PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri?
2. Bagaimana etiologi pada penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri?
3. Bagaimana patofisiologi pada penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan
Difteri?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan
Difteri.
b. Menjelaskan etiologi penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri.
c. Menjelaskan patofisiologi penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri.
d. Menjelaskan manifestasi klinis pada penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan Difteri
e. Menjelaskan asuhan keperawatan untuk penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan
Difteri.
1.4 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit Bronkhomalasia,
Pneumoni dan Difteri.
b. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan
Difteri.
c. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni dan
Difteri.
d. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis penyakit Bronkhomalasia, Pneumoni
dan Difteri.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan untuk penyakit Bronkhomalasia,
Pneumoni dan Difteri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bronkomalasia
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik.
2.1.3 Patofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut,
melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua
cabang (kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru. Trakea dan bronkus
terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah
tidak dapat mendukung jalan napas. Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka
sehingga udara bisa didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil,
berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea
dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat
mengembuskan napas dan menangis. Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk, sesak
3
napas, dan/atau napas cepat. Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya
dari waktu ke waktu sehingga tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara lebih
umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah
yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus itu disebut bronchomalacia.
Saluran udara dari paru-paru yang sempit atau runtuh saat mengembuskan napas
karena pelunakan dinding saluran napas.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :
- Keletihan, kelelahan, malaise.
- Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.
- Ketidakmampuan untuk tidur.
- Dispnoe pada saat istirahat.
Tanda:
- Keletihan, Gelisah, insomnia.
b. Kelemahan umum/kehilangan massa otot.
Gejala :
- Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda :
- Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia
berat.
- Distensi vena leher.
- Edema dependent
- Bunyi jantung redup.
- Warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis
- Pucat, dapat menunjukkan anemi.
c. Integritas Ego
Gejala :
- Peningkatan faktor resiko
- Perubahan pola hidup
Tanda :
- Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
4
d. Makanan/cairan
Gejala :
- Mual/muntah.
- Nafsu makan buruk/anoreksia
- Ketidakmampuan untuk makan
- Penurunan berat badan, peningkatan berat badan
Tanda :
- Turgor kulit buruk
- Edema dependen
- Berkeringat.
- Penurunan berat badan
- Palpitasi abdomen
e. Hygiene
Gejala :
- Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan
Tanda :
- Kebersihan buruk, bau badan.
f. Pernafasan
Gejala :
- Batuk brassy
- Episode batuk terus menerus
Tanda :
- Pernafasan biasa cepat.
- Penggunaan otot bantu pernafasan
- Bunyi nafas ronchi/wheezing
- Perkusi hyperresonan pada area paru.
- Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu
keseluruhan.
g. Keamanan
Gejala :
- Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan.
- Adanya/berulangnya infeksi.
5
h. Interaksi sosial
Gejala :
- Hubungan ketergantungan
- Kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat. Penyakit
lama/ketidakmampuan membaik.
Tanda :
- Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress
pernafasan
Pengkajian
A. Identitas Klien
1) Nama Klien :
2) Tempat /tgl lahir :
3) Umur :
4) Jenis kelamin :
5) Suku :
6) Agama :
7) Tempat tinggal :
8) No MR :
9) Tanggal masuk :
10) Tanggal Pengkajian :
6
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Agama :
f. Alamat :
E. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang :
2. Natal
a. Tempat melahirkan : RS , Klinik , Rumah
7
b. Lama dan Jenis Persalinan : spontan , Forceps , Operasi ,
lain-lain
c. Penolong Persalinan : Dokter , Bidan , Dukun
d. Cara untuk memudahkan persalinan : drips , Obat perangsang
e. Komplikasi waktu lahir : Robek perineum , infeksi nifas
,
3. Post natal
a. Kondisi Bayi : BB lahir gram , PB cm
b. Apakah anak mengalami : Penyakit kuning , kebiruan ,
kemerahan , problem menyusui , BB tidak stabil
(untuk semua usia)
c. Penyakit yang pernah dialami : Batuk , Demam ,
Diare kejang , lain-lain ,
d. Kecelakaan yang dialami : Jatuh , tenggelam ,
lalu lintas keracunan
e. Pernah : Makanan , Obat-obatan , Zat/substansi kimia/
textil
f. Konsumsi obat-obatan bebas
g. Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : lambat , sama
cepat
4) Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi setelah Pemberian
1 Hepatitis B
8
2 BCG
3 Polio
4 DPT
5 Campak
6) Riwayat Nutrisi
1. Pemberian Asi
a. Pertama kali disusui:
b. Cara Pemberian : Setiap kali menangis , terjadwal
,
c. Lama Pemberian : tahun
9
3. Pemberian Makanan
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
7) Riwayat Psikososial
a. Apakah anak tinggal di : Apartemen , rumah sendiri ,
kontrak
b. Lingkungan berada di : Kota , setengah kota , desa
c. Apakah rumah dekat: sekolah , ada tempat bermain , punya kamar
tidur sendiri
d. Apakah ada tangga yang bisa berbahaya , apakah anak punya ruang
bermain
e. Hubungan antar anggota keluarga : harmonis , berjauhan
f. Pengasuh anak : Orang tua , baby sister ,
pembantu , nenek /kakek ,
8) Riwayat Spiritual :
a. Support system dalam keluarga :
b. Kegiatan keagamaan :
9) Reaksi Hospitalisasi
1) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
o Mengapa ibu membawa masuk anaknya ke RS :
o Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak :ya , tidak
o Bagaimana perasaan orang tua saat ini : cemas , takut ,
khawatir , biasa ,
o Apakah orang tua akan selalu berkunjung : ya , kadang-kadang
, tidak
o Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah , ibu ,
kakak , dan lain-lain
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
o Mengapa keluarga /orang tua membawa kami ke RS
10
o Menurutmu apa penyebab kamu sakit
o Apakah dokter menceritakan keadaanmu
o Bagaimana rasanya dirawat di RS: bosan , takut , senang
, dan lain-lain
2) Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
3) Eliminasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB(Buang Air Besar):
1. Tempat
pembuangan
2. Frekuensi (waktu )
3. Konsistensi
4. Kesulitan
11
5. Obat pencahar
BAK (Buang Air Kecil )
1. Tempat
pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Warna dan bau
4. Volume
5. Kesulitan
5) Olahraga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga
2. Jenis dan frekuensi
3. Kondisi setelah
olah raga
6) Personal Hygine
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
Cara
Frekuensi
Alat mandi
2. Cuci Rambut
12
Frekuensi
Cara
3. Gunting kuku
Frekuensi
Cara
4. Gosok gigi
Frekuensi
Cara
8) Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat
sekolah
2. Waktu luang
3. Perasaaan setelah
rekreasi
4. Waktu senggang
keluarga
5. Kegiata hari libur
13
Pemeriksaan Fisik
14
Capilary Refiling Time detik
f) Sistem Pencernaan
Sklera : ikterus/tidak , bibir : lembab , kering , pecah-
pecah , lanio skizis
Mulut : Stomatis , palato skizis , jumlah gigi , kemampuan
menelan : baik/sulit
Gaster : Kembung , Nyeri , gerakan peristaltik ,
Abdomen : Hati: teraba , lien , ginjal , faeces
Anus : Lecet , haemoroid
g) Sistem Indra
1. Mata
Kelopak mata , bulu mata , alis
Visus
Lapang pandang
2. Hidung
Penciuman , perih hidung , trauma , mimisan
Sekret yang menghalangi penciuman
3. Telinga
Keadaan daun telinga , kanal auditoris : bersih , serumen
Fungsi Pendengaran
h) Sistem Saraf
1. Fungsi Cranial
NI
N II: visus , lapang pandang ,
N III, IV, VI : gerakan bola mata , pupil : isokor
N V : Sensorik , Motorik
N VII : Sensorik , Otonom , motorik
N VIII : Pendengaran , Keseimbangan
NIX :
NX : Gerakan uvula , rangsangan muntah/menelan
NIX : Sternocleodomastoideus , trapesius
N XII : Gerakan lidah
2. Fungsi Cerebral
15
Status mental : Orientasi , daya ingat , perhatian dan
perhitungan , bahasa
Kesadaran : Eyes ,Motorik , Verbal , dengan
GCS
Bicara ekspresif , resiptive
3. Fungsi Motorik : massa otot , tonus otot , kekuatan otot
4. Fungsi sensorik: Suhu , Nyeri , Getaran , posisi ,
diskriminasi
5. Fungsi Cerebellum : Koordinasi , keseimbangan
6. Refleks : Bisep , Trisep , Patella , Babinski
7. Iritasi Meningen : Kaku Kiduk , Laseque sign , Brudzinki I/II
i) Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala: Bentuk kepala , Gerakan ,
2. Vertebatrae : Scoliosis , lordosis , kyposis , Gerakan ,
ROM fungsi Gerak
3. Pelvis : Gaya jalan , gerakan , ROM , Trendelberg Test,
Ortolani/ Barlow
4. Lutut : Bengkak , Kaku , Gerakan , Mc Murray Test ,
Ballotemen test
5. Kaki : Bengkak , gerakan , kemampuan jalan , tanda tarikan
6. Tangan : Bengkak , Gerakan , ROM
j) Sistem Integumen
1. Rambut : Warna , mudah dicabut ,
2. Kulit : Warna , temperatur , kelembaban , bulu kulit ,
erupsi , tai lalat , ruam , teksture
3. Kuku : Warna , permukaan kuku , mudah patah , kebersihan
k) Sistem Endokrin
1. Kelenjar tiroid :
2. Ekskresi Urine berlebihan , poldipsi , poliphagi
16
3. Suhu tubuh yang tidak seimbang , keringat berlebihan
4. Riwat bekas air seni dikelilingi semut
l) Sistem perkemihan
1. Oedema Palpebra , Moon Face , Oedema Anarsaka
2. Keadaan kandung kemih
3. Nocturia , dysuria , kencing batu
m) Sistem Reproduksi
1. Wanita
Payudara/ puting , aerola mammae , besar
Labia Mayora dan minora bersih , secret , bau
2. Laki- laki
Keadaan Glans penis : Uretra , kebersihan
Testis sudah turun
Pertumbuhan rambut : Kumis , janggut ,
ketiak
Pertumbuhan jakun , perubahan suara
n) Sistem Imun
Alergi (cuca , debu , bulu bintang , Zat kimia
)
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu ,
Urticaria , lain-lain
a) 0-6 Tahun
Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar
2. Motorik halus
3. Bahasa
4. Personal Social
b) 6 tahun ke atas
1. Perkembangan kognitif
17
2. Perkembangan psikoseksual
3. Perkembangan psikososial
Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorim
2) Bronkoskopi
3) CT Scan Dada
Diagnosa:
18
(041504) Rasional: suara napas
tambahan merupakan tanda
adanya ketidakefektifa jalan
Status Pernafasan: Kepatenan nafas sehingga harus
Jalan Napas (0410) dibersihkan
1. Frekuensi pernafasan
menjadi normal dan 4. Berikan bantuan terapi nafas
tidak sesak (041004) jika diperlukan
2. Suara napas tambahan
menjadi tidak ada Rasional: mengajarkan batuk
(041007) efektif tidak dapat dilakukan
3. Batuk menjadi tidak ada sehingga untuk mengurangi
(041019) sesak nafas pada bayi bisa
dilakukan dengan bantuan terapi
napas agar lebih rileks
1. Pertahankan (kepatenan)
jalan nafas
Rasional: mempertahankan
jalan nafas dilakukan agar bayi
tidak mengalami sesak nafas,
sehingga inspirasi dapat
dilakukan dengan baik
19
bayi dapat segera dilakukan
3. Monitor kebutuhan
perawatan terhadap saluran
cerna
20
gangguan dengan menelan, bayi
harus diberikan makanan dan
susu dengan jumlah yang
sedikit-sediki agar nutrisi pada
bayi juga dapat tercukupi
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Bantuan Ventilasi (3390)
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan memberan diharapkan masalah 1. Pertahankan kepatenan jalan
alveolar-kapiler keperawatan gangguan nafas
pertukaran gas dapat diatasi Rasional: agar bayi dapat
dengan kriteria hasil: bernafas dengan nyaman dan
(Domain 3, Kelas 4, Kode rileks sehingga tidak
00030) Status Pernapasan: mempengaruhi tanda vital dan
Pertukaran Gas (0402) lainnya
1. Tekanan parsial oksigen
di darah arteri (PaO2) 2. Auskultasi suara nafas, catat
Definisi: menjadi diantara 80% - area-area penurunan atau tidak
100% adanya ventilasi, dan adanya
Kelebihan atau defisit 2. Saturasi oksigen menjadi suara tambahan
oksigenasi dan/atau 95% Rasional: mengetahui masih
eliminasi karbon dioksida. 3. Tekanan parsial terdapatnya suara nafas seperti
karbondioksida di darah mengi atau tidak karena
arteri (PaCO2) menjadi merupakan salah satu tanda
35 - 45 mmHg bahwa terdapat gangguan
4. pH arteri menjadi sekitar kesehatan
7,35 – 7,45 3. Monitor pernapasan dan
status oksigenasi
Rasional: mengetahui
Status Pernapasan: Ventilasi keberhasilan atas tindakan yang
(0403) dilakukan apakah terdapat
1. Frekuensi pernafasan peningkatan atau penurunan
menjadi normal dan
tidak sesak (040301) 4. Beri obat (misalnya
21
2. Irama pernafasan bronkodilator atau inhaler) yang
menjadi normal dan meninkatkan patensi jalan dan
tidak sesak (040302) pertukaran gas
3. Kedalaman inspirasi Rasional: obat yang diberikan
menjadi normal dan harus disesuaikan dengan berat
tidak sesak (040303) badan dan indikasi pada bayi
4. Suara nafas tambahan
menjadi tidak ada dan
normal (040310) Monitor Pernafasan (3350)
5. Gangguan suara saat
auskultasi menjadi tidak 1. Monitor kecepatan, irama,
ada dan normal (040333) kedalaman, dan kesulitan
bernafas
Rasional: Memonitor tersebut
dapat mengetahui apakah pasien
sudah tidak mengalami sesak
napas setelah memberikan
tindakan
22
dengan tepat
Rasional: sesak nafas dan batuk
dapat mengakibatkan perubahan
saturasi oksigen sehingga harus
dipantau dan dicatat agar tidak
memperuburuk kesehatan
23
kesehatan. berat badan (070813) memiliki deformitas pada tulang
3. Menangis dengan kuat menyebabkan adanya
menjadi tidak ada dan kemungkinan kerentanan pada
dapat rileks (070821) infeksi sehingga harus tetap
dipantau
24
(6680)
25
4. Monitor irama dan laju
pernafasan
Rasional: adanya irama dan
laju pernafasan seperti mengi
dan wheezing harus diatasi agar
tidak jalan nafas menjadi
normal dan baik sehingga
kebutuhan oksigen dapat
terpenuhi
5. Identifikasi kemungkinan
penyebab perubahan tanda-
tanda vital
Rasional: perubahan tanda-
tanda vital merupakan salah
satu tanda bahwa terdapat
gangguan dalam tubuh
Evaluasi:
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x24 jam, diharapkan tidak
adanya sesak nafas dan suara nafas tambahan
2. Setelah dilakukan tindakn keperawatan dalam waktu 3x24 jam, diharapkan orang
tua dapat menghindari risiko infeksi
26
2.2 Pneumonia
2.2.1 Pengertian
Pneumonia merupakan salah satu bentuk infeksi napas bawah akut (ISNBA)
yang mengenai parenkimparu, distal dari bronkiolus terminalyang mencangkup
bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran udara setempat (dahlan,2007)
Pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut, yang
merupakan peradangan parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan dan sel
radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang kedalam dinding alveoli dan
rongga intestinum (Alsagaff danMukty, 2008). Istilah pneumonia lazim dipakai bila
peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang merupakan penyebab tersering,
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi (Dahlan,
2007).
Terdapat beberapa faktor risiko pneumonia pada anak, menurut Wilson L.M.
(2006) bayi dan anak keil rentan terhadap penyakit pneumonia karenarespon imun
bayi dan anak masih belum berkembang dengan baik. Adapun faktor risiko (Garina,
Putri, & Yuniarti, 2016).
2.2.2.1 Gizi kurang
27
terutama pneouminia sehingga risiko kematian menjadilebih besar
dibandingkan dengan berat badan lahir normal.
28
pembakaran obat nyamuk dapat menyebabkan polusi udara yang dapat
menimbulkan ISPA (Yuslinda, Yasnani, & Ardiansyah, 2017)
2.2.3 Etiologi
29
c. Influenza virus
d. Respiratory syncytial virus (RSV)
e. Parai nfluenza virus.
2.2.3.3 Fungsi penyebab pneumonia
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur
oportunistik, dimana spora jamur masuk kedalam tubuh saat menghirup
udara. Organisme yang menyerang adalah Candida sp. , Aspergillus sp.,
Cryptococcus neoformans.
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di orofaring,
kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber patogen yang
mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor risiko pada inang dan terapi yaitu
pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, dan tindakan invansif pada
saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan
di ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien
menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman pathogen akibatnya terjadi
kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi. Proses infeksi dimana patogen tersebut
masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah dapat melewati mekanisme pertahanan
inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral
(antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara
alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini
menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada
pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan ,
dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi
dengan adanya dahak dan fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan
bernafas, dapat terjadisianosis, asidosis respiratorik dan kematian.
Berikut ini merupakan WOC pneumonia:
30
Penyebab Pneumonia
(Baktri, virus, fungi)
Hipotermia
Keluarnya caian plasma, darah, dan secret dari
kapiler masuk ke alveoli sebgai tanda respon
Kesulitan bernafas tubuh
Hipoksia
Rasio fentilasi
menurun
Intoleransi
aktifitas
Gangguan pertukan gas
31
penggunaan prosedur diagnostik invasif, etiologi non infeksi yang relatif lebih sering,
dan faktor patogenesis (Said, 2008).
Menurut Said (2008) gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak
bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
A. Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan GIT seperti mual, muntah atau diare: kadang-kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
B. Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara
napas melemah, dan ronki, akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda
pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi dan auskultasi
paru umumnya tidak ditemukan kelainan (Said, 2008).
Pengkajian
32
Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia
7. Pernafasan
Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan
dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas
Bronkial
Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku
8. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin
pada kasus rubela / varisela
9. Penyuluhan
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
b. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural, dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrate, empisema, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi, atau
penyebaran/perluasan infiltrate nodul.
GDR / nadi oksimetri : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas
paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : dapat diambil dengan biopsi
jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberoptik atau biopsi pembukaan
paru untuk mengatasi organisme penyebab.
JDL : Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan perkembangannya
pneumonia bakterial.
Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosa organisme
khusus.
LED : meningkat
Pemeriksaan fungsi paru
Elektrolit : Na & klorida mungkin rendah.
33
Nursing Diagnoses Nursing Outcomes Nursing Interventions
(NANDA) (NOC) (NIC)
Bersihan Jalan Nafas Status Pernafasan Manajemen Jalan Nafas
Tidak Efektif D.0001 (0415) (3140)
Frekuensi Melakukan fisioterapi
Definisi : Ketidakmampuan pernafasan dada, sebagaimana
membersihkan sekret atau (041501) mestinya
obstruksi jalan napas untuk Irama pernafasan R : Agar sekret dapat
mempertahankan jalan (041502) berkumpul pada satu
napas tetap paten. Pernafasan tempat sehingga
cuping hidung memudahkan klien
(041528) untuk menerapkan
Kepatenan jalan batuk efektif
nafas (041532) Memotivasi paisen
Status Pernafasan: untuk bernafas pelan,
Pertukaran Gas (0402) dalam, berputar dan
Saturasi oksigen batuk
(040211) R : Membantu
34
meniup dengan bola
ping pong, meniup
bulu)
R : Agar klien tidak
merasa kesusahan
selama menjalani
perawatan
Memposisikan untuk
meringankan sesak
nafas
R : Meringkan sesak
nafas
danmemudahkan klien
untuk bernafas
Monitor Pernafasan (3350)
Memonitor kecepatan,
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
R : Memantau
perkembangan klien
terkait status
pernafasannya
Memonitor
kemampuan batuk
efektif pasien
R : Melihat
kemampuan pasien
dalam melakukan
batuk efektif
Memonitor sekresi
pernafasan pasien
R : Memantau apakah
masih terdapat sekresi
35
yang dapat
menghambat jalan
nafas pasien
Memonitor hasil foto
thoraks
R : Memantau sekresi
setalah diberikan
tindakan
Memberikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan (misalnya.,
nebulizer)
R : Membantu
melegakan jalan nafas
klien
Ketidakefektifan pola Status Pernafasan: Manajemen Jalan Nafas
napas berhubungan dengan Ventilasi (0403) (3140)
Hiperventilasi Frekuensi Memotivasi pasien
pernafasan untuk bernafas pelan,
Definisi : Inspirasi dan/atau (040301) dalam, berputar dan
ekspirasi yang tidak Irama pernafasan batuk.
memberi ventilasi adekuat. (040302) R : Membantu
Kedalaman mengeluarkan lendir
Domain 4. inspirasi (040303) dan melancarkan
Aktivitas/Istirahat. Kelas 4. Penggunaan otot jalan nafas
Respons bantu nafas Menggunakan tehnik
Kardiovaskular/Pulmonal. (040309) yang menyenangkan
00032 Status Pernafasan: untuk memotivasi
Kepatenan Jalan Nafas bernafas dalam
(0410) kepada anak-anak
Frekuensi (misal: meniup
pernafasan gelembung, meniup
(041004) kincir, peluit,
36
Irama pernafasan harmonika, balon,
(041005) meniup layaknya
Pernafasan pesta, buat lomba
cuping hidung meniup dengan bola
(041013) ping pong, meniup
Batuk (041019) bulu)
Berat Badan: Massa R : Agar klien tidak
Tubuh (1006) merasa kesusahan
(100601) perawatan
37
(121131) perkembangan klien
terkait status
pernafasannya
Manajemen Obat (2380)
Menentukan obat apa
yang diperlukan dan
kelola menurut resep
dan/atau protokol
R : Untuk mengetahui
jenis obat dan dosis
yang tepat diberikan
kepada klien
Memfasilitas
perubahan pengobatan
dengan dokter
R: Mencegah
terjadinya kesalahan
dalam menentukan
pengobatan
Mengajarkan pasien
dan/atau anggota
keluarga mengenai
metode pemberian
obat yang sesuai
R: Meningkatkan
pengetahuan klien dan
keluarga mengenai
bagaimana cara
pemberian obat yang
sesuai
Menentukan dampak
penggunaan obat pada
gaya hidup pasien
38
R: mengetahui efek
obat sebelum
dikonsumsi
Menganjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan makanan
tertentu berdasarkan
perkembangan atau
usia (misalnya:
peningkatan kalsium,
protein, ciran dan
kalori untuk wanita
untuk menyusui,
peningkatan asupan
serat untuk mencegah
konstipasi pada orang
dewasa yang lebih
tua)
R: Meningkatkan
nafsu makan disertai
dengan asupan nutrisi
yang baik
Ketidakseimbangan Nafsu Makan Manajemen Gangguan
nutrisi: kurang dari Status Nutrisi: Asupan Makan (1030)
kebutuhan berhubungan (1014) Memonitor
dengan kurang asupan Energi untuk intake/asupan dan
makanan makan (101405) asupan cairan secara
Intake makanan tepat
Definisi : Asupan nutrisi (101406) R: Mengetahui jumlah
tidak cukup untuk Intake nutrisi asupan makanan yang
memenuhi kebutuhan (101407) masuk dalam tubuh
metabolik Intake cairan Memonitor perilaku
(101408) klien yang
39
Domain 2. Nutrisi. Kelas 1. Rangsangan berhubungan dengan
Makan. 00002 untuk makan pola makan,
(101409) penambahan dan
Makanan & Cair (1008) kehilangan berat
Asupan makanan badan
secara oral R: Melihat pola
(100801) makan klien yang
Asupan cairan dapat mempengaruhi
secara oral penambahan dan
(100803) penururunan berat
badan
Berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain
untuk
mengembangkan
rencana perawatan
dengan melibatkan
klien dengan orang-
orang terdekatnya
dengan tepat
R: bekerjasama
dengan tnega
kesehatan gizi untuk
meningkatkan rencana
perawatan klien
terkait status asupan
makan
Membangun program
perawatan dan follow
up (media konseling)
untuk manajemen
rumah
R: membuat program
40
konseling ke rumah-
rumah untuk
meningkatkan asupan
makan klien
41
peningkatan asupan
serat untuk mencegah
konstipasi pada orang
dewasa yang lebih
tua)
R: Meningkatkan
nafsu makan disertai
dengan asupan nutrisi
yang baik
Evaluasi
2.3 Difteri
2.3.1 Pengertian
42
2.3.2 Faktor Resiko
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vensya (2002) beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian difteri :
a kepadatan serumah,
b kepadatan hunian kamar tidur, dan
c adanya sumber penularan.
43
2.3.3 Patofisiologi
Aliran Sistemik
Mengeluarkan toksin
(eksotoksin)
44
c Pusing,
d Demam tinggi,
e Radang konjungtiva,
f Nyeri telan,
g Kelemahan otot,
h Sesak nafas,
i Bahkan gagal jantung yang dapat berakibat kematian mendadak.
1. Identitas Klien
a. Usia
Sering terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun dan jarang ditemukan pada
orang dewasa diatas 15 tahun.
b. Suku bangsa
Dapat terjadi diseluruh dunia terutama di negara-negara miskin
c. Tempat tinggal
Terjadi pada sebagian pendduk di tempat-tempat pemukiman yang rapat,
sanitasi kurang baik dan fasilitas kesehatan yang kurang
2. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang dirasakan yaitu sesak nafas disertai dengan nyeri menelan
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami sesak nafas, sakit menelan dan tidak mau makan. Sehingga klien
lemas, lesu, pucat, sakit kepala anoreksia.
4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya :
Klien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring, dan saluran
nafas atas dan mengalami flu dengan sekret bercampur darah
5. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Adanya keluarga yang mengalami difteri
6. Riwayat Pola Hidup :
a. Pola nutrisi dan metabolism
Jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
b. Pola istirahat dan tidur
Anak P mengalami sesak nafas sehingga mengganggu istirahat dan tidur
45
c. Pola aktivitas
Anak P mengalami gangguan aktivitas karena demam
d. Pola eliminasi
klien mengalami penurunan jumlah urin dan feses karena jumlah asupan
nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Penunjang:
a. Bakteriologik. Preparat apusan kuman difteri dari bahan apusan mukosa hidung
dan tenggorok (nasofaringeal swab)
b. Darah rutin : Penurunan kadar HB dan leukosit polimorfonukleus, penurunan
jumlah eritrosit dan kadar albumin.
c. Urin lengkap : aspek, protein dan sedimen
d. Enzim CPK, segera saat masuk RS
e. Ureum dan kreatinin (bila dicurigai ada komplikasi ginjal)
f. EKG secara berkala untuk mendeteksi toksin basil menyerang sel otot jantung
dilakukan sejak hari 1 perawatan lalu minimal 1x seminggu, kecuali bila ada
indikasi biasa dilakukan 2-3x seminggu.
46
g. Schick Tes: tes kulit untuk menentukan status imunitas penderita, suatu
pemeriksaan swab untuk mengetahui apakah seseorang telah mengandung
antitoksin
Diagnosa Keperawatan
47
Tingkat Nyeri (2102) mengetahui perkembangan
1 Tidak ada nyeri yang pasien tidak lagi mengalami
dilaporkan lagi oleh klien. otot bantu nafas lagi pada
2 Klien tidak lagi saat pasien bernafas
mengalami kehilangan 3. Monitor keluhan
nafsu makan. sesak nafas pasien,
3 Frekuensi nafas klien termasuk kegitan
kembali normal yang meningkatkan
Tekanan darah klien kembali atau memperburuk
normal yaitu 120/80 mmHg sesak nafas tersebut
Rasional: Memonitor dapat
mengetahui perkembangan
apakah pasien sudah tidak
mengalami sesak nafas
48
penggantian masker
oksigen/nasal kanul
setiap kali perangkat
diganti
Rasional: perawat
memastikan kembali nasal
kanul klien setiap kali
diganti, memastikan
kebersihan dan aliran nasal
kanul
4. Memonitor
kecemasan klien
yang berkaitan
dengan kebutuhan
mendapatkan terapi
oksigen
Rasional: memonitor klien
dapat mengetahui dengan
tepat tentang kecemasan
yang berkaitan dengan terapi
oksigen yang sedang
dilakukan.
Manajemen Nyeri(1400)
1. Menggunakan
strategi komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
dan sampaikan
penerimaan pasien
terhadap nyeri
Rasional : strategi
49
komunikasi terapeutik dapat
memudakan perawat untuk
mengetahui nyeri yang
dirasakan dan
menyampaikan bagaimana
cara klien untuk menerima
nyeri.
2. Menggali bersama
pasien faktor-faktor
yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
Rasional: perawat dapat
mengetahui faktor-faktor
yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri pasien
3. Mengajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
Rasional: mengajarkan
pasien agar dapat mengatasai
nyeri secara mandiri
4. Mendorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan menangani
nyeri dengan tepat
Rasional: mendorong pasien
dalam melakukan hal
tersebut agar pasien dapat
memanajemen nyerinya
secara mandiri
50
2. Gangguan menelan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi(1100)
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam 1. Menentukan status
abnormalitas pada fase diharapkan masalah keperawatan gizi pasien dan
faring pada pemeriksaan gangguan menelan pasien dapat kemampuan untuk
menelan teratasi dengan kriteria hasil : memenuhi status gizi
Rasional : untuk mengetahui
(Domain 2, kelas 1, kode Status Menelan : Fase kebutuhan nutrisi gizi klien
00103) Faringeal (1013) yang dibutuhkan tubuh, hal
1. Pasien tidak mengalami yang dilakukan perawat
Definisi : abnormalitas gangguan reflek menelan peratama yaitu menentukan
fungsi mekanisme 2. Pasien tidak lagi status gizi klien.
menelan yang dikaitkan mengalami gangguan
dengan deficit struktur penerimaan makanan 2. Menciptakan
atau fungsi oral, faring, 3. Pasien tidak mengalami lingkungan yang
atau esophagus. batuk optimal pada saat
mengkonsumsi
Status Nutrisi: Energi (1007) makanan
1. Kondisi pasien tidak Rasional: lingkungan yang
menyimpang dari rentang optimal pada saat klien
stamina normal sangatlah penting dalam
2. Daya tahan pasien tidak proses penyembuhan karena
menyimpang dari rentang klien dengan penyakit difteri
normal yang identic dengan klien
3. Pertumbuhan klien tidak anak yang memiliki
menyimpang dari batas dunianya sendiri.
normal 3. Memastikan
makanan disajikan
dengan cara menarik
dan pada suhu yang
paling cocok
konsumsi secara
optimal
Rasional : makanan yang
51
disajikan menarik akan
menambah nafsu makan
anak yang sedang
mengalami difteri
4. Menawarkan
makanan ringan yang
padat gizi
Rasional: klien akan merasa
bosan dengan makanan yang
diberikan oleh rumah sakit,
oleh karena itu perawat
dapat menawarkan makanan
ringan yang kaya akan gizi
sesuai dengan kebutuhan
klien.
Pencegahan Aspirasi
(3200)
1. Memonitor tingkat
kesadaran, reflex
batuk, gangguan
reflex, kemampuan
menelan
Rasional :
memonitor klien dapat
mengetahui dengan tepat
tentang kemampuan menelan
saat mengkonsumsi makanan
2. Memonitor status
pernapasan
Rasional : perawat
52
memonitor klien degan tepat
dan efektif terkait status
pernapasan yang identic
dengan difteri
3. Memberikan
perawatan mulut
Rasional : perawatan mulut
dapat membersihkan serta
mencegah infeksi dan
tumbuhnya jamur.
53
3. Menginstruksikan
pasien untuk tidak
berbicara selama
makan
Rasional :
memberipengertian kepada
klien untuk tidak berbicara
selama makan, karena hal
tersebut dapat menghindari
risiko tersedak makanan
4. Memonitor hidrasi
tubuh (intake, output,
turgor kulit,
membram mukosa)
Rasional:
memonitor klien dapat
mengetahui dengan tepat
tentang kebutuhan intake,
output, maupun turgor kulit
klien
54
psikospiritual, lingkungan, makanan pasien terpenuhi kecemasan yang dirasakan.
budaya, dan/atau sosial. 3. Suhu tubuh pasien 2. Mendorong keluarga
kembali normal 36,5-37,5 untuk mendampingi
derajat celcius klien dengan cara
4. Pasien tidak lagi yang tepat
mengalami sesak nafas Rasional: mendorong
keluarga dalam peran
Tidur (0004) mendampingi agar klien
1. Pola tidur pasien kembali merasa aman dan dapat
normal mengurangi kecemasan
2. Kualitas tidur pasien
kembali normal 3. Mendengarkan klien
3. Tempat tidur yang Rasional: mendengarkan
nyaman untuk pasien saat keluh kesah klien dapat
beristirahat mengurangi tingkat
4. Pasien tidak lagi kecemasan
mengalami kesulitan 4. Mengkaji untuk
memulai tidur tanda verbal dan non
verbal kecemasan
Rasional : perawat mengkaji
Kecemasan melalui tanda
verbal dan non verbal klien
untuk mengetahui tingkat
kecemasan
Peningkatan
Keamanan(5380)
1. Menyediakan
lingkungan yang
tidak mengancam
klien
Rasional :menyediakan
lingkungan yang tidak
55
mengancam agar klien
merasa aman dan nyaman
2. Memposisikan diri di
sisi klien dan
memberikan jaminan
keamanan selama
periode kecemasan
Rasional: perawat
memposisikan diri disisi
klien untuk memberikan rasa
nyaman dan aman
3. Memeluk anak kecil
dengan tepat
Rasional: memeluk anak
kecil merupakan salah satu
cara untuk menenangkan
klien
4. Menyediakan
fasilitas orang tua
klien agar dapat
menginap bersama
anak yang dirawat di
rumah sakit
Rasional: Dengan
menyediakan fasilitas orang
tua klien akan merasa
nyaman dana man dekat
klien
Peningkatan Tidur(1850)
1. Menentukan pola
tidur/aktivitas klien
Rasional: Menjadwalkan
56
pola tidur klien akan
membantu klien untuk
beristirahat dan mengurangi
tingkat kelemasan
2. Memonitor/ mencatat
pola tidur klien dan
jumlah jam tidur
Rasional: memantau
perkembangan kualitas tidur
klien
3. Memonitor pola tidur
pasien dan mencatat
kondisi
fisik(misalnya, apnea
tidur, sumbatan jalan
nafas,
nyeri/ketidaknyaman
an, dan frekuensi
buang air kecil) dan
psikologis
(ketakutan/kecemasa
n) keadaan yang
menggangu tidur.
Rasional : mengidentifikasi
penyebab dan
menghindari/mengawasi
penyebab terganggunya pola
tidur
4. Mengajarkan klien
dan orang terdekat
klien mengenai
faktor yang
berkontribusi
57
terjadinya gangguan
pola tidur (misalnya,
fisiologis, psikologis,
pola hidup,
perubahan shift kerja
yang sering,
perubahan zona
waktu yang cepat dan
faktor lingkungan
lainnya)
Rasional: memberikan
penjelasan kepada klien
mengenai faktor penyebab
terganggunya pola tidur
sehingga klien dapat
menghindari hal tersebut.
Evaluasi
Pola nafas klien kembali normal, dan klien dapat bernafas dengan nyaman
Klien dapat menelan makanan dengan nyaman, dan nutrisi dapat terpenuhi
Meningkatkan rasa nyaman klien, dan gejala penyakit dapat teratasi
58
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). 5th ed. United states of America: Mosby Elseiver.
Dochteran, J. M., & Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classification (NOC). 6th
ed. America: Mosby Elseiver
Anwar, A., & Dharmayanti, I. (2014). Pneoumonia pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal
Kesehtan Masyarakat Nasional, 360-364.
60
Garina, L. A., Putri, S. F., & Yuniarti. (2016). Hubungan Faktor Risiko dan Karakteristik
GejalaKlinis dengan Kejadian Pneumonia pada Balita. Gblobal Medical and
Health Communication, 27.
Hartati, S., Nurhaeni, N., & Gayatri, D. (2012). FAKTOR RISIKO TERJADINYA
PNEUMONIA PADA ANAK BALITA. Jurnal Keperawatan Indonesia, 13-20.
Nasution, M., Hakimi, M., & Hartini, T. S. (2017). ASUPAN SENG YANG RENNDAH
SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEPARAHAN PNEUMONIA ANAK USIA 12-59
BULAN. Jurionnal of the Indonesian Nutrion Association, 38.
61