A. Pengkajian
1) Identitas klien
Nama, jenis kelamin, umur, agama, suku, No RM, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnose medis, alamat, penanggung jawab.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien pada umumnya mengeluh sesak nafas dan merasa cepat
lelah.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji Riwayat Kesehatan Ibu sewaktu mengandung Gaya hidup (diet,
latihan, olah raga, kebiasaan merokok, alcohol, Stress, Mengkonsumsi
obat-obatan dan jamu, serta riwayat penyakit kardiovaskuler), Perlu
ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella
3) Riwayat kesehatan keluarga
Faktor kesehatan keluarga mencakup penyakit jantung congenital, di dalam
keluarga apakah ada yang mempunyai riwayat penyakit genetik/penyakit yang
serupa. Adanya kelurga satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek
jantung.
4) Riwayat kehamilan
Kaji faktor resiko prenatal antara lain ibu pengguna obat-obatan, riwayat
merokok, dan alcohol; ibu terpajan oleh radiasi; penyakit virus maternal (mis:,
influenza, gondongan atau rubella) atau usia ibu di atas 40 tahun
5) Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq
selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi
penyakit. Serta keterbatasan dalam aktivitas mempengaruhi perkembanganya.
6) Riwayat psikososial/perkembangan
a. Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b. Mekanisme koping anak/ keluarga
c. Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
d. Tugas perasaan anak terhadap penyakitnya
e. Bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya
f. Kebiasaan anak
g. Respon keluarga terhadap penyakit anak,
h. Koping keluarga/anak dan penyesuaian keluarga/anak terhadap stress
1
Kaji juga pola aktifitas bermain dan pergerakkan pada bayi dan anak-anak ,
karena pada penderita kelainan jantung kongenital akan lebih terbatas aktifitas
bermainnya dikarenakan kondisi tubuh yang tidak stabil serta mudah lelah
sehingga pergerakkan bermain anak pun akan terganggu
a) Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanya otot
bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
b) Kardiovaskuler B2 ( Blood)
c) Persyarafan B3 ( Brain)
d) Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
e) Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
f) Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
Pengkajian Kardiovaskuler:
a) Nadi
- Nadi perifer (ada atau tidak ada, jika ada, frekuensi, irama, kulaitas dan
kesimetrisan, perbedaan antar ekstremitas)
- Lingkar dada
- Adanya deformitas dada
2
- Bunyi jantung (murmur)
- Titik impuls maksimum
c) Tampilan umum
Tingkat aktivitas
d) Kulit
Pucat
Diaforesis
Suhu abnormal
e) Edema
Periorbital dan ekstremitas
Pengkajian Respirasi
a) Bernapas
3
c) Hasil pemeriksaan toraks
Lingkar dada dan bentuk dada
d) Tampilan umum
Tingkat aktivitas
Biasanya anak dengan kelainan jantung mudah berkeringat dan banyak keringat
Pada anak tidak selalu bisa mempertahankan dirinya, kelurga sulit menerima
kenyataan, anak dan orang tua merasa sedih
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan cardiac output b/d adanya perubahan dakam rate, irama, konduksi
jantung, menurunnya perload.
2. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan
tubuh.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat,
kebutuhan nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
C. Rencana Intervensi
1. Penurunan cardiac output b/d adanya perubahan dakam rate,
irama, konduksi jantung, menurunnya perload.
4
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal
jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang
mengurangi beban kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
Rencana intervensi dan rasional:
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan Kaji frekuensi nadi, Memonitor
keperawatan selama 3 x 24 jam, RR, TD secara teratur adanya perubahan
diharapkan penurunan cardiac setiap 4 jam. sirkulasi jantung
output pada klien dapat diatasi, sedini mungkin.
dengan kriteria hasil : Catat bunyi jantung. Mengetahui
6
lingkungan yang
mendadak
merangsang
Kurangi kecemasan kebutuhan akan
pasien dengan memberi oksigen yang
penjelasan yang dibutuhkan meningkat.
pasien dan keluarga. Kecemasan
meningkatkan respon
psikologis yang
Respon perubahan merangsang
keadaan psikologis pasien peningkatan kortisol
(menangis, murung dll) dan meningkatkan
dengan baik. suplai O2.
Stres dan
kecemasan
berpengaruh terhadap
kebutuhan O2
jaringan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kelelahan pada
saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Nafsu makan bertambah, berat badan meningkat.
Rencana intervensi dan rasional:
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan Berikan Diit seimbang, Memenuhi
keperawatan, kebutuhan nutrisi tinggi ntrisi untuk kebutuhan nutrisi
adekuat, dengan kriteria hasil: pertumbuhan adekuat klien
- Nafsu makan bertambah,
Monitor tinggi dan berat
Berat badan, lingkar
badan, dokumentasikan
kepala, lingkar lengan Mengetahui sejauh
dalam bentuk grafik untuk
atas, dan rata – rata masa mana pertumbuhan
mengetahui kecenderungan
tubuh berada dalam batas klien sesuai tingkat
pertumbuhan anak.
normal sesuai usia. usianya
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuia dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.
8
Asuhan Keperawatan VSD
A. Pengkajian umum
1. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis
defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak,
pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ukur barat badan, panjang badan, lingkar kepala secara teratur. Gambarkan secara
umum ukuran dan bentuk tubuh, postur saat istirahat, adanya edema dan lokasi.
1) Status obsentri
2) Keadaan umum, kesadaran dan GCS
3) Tinggi badan, berat badan saat ini, tanda-tanda vital yang meliputi
tekanan darah, suhu, nadi dan respiratory rate saat pengkajian
4) Kondisi kepala dan leher : Bentuk wajah untuk melihat kelainan seperti :
Syndrome Down, kondisi kepala dan rambut, keadaan bola mata, sklera dan
conjungtiva, hidung apakah ada nyeri tekan atau tidak, pernafasan cuping
hidung jika pasien merasa sesak yang berat, kondisi mukosa mulut, apakah
memiliki caries pada giginya atau tidak, kondisi telinga dan pendengaran,
leher apakah ada nyeri tekan dan menelan
5) Dada : bentuk dada
- Tentukan denyut jantung dan iramanya.
- Kaji bunyi jantung termasuk murmur.
9
- Tentukan poin maksimum impuls ( PMI ),poin dimana bunyi jantung
terdengar paling keras.
- Tentukan tekanan darah. Kaji warna kuku, membran mukosa bibir.
- Kaji warna kulit (mungkin dapat menunjukkan latar belakang masalah
jantung, pernafasan atau darah). Sianosis, pucat, jaundice, mouting,
- Kaji nadi perifer, pengisian kapiler ( kurang dari 3 detik )
- Pastikan monitor, parameter dan alarm posisi “On”
Paru
10
- Kaji bentuk abnormal dari genetalia.
- Kaji jumlah (ditentukan oleh berat badan), PH dan berat jenis untuk
menggambarkan status cairan.
- Timbang berat badan (tindakan yang paling sering dilakukan untuk
mengkaji status cairan.
12) Ektremitas Bagaimana turgor kulit, apakah ada clubbing finger biasanya
ditemukan pada pasien dengan kelainan jantung bawaan, apakah ada edema
atau tidak
b. Riwayat kesehatan lalu
- Prenatal History : Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu
(infeksi virus Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-
obatan serta penyakit DM pada ibu.
- Intra natal : Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
- Riwayat Neonatus:
1. Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
2. Anak rewel dan kesakitan
3. Tumbuh kembang anak terhambat
4. Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
5. Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan
defek jantung
- Penyakit keturunan atau diwariskan
- Penyakit congenital atau bawaan
3. Sistem yang dikaji:
a. Pola Aktivitas dan latihan
- Keletihan/kelelahan
- Dispnea
- Perubahan tanda vital
- Perubahan status mental
- Takipnea
- Kehilangan tonus otot
b. Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
- Riwayat hipertensi
- Endokarditis
- Penyakit katup jantung.
c. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Ansietas, khawatir, takut
- Stress yang b/d penyakit
d. Pola nutrisi dan metabolik
- Anoreksia
- Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
e. Pola persepsi dan konsep diri
- Kelemahan
- Pening
f. Pola peran dan hubungan dengan sesama
11
- Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga
Pengkajian Fisik
1. Inspeksi
Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak keringat bercucuran. Ujung-
ujung jari hiperemik, diameter dada bertambah, nafas pendek, retraksi pada vena jugulum,
sela interkostal dan region epigastrium. Pada anak kurus terlihat impuls jantung yang
hiperdinamik
2. Palpasi
Impuls jantung hiperdinamik kuat terutama yang timbul dari ventrikel kiri. Teraba
getaraa bising pada dinding dada, pada DSA getaran bising teraba di sela iga ke II atau III
kiri. Pada defek yang sangat besar sering tidak teraba getaran bising karena tekanan di
ventrikel kiri sama dengan tekanan di ventrikel kiri. Teraba tepi hati tumpul di bawah
lengkung iga kanan
3. Auskultasi
Pada DSA terdapat split bunyi jantung 2 tanpa bising sering menunjukkan gejala
pertama dan salah satunya petunjuk akan DSA. Jarak antara komponen aorta pulmonal bunyi
jantung 2 pada inspirasi dan ekspirasi tetap sama sehingga disebut “fixed splitting”. Bising
sistolik dan pada pirau kiri ke kanan yang besar maka bising mik diastolic berfrekuensi
rendah terdengar pada sela iga ke IV kiri atau kanan.
Analisa Data
Ds :
klien mengatakan Volume ke paru-paru
gelisah, dan merasa meningkat
nyeri di bagian dada
12
Tekanan ventrikel kanan
meningkat
Ds :
Klien mengatakan
susah bernafas, dan Tekanan ventrikel kanan
tidak dapat meningkat
beraktivitas lebih
13
Darah sulit mengalir ke paru-paru
Takipneu
14
Sesak nafas dalam aktivitas
Intoleransi Aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
2. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan atara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
C. Intervensi Keperawatan
- Memposisikan klien
semifowler untuk meringankan
sesak nafas.
Rasional :
- Menyiapkan humidifier.
Rasional :
16
lain mengetahui kondisi klien.
- Mengamati tanda-tanda
hipoventilasi induksi oksigen.
18
nyaman dan terhindar dari nyeri.
19
Asuhan Keperawatan PDA
a. Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
1. Anamnesa
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24
jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu
pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2
x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar
15 %. PDA juga bias diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
b) Keluhan utama
Pasien dengan PDA mengalami gejala cepat lelah dan sesak napas.
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea , hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia.
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita
penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
f) Riwayat Psikososial
20
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang
digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga
dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
1) Nutrisi
Kebutuhan ASI/ cairan/ susu pada bayi pada hari pertama bayi lagi banyak tidur
terjadi penurunan berat badan 10% BBVL kembali 7 – 10 kg.
2) Eliminasi
3) Istirahat Tidur
4) Aktifitas
5) Personal Hygiene
2. Pengkajian Fisik
a) Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ), adanya otot
bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
21
b) Kardiovaskuler B2 (Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik,
edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
c) Persyarafan B3 (Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
d) Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urine menurun (oliguria).
e) Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
f) Muskuloskeletal / integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
b. Diagnosis
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan
4. Risiko penurunan perfusi perfusi jaringan jantung dengan factor risiko hipoksia
5. Risiko keterlambatan perkembangan dengan factor risiko gangguan kongenital
6. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.
c. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Gangguan pertukaran Tujuan: Setelah 1. Observasi 1.Mengetahui
gas berhubungan dilakukan tindakan kualitas dan kondisi pasien
dengan keperawatan selama kekuatan dalam memenuhi
ketidakseimbangan 2x24 jam diharapkan denyut kebutuhan
ventilasi-perfusi dapat mengurangi jantung, nadi oksigenasi
(00030) adanya perifer, 2.Agar anak tidak
Domain 3. Eliminasi
warna dan tertular infeksi
dan Pertukaran peningkatan
kehangatan dan
Kelas 4. Fungsi resistensi
kulit meningkatkan
Respirasi
pembuluh paru 2. Atur posisi kenyamanan
22
ringan anak dari 4.Memenuhi
2. Keseimbangan
orang yang kebutuhan
ventilasi dan perfusi
terinfeksi oksigen apabila
3. Irama pernapasan
3. Berikan ada indikasi
20-30 x per menit
4. pH arteri 7,35- istirahat deteksi dini
7,45 yang cukup terjadinya
4. Kolaborasi gangguan
dalam pernapasan
pemberikan
oksigen
Intoleransi aktivitas Tujuan : Setelah 1. Kaji 1. Untuk
berhubungan dengan dilakukan tindakan toleransi mempersiapka
ketidakseimbangan keperawatan selama pasien n dan dukung
antara pemakaian 4x24 jam diharapkan terhadap pasien untuk
oksigen oleh tubuh dapat aktivitas melakukan
dan suplai oksigen ke mempertahankan (Nadi 20 per aktivitas jika
sel (00092) menit diatas sudah mampu
Domain 4. tingkat aktivitas
frekuensi 2. Supaya pasien
Aktivitas/Istirahat yang adekuat istirahat, termotivasi
Kelas 4. Respon
Kriteria Hasil : catat untuk
Kardiovaskular/
Pulmon 1. Tidak mengalami peningkatan melakukan
gangguan saat TD, Nyeri aktivitas
beraktifitas fisik dada, sehingga
2. Kelelahan
kelelahan terpacu untuk
(lethargy)
berat, sembuh
berkurang
3. Dapat belajar ke berkeringat, 3. Pasien
23
meningkatka terpacu untuk
n aktivitas keinginan
3. Dorong sembuh
memajukan 4. Pasien lebih
aktivitas bersemangat
4. Dorong dalam
pasien untuk melaksana-kan
partisipasi aktifitas
dalam pendukung
memilih
periode
aktifitas
yang sesuai
Ketidakseimbangan Tujuan: Setelah 1. Kaji 1. Mengetahui
nutrisi: kurang dari dilakukan tindakan pemenuhan kondisi pasien
kebutuhan tubuh keperawatan nafsu gizi pasien yang diperlukan
2. Kolaborasi
berhubungan dengan makan dan status dalam
dengan ahli
ketidakmampuan nutrisi terpenuhi pemenuhan
gizi untuk
makan (00002) dalam kurun waktu 2 kebutuhan
Domain 2 Nutrisi memenuhi
x 24 jam nutrisinya
Kelas 1 Makan
Kriteria Hasil: kebutuhan 2. Membantu
1. Asupan gizi
gizi pasien dalam
terpenuhi 3. Jelaskan
memilih
2.Asupan makanan
prosedur
makanan yang
menggunakan
pemberian
sesuai dengan
tabung enternal
makan
kebutuhan-nya
tercukupi
melalui 3. Mengetahui
3.Adanya asupan
tabung prosedur dalam
makanan secara
enternal pemberian
intravena
4.Nafsu makan kepada melalui tabung
meningkat keluarga eksternal anak
4. Siapkan 4. Mempersiapkan
24
keluarga keluarga supaya
untuk dapat
mengguna- melakukan
kan selang prosedur
makanan dengan tepat.
kepada anak
secara tepat
Kasus:
An. H usia 7 bulan (laki-laki), masuk ruang rawat PICU pada tanggal 18 februari 2012 dengan
sesak nafas. Anak terdiagnosa Ventricular septal defect (VSD) 12 mm. pengkajian tanggal 20
Februari 2012, anak tampak sakit berat, lemah kurus dan apatis. Suhu tubuh 38,30C, nadi 160
x/menit teraba besar, TD 70/40 mmHg. Anak terpasang nasogastric tube (NGT) dan
mendapatkan diet susu full cream 6 x 60 ml, berat badan 4,7 kg, tinggi badan 67 cm. status gizi
anak berdasarkan BB/TB tergolong status gizi buruk (58,8%). Klien lebih banyak tertidur,
terbangun jika ada yang membangunkan. Anak mendapatkan obat midazolam 14 mg dalam 50
ml Dextrose 5% diberikan 1 ml/jam. Kuku sianosis, hidung dan mulut terdapat sekret serta mulut
terpasang endotracheal tube (ETT) nomor 4 dengan batas 11 cm yang terhubung dengan
ventilator dengan modus PCMV, peep +5 cm H 2O, RR: 50 x/menit, tidal volume: medium FiO 2:
0,80, perbandingan inspirasi dan ekspirasi=1:1, mukosa bibir lembab dan pucat, bunyi jantung I
& II normal, terdengar suara murmur, capillary refill time 3 detik, akral dingin, saturasi 91% dan
25
ekstremitas sinistra bawah oedema. Anak tampak sesak, ada retraksi dada, ronchi, reflek batuk
kuat. Hasil laboratorium pada tanggal 20 Februari menunjukkan alkalosis hipokloremi, anemia,
dan risiko infeksi dengan HCO3 36 mEq/l (normal: 21-25 mEq/l), khlorida 89 mmol/l (normal:
86-108 mmol/l), hemoglobin 9,7 gr/dl (normal: 12-16 gr/dl), hematrokit 32% (normal: 38-47%),
CRP 25,4. Anak tampak terlihat tidak nyaman saat dilakukan tindakan yang menimbulkan nyeri
misalnya pemasangan infus dan suction di ETT, terlihat anak menggerakkan kaki dan
meneteskan air mata. Selain itu setiap dilakukan perubahan posisi dan setelah dilakukan suction
anak mengalami penurunan saturasi oksigen.
1) Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama: An. H
Usia: 7 Bulan
Jenis Kelamin: laki-laki
Tangal MRS: 18 februari 2012
Diagnosa Medis: Ventricular septal defect (VSD)
Tanggal pengkajian: 20 Februari 2012
II. Keluhan Utama
Saat MRS: klien sesak nafas
Saat pengkajian: anak tampak sakit berat, lemah kurus dan apatis.
III. Riwayat penyakit Sekarang
An.H (7 bulan) masuk rumah sakit pada tanggal 18 Februari 2012
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien tidak menderita penyakit lain.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
VSD adalah penyakit jantung bawaan, jadi kemungkinan ada keluarga yang
menderita VSD.
VI. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum: lemah
Kesadaran: apatis
TTV: TD: 70/40 mmHg
Nadi: 160 x/menit
Suhu; 38,30C
RR: 50 x/menit
BB: 4,7 kg, TB: 67 cm
2. B1 (Breathing) / Pernafasaan
Pernafasan dengan endotracheal tube (ETT) dibantu ventilator dengan
modus PCMV, peep +5 cm H2O, RR: 50 x/menit, FiO2: 0,80, saturasi
oksigen 91%
Terdapat ronchi
26
Retraksi dada
3. B2 (Bleeding) / Sirkulasi
capillary refill time 3 detik
TD: 70/40 mmHg
Nadi: 160 x/menit
Suhu; 38,30C
Terpasang peep +5 cm H2O
Akral dingin, sianosis
4. B3 (Brain) / Kesadaran
Kesadaran apatis, usia 7 bulan
Gerakan lemah
5. B4 (Bladder) / Perkemihan: -
6. B5 (Bowel) / Pencernaan: -
7. B6 (Bone) / Tulang otot-integumen
Terdapat oedema pada ektrimitas sinistra bawah
VII. Pemeriksaan Penunjang
HCO3: 36 mEq/l
Khlorida: 89 mmol/
Hemoglobin: 9,7 gr/dl
Hematrokit: 32%
CRP: 25,4
VIII. Terapi
Obat: midazolam 14 mg dalam 50 ml
Ciran: Dextrose 5% diberikan 1 ml/jam
Analisa Data
27
CO menurun
Pulmonal hypertension
Difusi menurun
Workload
DO: kanan
29
Sianosis
TD: 70/40 mmHg
volume ke paru-paru meningkat
Intoleransi aktivitas
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencana Intervensi
30
Diagnosa NOC NIC
Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas
b.d ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 Kelola pemberian
ventilasi perfusi jam diharapakan tidak oksigen
terjadi gangguan pertukaran Rasional: memberi
Definisi: gas pada klien, dengan cadangan O2 pada alveoli
Kelebihan atau defisit kriteria hasil: Posisikan pasien
oksigen dan/atau eliminasi untuk meringankan
karbon dioksida pada Status Pernafasan (0415) sesak nafas
membrane-aveolar kapiler frekuensi nafas klien Rasional: posisi yang
normal (30-40 nyaman diharapkan
(Domain 3. Eliminasi dan x/menit) membantu mencegah
Suara auskultasi
Pertukaran, kelas 4. Fungsi gangguan pertukaran
nafas klien normal
Respirasi, kode 00030) gas.
(tidak ada ronchi)
Saturasi oksigen
Monitor status
klien normal (95-
pernafasan:
100%)
Frekuensi nafas,
Tidak ada retraksi
Suara nafas. Tanda
dinding dada
Tidak ada sianosis Vital T, S, N
Tidak ada dispnue
Rasional: memastikan
apakah klien masih
dalam maslah gangguan
pertukaran gas
31
Lakukan penyedotan
endotrakeal
Rasional: membesakan
jalan nafas
38