Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT PADA SISTEM KARDIOVASKULER : CHF ( CONGSTIVE HEART
FAILURE)

Disusun Oleh :

Stevania Marete Revo /20192107

Dosen Pembimbing :

Ns. Eben Haezar Kristian, M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang banyak penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang
tidak baik maupun karena aktivitas yang kurang. Salah satunya Congestive Heart Failure
(CHF) atau sering dikenal sebagai gagal jantung yang dapat terjadi di negara maju
maupun negara berkembang termasuk di Indonesia. Gagal jantung adalah sindrom yang
ditandai dengan sesak napas, dispnea saat aktifitas fisik, dispnea nokturnal paroksimal,
ortopnea, dan edema perifer atau edema paru (Morton, 2011).
Gagal Jantung Kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan di
mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan dalam
jantung. Angka tersebut diproyeksikan akan tetap meningkat sampai tahun 2030,
diperkirakan 23,6 juta jiwa penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung diseluruh
dunia. Masalah tersebut juga menjadi masalah kesehatan yang progresif dengan angka
mortalitas yang tinggi di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia
Tenggara dengan jumlah 371 ribu jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI tahun
2013 menunjukan angka kejadian gagal jantung di provinsi Nusa Tenggara Barat
mencapai angka 353.378 jiwa. Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Provinsi
Nusa Tenggara Barat didapatkan data jumlah penderita CHF yang dirawat pada tahun
2015 dan 2016 tanpa penyakit penyerta selain penyakit pernafasan sebanyak 250 pasien.
Menurut Alimul (2012) kebutuhan cairan adalah bagian dari kebutuhan dasar
manusia yang memiliki proporsi besar dalam tubuh. Hidayat dan Uliyah (2015)
menyebutkan bahwa pengaturan cairan dilakukan oleh mekanisme rasa haus, sistem
hormonal yakni Anti Diuretik Hormon (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan
glukokortikoid. Cairan tubuh dapat berpindah dengan berbagai cara yaitu dengan difusi,
osmosis, dan transpor aktif. Cara perpindahan yang pertama yaitu difusi yang berarti
molekul berpindah dari konsentrasi yang tinggi ke rendah.
Cara perpindahan cairan yang kedua yaitu osmosis yang berarti perpindahan zat
dari larutan dengan konsentrasi kurang pekat ke larutan konsentrasi yang lebih pekat
melalui membran semipermeable, sehingga volume cairan dengan konsentrasi kurang
pekat akan berkurang dan volume cairan dengan konsentrasi lebih pekat akan bertambah.
Cara perpindahan cairan yang terakhir yaitu transpor aktif berarti pergerakan cairan tubuh
atau gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis (Hidayat & Uliyah, 2015).
Hidayat dan Uliyah (2015) menyatakan bahwa kebutuhan cairan adalah
kebutuhan dasar yang memiliki proporsi besar dalam tubuh. Kategori presentase cairan
tubuh berdasarkan umur adalah bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa
57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua
45% dari total berat badan. Gagal Jantung Kongestif merupakan penyakit yang
menimbulkan gejala yang bersifat sistemik. Kegagalan jantung dalam memompa darah
dapat mengakibatkan retensi cairan pada pasien CHF. Retensi cairan yang terjadi
selanjutnya mengakibatkan cairan tubuh berada dalam keadaan tidak seimbang.
Penumpukan yang terjadi pada paru-paru dapat meningkatan tekanan vaskular pulmonal.
Keadaan ini menimbulkan gejala khas yaitu sesak napas atau dyspnea baik saat
beraktifitas maupun pada saat beristirahat. Keseimbangan cairan dan sesak nafas
merupakan masalah keperawatan utama yang dialami pasien CHF.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai gambaran dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di ruang Melati, RST
TK II Kartika Husada.
C. Manfaat Penulisan
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Congestive Heart Filure
(CHF) di ruang Melati RST TK II Kartika Husada.
2. Dapat menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart
Failure (CHF) di ruang Melati, RST TK II Kartika Husada.
3. Dapat menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart Failure
(CHF) di ruang Melati, RST TK II Kartika Husada.
4. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan Congestive Heart
Failure (CHF) di ruang Melati, RST TK II Kartika Husada.
5. Mealakukan evaluasi pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) di ruang
Melati, RST TK II Kartika Husada.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
CHF (congestive Heart Failure) atau gagal jantung adalah sindrom klinis
(sekumpulan tanda dan gejala), ditandai dengan sesak nafas (saat istirahat atau saat
aktifitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung ( Marulam M,
2014).
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang penderita
memiliki tampilan beruppa : gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat
istirahat atau saat nelakukan aktivitas disertai tidak kelelahan), tanda retensi cairan
(kongesti paru atau edema dipergelangan kaki): adanya bukti objektif dari gangguan
struktur atau fungsi jantung saat istirahat ( Sswanto, 2015).

2. Klasifikasi
Menurut NYHA (New York Heart Association) :
a. Klasifikasi I
1) Gejala
a) Aktivitas biasa tidak menimbulkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, tidak ada
kongesti pulmonal atau hipotensi perifer.
b) Asimptomatik.
c) Kegiatan sehari-hari tidak terbatas.
2) Diagnosa : baik
b. Klasifikasi II
1) Gejala
a) Kegiatan sehari-hari sedikit terbatas.
b) Gejala tidak ada saat istirahat.
c) Ada bailer (klrekels dan S3 murmur).
2) Prognosa : baik
c. Klasifikasi III
1) Gejala
a) Kegiatan sehari-hari terbatas.
b) Klien merasa nyaman saat istirahat.
2) Prognosa : baik
d. Klasifikasi IV
1) Gejala
a) Gejala insufisiensi jantung ada saat istirahat.
2) Prognosa : buruk

( Keperawatan Medikal Bedah, 2017)


3. Anatomi dan Fisiologi

Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus menerus tanpa
henti memompa darah keseluruh tubuh. Jantung berkontraksi dan relaksasi sebanyak
100.000 kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang
baik yang disediakan oleh pembuluh arteri koroner. Fungsi utama jantung adalah
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan
organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme.
a. Atrium Dextra
Dinding atrium dextra berukuran tipis, rata-rata 2 mm. Fungsi atrium dextra
adalah tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik ke dalam ventrikel dextra dan kemudian ke paru-paru.
b. Atrium Sinistra
Terletak postero-superior dari ruang jantung, tebal dinding atrium sinistra 3
mm, sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Peningkatan tekanan
atrium sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah
mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
c. Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah
manubrium sterni. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau setengah
bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. secara fungsional, septum lebih berperan
pada ventrikel sinistra, sehingga sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan
ventrikel sinistra.
d. Ventrikel Sinistra
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-
bilik jantung. Setiap katub berespon terhadap perubahan tekanan.
(Anatomi Fisiologi Kemenkes, 2017)
4. Etiologi
Menurut Black & Hawks (2014) penyebab CHF terbagi menjadi dua, yaitu: faktor
intrinsik yang diakibatkan oleh penyakit Arteri Koroner (PAK). PAK mengurangi
aliran darah melalui arteri sehingga mengurangi penghantaran oksigen ke
miokardium.
Penyebab lain yang cukup sering adalah infark miokardium. Penyebab lainnya
adalah penyakit katup, kardiomiopati, dan distritmia. Sedangkan, pada faktor
ekstrinsik disebabkan oleh peningkatan afterload (misalnya hipertensi), peningkatan
volume sekuncup jantung dan hypovolemia atau peningkatan preload, dan
peningkatan kebutuhan tubuh (kegagalan keluaran yang tinggi, misalnya tiritoksitosis,
kematian).

5. Patogisiologi
Proses perjalanan penyakit menurut Black dan Hawks (2014) dan LeMone
(2012), yaitu Jantung yang mengalami kegagalan, pada waktu istirahat pun memompa
semaksimal mungkin sehingga kehilangan cadangan jantung. Jantung yang lemah
memiliki kemampuan jantung yang terbatas untuk berespon terhadap kebutuhan
tubuh terhadap peningkatan keluaran dalam keadaan stress. Jika curah jantung tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, mekanisme kompensasi
diaktifkan, termsuk respon neurohormonal.
Respon kompensatorik terhadap penurunan curah jantung adalah dilatasi
ventrikel, peningkatan stimulasi sistem saraf simpatif dan aktifasi sistem
reninangiotensin. Perubahan jantung juga didukung dengan adanya peningkatkan
volume darah melalui retensi air dan natrium oleh ginjal, karena kadar aldosteron dan
katekolamin dalam plasma meningkat. Mekanisme kompensasi yang sudah tidak lagi
efektif tentu saja menyebabkan terjadinya penambahan beban pada jantung yang
sudah bekerja sangat kuat. Hipertrofi miokardium menjadi rusak karena keperluan
oksigen pada massa otot yang membesar menjadi meningkat. Jantung melebar
melampaui batas ketegangan kontraksi secara wajar. Penambahan volume darah
berakibat bendungan yang nyata yang selanjutnya menekan jantung. Akhirnya curah
jantung menjadi menurun.

6. Tanda dan Gejala


CHF menimbulkan berbagai gejala klinis diantaranya :
a. Dispnea
b. Ortopnea
c. Pernapasan Chyne- Stokes, Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND)
d. Asites
e. Pitingedema
f. Berat badan meningkat
Dan gejala yang paling sering dijumpai adalah sesak nafas pada malam hari yang
mungkin muncul tiba-tiba dan menyebabkan pendderita terbangun ( Udjianti, 2011).
Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien gagal jantung tersebut akan
menimbulkan masalah keperawatan dan menggangu kebutuhan dasar manusia salah
satu diantaranya adalah tidur seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dyspnea pada
istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur.

7. Pemeriksaan Fisik
Untuk mendiagnosis gagal jantung, perlu dilakukan beberapa tes tambahan,yaitu :
a. Foto rontgen dada, dilakukan untuk mendeteksi adanya pembesaran ukuran
jantung atau adanya penumpukan cairan di dalam paruparu, yang umumnya
terjadi pada pasien gagal jantung. Pemeriksaan rontgen dada dapat menunjukkan
pembesaran jantung, bayangan dapat menunjukkan dilatasi atau hipertrofi bilik
atau perubahan pembuluh darah yang menunjukkan peningkatan tekanan
pulmonalis.
b. Pemeriksaan elektrokardiografi, dilakukan untuk merekam perubahan aktivitas
listrik jantung saat terjadi gagal jantung, atau mendeteksi gangguan irama jantung
yang bisa menjadi penyebab gagal jantung. Pemeriksaan EKG atau rekam jantung
dapat mendeteksi kelistrikan jantung, dan otot-otot jantung.
c. Pemeriksaan darah, dilakukan untuk mendeteksi jenis protein yang kadarnya akan
meningkat bila terjadi gagal jantung, serta untuk mendeteksi penyakit yang dapat
menjadi penyebab gagal jantung.
d. Pemeriksaan ekokardiografi, dilakukan untuk melihat struktur organ jantung lebih
jelas dengan bantuan gelombang suara berfrekuensi tinggi.
e. Pemeriksaan juga dlengkapi dengan analisa gas darah (AGD) atau arterial blood
gas (ABG), tes ini dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung pasien serta
gejalanya yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen serta karbon
dioksida atau keseimbangan pH dalam darah pasien.

8. Pemeriksaan Medik
Menurut Black dan Hawks (2014), penatalaksanaan medis untuk CHF yaitu:
mengurangi beban miokardial, dengan pemberian diuretik, menempatkan klien pada
posisi semi fowler untuk mengurangi dispnea, mengurangi retensi cairan, retensi
cairan dan natrium, pemberian obat inotropik, pemberian oksigen, pemberian
inhibitor ACE, dan mengurangi stress.

9. Komplikasi
Menurut Black dan Hawks (2014), komplikasi gagal jantung dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Gagal jantung ventrikel kiri dapat berdampak nyata pada paru akibat, bendungan
progresif darah dalam sirkulasi paru. Terjadinya penebalan dinding alveoli akibat
penimbunan cairan, menyebabkan cairan yang berlimpah masuk kedalam rongga
alveoli sehingga dapat terjadi edema paru. Lalu dapat berdampak pada ginjal
akibat pengurangan curah jantung dan volume darah arteri berakibat perubahan
aliran darah ginjal.
b. Gagal jantung ventrikel kanan akan dibebani oleh peningkatan tahanan dalam
sirkulasi paru, dilatasi jantung mengenai ventrikel dan atrium kanan. Jika terjadi
penurunan fungsi ventrikel kanan, akan menyebabkan edema perifer dan kongesti
vena pada organ.

B. Teori Kebutuhan Dasar berdasarkan Kebutuhan Dasar Yang Terganggu


1. Definisi
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang
bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan keselamatan, menurut Abraham
Mashlow membagi kebutuhan dasar manusia kedalam lima tingkat berikut:
a. Kebutuhan fisiologis.
b. Kebutuhan rasa aman dan nyaman.
c. Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang.
d. Kebutuhan harga diri.
e. Kebutuhan aktualisasi diri.
2. Aplikasi teori keperawatan sesuai dengan kebutuhan dasar yang terganggu
Berdasarkan teori Abraham Mashlow pada pasien CHF yang mengalami gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit ini bahwa merupakan kebutuhan yang paling utama
dan mendasar yang berguna untuk keberlangsungan kehidupannya. Mashlow
meyakini bahwa kebutuhan tersebut adalah jalan yang nantinya bila terpenuhi akan
membawa manusia menuju kebutuhan akan rasa aman.

C. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Mengkaji makanan yang dikomsumsi pasien (makanan berlemak, goreng-
gorengan).
2) Mengkaji riwayat penyakit.
b. Pola nutrisi metabolik
1) Kehilangan nafsu makan.
2) Mengalami mual dan muntah.
3) Perubahan berat badan yang signifikan.
c. Pola eliminasi
1) Penurunan berkemih.
2) Berkemih pada malam hari.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Merasa sesak saat berjalan.
2) Nyeri dada dengan aktivitas
3) Keletihan.
e. Pola tidur dan istirahat
1) Mengalami gangguan tidur pada malam hari.
f. Pola persepsi kognitif
1) Mengeluh nyeri.
g. Pola persepsi dan konsep diri
1) Merasakan takut dan cemas.
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama
1) Merasakan khawatir dan takut.
i. Pola reproduksi seksual
1) Nyeri dibagian abdomen.
j. Pola sistem kepercayaan
1) Sering beribadah.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload.

3. Rencana Keperawatan
a. Penurunan curahh jantung berhubungan dengan preload.
SLKI : Curah Jantung
Definisi
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh.
Kriteria Hasil :
Kekuatan nada perifer meningkat
Efection fraction (EF) meningkat
Cardiac todex (CL) meningkat
Left ventriculer work index (LVSWI) meningkat
Stroke volume index (SVI) meningkat
Palpitasi menurun
Bradikardia menurun
Takikardia menurun
Gambaran EKG aritmia menurun
Lelah menurun
Edema menurun
Distensi vena jugularis menurun
Dispnea menurun
Oliguria menurun
Pucat/ sianosis menurun
Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) menurun
Ortopnea menurun
Batuk menurun
Suara jantung S3 menurun
Suara jantung S4 menurun
Murmur jantung menurun
Hepatomegali menurun
Pulmonary vascular resistance (PVR) menurun
Systenic vascular resistance menurun
Tekanan darah membaik
Capillary refill time (CPT) membaik
Pulmonary artery wedge preasure (PAWP) membaik
Central venous preassure membaik
SIKI : Perawatan Jantung
Definisi
Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan
antara suplai dan komsumsi miokard.
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysma nocturnal dyspnea, peningkatan
CVP).
2) Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat).
3) Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4) Monitor intake dam output cairan.
5) Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama.
6) Monitor saturasi oksigen.
7) Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi
yang mengurangi nyeri).
8) Monitor EKG 12 sadapan.
9) Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi).
10) Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP,
Ntpro-BNP).
11) Monitor fungsi alat pacu jantung.
12) Periksa tekanan darah dan frekuensi naadi sebelum dan sesudah aktivitas.
13) Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Beta
blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, digoksin).

Terapeutik

1) Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman.
2) Berikan diet jantung yang sesuai ( mis. Batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, an makanan tinggi lemak).
3) Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi.
4) Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat.
5) Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu.
6) Berikan dukungan emosional dan spiritual.
7) Berikan oksigen untuk mempertahankan saurasi oksigen >94%.

Edukasi

1) Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi.


2) Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.
3) Anjurkan berhenti merokok.
4) Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian.
5) Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian.

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian antisritmia, jika perlu.


2) Rujuk ke program rehabilitasi jantung.

4. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan adlah serangkaian kegiatan yang dilakukan leh perawat
untuk membantu pasien dari masalh status kesehatan yangg dihadapi
kestatusmkesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Kemenkes RI, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatn merupakan tahap terakhir dari rangkaian proses keperawatan
yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang teelah dilakukan tercapai
atau perlu pendekatan lain (Kemenkes RI, 2017).

D. Patoflowdiagram

hiperlovemia Hipertensi StenosisK Katup Kerusakan


atup Inkompetent miokardiuam

Penurunan
Retensi Edema MK:Kelebihan
Na&air pulmoner volume cairan
Edema MK:Gangguan Akumulasi
pertukaran gas cairan di
Gangguan pola sirkulasi
tidur mesenteriks
MK:Risiko Tinggi asites
gangguan
integritas kulit

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kelola Kasus

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Stevania Mareta Revo NIM : 20192107

Unit : Penyakit Dalam Wanita Tgl. Pengkajian : 27 Januari 2021


Ruang/ Kamar : Melati /B Waktu Pengkajian : 13.36 WIB
Tgl. Masuk RS : 27 Januari 2021 Auto Anamnese :
Alo Anamnese :
No. RM : 178769

A. IDENTIFIKASI
I. KLIEN

Nama Initial : Ny. R


Tempat/ tgl lahir (umur) : Punggur, 16.8.1969 (51 Th)
Jenis kelamin : - laki-laki Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama/ suku : Islam
Warga negara : Indonesia Asing : -
Bahasa yang digunakan : Indonesia - Asing : -
- Daerah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat rumah : Sungai rengas

II. PENANGGUNG JAWAB


Nama initial : Tn. A
Alamat Rumah : Sungai rengas
Hubungan dengan klien : Suami

B. KEADAAN UMUM
I. KEADAA N SAKIT : Klien tampak sakit berat,kesadaran compos mentis,
lemah
Alasan : Pasien berbaring lemah ditempat tidur,nyeri dibagian
abdomen,edema dan penggunaan alat medik (kateter,
infus)
II. TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan Darah : 100/90 mmHg
b. Suhu : 36,5 o C (Oral/Axillar/Rectal)
c. Nadi : Frekuensi 69 x/menit
d. Pernafasan : Frekuensi 22 x/menit

III.PENGUKURAN
a. Tinggi badan :150 cm
b. Berat badan : 70 Kg

IV. GENOGRAM

51
th
C. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
I. KAJI PERSEPSI KESEHATAN – PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat penyakit yang pernah dialami: Jantung
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ pernah mengalami penyakit diabetes”
- Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan “ sakit pada kepala, dan sakitdiarea perut”
II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
- Keadaan sebelum sakit :
- Pasien mengatakan “sebelum sakit saya makan 3x sehari”
- Keadaan sejak sakit :
- Pasien mengatakan “ saat saya sakit saya makan 3x sehari namun tidak
banyak dan pasien mengatakan nafsu makan menurun ”
III. KAJIAN POLA ELIMINASI
- Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan “ BAB dan BAK tidak lancar”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “BAB 3x sehari namun tidak banyak, pasien
mengatakan buang air kecil lancar”
- menggunakan kateter urine, bentuk efes saat datang cair dan berwarna hijau
dan setelah hari ke dua feses berbentuk bulatan kecil, urine berwarna
kekuningan
IV. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1. Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan “tidak merasakan sakit saat berjalan”
2. Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “merasakan sesak saat berjalan dan sehingga pasien
sekarang jarang untuk berjalan atau melakukan gerakan yag berlebihan”

- Aktivitas harian :
* Makan 2 0 : mandiri
* Mandi 2 1 : bantuan dengan alat

* Berpakaian 2 2 : bantuan orang


* Kerapian 2
3 : bantuan orang dan alat
* Buang air besar 2
4 : bantuan penuh
* Buang air kecil 1
V. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
- Keadaan sebelum sakit :Pasien mengatakan “tidur malam dari jam 11
hingga pagi, dan tidur siang 1 jam atau setengah jam saja”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ tidur tidak tenang, nyeri diseluruh badan dan pasien
mengatakan pola tidur berubah (sering terbangun dimalam hari karena
merasakan nyeri)”
- Ekspresi wajah pasien tidak mengantuk
- pasien tidak banyak menguap
VI. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “sebelum sakit yang diderita sekarang pasien pernah
merasakan kesemutan didaerah kakii dan terasa kebas”
- Keadaan sejak sakit:
Pasien mengatakan “ merassakan nyeri pada seluruh tubuh terutama bagian
kaki dan perut”
- Pasien sering meringis karena rasa nyeri yang dirasakan
- Pasien memegang daerah yang terasa nyeri
VII. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
-
Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ sebelum sakit pasien mengenali dirnya dengan baik,
tidak pernah merasa putus asa dan selalu menjalani hari-harinya seperti
biasanya”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ tidak terlalu memikirkan tentang penyakit yang
dideritanya”
- Kontak mata: ada
- Suara dan cara bicara : ramah, dapat diajak bicara, ramah dan dapat
merespon dengan cukup baik
VIII. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ saya tinggal bersama dengan 3 orang anak
perempuan”
-
Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ saya merasa sering merasakan nyeri pada seluruh
tubuh, tidak ada gangguan dalam keluarga
IX. KAJIAN POLA REPRODUKSI – SEKSUALITAS
- Keadaan sebelum sakit :
- Pasien mengatakan “ tidak merasakan sakit”
- Keadaan sejak sakit
- Pasien mengatakan “ nyeri dibbagian perut”
X. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRESS
- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan” saat ada masalah saya akan bertanya kepada suami”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ pasien berharap dapat sebuh dari penyakit yang
dideritanya, dan mampu untuk menjalani pengobatan yang diberikan”
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis merasak nyeri yang dialaminya.

XI. KAJIAN POLA SISTEM KEPERCAYAAN


- Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan “ sebelum sakit saya aktif dalam beribadah”
- Keadaan sejak sakit
Pasien mengatakan “ saat sakit saya masih aktif dalam berdoa”
ANALISA DATA

No Tanda dan Gejala Etiologi Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Agen pencedera Nyeri Akut
pencedera fisiologis yang ditandai fisiologis
dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Ds:
P : Nyeri dikarenakan
ketidakseimbangan suplai oksigen ke
jantung.
Q : rasa nyeri seperti tertusuk.
R : Pasien mengatakan mengeluh
nyeri pada bagian perut, kaki dan saat
digerakan atau saat disentuh.
S : pasien mengatakan skala nyeri 6
T : nyeri terjadi secara tiba-tiba
dengan intensitas waktu yang tidak
menentu.
Do :
- Ekpresi wajah pasien tampak
meringis
- Pasien bersikap protektif
( waspada saat akan
menyentuh tubuh pasien)
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sulit untuk tidur

Gejala dan Tanda Minor


Ds :
- Pasien mengtakan mengeluh
sulit untuk tidur
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien mengatakan kepala
pusing
Do :
- Td : 100/90 mmHg, Rr : 22
kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Nafsu makan pasien berubah
- Pasien meringis pada bagian
perut dan kaki saat digerakkan
2. Penurunan curah jantung berhubungan Perubahan preload Penurunan curah
dengan perubahan preload ditandai jantung
dengan :
Tanda dan Gejala Mayor
Ds :
- Pasien mengatakan lelah saat
melakukan aktivitas
- Pasien mengatakan kenaikan
berat badan
- Pasien mengatakan terjadi
pembengkakan pada bagian
kaki dan bagian perut
- Pasien mengatakan nyeri
dibagain perut keatas
- Pasien mengatakan kepala
pusing
Do :
- Pasien mengalami edema
- Pasien sulit melakukan
aktivitas fisik karena lemah

Tanda dan Gejala Minor


Ds :
- Pasien mengatakan sulit untuk
berbaring lurus karena
merasakan nyeri
Do :
- Td : 100/90 mmHg, Rr : 22
kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Berat badan pasien mengalami
perubahan (bertambah)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan Kelemahan Intolerasi Aktivitas
dengan kelemahan yang ditandai
dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Ds :
- Pasien mengatakan lelah
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien mengatakan sulit untuk
melakukan berjalan karena
merasakan nyeri
Do :
- Terjadi kelemahan dalam
beraktivitas
- Pasien meringis saat
beraktivitas
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Pasien merasa tidak nyaman
saat braktivitas
- Pasien merasa lemah saat
beraktivitas
Do :
- Td :100/90 mmHg, Rr : 22
kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Pasien mengalami edema
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Nama


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis Stevania Mareta Revo
yang ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Ds:
P : Nyeri dikarenakan ketidakseimbangan suplai oksigen
ke jantung.
Q : rasa nyeri seperti tertusuk.
R : Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada bagian
perut, kaki dan saat digerakan atau saat disentuh.
S : pasien mengatakan skala nyeri 6
T : nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas waktu
yang tidak menentu.
Do :
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis
- Pasien bersikap protektif
( waspada saat akan menyentuh tubuh pasien)
- Pasien tampak gelisah
- Pasien sulit untuk tidur
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Pasien mengtakan mengeluh sulit untuk tidur
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien mengatakan kepala pusing
Do :
- Td : 100/90 mmHg, Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Nafsu makan pasien berubah
- Pasien meringis pada bagian perut dan kaki saat
digerakkan
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan Stevania Mareta Revo
preload ditandai dengan :
Tanda dan Gejala Mayor
Ds :
- Pasien mengatakan lelah saat melakukan aktivitas
- Pasien mengatakan kenaikan berat badan
- Pasien mengatakan terjadi pembengkakan pada
bagian kaki dan bagian perut
- Pasien mengatakan nyeri dibagain perut keatas
- Pasien mengatakan kepala pusing
Do :
- Pasien mengalami edema
- Pasien sulit melakukan aktivitas fisik karena
lemah
Tanda dan Gejala Minor
Ds :
- Pasien mengatakan sulit untuk berbaring lurus
karena merasakan nyeri
Do :
- Td : 100/90 mmHg, Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Berat badan pasien mengalami perubahan
(bertambah)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang Stevania Mareta Revo
ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Ds :
- Pasien mengatakan lelah
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien mengatakan sulit untuk melakukan berjalan
karena merasakan nyeri
Do :
- Terjadi kelemahan dalam beraktivitas
- Pasien meringis saat beraktivitas
Gejala dan Tanda Minor
Ds :
- Pasien merasa tidak nyaman saat braktivitas
- Pasien merasa lemah saat beraktivitas
Do :
- Td :100/90 mmHg, Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
- Pasien mengalami edema
INTERVENSI KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 Tindakan
fisiologis yang ditandai jam, maka nyeri akut yang Observasi
dengan : berhubungan dengan agen - Identifikasi lokasi
Gejala dan Tanda Mayor pencedera fisiologis ditandai nyeri
Ds: dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor
- Pasien mengatakan Tingkat Nyeri yang memperberat
mengeluh nyeri - Keluhan nyeri dan memperingan
pada bagian perut, menurun nyeri
kaki dan saat - Meringis menurun - Identifikasi
digerakan atau saat - Sikap protektif pengaruh nyeri pada
disentuh menurun kualitas hidup
- Pasien mengatakan - Gelisah menurun Terapeutik
kepala pusing - Kesulitan tidur - Berikan teknik
- Pasien mengatakan menurun nonfarmakologis
pola tidur berubah - Frekuuensi nadi untuk mengurangi
(sering terbangun membaik rasa nyeri (mis.
dimalam hari karena - Pola napas membaik Menarik napas)
merasakan nyeri) - Tekanan darah Edukasi
- Pasien mengatakan membaik - Ajarkan teknik
nafsu makan meurun - Nafsu makan nonfarmakologis
Do : membaik pola tidur untuk mengurangi
- Ekpresi wajah membaik rasa nyeri
pasien tampak
meringis
- Pasien bersikap
protektif ( waspada
saat akan menyentuh
tubuh pasien)
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien sulit untuk
tidur

Gejala dan Tanda Minor


Ds :
- Pasien mengtakan
mengeluh sulit
untuk tidur
- Pasien mengatakan
lemah
Do :
- Td : 100/90 mmHg,
Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt ,
S : 36,5 C
- Nafsu makan pasien
berubah
- Pasien meringis
pada bagian perut
dan kaki saat
digerakkan
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan intervensi Perawatan Jantung
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Tindakan
perubahan preload ditandi maka penurunan curah Observasi
dengan: jantung berhubungan dengan - Identifikasi tanda
Tanda dan Gejala Mayor perubahan preload ditandi atau gejala primer
Ds : dengan: penrunan curah
- Pasien mengatakan Curah Jantung jantung (meliputi
lelah saat melakukan - Lelah menurun kelelahan, edema)
aktivitas - Edema menurun - Identifikasi tanda
- Pasien mengatakan - Berat badan menurun atau gejala sekunder
kenaikan berat badan - Tekanan darah penurunan curah
- Pasien mengatakan membaik jantung (meliputi
terjadi peningkatan berat
pembengkakan pada badan)
bagian kaki dan - Monitor tekanan
bagian perut darah
- Pasien mengatakan Edukasi
nyeri dibagain perut - Anjurkan
keatas beraktivitas fisik
- Pasien mengatakan sesuai toleransi
kepala pusing
Do :
- Pasien mengalami
edema
- Pasien sulit
melakukan aktivitas
fisik karena lemah

Tanda dan Gejala Minor


Ds :
- Pasien mengatakan
sulit untuk berbaring
lurus karena
merasakan nyeri
Do :
- Td : 100/90 mmHg,
Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S :
36,5 C
- Berat badan pasien
mengalami
perubahan
(bertambah)
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Manajemen Energi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Tindakan
kelemahan yang ditandai maka intoleransi aktivitas Observasi
dengan : berhubungan dengan - Monitor pola dan
Gejala dan Tanda Mayor kelemahan yang ditandai jam tidur
Ds : dengan : - Monitor lokasi dan
- Pasien mengatakan Toleransi Aktivitas ketidaknyamanan
lelah - Frekuensi nadi selama melakukan
- Pasien mengatakan meningkat aktivitas
lemah - Kemudahan dalam Terapeutik
- Pasien mengatakan melakukan aktivitas - Fasilitasi duduk
sulit untuk sehari-hari meningkat disisi tempat tidur
melakukan berjalan - Keluhan lelah jika tidak dapat
karena merasakan menurun berpindah atau
nyeri - Perasaan lemah berjalan
Do : menurun Edukasi
- Terjadi kelemahan - Tekanan darah - Anjurkan tirah
dalam beraktivitas membaik baring
- Pasien meringis saat - Frekuensi napas
beraktivitas membaik

Gejala dan Tanda Minor


Ds :
- Pasien merasa tidak
nyaman saat
braktivitas
- Pasien merasa lemah
saat beraktivitas
Do :
- Td :100/90 mmHg,
Rr : 22 kali/mnt
N : 69 kali/mnt , S :
36,5 C
- Pasien mengalami
edema
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Rabu, 27 Januari 2021

Tanggal/Waktu DP Pelaksanaan keperawatan Paraf/nama


27 Januari 2021 I - Mengidentifikasi lokasi nyeri H : agar Stevania
(13.30) pasien mengetahui lokasi nyerinya.
- Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan rasa Stevania
nyeri H : agar pasien mengetahui apa
faktor yang dapat membuat pasien
merasakan nyeri yang dialaminya. Stevania
II - Mengidentifikasi skala nyeri.
27 Januari 2021 I - Memberikan teknik nonfarmakologis
(14.55) untuk mengurangi rasa nyeri (Mis
menarik napas dalam saat merasakan
nyer) H : agar pasien mengurangi rasa
nyeri dengan napas dalam yang
dilakukan
II - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya
- Memonitor pola jam tidur H : agar
pasien mengetahui pola tidurnya saat
ini.
27 Januari 2021 III - Monitor pola jam tidur H: agar pasien
(15.20) mengetahui pola tidurnya saat iti.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Kamis, 28 Januari 2021

Tanggal/Waktu DP Pelaksanaan Keperawatan Paraf


28 Januari 2021 I - Mengidentifikasi lokasi nyeri H : agar
( 13.00) pasien mengetahui lokasi nyerinya.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup.
II - Pemasangan diapers pada pasien H:
agar tidak ada cairan urin yang keluar
dapat membasahi tempat tidur pasien.
III - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas H : agar
pasien mengetahui lokasi mana pasien
merasakan nyeri saat beraktivitas
28 Januari 2021 I - Mengidentifikasi skala nyeri
(14.10) - Identifikasi faktor yang memeperberat
dan memperingan nyeri yang
dirasakan pasien.
II - Memberikan posisi dorsal recumbent
H : agar memudahkan pada saat
pemasangan kateter
- Pemasangan kateter pada pasien H :
agar memudahkan pasien untuk
berkemih dan tidak melakukan
aktivitas fisik yang dapat
mempengaruhi rasa nyeri saat
beraktivitas
- Pemasangan diapers pada pasien H:
agar tidak ada cairan urin yang keluar
dapat membasahi tempat tidur pasien
III - Monitor pola dan jam tidur H : agar
pasien mengetahui pola tidurnya saat
ini
28 Januari 2021 I - Memberikan teknik nonfarmakologis
(15.25) untuk mengurangi rasa nyeri (Mis
menarik napas dalam saat merasakan
nyer) H : agar pasien mengurangi rasa
nyeri dengan napas dalam yang
dilakukan.
II - Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi H: agar dapat mengurangi
rasa nyerinya.
III - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Jumat, 29 Januari 2021

Tanggal/Waktu DP Pelaksanaan Keperawatan Paraf


29 Januari 2021 I - Mengidentifikasi lokasi nyeri pasien
(17.35) yangg pasien alami H: agar
mengetahui lokasi nyerinya.
II - Melakukan pemeriksaan tekanan
darah pada pasien H : untuk
mengetahui tekanan darah pasien.
Td:100/60 mmHg.
- Melakukan pemeriksaan suhu tubuh
pada pasien H : untuk mengetahui
suhu tubuh pasien. S : 36,2 C
- Menghitung nadi dan Rr pasien H :
untuk mengetahui nadi pada pasien.
N : 80 kali/mnt, Rr : 20 kali/mnt.
III - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas H : agar
pasien mengetahui lokasi mana pasien
merasakan nyeri saat beraktivitas.
29 Januari 2021 I - Mengkaji faktor yang memperberat
(19.30) rasa nyeri yang pasien alami.
- Pemasangan diapers pada pasien H:
agar tidak ada cairan urin yang keluar
dapat membahsahi tempat tidur
pasien.
II - Pemasangan diapers pada pasien H:
agar tidak ada cairan urin yang keluar
dapat membasahi tempat tidur pasien.
III - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya.
29 Januari 2021 I - Memberikan teknik nonfarmakologis
(19.50) untuk mengurangi rasa nyeri (Mis
menarik napas dalam saat merasakan
nyer) H : agar pasien mengurangi rasa
nyeri dengan napas dalam yang
dilakukan.
II - Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi H: agar dapat mengurangi
rasa nyerinya.
III - Anjurkan tirah baring H : agar pasien
dapat beristirahat dan
meminimalisirkan aktivitasnya
EVALUASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Rabu, 27 Januari 2021

Tanggal/waktu DP Evaluasi (SOAP) Nama/paraf


27 Januari 2021 I S: Stevania
(15.40) - P : Nyeri dikarenakan ketidakseimbangan
suplai oksigen ke jantung.
- Q : rasa nyeri seperti tertusuk.
- R : Pasien mengatakan mengeluh nyeri
pada bagian perut, kaki dan saat digerakan
atau saat disentuh.
- S : pasien mengatakan skala nyeri 6
- T : nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas waktu yang tidak menentu.
O:
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
Mengobservasi TTV Td : 100/90 mmHg,
Rr: 22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi keperawatan dilanjutkan
27 Januari 2021 II S Stevania
(15.40) - Pasien mengatakan lelah saat melakukan
aktivitas
- Pasien mengatakan kenaikan berat badan
- Pasien mengatakan terjadi pembengkakan
pada bagian kaki dan bagian perut
O:
- Pasien mengalami edema. Mengobservasi
TTV : Td : 100/90 mmHg, Rr : 22
kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S : 36,5 C
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
27 Januari 2021 III S: Stevania
(15.40) - Pasien mengatakan lelah
- Pasien mengatakan lemah
- Pasien merasa tidak nyaman saat
braktivitas
O:
- Pasien meringis saat beraktivitas
Mengobservasi TTV : Td:100/90 mmHg,
Rr 22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Kamis, 28 Januari 2021
Tanggal/waktu DP Evaluasi(SOAP) Nama/paraf
28 Jauari 2021 I S: Stevania
(15.10) - P : Nyeri dikarenakan ketidakseimbangan
suplai oksigen ke jantung.
- Q : pasien masih merarasakan nyeri
seperti tertusuk.
- R : Pasien mengatakan mengeluh nyeri
pada bagian kaki dan perut bagian atas
- S : pasien mengatakan skala nyeri 6
- T : nyeri terjadi saat pasien melakukan
pergerakan.
O:
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah dan bersikap
protektif saat akan perawat menyentuh
tubuhnya
- Nafsu makan pasien berubah
Mengobservasi TTV Td : 130/90 mmHg,
Rr: 20 kali/mnt, N: 80 kali/mnt , S:36,2 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi keperawatan dilanjutkan
28 Januari 2021 II S Stevania
(15.10) - Pasien mengatakan lelah saat melakukan
pergerakan ditempat tidur
- Pasien mengatakan kenaikan berat badan
- Pasien mengatakan terjadi
pembengkakan pada bagian kaki dan
bagian perut dan jari-jarinya.
O:
- Pasien mengalami edema.
Mengobservasi TTV : Td : 130/90
mmHg, Rr : 20 kali/mnt, N : 80 kali/mnt ,
S : 36,2 C
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
28 Januari 2021 III S: Stevania
(15.10) - Pasien masih merasaka lemah
- Pasien merasa tidak nyaman saat
menggerakkan tubuhnya.
O:
- Pasien meringis saat beraktivitas
Mengobservasi TTV : Td:100/90 mmHg,
Rr:22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama /umur : Ny. R/51 th


Ruang/kamar : Melati, Rs. Kartika Husada/ B14
Waktu/tanggal : Jumat, 29 Januari 2021

Tanggal/waktu DP Evaluasi(SOAP) Nama/paraf


29 Januari 2021 I S: Stevania
(19.30) - P : Nyeri dikarenakan ketidakseimbangan
suplai oksigen ke jantung.
- Q : pasien merasakan nyeri seperti
tertusuk sudah mulai berkurang.
- R : Pasien mengatakan mengeluh nyeri
pada bagian kaki.
- S : pasien mengatakan skala nyeri 4
- T : nyeri terjadi saat pasien duduk.
O:
- Ekpresi wajah pasien tampak meringis
- Nafsu makan pasien sudah mulai
membaik.
- Bab pasien sudah mulai lancar.
Mengobservasi TTV Td : 100/60 mmHg,
Rr: 20 kali/mnt, N: 80 kali/mnt , S:36,2 C
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi keperawatan dilanjutkan
29 Januari 2021 II S Stevania
(19.30) - Pasien mengatakan kenaikan berat badan
- Pasien mengatakan terjadi
pembengkakan pada bagian kaki dan
bagian perut dan jari-jarinya.
O:
- Pasien mengalami edema.
Mengobservasi TTV : Td : 100/60
mmHg, Rr : 20 kali/mnt, N : 80 kali/mnt ,
S : 36,2 C
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
29 Januari 2021 III S: Stevania
(19.30 - Pasien merasa tidak nyaman saat
menggerakkan tubuhnya.
O:
- Pasien meringis saat beraktivitas
Mengobservasi TTV : Td:100/90 mmHg,
Rr:22 kali/mnt, N : 69 kali/mnt , S:36,5 C
- Pasien mengalami edema
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

B. Pembahasan Kasus
Ny. R datang ke RST TK II Kartika Husada dan dirujuk ke ruangan Melati kelas 3 bed 14
dengan keluhan awal nyeri dibagian kaki dan perut. Ny. R merasa lemah dan ekpresi wajah
tampak meringis, setelah diobeservasi tekanan darahnya 100/90 mmHg, nadinya 69x/menit,
suhunya 36,5 C dan Rr nya 22x/menit serta untuk membantunya berkemih Ny. R terpasangan
kateter
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari asuhankeperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan Congestive Heart Failure
(CHF) di ruang Melati, RST TK II Kartika Husada, mahasiswa melakukan pengkajian
dan tindakan selama tiga hari sehingga didaptkan tiga diagnosa keperawatan yang terjadi
pada Ny. R.
B. Saran
Dapat dengan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) dan melakukan pengkajian
untuk mengetahui keluhan yang terjadi pada pasien serta menyusun rencana keperawatan
sesuai dengan kkondisi yang dialami pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Dunarti.,& Mulyanti, Y (2017). Dokumentasi Keperawattan. Edisi: 1. Jakarta : Pusdik SDM


Kesehatan.

Kasiati.,& Rosmalawati,W.D (2016). Kebutuhan Dasar Manusia 1. Edisi: 1. Jakarta: Pusdik


SDM Kesehatan.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawata. Edisi: 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Indikator Diagnosis. Edisi : 1.
Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi : 1.
Jakarta : DPP PPNI.

Wahyuningsih, H.P., & Kusmiyati, T (2017). Anatomi Fisiologi. Edisi : 1. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.

Rahmatiana, F.,& Clara, H (2019). Nursing Proccess Congestive Heart Failure (CHF)
Oxygenation. 2019.

Nugroho, F. A.,& Sawiji., Purwadi, W (2019). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Volume
15,No 1, Juni 2019. Hal40-46.

Fachrunnisa., Nurchayati, S., Arneliwati (2015). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan


Kualitas Tidur Pada Pasien Congestive Heart Failure. Jim Vol 2 No2. Oktober
2015.

Astuti, Y. E., Setyorini, Y., Rifai, A (2018). Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan. Volume 7 No 2.
November 2018.

Pangestu, M.D.,& Nusadewi, A (2020). Majority. Volume 9 No 1. Juli 2020.1.

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M (2017). Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan : 3. Oktober 2017.
LAMPIRAN :

A. Pemeriksaan Diagostik:
1. EKG
2. Rontgen thorax
B. Terapi Farmakologis dan Terapi Non Farmakologis :
1. Drip furosemide 2cc/ jam
2. Injeksi esomaz 1x40 mg
3. Injeksi cefriaxone 2x1 gr
4. Po dioxyn 1x0,2 gr
5. Po spironolakton 0-25-0
6. Po simvastatin 0-0-20
7. Po vip albumin 2x1 tab
8. Po allopurinoo 1x100 mg

Anda mungkin juga menyukai