Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian pijat bayi


Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi telah
lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun
temurun.
Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal
manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara
turun temurun oleh dukun bayi. Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12
bulan (Roesli, 2001).
Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan kekuatan
jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan dasar komunikasi untuk memupuk
cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta
rasa percaya diri. (Sutcliffe, 2002).

2. Tujuan Pijat Bayi


Tujuan dari pijat bayi adalah antara lain :
a.       Pernyataan kasih sayang
Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua
saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan
hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang
orang tua.
b.      Menguatkan otot
Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.
c.       Membuat bayi lebih sehat
Memijat bayi bisa memperlancar sistem peredaran darah, membantu proses
pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi bisa
meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi.
d.      Membantu pertumbuhan
Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan
memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen
dibanding jika tidak dipijat.
e.       Meningkatkan kesanggupan belajar
Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si bayi, akan
meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi.
f.       Membuat bayi tenang
Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi merasa rileks.
Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan lebih tenang.

3. Manfaat pijat bayi


a.       Meningkatkan daya tahan tubuh
b.      Memperbaiki peredaran darah dan pernapasan
c.       Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan
d.      Meningkatkan kenaikan berat badan
e.       Mengurangi stress dan ketegangan
f.       Meningkatkan kesiagaan
g.      Membuat tidur lelap
h.      Mengurangi rasa sakit mengurangi kembung dan sakit perut
i.        Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi
j.        Meningkatkan produksi air susu ibu

4. Waktu pemijatan
Pemijatan dapat dilakukan pada bayi usia 0-12 bulan. Untuk bayi yang berusia dibawah 7
bulan, pemijatan dapat dilakukan setiap hari. Waktu pemijatannya sebaiknya dilakukan 2 kali
sehari yaitu:
a.       Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru
b.      Malam hari, sebelum tidur.

5. Persiapan sebelum memijat


a.     Mencuci tangan dan dalam keadaan hangat
b.    Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi
c.     Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap
d.    Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar
e.     Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan semua tahap
pemijatan
f.     Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih
g.    Ibu dan ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang
h.    Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil/lotion)
i.      Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajah dan kepala bayi
sambil mengajak bicara.
            Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat
terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon,
atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aromaterapi karena terlalu keras untuk kulit
bayi (Williams, 2003).        Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan
pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan,
sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10
menit (Hogg, 2002)

6. Tindakan yang tidak di anjurkan selama pemijatan


a.       Jangan memijat bayi langsung setelah bayi selesai makan
b.      Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
c.       Jangan memijat pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat
d.      Jangan memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat
e.       Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
7. CARA MEMIJAT UNTUK BERBAGAI KELOMPOK UMUR :
a.       Bayi umur 0-1 bulan
Gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas
sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.
b.      Bayi umur 1-3 bulan
Gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
c.       Bayi umur 3 bulan – anak umur 3 tahun
Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total
waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit.
Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebelum
dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan
disepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk
memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya.
Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi lebih menerima
apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi
untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi
bagian punggung.
8. Proses pemijatan
Pijat Kaki Bayi
                                                           Perganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball,

Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu


                                                           Peras & putar, Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan, Peras & putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata
kaki
                                                           Telapak kaki, Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai

dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki

Tarikan lembut jari, Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar
                                                          

menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari

                                                            Gerakan peregangan, Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki
mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah
tumit, Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal
kaki ke arah tumit
                                                           Titik tekanan, Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan

telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari


                                                           Punggung kaki, Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah

punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian


                                                           Peras & putar pergelangan kaki, Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari & jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi
                                                           Perahan cara swedia, Peganglah pergelangan kaki bayi, Gerakkan tangan anda secara

bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha

                                                           Gerakan menggulung, Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, Buatlah
gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki
                                                           Gerakan akhir, Setelah gerakan diatas dilakukan pada kaki kanan & kiri, rapatkan

kedua kaki bayi, Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat & pangkal paha,
Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini
merupakan gerakan akhir bagian kaki
Pijat Perut Bayi
Catatan: hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk

Mengayuh sepeda, Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
                                                           

sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan & kiri.

                                                           Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu
tangan, Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke kari-jar
kaki
                                                           Ibu jari kesamping, Letakkan kedua ibu jari disamping kanan & kiri pusar perut,

Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan & kiri

4.      Bulan-matahari, Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut
sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah
(seolah membentuk gambar matahari {M}) beberapa kali, Gunakan tangan kanan untuk
mambuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian bawah perut bayi sampai bagian kiri
perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B}), Lakukan kedua gerakan ini secara
bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan)

5.   Gerakan I Love You, ”I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ”I”, ”LOVE”, pijatlah perut bayi
membentuk huruf ”L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke
kiri bawah, ”YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik, mulai dari kanan
bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, & berakhir di perut kiri
bawah
                                                          Gelembung atau jari-jari berjalan, Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi

bagian kanan, Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri

 guna mengeluarkan gelembung gelembung udara.

Pijat Dada Bayi


                                                          Jantung besar, Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan

ujung-ujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada/ulu hati, Buat gerakan ke atas
sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah
membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati

Kupu-kupu, Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu dimulai dengan


                                                           

tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati kea rah bahu
kanan, & kembali ke ulu hati, Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati
Pijat Tangan Bayi
                                                          Memijat ketiak, Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu

diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak
dilakukan

2.   Perahan cara India, Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti
memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi, Gerakkan
tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan
tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan, Demikian seterusnya, gerakkan tangan
kanan & kiri ke bawah secara bergantian & berulang-ulang seolah memeras susu sapi

Peras & putar, Peras & putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
                                                          

pergelangan tangan

Membuka tangan, Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan
                                                           

kearah jari-jari

Putar jari-jari, Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan
                                                           

gerakan memutar, Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari
Punggung tangan, Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan anda, Usap punggung
                                                           

tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut

Peras & putar pergelangan tangan, Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu
                                                           

jari dan jari telunjuk

Perahan cara swedia, Gerakan tangan kanan & kiri anda secara bergantian mulai dari
                                                           

pergelangan tangan kanan bayi kearah pundak, Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan
kiri bayi ke arah pundak

Gerakan menggulung, Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak
                                                           

tangan, Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan
tangan/jari-jari
Pijat Wajah Bayi
1.      Dahi : menyetrika dahi, Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi,
Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan & kiri
seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku, Gerakan ke bawah ke daerah peilpis,
buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi di bawah mati

2.      Alis : menyetrika alis, Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata, Gunakan
kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata & di atas kelopak mata, mulai dari
tengah ke samping seolah menyetrika alis

3.       Hidung : Senyum I, Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis, Tekankan ibu jari
anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat
gerakan ke samping & ke atas seolah membuat bayi tersenyum

4.      Mulut bagian atas : Senyum II, Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat
hidung, Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping & ke atas ke daerah pipi seolah
membuat bayi tersenyum

5.      Mulut bagian bawah : Senyum III, Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu, Tekankan
kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas kearah
pipi seolah membuat bayi tersenyum
6.      Lingkaran kecil di rahang, Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di
daerah rahang bayi

7.      Belakang telinga, Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan & kiri, Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu

Pijat Punggung Bayi


1.      Gerakan maju mundur (kursi goyang), Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan
kepala di sebelah kiri & kaki di sebelah kanan anda, Pijatlah sepanjang punggung bayi
dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai
ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher
2.      Gerakan menyetrika, Pegang pantat bayi dengan tangan kanan, Dengan tangan kiri, pijatlah
mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi
seolah menyetrika punggung
3.      Gerakan menyetrika & mengangkat, Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini
tangan kanan memegang kaki bayi & gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi

4.      Gerakan melingkar, Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar
kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan & kiri tulang punggung
sampai di daerah pantat, Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian
lingkaran yang lebih besar di daerah pantat
5.      Gerakan menggaruk, Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada
punggung bayi, Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Pijat bayi merupakan salah satu cara
yang menyenangkan yang akan membuat perasaan nyaman bagi bayi. Karena pijatan lembut
akan membantu meringankan ketegangan otot sehingga bayi menjadi tenang dan tidur.
     Menurut penelitian juga disebutkan bahwa pijat bayi dapat mempengaruhi keluarnya
hormon tidur melatonin, dengan hormon tersebut bayi dapat memiliki pola tidur yang teratur.
Angela Underdown yang memimpin penelitian ini mengatakan, efek dari tindakan pijat bayi
ini adalah mengendalikan hormon stress, hingga tidak mengejutkan bila terbukti bayi yang
diteliti, seperti mudah tidur dan relaksasi.
     Jadi pijat bayi sangat penting serta berguna sekali dalam memberikan suatu kenyamanan
yang di butuhkan oleh bayi.
3.2 Saran
     Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dari
para pembaca sangat kami harapkan, agar makalah ini dapat mencapai hasil yang di harapkan
dan dapat bermanfaat bagi kami penulis maupun bagi pembaca. Amiin.

DAFTAR PUSTAKA
1.        Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008).  Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.
2.        Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
3.        Kelly, Paula. 2010. Asuhan Neonatus & Bayi. Jakarta : EGC
4.        Barbara. 2005. Keperawatan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
5.        http://www.clubnutricia.co.id/new_mum/first_weeks_practical_tips/article/baby_massage
6.        http://kumpulan.info/keluarga/anak/40-anak/306-pijat-bayi.html
HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT BAYI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN DI
SRIKANDI RUMAH BUNDA
Chyntia Kurniawati, Eka Fitriyanti E-mail : Chyntiakurniawati@gmail.com Ekamifka@gmail.com

Abstrak : Pijat bayi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perkembangan bayi. Gangguan perkembangan pada bayi akan berdampak sampai anak memasuki
usia sekolah, seperti gangguan motorik kasar yang berhubungan dengan sistem keseimbangan di
dalam tubuh sehingga reaksi dan koordinasi geraknya kurang baik. Berdasarkan studi pendahuluan
yang telah dilakukan di Srikandi Rumah Bunda, tidak pernah dilakukan pemeriksaan perkembangan
dikarenakan di tempat penelitian hanya memberikan pelayanan pijat saja. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan di
Srikandi Rumah Bunda. Jenis Penelitian Deskriptif Korelatif dengan pendekatan Cross Sectional.
Teknik sampling Purposive Sampling sebanyak 50 responden. Instrumen penelitian adalah buku
register untuk mengetahui frekuensi pijat bayi dan formulir KPSP untuk mengetahui perkembangan
pada bayi dengan analisis data menggunakan Uji Statistik Kendall’s Tau. Hasil penelitian didapatkan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,733 dengan nilai p-value = 0.000 dapat diartikan bahwa ada
hubungan frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Srikandi Rumah Bunda.
Kata Kunci : Frekuensi Pijat Bayi, Perkembangan Abstract : Baby massage is an alternative that can
be used to improve the development of the baby. Developmental disorders in infants will have an
impact until the child enters the school, such as disorders of the motor system that deals with a
rough balance in the body so that the reaction and coordination is not good. Based on the
preliminary studies done at Srikandi Rumah Bunda, never performed development examination due
to this place only provides massage only. The purpose of this research is to know the relation of
frequency massage baby with infant development age 0-12 months in Srikandi Rumah Bunda. This
type of the research is Descriptive Correlative with Cross Sectional approach. The sampling
technique using Purposive Sampling of as many as 50 respondents. Instruments on this research
used the register book to find out the frequency of infant massage and KPSP form to know the
developments in infants with data analysis using statistical tests Kendall's Tau. The research results
obtained by correlation coefficient value of 0,733, with value of the p-value obtained = 0.000 which
means that there is a connection frequency massage baby with infant development age 0- 12
months in Srikandi Rumah Bunda. Keywords : Development, Frequency of Baby Massage 1
PENDAHULUAN Masa bayi merupakan tahapan dimana perkembangan sangat cepat, dimulai dari
bayi itu lahir hingga berusia 1 tahun. Usia perkembangan bayi terbagi menjadi 2 yaitu, neonatus dari
lahir hingga berusia 28 hari dan bayi dari 29 hari hingga 12 bulan. Menurut Roesli (2013) yang
dikatakan bayi adalah anak dengan usia 0 sampai 12 bulan. Masa bayi dianggap sebagai periode
kritis dalam petumbuhan dan perkembangan kepribadian karena merupakan periode dimana dasar-
dasar dari awal kehidupannya. Masa bayi dikatakan sebagai golden age atau masa keemasan karena
masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena
pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi serta stimulasi
yang baik untuk perkembangannya (Kementerian Kesehatan RI, 2009). Perkembangan seringkali
dikesampingkan oleh masyarakat pada umumnya dan hanya menitikberatkan pada pertumbuhan
fisik. Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap aspek
perkembangan secara menyeluruh seorang anak sehingga masih banyak di temukannya anak-anak
yang mengalami keterlambatan pada perkembangannya (Widodo & Herawati, 2008). Fenomena ini
terjadi karena banyak orang tua yang kurang memahami akan pentingnya proses serta tahapan
perkembangan pada anak mereka. Kondisi ini dapat dilihat, seperti seorang ibu yang tidak mengajak
bayinya berbicara ketika sedang melakukan perawatan ataupun tidak memberikan latihan-latihan
gerak pada kaki dan tangan bayi. Sehingga mereka kurang memberikan dan melakukan stimulasi
ketika anak sudah cukup waktunya untuk berlatih melakukan gerakan motorik kasar. Apabila
stimulasi motorik kasar tidak diberikan akan berdampak pada perkembangan anak, sehingga
perkembangan anak tidak sesuai dengan usia (Hurlock, 2010). Dampak dari perkembangan anak
yang terlambat dapat berpengaruh sampai anak memasuki usia sekolah, seperti gangguan motorik
kasar yang berhubungan dengan sistem keseimbangan di dalam tubuh sehingga reaksi dan
koordinasi geraknya kurang baik. Dampak panjangnya akan mengakibatkan anak kesulitan
membaca, menulis, dan sistem koordinasi gerak menjadi kacau (anak ceroboh) (Harty, 2015). Dalam
perkembangan seorang anak, stimulasi merupakan kebutuhan dasar. Stimulasi memegang peran
sangat penting untuk meningkatkan perkembangan bayi. Selain itu, stimulasi yang diberikan terus-
menerus secara rutin dapat merangsang perkembangan pada sel-sel otak dan akan memperkuat
hubungan antar syaraf yang telah terbentuk, secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik
(Chamidah, 2012). Faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak yaitu nutrisi yang
tercukupi, lingkungan keluarga yang mendukung merupakan dasar untuk tumbuh kembang anak.
Stimulasi rangsangan yang mudah diberikan oleh orang tua secara aktif pada bayi dapat melalui
stimulasi taktil, salah satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan orang tua untuk bayi adalah
stimulasi taktil dalam bentuk pijat bayi (Adriana, 2013). Penelitian terkait dengan pijat bayi antara
lain, penelitian yang dilakukan oleh Jing Jin et al (2008) mendapatkan hasil bahwa pada bayi yang
diberi perlakuan pijat bayi dan latihan gerak, perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberikan pijat dan latihan gerak. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya dalam
mendukung pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Salah satu
program 2 pemerintah untuk menunjang upaya tersebut adalah diterbitkannya buku Pedoman
Pelaksanaan SDIDTK di tingkat pelayanan kesehatan dasar (Depkes RI, 2012). Salah satu bentuk
stimulasi tumbuh kembang yang selama ini dilakukan yaitu pijat bayi (Kepmenkes RI, 2007). Bidan
adalah salah satu profesi yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pemantauan tumbuh
kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan dalam pasal 20 ayat 5 ayat (2) huruf c meliputi kegiatan penimbangan berat badan,
pengukuran lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Srikandi Rumah
Bunda didapatkan data jumlah kunjungan pijat bayi selama tiga bulan terakhir
(SeptemberNovember) yaitu sebanyak 98 orang bayi berusia 0-12 bulan dan jumlah rata-rata 33
orang bayi. Pada tempat penelitian di Srikandi Rumah Bunda tidak pernah dilakukan pemeriksaan
perkembangan seperti KPSP. Dikarenakan ditempat penelitian hanya memberikan pelayanan pijat
bayi saja tanpa dilakukan pemeriksaan perkembangan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini
adalah Deskriptif Korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh bayi yang berusia 0-12 bulan berjumlah 98 orang yang melakukan pijat bayi di Srikandi
Rumah Bunda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling
sebanyak 50 responden dan mengambil sesuai kriteria inklusi penelitian. Metode pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan buku register untuk mengetahui frekuensi pijat bayi dan formulir
KPSP untuk mengetahui perkembangan pada bayi. Uji Analisis data menggunakan uji statistic
Kendall‟s Tau. HASIL PENELITIAN Tabel 4.5 Hasil Tabulasi Silang Frekuensi Pijat Bayi dengan
Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan di Srikandi Rumah Bunda Frekuensi Pijat Bayi Perkembangan
Bayi Total Sesuai Meragukan Penyimpa ngan p value CC F % F % F % F % Rutin Tidak Rutin 29 7 58 14
0 14 0 28 0 0 0 0 29 21 58 42 0,000 0,733 Total 36 72 14 28 0 0 50 100 Berdasarkan tabel 4.5
menunjukan bahwa uji statistik menggunakan uji Kendall‟s Tau diperoleh nilai p-value sebesar =
0,000 < 0,005 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
hubungan antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Srikandi Rumah
Bunda. Hasil uji korelasi yang dilakukan didapatkan hasil korelasi positif antara frekuensi pijat bayi
dengan perkembangan bayi dengan tingkat sifatnya kuat karena mempunyai nilai koefisien
kontingensi 0,733. 3 PEMBAHASAN Frekuensi Pijat Bayi Frekuensi pijat bayi adalah kekerapan atau
seberapa sering bayi dipijat. Pijat bayi baik dilakukan secara teratur. Pijat bayi termasuk dalam
kategori rutin bila dilakukan 3-4 kali dalam sebulan, dan pijat bayi termasuk dalam kategori tidak
rutin bila dilakukan kurang dari 3-4 kali dalam sebulan (Riksani, 2014). Berdasarkan dari hasil
penelitian yang diperoleh dari 50 responden di Srikandi Rumah Bunda, didapatkan bahwa frekuensi
pijat bayi yang rutin sebanyak 29 responden (58%), sedangkan frekuensi pijat bayi yang tidak rutin
sebanyak 21 responden (42%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu responden
didapatkan bahwa penyebab frekuensi pijat bayi tidak rutin karena ibu memijatkan bayinya di
tempat pelayanan kesehatan yang tentunya harus mengeluarkan biaya, maka faktor ini juga bisa
menjadi alasan mengapa ibu tidak teratur dalam memijat bayinya. Padahal bayi yang mendapatkan
pijat bayi secara teratur mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dibandingkan
bayi yang kurang atau tidak mendapatkan pijat bayi (Yahya, 2011). Pijat bayi yang dilakukan dengan
usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan
sebagai tindakan menstimulasi bayi dan otot-ototnya untuk lebih berkembang dengan cara sentuhan
dan pijatan-pijatan lembut pada tubuh bayi (Subekti, 2008). Manfaat pijat bayi bagi bayi seperti yang
dikemukakan oleh Suririnah (2009), diantaranya adalah meningkatkan berat badan dan
pertumbuhan bayi, meningkatkan pola tidur bayi, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan produksi ASI dan membina ikatan kasih sayang antara orangtua dengan
anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Schanberg dalam Roesli (2013),
menunjukkan bahwa sentuhan, taktil atau pijatan mempengaruhi produksi enzym ODC (ornithin
decarboxylase) yaitu enzym yang menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan perkembangan
jaringan, pengeluaran hormon pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun frekuensi pijat bayi
tergantung dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan bayi serta kemauan orang tua dalam
memberikan terapi pijat bayi kepada bayinya, namun semakin rutin terapi pijat bayi dilakukan akan
memberikan efek positif bagi kesehatan, kebugaran dan proses tumbuh kembang. Perkembangan
Bayi Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa sebagian besar
responden di Srikandi Rumah Bunda memiliki perkembangan yang sesuai yaitu sebanyak 36
responden (72%), sedangkan responden yang memiliki perkembangan yang meragukan yaitu
sebanyak 14 responden (28%). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh
dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu, seperti perkembangan emosi, intelektual,
kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Adriana, 2013). Dari hasil penelitian diatas didapatkan hasil perkembangan yang
sesuai yaitu sebanyak 36 responden (72%) dimana hal ini menunjukkan bahwa 36 bayi tersebut
mampu melewati tugas perkembangan sesuai dengan usianya, sedangkan responden 4 yang
memiliki perkembangan yang meragukan yaitu sebanyak 14 responden (28%) yang berarti bayi-bayi
tersebut tidak mampu melewati tugas perkembangan sesuai usianya. Masa bayi dianggap sebagai
periode kritis dalam petumbuhan dan perkembangan kepribadian karena merupakan periode
dimana dasar-dasar dari awal kehidupannya. Diperlukan tiga kebutuhan dasar untuk perkembangan,
yaitu asuh, asah, dan asih. Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan. Hal
ini sejalan dengan penelitian Halimah, (2012) bahwa pemberian terapi pijat bisa memberikan efek
positif secara motorik, antara lain kemampuan mengontrol koordinasi jari tangan, lengan, badan dan
tungkai. Adapun faktor di atas, faktor lain yang mempengaruhi perkembangan yaitu stimulasi. Dari
penelitian ini didapatkan bayi yang dipijat secara rutin memiliki perkembangan sesuai sebanyak 29
responden. Sedangkan bayi yang dipijat secara tidak rutin didapatkan perkembangan sesuai
sebanyak 7 responden dan perkembangan meragukan sebanyak 14 responden. Hal tersebut terjadi
karena stimulasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam
otak sehingga anak yang mendapat banyak stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak
yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi (Riksani, 2014). Seperti halnya yang peneliti
temukan, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada orang tua tidak memberikan
stimulasi yang rutin dikarenakan ibu memijatkan bayinya harus mengeluarkan biaya, bahkan para
orang tua tidak tahu bagaimana memberikan stimulasi yang tepat pada anaknya. Solusi dari
permasalahan ini adalah sedini mungkin memberikan pendidikan kepada orang tua tentang manfaat
pijat bayi dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Disini ketegasan dari orang tua juga diperlukan
agar perkembangan anak dapat maksimal sesuai tingkatannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Kholifa (2014), semakin baik pemberian tindakan stimulasi yang dilakukan maka anak akan
memperoleh hasil perkembangan yang sesuai. Selain memberikan stimulasi melalui sentuhan juga
dapat dilakukan dengan memberi stimulasi dengan cara bermain dan mengajak bicara. Hubungan
Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan Bayi Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, menunjukan bahwa terdapat 29 (58%) responden memiliki frekuensi pijat bayi rutin dan
perkembangan sesuai. Sedangkan 21 (42%) responden dengan frekuensi pijat bayi tidak rutin
dimana 14 (28%) responden memiliki perkembangan yang meragukan. Sedangkan hubungan
korelasi dari uji statistik menggunakan uji Kendall‟s Tau diperoleh nilai p-value sebesar = 0,000 <
0,005 yang berarti ada hubungan antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 0-12
bulan di Srikandi Rumah Bunda. Menurut Riksani (2014), pijat bayi merupakan salah satu jenis
stimulasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak. Bayi
yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan bayi yang kurang mendapatkan stimulasi. Menurut Sutini (2008) pijat bayi bermanfaat
merangsang syaraf motorik kasar sehingga gerakan fisik bayi seimbang dan dapat dikoordinasi antar
anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh
misalnya berjalan, berlari, berlompat dan sebagainya, memperbaiki pola tidur, membantu
pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak, selain menyehatkan tubuh dan otot-
otot. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih
baik. 5 Mekanisme pijat bayi mempengaruhi hormon Beta Endorphin yang akan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beta Endorphin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel
tubuh serta sistem syaraf manusia. Beta Endorphin akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada
rangsangan atau stimulus. Perkembangan dipengaruhi kematangan system syaraf setelah mendapat
pijat bayi perkembangan bayi menjadi lebih baik karena adanya stimulasi pada kulit bayi hal ini
karena kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia.
Sensasi sentuh adalah indera yang aktif dan berfungsi sejak awal (Riksani, 2014). Hasil yang sama
juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Zainiyah dan Susanti (2014) dengan judul
“Hubungan Pijat Bayi dengan Perkembangan Motorik Kasar pada Bayi Usia 6-12 Bulan di BPS Sri
Retno Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan”. Hasil penelitian berdasarkan uji chi square didapatkan
hasil dengan taraf signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan pemijatan bayi
dengan perkembangan kemampuan motorik kasar pada bayi usia 6-12 bulan. Waktu terbaik untuk
melakukan pemijatan menurut Roesli (2013) adalah pagi hari, di mana orang tua dan anak siap untuk
menjalani segala aktivitas hari ini. Waktu kedua terbaik untuk melakukan pijat bayi yaitu pada
malam hari dan sebelum tidur, karena akan membuat bayi merasa rileks setelah beraktivitas
seharian sehingga dapat tidur dengan nyenyak. Pola tidur bayi yang efektif sangat penting guna
menunjang percepatan proses perkembangan pada bayi secara optimal yang berlangsung dalam
kondisi bayi tertidur. Tidur efektif pada bayi dapat membantu mengarahkan perkembangan otak di
awal kehidupan. Pada saat itu otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang
memungkinkan manusia untuk belajar, bergerak dan berfikir dan mengembangkan berbagai
keterampilan baru. Saat tidur kadar hormon pertumbuhan dalam keadaan yang tinggi. Kemampuan
kognitif, mental, emosi dan konsentrasi juga dibangun saat tidur. Oleh karena itu, tidur yang
berkualitas sangat dibutuhkan pada bayi agar mendapatkan perkembangan yang sesuai
(Setyaningsih, 2015). Tingkat keeratan hubungan pada penelitian ini didapatkan hasil korelasi positif
antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan bayi dan memiliki sifat yang kuat karena
mempunyai nilai koefisien kontingensi 0,733. Secara ilmiah frekuensi pijat bayi akan mempengaruhi
perkembangan bayi, selain itu telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa dengan frekuensi
pijat bayi yang rutin perkembangan bayi akan menjadi lebih baik, dalam penelitian ini frekuensi pijat
bayi dengan kategori rutin terdapat 29 (58%) dan tidak rutin terdapat 21 (42%) dimana angka ini
tidak menunjukkan perbedaan yang banyak, sehingga mempengaruhi hasil keeratan hubungan
dalam penelitian ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada hubungan signifikan antara frekuensi
pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 0-12 bulan di Srikandi Rumah Bunda dengan p-value
0,000 < 0,05. 2. Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu sejumlah 17 (34%) responden
dengan rentang usia 7-9 bulan. Dan berdasarkan jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 29 responden (58%). 6 3. Frekuensi pijat bayi pada kategori rutin melakukan pijat
bayi yaitu sejumlah 29 responden (58%). 4. Perkembangan sesuai pada bayi usia 0-12 bulan dengan
frekuensi pijat bayi pada kategori rutin melakukan pijat bayi yaitu sejumlah 29 (58%) dan pada
frekuensi pijat bayi pada kategori tidak rutin melakukan pijat bayi yaitu sejumlah 7 (14%). 5. Hasil uji
korelasi didapatkan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,733 yang berarti sifat hubungannya kuat.
Saran 1. Bagi Srikandi Rumah Bunda Diharapkan dapat melakukan skrining perkembangan pada bayi
menggunakan KPSP untuk mengetahui masalah perkembangan bayi secara dini agar masalah
perkembangan dapat ditangani dengan baik. 2. Bagi Ibu Responden Diharapkan ibu lebih sering
melakukan stimulasi kepada bayinya agar dapat memberikan efek positif bagi kesehatan, kebugaran,
dan proses tumbuh kembang bayi menjadi semakin baik. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Dapat menjadi
tambahan referensi untuk melanjutkan penelitian mengenai perbedaan antara jenis kelamin yang
diberikan secara teratur pijat bayi apakah dapat mempengaruhi perkembangannya DAFTAR
PUSTAKA Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika. Chamidah, A. N. (2012). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. Jurnal Pendidikan Khusus, Vol 1(3). Depkes RI. (2012). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi
Intervensi Tumbuh Kembang di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen
Kesehatan. Halimah. (2012). Pengaruh Stimulasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Bayi
Usia 3-8 Bulan di Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Media Kesehatan, Vol 5, No. 1, Maret 2012. Harty,
Mery. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Tumbuh Kembang Bayi dan Balita Usia Dibawah 12 Bulan di
Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Case Study Research. STIKES „Aisyiyah Yogyakarta. tidak
dipublikasikan. Hurlock, Elizabeth B. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan edisi kelima. (alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo). Jakarta: PT
Erlangga. Jing, Jin et al. (2008). Massage and Motion Training For Growth and Development of
Infants. Guangzhou: World J Pediatric. 7 Kementerian Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/ 2007. Standar Profesi Bidan. Jakarta: Kepmenkes RI. Kholifah, S. N, dkk. (2014).
Perkembangan Motorik Kasar Bayi Melalui Stimulasi Ibu di Kelurahan Kemayoran Surabaya. Jurnal
Sumber Daya Manusia Kesehatan, 1 (1). Menkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Riksani. (2014). Cara
Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat. Roesli, U. (2013). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta:
Trubus Agriwidaya. Subekti. (2008). Panduan Praktik Memijat Buah Hati Anda. Yogyakarta: Nusa
Presindo. Suririnah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi Usia 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia. Sutini.
(2008). Senam dan Sentuhan yang Menyehatkan Bayi dalam
http://www.bayianda.com/senam/dan/sentuhan/yang/menyehatkan/bayi Diakses pada tanggal 10
April 2018. Utami A, Setyaningsih R, Wati KEP. (2015). Hubungan Pijat Bayi dengan Perkembangan
Motorik Bayi Usia 1-12 Bulan di Desa Pundungsari Bulu Sukoharjo. JIK. 3(1): 50-58. Widodo, A., &
Herawati, I. (2008). Efektifitas Massage Efflurage Terhadap Perkembangan Gross Motoric Pada Bayi
Usia 3-4 Bulan. Jurnal Kesehatan, 1, 67-72. ISSN 1979-7621. Yahya, N. (2011). Spa Bayi & Anak. Solo:
Dipl. CIBTAC. Zainiyah, Zakkiyatus dan Eny Susanti. Hubungan Pijat Bayi dengan Perkembangan
Motorik Kasar Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di PBS Sri Retno Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan. Jurnal
Ilmu Kebidanan dan Kandungan Ngudia Husada Madura. Vol. 3 No. 1

Anda mungkin juga menyukai