayi yang mengalami and post test with control group design.
keterlambatan pada perkembangannya. Penelitian ini dilakukan dengan cara
Diantaranya pada tahap motorik kasar melihat perkembangan bayi sebelum diberi
tidak mampu mengangkat dadanya perlakuan (pre) berusia 6 bulan sampai 6
menggunakan kedua lengannya dan saat bulan 15 hari dan sesudah diberi perlakuan
posisi telentang tangan bayi dipegang lalu (post) selama 30 hari pada kelompok
di tarik perlahan-lahan ke posisi duduk kontrol dan kelompok intervensi yang
bayi seharusnya mempertahankan lehernya kemudian akan dilihat hasil dari perlakuan
secara kaku, namun seluruh bayi yang didapatkan kedua kelompok tersebut.
belumdapat melakukannya. Peneliti juga
mendapatkan hasil wawancara saat studi Penelitian ini dilakukan di desa Kayangan
pendahuluan, pada20 ibu atau 100% wilayah kerja Puskesmas Cukir Kabupaten
mengakui mereka tidak begitu mengerti Jombang. Waktu penelitian mulai dari
apa yang penting di awal pertumbuhan dan penyusunan proposal hingga penyusunan
perkembangan bayi. Ibu hanya laporan akhir, dimulai bulan Juni sampai
beranggapan jika diberi ASI atau makanan dengan Oktober 2018. Pengumpulan data
tambahan saja sudah cukup, namun untuk dilakukan padabulan Juli 2018.
aspek perkembangannya tidak terlalu
diperhatikan. Melihat hal tersebut sesuai Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penilaian KPSP perkembangan bayi bayi yang bertempat tinggal di wilayah
desa kayangan mulaidari RW 01 hingga
RW 8. Sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling.
Dengan demikian peneliti mengambil
sampel dari seluruh bayi di desa kayangan
mulaidari RW 01 hingga RW 8 yang
berusia 6 bulan hingga 6 bulan 15 hari saat
awal penelitian. Peneliti menggunakan
kriteria inklusi a) bayi yang sedang berusia
6 bulan hingga 6 bulan 15 hari saat awal
penelitian, b) bayi lahir cukup bulan, c)
bayi dengan status keterlambatan
perkembangan pada motorik kasar poin
pertanyaan nomor 5 dan 6 KPSP dengan
usia 6 bulan saat pre intervensi, d) orang
tua bersedia mengikuti proses penelitian
selama 30 hari, e) orang tua mampu
melakukan intervensi sesuai yang
diajarkan oleh peneliti. Sedangkan kriteria
eksklusi antara lain a) bayi dengan
kelainan bawaan sejak lahir, b) bayi
dengan kemampuan perkembangan
melebihi perkembangan untuk usianya, c)
bayi kelahiran berat badan lahir rendah, d)
bayi kelahiran premature, e) bayi berat
badan lebih atau obesitas.

2
Variabel dalam penelitian ini adalah baby
gym dan perkembangan bayi usia 6 bulan. Kelompok Dapat Tidak Tot
mengang dapat al p-
Instrumen yang digunakan adalahlembar kat dada mengang % value
identitas responden, pita (meteran) kat dada
N % N %
pengukur panjang badan,timbangan bayi
Intervensi 8 41.6 2 8,4 10 50,0
dan lembar Kuesioner PraSkrining Kontrol 4 29,2 6 20,8 10 50,0
Perkembangan (KPSP) untuk usia 6 bulan. Jumlah 12 70,8 8 29,2 20 100 0,025

Data diolah dengan menggunakan editing, Sumber: Data Primer 2018


coding, scoring dan tabulating.
Selanjutnya dilakukan analisis univariat Berdasarkan tabel 2. nilai OR pada
kemudian dilakukan analisis bivariat pemberian baby gym diperoleh sebesar 11.
dengan menggunakan chi-square yaitu Sehingga disimpulkan bahwa pemberian
untuk mengetahui odds rasio (OR) sebagai baby gym 11 kali lebih besar
nilai efektifitas baby gym terhadap kemungkinannya untuk meningkatkan
perkembangan bayi usia 6 bulan. kemampuan mengangkat dada dengan
kedua tangan sebagai penyangga pada
HASIL PENELITIAN bayi.

1. Data umum (Usia) Tabel 3 Pengaruh Baby Gym Terhadap


Tabel 1. Distribusi Responden Perkembangan Bayi Mengangkat
berdasarkan usia bayi di Desa Lehernya Pada Kelompok Intervensi
Kayangan wilayah kerja Puskesmas dan Kontrol (N=20)
Cukir Jombang pada bulan Juni Kelompo Dapat Tidak To
2018 k mengan dapat tal p-
No Usia (bulan) f Persentase gkat mengan % valu
1 6 bulan 3 hari 2 10 dada gkat e
2 6 bulan 8 hari 4 20 dada
N % N %
3 6 bulan 9 hari 3 15 Interven 8 41. 2 8,4 10 50,
4 6 bulan 11 hari 3 15 si 6 0
5 6 bulan 13 hari 6 30 Kontrol 6 29, 4 20, 10 50,
6 6 bulan 14 hari 1 5 2 8 0
7 6 bulan 15 hari 1 5 Jumlah 1 70, 6 29, 20 10 0,02
Total 20 100 4 8 2 0 5
Sumber : Data Primer 2018 Sumber : Data Primer 2018
Dari tabel 1 diperoleh hasil karekateristik
responden berdasarkan usia didapatkan Berdasarkan tabel 3 nilai OR pada
bahwa sebagian besar 6 (30%) responden pemberian baby gym diperoleh sebesar 10.
berusia 6 bulan 13 hari. Sehingga disimpulkan bahwa pemberian
baby gym 10 kali lebih besar
2. Data Khusus kemungkinannya untuk meningkatkan
Pengaruh Baby Gym Terhadap kemampuan mengangkat lehernya saat
Perkembangan Bayi ditarik kedua lengannya ke posisi duduk.

Tabel 2. Pengaruh Baby Gym Terhadap PEMBAHASAN


Perkembangan Bayi Mengangkat Dada
Menggunakan Kedua Tangan Pada Usia responden yang terbanyak pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok penelitian ini adalahbayi dengan usia 6
Kontrol (N=20) bulan 13 hari yaitu sebanyak 30 %, usia
responden ini sesuai dengan ketentuan usia
yang ditetapkan Kemenkes RI (2010) yaitu
bayi usia 6 bulan adalah bayi yang berusia
6 bulan sampai 6 bulan 15 hari. Pada usia 6
bulan ini bayi mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang lebih cepat, terutama dalam
3
perkembangan motoriknya (Kemenkes RI gym. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
2010). Selain itu tahap perkembangan awal baby gym berpengaruh dalam peningkatan
pada bayi yang berkembang untuk perkembangan terutama motorik kasar
kognitifnya adalah perkembangan sensori pada bayi.
motorik. Karena pada usia 6 bulan lingkar
kepala bayi telah mencapai 44 cm, pada Perkembangan motorik kasar adalah gerak
saai ini sel-sel otak yang ada akan fisik yang membutuhkan keseimbangan
memperkuat hubungan antar syaraf yang dan koordinasi antar anggota tubuh,
telah terbentuk. Sehingga dari dengan menggunakan otot besar, sebagian
perkembangan otak inilah yang ataupun semua anggota tubuh. Pada bayi
menyebabkan perkembangan kognitif pada umur 6 bulan ke atas otot rangka tubuh
bayi dapat berkembang lebih cepat dari sudah cukup kuat sehingga bayi telah siap
bulan sebelumnya (Wong 2009). dapat melakukan gerakan motorik kasar
tersebut (Suhartini, 2007).
Pengaruh Baby Gym terhadap Hasil penelitian ini berkaitan dengan
perkembangan bayi dalam mengangkat gerakan-gerakan pedoman untuk baby gym
dada menggunakan kedua tanganserta bayi usia 3-8 bulan, mulai dari gerakan jari
mengangkat lehernya. dan tangan untuk kekuatan tangan, lalu
posisi tengkurap yang difokuskan pada
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa daerah kepala, punggung dan tungkai,
setelah dilakukan perlakuan dengan gerakan ini dapat menstimulasi bayiuntuk
memberikan penatalaksanaan selama 30 mengangkat kepala dengan kekuatan
hari dengan baby gym, bayi mengalami tangan. Kemudian posisi terlentang sampai
peningkatan kemampuan mengangkat dada setengah duduk dengan memegang kedua
dengan kedua tangan sebagai penyangga tangan dan kaki yang ditekuk, siku serta
pada bayi. Pada perkembangan lututnya, ditarik perlahan sampai kepala
mengangkat dada bayi menggunakan terangkat dari alas, sehingga posisi bayi
pengukuran dengan uji Chi Square dengan menjadi setengah duduk, gerakan ini
hasil peningkatan antara baby gym menstimulasi bayi untuk mengangkat
terhadap kemampuan mengangkat dada kepala.
didapatkan nilai odds ratio (OR) 11.
Angka tersebut menunjukkan bahwa baby Hasil dari penelitian pengaruh baby gym
gym 11 kali lebih besar kemungkinannya terhadapperkembangan pada bayi usia 6
untuk meningkatkan perkembangan bayi bulan khususnya motorik kasar ini hampir
dalam mengangkat dada dengan kedua sama dengan riset yang dilakukan oleh Jin
lengannya sebagai penyangga daripada Jing, et al (2007) yang menyatakan
yang tidak mendapatkan perlakuan baby pemberian pijatan danlatihan gerak dapat
gym. meningkatkan secara perkembangan fisik
dankecerdasan bayi mulai dari bayi lahir
Dalam perkembangan kemampuan motorik hingga dengan bayi usia 6 bulandengan
kasar mengangkat leher didapatkan hasil p=0,010 untuk index berat badan.
pengukuran dengan uji Chi Square bahwa
peningkatan kemampuan antara baby gym Bayi yang mendapatkan rangsangan teratur
terhadap kemampuan mengangkat leher dan terarah seperti dengan baby gym akan
diperoleh nilai odds ratio (OR) 10. Nilai lebih cepat berkembang dibandingkan bayi
ini menunjukkan baby gym 10 kali lebih yang kurang mendapatkan rangsangan.
besar untuk meningkatkan kemampuan Sama halnya dengan exercise pada orang
perkembangan mempertahankan leher dewasa baby gym dapat meningkatkan
ketika kedua tangannya ditarik dengan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen di
perlahan sampai ke posisi duduk daripada seluruh tubuh tercukupi dan teratur, selain
yang tidak mendapatkan perlakuan baby itu latihan juga meningkatkan rangsangan
perkembangan otot serta pertumbuhan sel
tubuh.

4
SIMPULAN DAN SARAN Motor Development of Healthy Full
Term Baby. Turkey: HealthMED
Simpulan 7. Jing, Jin et al. 2007. Massage and
Motion Training For Growth and
Dari hasil penelitian selama 1 bulan di Development of Infants. Guangzhou :
Desa Kayangan wilayah kerja Puskesmas World J Pediatr.
CukirKabupaten Jombang dapat 8. Soedjatmiko. 2006. Pentingnya
disimpulkan bahwa: Stimulasi Dini untuk Merangsang
1. Usia terbanyak dari responden adalah Perkembangan Bayi dan Balita
berusia 6 bulan 13 hari sebesar 6 orang Terutama Bayi Resiko Tinggi. Jakarta :
(30 %). Sari Pediatri Vol 8 No 3.
2. Ada pengaruh pemberian baby gym 9. Sugiono, 2006. Stastika Untuk
dalam meningkatkan perkembangan Penelitian. Bandung : Penerbit
bayi yaitu meningkatkan 10 kali dalam Alfabeta.
kemampuan mengangkat dada dan 11 10. Suhartini, B. 2007. Tahap
kali dalam meningkatkan kemampuan Perkembangan Motorik Bayi.
mengangkat leher. Yogyakarta: FKIKUniversitas Negeri
Yogyakarta.
Saran 11. Widodo, A & Herawati, I. 2008.
Efektifitas Massage Efflurage Terhadap
Diharapkan ibu terus memantau Perkembangan Gross Motoric Pada
perkembangan bayi meskipun sudah Usia 3-4 Bulan. Semarang:
mengalami peningkatan kemampuan ProgramStudi Fisioterapi UMS.
perkembangannya. Ibu sebaiknya sering 12. Wong, et al. 2009. Buku Ajar
melakukan stimulasi, seperti mengajak Keperawatan Pediatrik Vol. 1. Jakarta:
bayinya bicara ketika sedang melakukan EGC
perawatan sehari-hari. Bidan sebaiknya
lebih sering memberikan penyuluhan
tentang manfaat stimulasi pada bayi.

KEPUSTAKAAN

1. Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian


Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
2. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
3. Data Tumbuhkembang bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Cukir Kabupaten
Jombang. 2017.
4. Departemen Kesehatan RI. 2009.
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen
Kesehatan.
5. Nursalam. 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
6. Inal, Sevil & Yildiz, Suzan. 2012. The
Effect of Baby Massage On Mental-

Anda mungkin juga menyukai